Hukuman

Kegiatan pembelajaran itu berlangsung dengan baik. Olivia duduk di belakang dengan penampilan yang sangat sederhana. sangat berbeda dengan teman-teman satu kelas nya.

Dirinya tidak pernah memperhatikan seperti apa penampilannya. Baginya kemampuan dan atitude merupakan hal penting. Hal itu, membuat dirinya tidak memiliki teman di kelas nya. Karena memiliki gaya hidup yang sangat berbeda dengan Olivia.

Setelah dosen keluar dari ruangan. Olivia bergegas menuju perpustakaan. Bukan karena dirinya tidak memiliki uang, karena dirinya selalu menghabiskan waktu istirahat di perpustakaan bersama dengan tumpukan buku.

Sesampainya di perpustakaan. Olivia melihat sekeliling yang nampak sepi, hanya ada beberapa mahasiswa yang di sana. Saat ini Olivia merupakan mahasiswa tingkat akhir, sehingga lebih sering meluangkan waktu nya di perpustakaan.

'Ada dimana ya buku yang kemarin?'

Sekian lama akhirnya buku yang ia cari ketemu juga. Mulai duduk di salah satu ruang baca dan membuka setiap lembaran dalam buku itu. Memahami setiap kata dan kalimat, untuk menemukan pertanyaan dari dirinya.

Tidak terasa waktu istirahat berlalu begitu saja. Seakan-akan waktu berlalu begitu cepat, sampai Olivia tidak menyadari itu.

"Maaf ibu, Oliv mau meminjam buku ini, bisa?" Tanya Olivia dengan petugas perpus.

"Jangan sampai rusak dan waktu pengembaliannya satu minggu terhitung hari ini!" Ujar wanita berkaca mata itu.

"Baik ibu, terima kasih" Olivia tersenyum lembut. langkah nya kembali menjauh dari perpus, otaknya merepotkan untuk segera kembali ke ruangan.

Karena dirinya berjalan dengan menatap bawah. Ia tidak sengaja menabrak kakaknya yang sedang berjalan dengan para geng nya itu.

Brukk

"Oh May God! Ya! kalau jalan lihat-lihat! Lihat baju ku jadi kotor, aaaa Tas kesayangan ku juga ketimpahan Coffee!" Wanita itu menatap sedih ke arab baju dan tas kesayangan nya itu. seketika kemudian menatap wanita yang sudah membuat nya kotor dan bau ini.

"M...maaf kak, s...saya tidak sengaja" Olivia menunduk.

"Maaf? Heh, Gadis sialan! Kamu itu memang pembawa sial! Huuh! Terkontaminasi mata ku!" Ujar wanita itu dengan raut kemarahan yang begitu kental.

"Denger ya Oliv, pembahasan akan dimulai " Wanitanitu mendekat dan membisikkan kalimat dengan penuh penekanan.

Dirinya sudah tau pasti akan apa yang terjadi nanti. Kakaknya ini akan mengarang cerita, agar dirinya mendapatkan apa yang dia inginkan.

"Maaf kak, Oliv tidak sengaja " ujar nya dengan wajah yang terus menunduk.

"Udah lah sayang, kamu kan bisa beli lagi dengan yang lebih banyak" lelaki itu menengahi.

"Iya Alic, bener kata pacar mu itu, dari pada buang-buang tenaga, apalagi yang kamu hadapi gadis nerd" Ujar temannya dengan gaya yang nggak kalah hedon.

"Huh! minggir! dasar sialan!" Maki nya dengan mendorong kuat tubuh Olivia. karena tidak ada persiapan, alhasil Olivia terdorong dengan tubuhnya membentuk dinding pembatas.

Olivia masih menunduk sampai rombongan kakaknya perhi menjauh. seluruh kampus tidak tau kalau Olivia merupakan adik dari Alicia.

'Semangat Olivia! semua pasti bisa dilewati seperti sebelumnya'

Memberikan kekuatan pada dirinya sendiri adalah hal yang selalu ia lakukan, di saat dirinya tau akan berakhir seperti apa.

***

"Lihat ma, baju dan tas kesayangan ku ini rusak! ini semua gara-gara Olivia!" gadis itu mengadu dengan melebih-lebih kan.

"Kurang ajar! anak tidak tau diri, berani-beraninya dia merusak tas mu seperti ini!"

"Hiks... Iya mah, tadi Olivia tiba-tiba nabrak Alicia, dan ternyata dia bawa pisau lipat dan tas kesayangan ku jadi seperti ini" wanita itu merengek dengan penuh keyakinan. agar apa yang dilakonkan terlihat menjiwai.

