Dilecehkan

Langit sudah berubah warna menjadi gelap. Tapi di dalam ruangan itu Olivia hanya melihat kegelapan. Badan nya kian mengigil, tetapi hati nya lebih sakit. Meskipun sudah sering kali mendapatkan perlakuan yang tidak baik. Tapi hati nya tak pernah kebal.

"M..ma, To...long" Lirih nya. Tenaganya seakan hilang.

Ribuan kali Olivia meminta tolong dan menangis pilu. Tetapi tidak pernah ada yang menolongnya.

'Kenapa semesta sangat kejam padaku, kesalahan apa yang Olivia buat tuhan, hiks... Oliv takut'

Bibirnya rasanya kelu, tidak lagi kuat menguntaikan kalimat apapun. Hanya air mata yang mewakili isi hati nya saat ini.

Malam berlalu dengan begitu lama. Hingga sinar surya menembus jendela lusuh itu. Perlahan bola mata berwarna almond itu mengerjap perlahan. Terbuka, menatap langit-langit yang dipenuhi debu.

"Ngehh, badan ku rasanya sakit semua, jam berapa ini ya?" Ia duduk dan melihat sekeliling. tubuhnya seperti ingin lepas dari tempatnya.

krekk

Wanita itu, muncul dari balik pintu dengan wajah yang penuh kemarahan.

"Ouh, sudah bangun rupa nya? Ke enak kan iya? bagus ya, sudah siang tapi baru bangun! kamu tau gara-gara kamu anak sialan! kami semua kelaparan!" Wanita itu menatap tajam.

"Sekarang, kamu masak dan beresin semua sisi rumah! paham!"

"T...tapi ma, Oliv laper" Dirinya menatap mamanya dengan penuh permohonan. Berharap kali ini, mama nya akan memberi keringanan.

"Enak saja! makan, makan! Tau diri kamu, sekarang bereskan seluruh rumah dan masak, setelah itu pergi kamu!" Wanita itu beranjak keluar meninggalkan Olivia yang terlihat pucat.

Di dalam Olivia berdiri dengan perlahan. Kepala nya terasa sangat pusing, tapi dirinya harus membereskan seluruh rumah.

"Jalannya lele banget sih! nggak usah alay deh!" Wanita itu menoleh ke belakang dengan tatapan tajam.

Olivia mempercepat langkahnya agar mama nya tidak lagi marah-marah pada nya. Dirinya mulai membereskan bagian ruang tamu yang cukup luas.

Dirinya merenggangkan tubuh nya yang sangat lelah. Setelah membereskan ruang tamu, dirinya melanjutkan beberapa ruangan lagi. peluh nya membasahi tubuh pucat nya.

"Oliv! ini mana, kenapa meja makan masih kosong! nggak usah males-malesan ya kamu!" teriak wanita itu dengan tangan bertumpu pada pinggang.

"Iya ma, ini oliv masih mau masak" Dirinya berjalan ke dapur, disana sudah ada mama nya yang duduk di salah satu kursi.

Dirinya dengan cekatan membuat makanan untuk mama nya. Jari-jemari nya sangat lincah berselancar memotong sayuran.

Menghiraukan rasa pusing dan sakit di setuju tubuh nya. saat ini yang ada di pikirannya hanya menyelesaikan segala tugas dan merebahkan tubuhnya di kasur.

"Itsh, hstt au" dirinya meringis pelan, saat tangan nya tidak sengaja terkena goresan pisau.

Mencuci tangan yang berdarah itu, berharap darah nya berhenti mengalir. setelah selesai dirinya mulai melanjutkan kegiatan masak nya.

"Lama!"

"Iya, ma ini sebentar lagi selesai" Olivia meletakkan masakan yang sudah matang ke dalam piring putih. Meletakkan nya di depan sang mama.

"Pergi kamu! merusak mood saja!"

Dirinya berjalan menuju kamar nya. dengan segera merebahkan tubuhnya yang terasa lengket dan sakit.

"Aku harus segera mandi, dan bersiap ke kampus, atau aku akan mengulang di semester depan" dirinya bangun dan beranjak menuju kamar mandi.

Mengguyur dengan air dingin, memberikan kesegaran yang mampu meredakan rasa sakit dalam dirinya. Tubuhnya sampai saat ini, sangat bisa di ajak kerja sama. Terbukti dirinya tidak pernah sakit parah hanya karena kerja keras dan selalu menerima hukuman.

Setelah beberapa menit akhirnya dirinya keluar dengan wajah yang kembali segar. Meskipun masih pucat dan sayu.

dirinya bergegas keluar kamar. suasana rumah sudah sangat sepi hanya terdengar suara siaran televisi dari dalam kamar mama nya.

