Tanpa menunggu waktu lagi, Shasa menyalakan ponsel khususnya dan segera menghubungi nomor salah satu rekannya.
"Fredrick slavkosa...." belum selesai Shasa berbicara, tampaknya rekannya itu sudah tau kenapa dia dihubungi.
"Aku yakin kau sudah melihatnya. Kenapa? Apa sesuai dengan incaran mu juga?"
"Aku tidak ingin bermain. Katakan, kenapa....."
"Apanya? Ayolah S9 kau yang mengatakan tidak ingin diganggu. Karena itu aku tidak mengatakan apapun selain pertemuan terakhir kita dan juga ucapan untuk kesembuhan mu."
"Aku akan laksanakan tugasnya." Ucap Shasa dengan penuh keyakinan.
"Bagaimana dengan balas dendam mu?"
"Aku bisa mengatasinya. Katakan! Apa tugasnya."
"Kalau begitu lakukan penerbangan."
"Aku tidak bisa, itu membuang waktu. Kenapa tidak katakan saja?" Terdengar helaan napas di seberang sana dan juga suara lain yang tampak Shasa ketahui.
"Agen S9. Aku senang kau mengubungi kami."
"Aku baru sempat Sir. Aku akan mengambil tugasnya."
"Datanglah kesini dulu."
"Aku sudah katakan, aku tidak bisa."
"Kau tau target yang kau hadapi?" Shasa terdiam sejenak sambil mengamati data di tangannya.
"Ya, aku tau."
"Aku bukannya meragukan kemampuan mu. Tapi, aku tidak bisa melepaskan mu sendirian. Setidaknya kemari dan dengarkan rencana nya."
"Aku rasa tidak perlukan itu sir. Targetnya sudah mendekati jebakan."
"Kau menjeratnya?" Shasa tertawa kecil menangapi ucapan pria itu.
"Tidak, dia sendiri yang mendatangi ku. Aku tau sir sudah mengetahui apa yang aku lakukan disini."
"Apa dia bagian dari balas dendam mu?"
"Bisa iya bisa juga tidak. Tapi, apapun hasilnya tetap salah satu prioritas utama bukan?"
"Aku sendiri belum mengetahui kedalaman berbahaya nya S9, jangan bertindak gegabah karena dendam mu. Itu secara tidak langsung melibatkan perasaan, bukannya aku tidak berduka atas kehilanganmu. Tapi perasaan tidak bisa menjadi bagian dari tugas para agen ku.
"Aku menggunakan kepalaku seratus persen sir. Aku tidak pernah bermain perasaan, aku pastikan itu." Shasa mengatakan dengan lantang dan penuh keyakinan.
"Baiklah, persiapkan rencana nya. Aku akan mengirimkan hal yang kau butuhkan yang aku dapatkan." Tampak salah satu rekan Shasa kaget dengan keputusan atasannya dan ingin mengatakan penolakan tapi langsung ditepis.
"Itu artinya kau kembali berkerja? Dan aku ingatkan kau tidak boleh mundur sebelum selesai dan secara tidak langsung prioritas mu akan terbagi, bagaimana?"
"Aku siap!"
🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟
"Hanya satu cara untuk membuat dia terjebak. Yaitu permainan kekasih."
Shasa membalas pesan yang Fredrick berikan padanya dan membuat Fredrick ingin melakukan pertemuan di salah satu restoran.
"Jadwal ku kosong bukan?" Tanya Shasa sambil memasang kalung indah sebagai riasan terakhir dari penampilannya.
"Iya, kau akan segera pergi?"
"Ya, aku harus berikan kesan yang baik bukan?" Ujar Shasa dengan senyuman.
"Aku berharap semuanya berjalan dengan baik." Shasa melenggang pergi ketika ada notifikasi dari Fredrick yang mengatakan jemputan darinya sudah tiba.
Menjadi aktris besar tampaknya membuat Shasa diliput dalam hal apapun, tapi setidaknya itu tidak menganggu aktivitasnya untuk memulai rencana. Dengan mobil mewah bewarna abu-abu itu, Shasa masuk dan duduk manis dengan pelayanan dari supir utusan Fredrick.
"Sudah Nona?"
"Ya, sudah."
Perjalanan yang memakan waktu sekitar setengah jam itu akhirnya berakhir juga dan mengantarkan Shasa di sebuah restoran mewah dan juga privat. Tampak salah satu ajudan Fredrick mendampinginya menuju kursi dimana Fredrick berada.
"Akhirnya kau sampai juga Senorita, bagaimana perjalanan nya? Aku harap tidak ada masalah." Fredrick langsung menyambut Shasa dengan kecupan lembut di punggung tangan nya.
"Baik, semuanya baik. Apa aku lama?"
"Tidak, aku yang terlalu cepat. Kau terlihat cantik seperti saat pertemuan kita, dan lebih cantik dari pada layar kaca."
"Kau juga."
"Kau suka wine?" Tanya Fredrick yang diangguki oleh Shasa.
Fredrick menepuk tangan nya dan tak lama pelayan datang dengan minuman mahal itu.
"Cheers untuk makan malam bersama kita." Shasa mengambil gelas kaca itu dan meminumnya setelah Fredrick meminum cairan anggur itu.
"Jujur saja aku sangat suka dengan mu. Tepatnya pertemuan pertama kita, bagaimana kalau kita berkencan? Maksudnya berkenalan lebih lanjut." Shasa sudah menduga pertanyaan ini dan tersenyum manis.
"Aku sangat tersanjung. Jujur saja aku baru dikenal banyak orang. Tampaknya perbedaan diantara kita cukup siginifikan."
"Ok aku mengerti, tapi tidak seperti itu. Keluarga ku tidak pernah mengatur ku dalam memilih pasangan."
"Apa aku harus jawab sekarang?" Ujar Shasa dengan malu-malu.
"Ya, itu lebih baik." Ketika Shasa ingin mengatakan sesuatu, kepalanya terasa pening dan membuat dirinya mulai menggelengkan kepala.
'Siiial! Ada sesuatu di es nya!'
Bersambung......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Buke Chika
ais sasha g hati2 kena jebakan nih
2023-12-11
3