"Udah ya, kamu besok bisa beli lagi, dan untuk anak sialan itu, biar mama yang kasih pelajaran. enak saja dia berani melakukan itu!" Wanita setengah baya itu menenangkan putri kesayangannya.

"Kalau gitu, Alicia masuk ke kamar dulu ya ma, capek mau istirahat" ujar wanita itu dengan senyum penuh arti.

"Iya sayang, mama mau nunggu anak itu pulang"

Alicia melangkah masuk kamar dengan raut wajah bahagianya. Bagaimana tidak, sekali tepuk dua nyamuk mati.

'Hanya dengan sekali bumbu dapat enak banyak, haha besok belanja tas baru dan rasain kamu oliv, tunggu saja pembalasan yang setimpal!'

wanita setengah baya itu duduk di kursi tunggal yang ada di ruang tamu. Sorotan matanya siap untuk menghukum siapa saja yang melintas di depannya.

Setelah sekian lama menunggu. akhirnya pintu itu terbuka dengan munculnya wanita muda dengan pakaian lusuh.

Olivia begitu masuk sudah melihat aura kemarahan sang mama. ia meneguk ludah kasar, ia sangat tau akan situasi ini.

"Kemana saja kamu, kaparat!" Teriak wanita itu.

"Maaf ma, Oliv tadi mengerjakan tugas dulu sebelum pulang" Olivia berdiri tidak jauh dari pintu dengann perasaan yang tidak karuan.

"Kesini kamu sialan! Kamu kira saya tidak tau, kelakuan kamu selama di kampus! dasar wanita sialan!" Teriak wanita itu.

"Kamu tau kesalahan apa yang telah kamu perbuat?" Wanita itu berjalan mendekati Olivia yang sedang menunduk.

"Jawab! kamu bisu?" wanita itu mencengkram dagu Olivia dengan kuat.

"Au! s...sakit ma"

"Denger baik-baik Olivia! kamu itu jangan pernah betingkah seolah kamu itu wanita yang paling tersakiti " wanita itu masih mengeratkan cengkraman nya dengan tatapan tajam yang menhujam.

"Jawab!"

"Oliv, nggak sengaja ma, maaf kan oliv" Air matanya kembali turun. membasahi pipi mulus yang terlihat pucat itu.

"Maaf! Sini kamu, ikut aku! anak sialan, memang harus di beri hukuman yang setimpal, Ayo!" Wanita itu menarik lengan Olivia dengan langkah yang cepat.

Mau tidak mau, Olivia mengembangkan langkah mamanya dengan idak tangis yang mengiringi . Sebenarnya dirinya ingin sekali tidak menangis, tapi matanya sangat lah lemah.

"Nggak usah cengeng! kamu itu harus mendapatkan hukuman yang setimpal! " Wanita itu membawa Olivia ke dalam gudang. gudang itu biasa di jadikan tempat untuk menghukum Olivia.

"Ma, Oliv nggak sepenuh nya salah, Oliv nggak sengaja Ma, hiks Ma maafin Oliv hiks hiks" ujar Olivia penuh dengan air mata.

Tetapi wanita itu seakan menuli kan pendengaran nya. terus menyeret wanita itu sampai di dalam gudang yang pengap dan gelap.

Brukk

wanita itu mendorong dan menyiram nya dengan air dingin. Seakan-akan Olivia adalah kuman uang harus dibasmi.

"Rasakan itu sialan! Sampai dengan besok, jangan harap kamu dapat makan!" Masih menyemprotkan air ke tubuh Olivia yang sudah mengigil.

"M..ma, to...long ampuni oliv ma hiks...hiks...hiks, ma..ma" Olivia rebus meminta ampun atas kesalahan yang tidak sepenuh nya ia lakukan.

Wanita itu menyudahi hukuman. meninggal kan Olivia tanpa sepatah kata pun. Mengunci gudang itu tanpa merasakan iba pada gadis di dalam.

"Ma!... hiks buka! ma, Oliv nggak mau disini! mama buka!" Olivia terus menggelar pintu itu. namun tidak ada jawaban dari luar.

Hukuman ini termasuk masih ringan. karena biasanya dia akan disuruh membersihkan seluruh rumah dalam waktu 1 jam. Jika tidak bisa maka akan mendapatkan hukuman lain dan tidak boleh istirahat. Tetapi tetap saja, dirinya juga takut dan dingin berada di ruangan pengap itu dalam kondisi basah kutip.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!