Buk Bidan

Sesampainya dipekarangan rumah Irsyad segera turun dari mobil dan berlari menuju rumahnya.

"Kak, kita kerumah sakit sekarang" ucap irsyad

"Bibi tolong persiapan kak Anisa dibawa ke mobil ya bi" ucap Irsyad mengangkat Anisa masuk kedalam mobil dan setelah itu mereka segera kerumah sakit.

"Hu huf, syad cepat sedikit syad. Kakak nggak tahan lagi syad. Huf huf" ucap Anisa menarik rambut irsyad

" I-iya kak, sabar ya kak. Tunggu sebentar kak, jangan lahiran dimobil kak, asyad nggak tahu cara nanganin nya"

"Huf huf huf, asyaaaaad cepetan" ucap anisa

"sssst, aduh iya kak, sabar kak sabar"

Irsyad kesakitan sebab rambutnya menjadi ajang perjambakan

Sedangkan bibi sedari tadi mengelus punggung Anisa agar tenang. Dengan kecepatan diatas rata-rata hingga sampai diparkiran rumah sakit cahaya Pratama.

Irsyad segera menggendong anisa.

" Suster! Tolong" teriak Irsyad

Para suster segera berlari mendatangkan kursi roda untuk Anisa tempati.

" Tolong bantu kakak saya sus" ucap irsyad yang sedang menggendong ara sedari tadi menangis.

"Baik pak" suster segera mengantarkan Anisa diruang bersalin

Suasana rumah sakit sangat sibuk melakukan pekerjaannya masing-masing. Zara yang dari tadi bekerja, baru saja keluar dari ruangan pasiennya untuk beristirahat sebentar. Namun..

"Buk zara" panggil suster

"Iyaa, kenapa sus? tanya zara

"Ada pasien buk, yang akan partus sedangkan bidan yang lain masih berada diruangan menangani pasien yang lainnya. Hanya buk zara yang baru keluar ruangan" jelas suster

"Oh iya, dimana ruangannya? Kita kesana Sekarang

"Diruangan persalinan 07 buk" jawab suster

Setelah sampai didepan ruangan intens zara melihat Irsyad yang tengah mengendong mendekap anak kecil yang sedang menangis.

"Pak Irsyad disini, jadi perempuan yang didalam ruangan ini siapa?"batin zara

Tanpa diketahui oleh Irsyad bahwa yang berjalan menuju ruangan adalah zara.

"Udah ya sayang, jangan nangis umi kamu nggak papa kok" ucap Irsyad menenangkan ara

"Hiks hiks hiks papa" tangis ara

Degh....

Betapa terkejutnya zara mendengar anak kecil yang imut itu memanggil Irsyad dengan sebutan papa

"Papa?" Batin zara

"Mari buk, pasien berada diruangan ini buk" ucap suster

"Ah iya" zara segera masuk ia menepis jauh pikiran yang menganggu konsentrasinya

"Selamat siang buk" sapa zara hanya diangguki oleh anisa.

"Ibuk Anisa saya izin untuk memeriksa ibuk terlebih dahulu ya buk"

Suster menyiapkan alat-alat dan mendekatkan kearah zara dan pasien

Sedangkan zara masih melakukan pemeriksaan pada anisa. Beberapa menit telah berlalu.

"Pembukaan sudah lengkap, kita akan memulai persalinannya"

"Ibuk mau didampingi siapa dalam proses persalinan ini" tanya zara pada anisa

"Keluarga saya ada diluar buk" ucap anisa

Degh

"Oh baik buk, sus tolong panggilkan salah satu keluarga ibuk anisa diluar ya sus"

"Baik buk" dengan langkah cepat suster berjalan menuju pintu

Ceklek

Irsyad, Ara, dan bibi menoleh kearah pintu dan langsung berdiri dari tempat duduknya

"Permisi pak, buk. Siapa disini keluarga ibuk anisa" tanya suster

"Saya sus. Ada apa sus?"

"Dalam persalinan sangat diperlukan adanya pendamping disisinya karna itu juga termasuk mempermudah dalam proses persalinannya"

"Mari pak, istri bapak akan segera melahirkan" ucap suster mempersilahkan irsyad masuk

"Ara tunggu disini ya sama bibi, papa masuk dulu ya" mengelus rambut ara. Ara mengangguk patuh

Setelah itu, Irsyad segera masuk dengan langkah cepat menuju anisa yang sudah bersiap akan melahirkan, dan zara sudah siap dengan semua peralatan dan APD nya.

