Episode 10
💕JANGAN LUPA LIKE+SUBSCRIBE💕
Arkana berseru setelah menyeduh kopi di atas meja, dekat mesin print. Ia pun mengerutkan keningnya
Bu Olivia
Ada apa Sir Arkana?
Pak Arkana
Sepertinya mahasiswi tadi salah bawa kopi bu
Pak Arkana
Ini kopinya tidak ada rasa sama sekali, hambar...
Bu Olivia
Apa kata Anda barusan?
Bu Olivia menghentikan pekerjaannya lalu berjalan cepat ke arah dimana Arkana berdiri
Pria itu mengangkat cangkirnya ke atas. Menunjukkan cangkir itu pada wanita disampingnya
Pak Arkana
Saya tidak pernah seserius ini sebelumnya Bu oliv
Bu Olivia sontak meraih satu sendok dari meja pantry dan mencicipi kopi tersebut
Benar saja kopinya tidak berasa. Bu Olivia langsung panik sambil meletakkan sendok di tangan ke atas meja
Bu Olivia
Bagaimana ini ya?
Wanita itu menoleh pada Arkana
Bu Olivia
Beliau tidak suka kopi pakai gula
Bu Olivia
Kopi itu pasti sangat manis
Koridor lantai tiga--ruangan B4
Agatha sampai di depan pintu ruangan B4
Agatha Kinaya
Kenapa aku mengiyakannya tadi?
Ia mengetuk pintu di hadapannya dan setelah ada jawaban Agatha melangkah masuk
Pertama sekali ia tidak melihat keberadaan pria itu di dalam sana, namun tak sengaja ia mendengar suara dari balik rak buku di sudut sebelah kanan
Sebuah lemari dengan deretan buku berjejer rapi disana
Agatha Kinaya
//Apa ini ruangan khusus milik pria judes itu?
Agatha Kinaya
//Ruangannya sangat berbeda
ucap Agatha dalam hati sambil menyembulkan kepalanya mencari pria tersebut
Agatha Kinaya
Permisi Pak...
Agatha Kinaya
/ucapnya pelan
Agatha Kinaya
//Apa-apaan ini...
Agatha Kinaya
//Kenapa di dalam kampus ada seperti ini?
Agatha terus saja memperhatikan setiap sudut dari ruangan dimana ia berada
Sampai ia tidak sadar kalau sejak tadi ia sudah diperhatikan oleh sesorang
Agatha Kinaya
Maafkan saya pak...
Agatha Kinaya
I-ini kopinya.. mau ditaruh dimana pak?
Marven Agraishs Williams
...
Agatha Kinaya
Apa aku melakukan kesalahan lagi?
Marven Agraishs Williams
/napas tersengal-sengal
Agatha menatap manik mata pria itu yang ternyata mulai berembun
Marven Agraishs Williams
Akh...
Agatha Kinaya
Anda tidak apa-apa?
Agatha Kinaya
/mengerutkan dahi
Agatha yang khawatir melihat ekspresi pria itu langsung saja bergerak masuk lebih dalam
Marven Agraishs Williams
T-tidak apa-apa
ucap Marven seraya mengangkat tangan ke udara seolah mengisyaratkan Agatha untuk tetap di tempatnya
Agatha Kinaya
/berhenti melangkah
Marven Agraishs Williams
Taruh kopinya di meja itu dan keluar dari ruangan ini
Marven Agraishs Williams
Ahhh
Marven Agraishs Williams
/merintih
Agatha Kinaya
Anda benaran tidak apa-apa?
Agatha Kinaya
A-apa ada sesuatu yang bisa saya bantu?
ucap Agatha setelah meletakkan cangkir itu di atas meja
Matanya tetap saja tidak bisa menghiraukan pria itu yang tampak menarik napas berulang kali
Marven Agraishs Williams
Jangan mendekat
Marven Agraishs Williams
Argh...
Marven Agraishs Williams
Berhenti disana!
Marven Agraishs Williams
Apa kau sungguh tuli?
Agatha mendekat. Ia menghiraukan ucapan pria itu dan semakin memberanikan diri mengayunkan kedua kakinya mendekati Marven yang tampak mengeluh kesakitan
Agatha berjongkok. Masih menyisakan jarak antara dirinya dan pria itu
Agatha Kinaya
Bapak kenapa berkeringat sebanyak itu?
Agatha Kinaya
Bapak yakin tidak apa-apa?
Marven Agraishs Williams
Keluar!!
Bentak Marven membuat Agatha yang mendekat memundurkan langkahnya
Agatha diam di posisinya setelah ia mundur selangkah
Sedangkan Marven merunduk seraya menyentuh dadanya. Peluh kian membanjiri dahinya yang mulus
Marven Agraishs Williams
Kenapa belum keluar?!