Menempuh perjalanan dengan transportasi umum. dirinya saat ini sampai di kampus dan bergegas menuju ruangannya.

"Maaf ibu, Oliv terlambat" Olivia menunduk.

"Hemm, silahkan duduk " Ujar dosen wanita itu, mempersilahkan masuk.

"Terima kasih bu" Olivia berjalan duduk di bangku yang paling belakang. Meskipun dirinya selalu duduk di belakang, tapi bukan berarti tidak memperhatikan semua materi yang di sampaikan.

Pembelajaran itu berjalan dengan cukup baik. Hanya saja, karena rasa pusing nya dirinya sulit menerima pembelajaran hari ini.

Kali ini, dirinya tidak pergi ke perpustakaan. Merebahkan kepalanya di meja nya dan perlahan matanya terpejam.

Dari pada raga nya yang sakit, hati nya lebih sakit lagi. Tapi Olivia selalu mampu bertahan dengan baik, tanpa mengeluh dengan orang lain.

Rumah nya seperti tempat kerja yang sangat menyiksa dirinya. Tidak ada keamanan dan kenyamanan.

Dirinya mengerjap perlahan membuka matanya. suasana sekeliling sudah sangat sepi, karena memang jam berakhir sedari dirinya tidur.

Ia menatap lurus ke depan, menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 02.45. Yang artinya, dirinya sudah tidur sekitar 3 jam kurang.

'Wah, ternyata aku sudah sangat lama tertidur, aku harus segera pulang dan beristirahat di rumah'

Langkah nya bergegas meninggalkan ruang kelas. Berjalan menyusuri koridor kampus yang masih ada beberapa mahasiswa berlalu lalang dengan segala kesibukan masing-masing.

"Kamu Olivia kan? Boleh minta tolong sebentar tidak?" Ujar lelaki itu tersenyum ke arah nya.

"Maaf, tapi saya sedang buru-buru" ujar Olivia menatap sekilas. lelaki itu adalah kekasih Kakaknya Alicia.

"Tolong lah dulu, sebentar ini sangat urgent , hanya sebentar" pinta lelaki itu.

"Baik kak, hanya sebentar" Olivia menanggapi dan berniat membantu lelaki itu.

Lelaki itu berjalan lebih dulu. diikuti oleh Olivia, dirinya tidak sadar kalau berjalan mengarah ke gudang samping toilet.

Sesampainya di sana dirinya di buat bingung. kenapa di ajak ke sini, hal apa yang perlu ia bantu.

"M...maaf kak, hal apa ya yang perlu saya bantu, kenapa kita ke sini?" Tanya Olivia yang sudah was-was.

"Ayolah, Olivia tidak mungkin kamu tidak tau kan?" ujar lelaki itu mendekati Olivia dengan senyum devil.

Dirinyabyang ada dalam bahaya pun seketika melangkah mundur. tangan nya merasa sekeliling untuk mencari perlindungan.

"Ma...maaf kak, tapi saya tidak tau apa yang dimaksud" otaknya seakan membunyikan alarm bahaya.

"Haha, kalau dilihat-lihat wajah mu juga tidak kalah cantik, hemm kenapa menunduk Olivia" Lelaki itu dengan lancang mengangkat wajahnya.

Dirinya dengan spontan mendorong lelaki itu agar menjauh. tetapi tenaganya tidak ada apa-apa nya. Lelaki itu memeluk Olivia dengan meraba bagian terlarang.

"Lepas! Tolong, kurang ajar kamu!" Air matanya lolos begitu saja dengan dirinya terus memberontak. rasanya sangat sesak dan sakit.

"Diam lah, nikmati saja sentuhan ku Sayang" Lelaki itu mengeratkan cengkraman dan berniat mencium dirinya.

Olivia menendang bagian pribadi lelaki itu. seketika lelaki itu mundur dan kesempatan itu ai jadikan untuk melarikan diri.

Air matanya mengalir deras seiring hujan yang turun ke bumi. Batin nya berteriak, merutuki segala tindak kebodohannya.

Dilecahkan oleh lelaki yang berkemungkinan menjadi kakak iparnya adalah hal yang tidak pernah ia bayangkan.

Wanita mana, yang kuat jika mendapatkan pelecehan. Semua orang akan menganggap dirinya yang salah tanpa mendengar pembelaan darinya.

Terpopuler

Comments

Pandaherooes

Pandaherooes

Kasih tahu kami kelanjutannya, jangan biarkan kami tergantung!

2023-11-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!