"Silahkan pak beri semangat, dan genggamamlah tangannya" ucap zara

Irsyad mengikuti instruksi yang diberikan, ia belum menyadari bahwa bidan yang menangani kakaknya adalah zara

"Ibu sudah merasa nyaman dengan posisi sekarang?

"Sudah buk"

Posisi anisa ialah setengah duduk jadi posisi ini sangat efektif dalam proses persalinan.

"Ibu, ikuti instruksi dari saya ya. Jika saya bilang ibu mengejan ibu mengejan ya, kalau saya tidak mengatakan itu ibu jangan mengejan dulu ya buk. Dan ibu jangan diangkat ya bagian pantat/bokong ibu supaya tidak terjadinya robekan yang parah ya buk" jelas zara dengan lembut

"Ibuk siap ya ?" Anisa mengangguk

"Ibu coba tarik nafas, lalu buang" instruksi zara

"Bismillah, ayok buk ngedan buk!"

Sedangkan Irsyad terus menegelus tangan dan kepala anisa dan berzikir memanjangkan doa ditelinga anisa.

"Iya, bagus ibu, pinter ayok terus buk"

"Sedikit lagi buk, tarik nafas buk, lalu buang"

" Ayok buk pasti bisa, terus buk terus"

Oek oek oek

"Alhamdulillah, bayinya sehat buk. Berjenis kelamin laki-laki buk.

Tangisan bayi menggema ruangan persalinan rasa harus dan bahagia menyelimuti mereka

Zara segera meletakkan bayi dibagian perut ibunya untuk IMD karna cairan yang keluar untuk bayi susui pertama kali itu sangat bagus kandungannya.

Inisiasi menyusu dini merupakan suatu

proses yang dilakukan pada saat setelah bayi

lahir dalam keadaan sehat dan menangis, dan

sesudah dipotong tali pusatnya dan dilap

dengan kain hangat dan tetap

mempertahankan vernix. Bayi dibiarkan tanpa adanya kain dan diletakkan di dada ibu dengan

posisi tengkurap menghadap kearah ibu. Bayi

sengaja dibiarkan mencari sendiri untuk menyusu sekitar

30-40 menit/± selama 1 jam

Manfaat

IMD bayi dan ibu menjadi

lebih tenang, tidak stres, pernafasan dan

detak jantung lebih stabil, dikarenakan oleh

kontak antara kulit ibu dan bayi. Sentuhan,

emutan dan jilatan bayi akan merangsang pengeluaran hormon

oksitosin yang menyebabkan rahim

berkontraksi sehingga mengurangi perdarahan ibu dan membantu pelepasan

plasenta. Bayi juga akan terlatih motoriknya

saat menyusu, sehingga mengurangi

kesulitan posisi menyusu dan mempererat hubungan ikatan ibu dan anak.

Setelah plasenta telah lahir ia segera melakukan asuhan pada anisa. Setelah semua selesai bayi dibawa oleh suster untuk dibersihkan. Zara kembali membersihkan dirinya.Waktu telah berlalu, suster segera membawa bayi memberikan kepada zara.

Zara berjalan mendekati irsyad untuk diberikan agar segera diadzani

Disunnahkan mengumandangkan azan pada telinga bayi saat ia baru lahir, baik bayi laki-laki maupun perempuan. Dan azan itu menggunakan lafadz azan salat. Sekelompok sahabat kita berkata; Disunnahkan mengadzani telinga bayi sebelah kanan dan mengiqamat telinganya sebelah kiri, sebagaimana iqamat untuk salat.” (Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Majmu, juz 8, h. 442)

Tata cara dan syarat mengadzankan bayi perempuan dan laki-laki:

1. Mengumandangkan Azan Sambil Menghadap Kiblat

2. Kumandangkan Azan dengan Volume Rendah

3. Mengadzankan Bayi Bisa Dilakukan oleh Siapa Saja

Hikmah dan keutamaan: adzan di telinga bayi yang baru lahir dilakukan agar kalimat pertama yang didengar oleh bayi adalah lafal Allah SWT dengan segala keagungan-Nya.