Marven Agraishs Williams
/melirik tajam
Marven Agraishs Williams
Apa kau benaran tuli?!
Marven Agraishs Williams
Kenapa kau sangat susah diperintah, Agatha?!
Marven Agraishs Williams
Keluar saya bilang!
Agatha Kinaya
/menelan ludah
Agatha Kinaya
Athala bilang saya harus menemui bapak di ruangan ini
Agatha Kinaya
Ada perlu apa bapak dengan saya?
Marven menghembuskan napas berat. Ia tidak habis pikir dengan isi kepala gadis yang masih betah berdiri di dekatnya
Sungguh, ia sudah tidak tahan lagi dengan dadanya yang sesak, apalagi gadis itu sulit sekali menuruti perintahnya
Marven Agraishs Williams
Ke-keluar, Agatha
ucapnya dengan suara lirih tak tertahan
Agatha tersadar. Pria itu sepertinya terkena sesak napas.
Marven Agraishs Williams
/berdiri
Agatha Kinaya
Pak Marven!!
Agatha sontak mendekat dan menyentuh lengan pria yang baru saja jatuh menghantam lantai
Untung kepala itu tidak menghantam sisi lemari
Marven Agraishs Williams
Menjauh dari saya!!
Marven mendorong Agatha kasar hingga terduduk di lantai
Seolah tuli dan abai, Agatha kembali mendekati Marven. Tidak peduli dengan tatapan tajam itu menatapnya
Agatha Kinaya
Bapak punya penyakit sesak napas?
Agatha Kinaya
Bapak punya inhaler?
Marven Agraishs Williams
/memandang Agatha
Agatha Kinaya
Saya punya sepupu yang gejalanya persis seperti bapak
Agatha Kinaya
Apa sangat sakit?
Agatha memang kadang-kadang tidak memakai otaknya untuk berpikir
Bisa-bisa nya ia bertanya setelah melihat kondisi pria itu hampir mati sesak napas
Marven Agraishs Williams
/mengangguk ringan
Agatha Kinaya
Inhaler nya ada dimana?
Marven Agraishs Williams
Di dalam tas di atas sofa
Agatha langsung bangkit berdiri dan berjalan menuju sofa dimana tas pria itu berada
Marven Agraishs Williams
//aroma ini
Marven Agraishs Williams
//Kenapa aromanya mengingatkan ku pada Hanna
Sementara Agatha, perempuan itu masih merogoh tas milik pria tersebut, mencari inhaler dan.. ketemu. Segera ia memberikannya pada Pak Marven
Marven yang berkeringat dingin mengendurkan dasi dikerahnya seraya bersandar di belakang rak buku
Agatha segera kembali pada pria itu, membawa inhaler di tangannya
Melihat pria itu gemetaran hebat, Agatha berjongkok, merangkul tubuh pria itu lebih dekat kearahnya
Bila orang lain melihat aksi Agatha itu, mereka yakin Agatha sedang pelukan dengan pria itu
Agatha Kinaya
Ini inhaler nya
Marven dengan cepat meraih benda itu dari tangan Agatha
Agatha masih mendekap tubuh pria bergetar itu dalam pelukannya
Sambil mendekap, Agatha juga mengusap perlahan-lahan lengan pria tersebut
Marven Agraishs Williams
/menarik napas pelan-pelan
Agatha Kinaya
Anda harus lebih tenang
Agatha Kinaya
Tarik napasnya secara perlahan
Marven Agraishs Williams
/menarik napas
Agatha Kinaya
Ya begitu..ulangi terus pak
Agatha Kinaya
Apa Anda sudah merasa mendingan?
Agatha masih merengkuh tubuh Marven dari samping. Ia mungkin tidak sadar dengan apa yang ia lakukan
Tapi bagi pria itu sendiri ini sungguh hal yang tidak terduga melihat respon Agatha yang sigap padanya
Ia juga tidak menyangka kalau respon Agatha akan melakukan hal semacam ini untuk menenangkannya
Marven Agraishs Williams
Sampai kapan kau akan melakukannya?
Agatha Kinaya
Saya tidak bermaksud
Marven Agraishs Williams
Mendekat lah Agatha
Agatha Kinaya
Saya harus pergi
Agatha Kinaya
Maafkan perbuatan saya barusan
Agatha Kinaya
Saya tidak ada—
Marven Agraishs Williams
Mendekat lah Agatha..
Agatha menoleh setelah ia sudah berdiri dan hendak pergi dari tempat itu. Namun, suara lirih pria itu kembali membuatnya berhenti dan berpikir
Marven Agraishs Williams
Ku mohon mendekatlah
Agatha Kinaya
Untuk apa saya melakukan itu?
