Dari jalanan yang ramai dengan kendaraan itu, manik Shasa menatap sebuah selebaran yang berterbangan di jalanan.
Tangan indah yang mengandung racun itu mengambil selebaran bertuliskan mencari artis dengan audisi. "Audisi? Aku tidak perlu bersusah-payah, mereka sendiri yang mengundang ku datang."
🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟
"Shella, kakak akan mencari mereka semuanya. Meksipun nama dan identitas mereka kau tutupi disini, tapi..... Aku akan menemukan mereka semua nya!" Shasa duduk di meja sambil menikmati kopi yang baru saja diantar untuknya.
Kesepian tampaknya adalah besti terbaik bagi hidup Shasa. Setelah kehilangan kedua orang tuanya, sekarang dia juga harus kehilangan adiknya sekarang. Adik yang ia jaga dan ia lindungi sepenuh hatinya, nyatanya tidak bisa ia selamatkan dari orang-orang yang seharusnya bisa ia ketahui.
🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟
Rambut yang terbiasa di ikat seperti bola dan ditutupi oleh topi dan sejenisnya. Sekarang dibiarkan tergerai, wajah yang terbiasa tertutupi oleh masker dan penutup wajah lainnya sudah terlihat bebas dengan sedikit riasan yang membuat wajah itu semakin mempesona.
Mata yang terbiasa menatap tajam ke arah monitor dan musuh sekarang memberikan tatapan bersahaja kepada orang lain. Bibir yang tak pernah terukir dengan senyuman sekarang seperti diskon besar-besaran.
Kaki jenjang itu melangkah memasuki gedung besar dengan segala kecanggihan disana. "Lantai audisi dimana ya?" Tanya Shasa kepada sosok penjaga yang berdiri menjaga keamanan.
Pria itu menatap Shasa dari ujung rambut hingga ujung kaki itu dengan tatapan yang bercampur aduk dengan persenan yang lebih dominan karena h@sr@t. "Lantai 10 Nona cantik." Ujar pria itu.
"Baik, terimakasih."
"Kalau gagal ikut audisi, ikut sama saya saja ke ranjang cantik." Tak lama pria itu tertawa diakhir kalimat nya.
"Tentu saja." Jawab Shasa dengan seringainya.
"Kalau bukan karena adikku, kau sudah tiada sekarang dasar c@bu1!" Geramnya sambil menaiki lift.
🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟
Tangan yang sebelumnya terbiasa memegang senjata sekarang memegang nomor audisi sebelum dipanggil.
Dengan dress coklat tua dan riasan serta perhiasan yang senada, Shasa duduk berbaur dengan peserta yang lainnya.
"Wah, kau sangat cantik." Telinga Shasa menangkap suara di sebelah timurnya.
"Tentu saja, siapa yang tau.... aku akan lulus audisi dan langsung mendapatkan film perdana ku!" Jelas wanita berambut lurus hitam itu.
"Pastinya, dan aku juga begitu!" Keduanya tertawa bersamaan tanpa memperdulikan orang-orang disekelilingnya.
Tampaknya ada beberapa regu yang terbentuk diantara peserta audisi ini. Manik Shasa juga menangkap sekumpulan wanita yang terlihat lebih elegan dan juga santai seolah tahu apa yang terjadi.
"Kau dengar apa yang mereka katakan?" Jelas seorang wanita berbulu mata melentik dan eyeliner tipis-tipis
"Mereka hanya sekumpulan ayam yang bermimpi menjadi angsa putih." Jelas yang lainnya.
"Benar! Mereka tidak tau usaha seperti itu tidak akan membawa mereka menuju dunia akting dan modeling."
"Karena apa?" Ujar mereka bersamaan sambil melihat satu sosok diantara mereka yang terlihat sangat santai tidak seperti peserta audisi.
"Karena power!" Ujarnya dengan senyum mautnya.
"Power?" Ulang Shasa sambil melirik sekumpulan wanita itu.
Nomor 2861 itu menjadi nomor yang tertera di salah satu bagian favorit dan menonjol pada wanita.
"Peserta 2861 silakan masuk!" Shasa segera menembus pintu tempat audisi itu dan terlihat beberapa juri yang tentunya dengan ke famous an.
"Baiklah, silakan dimulai!" Ujar salah seorang wanita dengan wajah juteknya.
Bersambung.....
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Dela Asmarani
padahal cerita nya menarik ya,,tapi hy satu yang komen
2025-01-28
1
Buke Chika
next, lanjut membaca
2023-11-15
1