Diharapkan, azan menjadi sebuah doa dan dapat melindungi bayi dari segala gangguan jin maupun setan yang terkutuk.

Memupuk nilai-nilai keislaman sejak dini pada anak dan Menjadi momen bounding attachment atau membangun ikatan pertama dan utama antara bayi dan orangtua.

"Pak, silahkan diadzani dahulu pak" ucap zara membawa kearah Irsyad

Saat merasa terpanggil irsyad yang sedari tadi duduk disamping kakaknya. Berdiri dan menghadap kearah yang memanggilnya, intens mereka bertemu.

"Zara?" Ucap irsyad yang terkejut karena baru menyadari zara bidan yang menolong persalinan.

"Iya pak, silahkan pak" memberikan bayi imut itu pada Irsyad

Irsyad mulai mengadzani disamping telinga bayi. Anisa yang mendengarnya terharu, mempunyai adik yang peduli pada. Sedangkan disisi lain berbeda dengan hati zara ia terharu mendengar Irsyad begitu fasih dalam mengadzani bayinya, dan menjadi perantara sebagai penolong. Namun, disisi lain hatinya teriris karna dihadapkan dengan kenyataan yang sebenarnya ia pun tidak mengetahui.

"Kenapa aku jadi sedih begini ya" batin zara menahan sesak yang bergemuruh

"Nggak, nggak aku tidak boleh egois. Aku tidak mau bahagia diatas penderitaan orang lain" batin zara

Irsyad telah selesai mengadzani bayi anisa, berjalan mendekati anisa untuk memberikan anaknya.

"Kalau begitu, saya permisi dulu ya buk, pak. Nanti akan kami pantau keadaan ibu selama 2 jam setelah persalinan" ucap zara

"Iya, makasih ya sudah membantu" ucap anisa

Zara tersenyum dan mengangguk lalu berjalan keluar dari ruangan.

"Irsyad, ibuk bidannya cantik terus baik lagi syad. Coba aja kamu belum ada calon bisa dicoba syad" menggoda adiknya

"Memang itu calon asyad" jawab Irsyad dengan santai

"Ha, serius kamu syad" dengan mata berbinar

"Iyaa" jawab Irsyad

"Berarti pas tadi proses persalinan kamu tahu dong kalau bidan itu yang nolongin kakak" ucap Anisa

"Nggak kak, aku tidak sadar kalo yang bantu itu zara. Kan dia pakai Alat pelindung diri, jadi nggak kelihatan tadi" ucao Irsyad

"Tapi kamu kok kaku gitu sih syad sama zara, sapa ngomong basa basi dulu kek, atau apa gitu. Ini dingin banget" ucap anisa

Sedangkan Irsyad yang mendengar omelan kakaknya hanya bisa menggaruk leher yang tidak gatal.

Saat zara didepan pintu ia melihat anak kecil, yang tidak asing sedang duduk di kursi tunggu bersama bibi. Zara berjalan mendekati mereka dan berjongkok menghadap ara yang tengah duduk menangis sesenggukan.

"Ara" panggil zara

"Kakak cantik hiks hiks hiks" ucap ara memeluk ara

"Kenapa nangis sayang?" tanya zara, ia tidak mengetahui anak yang tadi dalam dekapan Irsyad adalah ara

"Umi, umi ara tadi kesakitan" ucap ara

"Dimana umi ara sayang?" Mengelus punggung zara sembari menenangkan

"Didalam" menunjuk ruangan yang telah dimasuki oleh zara

Zara terkejut saat melihat arah tangan ara

"Astagfirullah, jadi anak yang tadi dalam dekapan pak Irsyad memanggil papa itu ara" batin zara yang semakin salah faham

" Udah jangan nangis lagi ya, umi ara Alhamdulillah nggak papa kok" ucap zara membelai muka gadis kecil ini

"Kakak serius?" tanya zara

"Iyaa, zara boleh masuk didalam untuk lihat umi sama adek baru ara"

"Alhamdulillah, kalau gitu kami masuk dulu ya buk" ucap bibi pada zara

"Iyaa buk silahkan" ucap zara

" Suster Anita!" Panggil zara

"Iya buk, kenapa?" tanya anita

"Kamu lihat zulfa?" tanya zara

"Oh iya, buk zulfa tadi ada di ruangannya buk" ucap suster anita

"Oh yaudah makasih ya" ucap zara meninggalkan anita dan berjalan keruangan zulfa

Saat membuka pintu ruangan zulfa dikejutkan dengan tingkah abstrak sahabatnya yang sedang bernyanyi.