Agatha Kinaya
Tadi itu saya benar-benar khawatir kalau bapak kenapa-napa dan saya—
Agatha Kinaya
Saya juga ada di tempat ini bersama Anda
Agatha Kinaya
Saya tidak mau masuk penjara kalau Anda sampai kenapa-napa
Agatha Kinaya
Saya tidak ingin jadi tersangka kalau An—
Marven Agraishs Williams
/memejamkan mata
Marven kembali menatap Agatha yang masih memandangnya
Entah mengapa, gadis di depannya itu selalu berpikiran hal yang tidak bisa ia tebak
Marven Agraishs Williams
Saya mohon Agatha
Marven Agraishs Williams
Mendekatlah...
Agatha menatap manik mata pria itu dengan lekat. Tatapan penuh harap kepadanya
Agatha pun bergerak dengan langkah pelan. Dengan instingnya, ia hanya berjarak satu jengkal di depan pria itu
Ia bisa kalah cepat keluar dari ruangan itu kalau pria itu melakukan hal yang tidak Agatha sangka
Ia berjongkok dan benar-benar gugup mengingat diruangan ini hanya ada mereka berdua saja
Marven Agraishs Williams
Boleh saya memelukmu?
Ia tidak bisa berkata-kata apapun setelah beberapa detik kalimat itu lolos dari mulut dosennya sendiri
Marven Agraishs Williams
/menahan tangan Agatha
Marven Agraishs Williams
Saya mohon
Marven Agraishs Williams
Hanya memeluk sebentar dan tidak lebih
Agatha Kinaya
Bapak gila ya
Agatha Kinaya
Kenapa Anda meminta hal seperti itu?!
Agatha Kinaya
/menatap tajam
Agatha Kinaya
Maaf Pak.. saya bukan perempuan murahan
Agatha melangkah ke arah pintu, namun langkah nya tiba-tiba berhenti saat Marven mengatakan sesuatu
Marven Agraishs Williams
Kamu mengingatkan saya dengan tunangan saya yang meninggal lima tahun lalu
Agatha Kinaya
/menoleh dan melangkah
Marven Agraishs Williams
Kamu sama seperti dia, Agatha
Marven Agraishs Williams
Tidak ada bedanya sama sekali
Marven Agraishs Williams
Pertama kali saya melihatmu di artikel kampus ini
Agatha kian menepis jaraknya dengan pria itu sampai ia tertegun dan berjongkok di hadapan pria tersebut
Marven Agraishs Williams
Dia wanita yang sangat saya cintai
Marven Agraishs Williams
Sayangnya, wanita itu melakukan sebuah kesalahan
Marven Agraishs Williams
Saya sudah berusaha untuk mengabaikan keberadaanmu
Marven Agraishs Williams
Bahkan sampai meminta Bu Natalie untuk tidak memasukkanmu di kelas saya
Marven Agraishs Williams
Mereka tidak mendengar saya sama sekali
Marven Agraishs Williams
Saya punya trauma berat karena kehilangan calon istri saya
Marven Agraishs Williams
Maaf.. kamu sampai tahu masa lalu saya
Marven Agraishs Williams
Sekarang kamu bisa pergi
Marven Agraishs Williams
Jangan lupa tutup pintunya
Marven pun menyandarkan punggungnya di lemari, mengabaikan keberadaan Agatha yang masih berdiri di tempatnya
Situasi pun berubah hening
Ingin mengatakan sesuatu, tapi mulutnya tidak sanggup mengatakannya
Agatha Kinaya
Hanya sebentar?
Marven Agraishs Williams
/mendongak
Marven Agraishs Williams
Ya...
Marven Agraishs Williams
Hanya sebentar
Marven Agraishs Williams
Saya tidak akan mengambil kesempatan aapapun dari permintaan saya barusan
Agatha Kinaya
Kalau bapak sampai melakukan hal yang tidak-tidak
Agatha Kinaya
Saya akan menuntut bapak sesuai hukumnya
Marven Agraishs Williams
Saya terima
Agatha berjalan mendekati Marven. Ia berjongkok dengan lutut ditekuk ke lantai
Kedua lengannya mulai terbuka lebar ke arah pria itu, menyambutnya dengan degup jantung yang bergemuruh
Tanpa berlama-lama, Marven mendekat dan memeluk tubuh ramping Agatha dengan erat
Pria itu menghirup dalam-dalam aroma yang menyeruak ke indera penciumannya
Aroma yang lama menghilang dari hidupnya selama lima tahun ini
Sangat nyaman. Marven kian merapatkan kedua matanya menikmati aroma khas dari tubuh Agatha
Sementara Agatha tidak terlalu membalas pelukan itu tapi justru berpikir apa yang membuat Pak Marven seperti ini
Agatha Kinaya
//kehilangan calon istri
Agatha Kinaya
//Apa yang terjadi sebelumnya?
Agatha Kinaya
//Apa benar wanita yang pria ini cintai persis seperti diriku?
Comments