Jomblo happy

Memang pilihan hati

Bukan karna tak mampu

Untuk cari kekasih

Jomblo happy

Memang pilihan hati

Biar ku bisa bebas

Terbang kesana sini

Zulfa tengah bernyanyi dengan suara nyaring bagai terompet menghayati lagunya dengan penuh drama

Zara yang melihat tingkah sahabatnya hanya dapat menggelengkan kepalanya, setidaknya saat melihat tingkah jingkrak sana sini membuat zara sedikit terhibur.

Zara terus memperhatikan zulfa dengan kehebohannya didepan pintu yang sudah tertutup rapat.

Beberapa saat, zulfa melihat kearah pintu dikejutkan oleh zara yang berdiri tegak mematung menahan tawa.

"Astagfirullah" melompat karna terkejut

"Hahahaha, kamu kenapa sih zul" tawa zara tertawa memegang perutnya

"Ih kamu ya ra, buat aku terkejut aja. Mana berdiri disitu nggak ada suara sama sekali lagi" ucap zulfa

"Yaa maaf beb, tadi aku ucap salam kok. Tapi, suaranya jadi kecil karna tertutup suara toa nyanyian kamu tu" ucap zara

"Eh, enak aja suara merdu gini dibilang toa" ucap zulfa berkacak pinggang melotot pada zara

"Iya deh, si paling merdu" ucap zara membuat zulfa tertawa pelan

"Zul, kamu masih ada kerjaan? aku mau minta tolong dong sama kamu" ucap Zara

"Nggak ada sih, kenapa?" tanya zulfa

"Aku mau istirahat sebentar zul, tadi aku barusan selesai bantu persalinan, keadaan ibu perlu dipantau setelah melahirkan. Kamu bisa tolong gantiin aku buat pantau ibu itu dulu, aku mau istirahat sebentar aja badan aku kurang fit nih" ucap zara

"Kamu sakit ra?" Panik zulfa meletakkan tangannya di kening zara

"Minum obat sana ra" ucap zulfa

"Iya, aku butuh istirahat aja kok bentar. Biasalah kalau terlalu kelelahan" ucap zara

"Oh yaudah, kamu istirahat aja. Biar aku yang melakukannya pemantauan. Diruangan apa ra?" tanya zulfa

"Di ruangan persalinan 07. Makasih ya zul" ucap zara memeluk zulfa

"Aku keruangan dulu ya" ucap zara

"Iya, istirahat yang cukup ra, nanti kalau mau pulang biar aku antar ya ra" ucap zulfa diangguki zara

Setelah itu zara kembali ke ruangannya untuk merehatkan badan dan pikirannya sejenak melupakan kenyataan yang ia hadapi hari ini. Menikmati waktu istirahat memejamkan mata dan akhirnya pun tertidur.

.......................

Terimakasih telah mampir para pembaca setia author.🥰

Jangan lupa tinggalkan jejak like, komen dan vote nya ya🙏🏻🌹

Salam manis 🫶

Terpopuler

Comments

vinancy

vinancy

lanjut dong kak

2023-11-12

2

Al Vian

Al Vian

lanjut Thor up

2023-11-11

1

lihat semua
Episodes
1 Perkenalan
2 Menemukan Tasbih
3 Lantunan
4 jadi rebutan mantu
5 pertemuan 1 kesalahpahaman
6 Menyelesaikan kesalahpahaman
7 Zulfa vs kejiwaan
8 Istikharah Irsyad
9 Ketakutan Zafirah
10 Lamaran
11 Jeritan mama sarah
12 Penangkapan
13 Pemilik suara misteri
14 Panggilan bapak itu sebuah latihan?
15 Irsyad vs ahmad
16 Kembali melanggar aturan
17 Buk Bidan
18 Salah sangka
19 Perdebatan dimulai lagi
20 Seexited itu Irsyad?
21 Merias dan Sharing Ilmu
22 Sah
23 Merasa Bersalah
24 Bisa jawab pakai perasaan?
25 Mengagumi istri sendiri
26 Penjelasan Irsyad
27 Kecemburuan Zara dan Irsyad
28 Kurcaci dan Om pol
29 Keponakan dikira anak Zara
30 Ide Zara
31 Mual Sekeluarga Jadi Heboh
32 Irsyad Menagih Janji
33 Niat Jahil Jadi Salah Tingkah
34 Pagi Hari Penuh Emosi
35 Bella Berulah
36 Kemarahan Irsyad
37 Terbongkar
38 Ketenangan Irsyad Diusik
39 Mode Cuek on
40 Bab 40
41 Keluarga Yang Usil
42 Kejutan
43 Pakai Tepung
44 Bentar Lagi Calonnya Datang
45 Membujuk dari hati ke hati
46 Lemes
47 Teriak Berujung Salahpahaman
48 Ide Dion
49 Masa Jeruk Makan Jeruk
50 Ilyas vs Arga
51 Diam Seribu Bahasa
52 Perhatian Irsyad
53 LDR Pasangan Halal
54 Pakpol Dion pingsan
55 Misi Penyelidikan
56 Ibu Bela Negara
57 Tugas Penangkapan 1
58 Penangkapan Kasus 1 Selesai
59 Irsyad Cosplay Sebagai Nakes
60 Beda-beda tipis nggak papa
61 Perasaan yang terpendam
62 Zulfa lebih panik
63 Ada Hikmahnya
64 Istri Cerdas dalam Bertindak
65 Versi Mengendalikan Amarah Suami
66 Dekati Pencipta-Nya
67 Ikhlas
68 Introspeksi diri
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Perkenalan
2
Menemukan Tasbih
3
Lantunan
4
jadi rebutan mantu
5
pertemuan 1 kesalahpahaman
6
Menyelesaikan kesalahpahaman
7
Zulfa vs kejiwaan
8
Istikharah Irsyad
9
Ketakutan Zafirah
10
Lamaran
11
Jeritan mama sarah
12
Penangkapan
13
Pemilik suara misteri
14
Panggilan bapak itu sebuah latihan?
15
Irsyad vs ahmad
16
Kembali melanggar aturan
17
Buk Bidan
18
Salah sangka
19
Perdebatan dimulai lagi
20
Seexited itu Irsyad?
21
Merias dan Sharing Ilmu
22
Sah
23
Merasa Bersalah
24
Bisa jawab pakai perasaan?
25
Mengagumi istri sendiri
26
Penjelasan Irsyad
27
Kecemburuan Zara dan Irsyad
28
Kurcaci dan Om pol
29
Keponakan dikira anak Zara
30
Ide Zara
31
Mual Sekeluarga Jadi Heboh
32
Irsyad Menagih Janji
33
Niat Jahil Jadi Salah Tingkah
34
Pagi Hari Penuh Emosi
35
Bella Berulah
36
Kemarahan Irsyad
37
Terbongkar
38
Ketenangan Irsyad Diusik
39
Mode Cuek on
40
Bab 40
41
Keluarga Yang Usil
42
Kejutan
43
Pakai Tepung
44
Bentar Lagi Calonnya Datang
45
Membujuk dari hati ke hati
46
Lemes
47
Teriak Berujung Salahpahaman
48
Ide Dion
49
Masa Jeruk Makan Jeruk
50
Ilyas vs Arga
51
Diam Seribu Bahasa
52
Perhatian Irsyad
53
LDR Pasangan Halal
54
Pakpol Dion pingsan
55
Misi Penyelidikan
56
Ibu Bela Negara
57
Tugas Penangkapan 1
58
Penangkapan Kasus 1 Selesai
59
Irsyad Cosplay Sebagai Nakes
60
Beda-beda tipis nggak papa
61
Perasaan yang terpendam
62
Zulfa lebih panik
63
Ada Hikmahnya
64
Istri Cerdas dalam Bertindak
65
Versi Mengendalikan Amarah Suami
66
Dekati Pencipta-Nya
67
Ikhlas
68
Introspeksi diri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!