Saat ingin berbicara wanita itu lebih dulu mengucapkan
aku adalah jawabannya, terimalah.
Tapi Irsyad tetap tidak dapat melihat sosok perempuan yang ada dihadapannya.
Tidak lama kemudian Irsyad terbangun dari tidurnya saat adzan subuh berkumandang
"Astagfirullah, ternyata aku mimpi" lirih Irsyad segera bangun mengambil wudhu kembali. Ia bersiap untuk sholat berjamaah dimesjid.
Suasana dirumah zara sungguh terasa ramai layaknya tempat bermain anak-anak. Suara gemuruh keponakannya memenuhi penjuru setiap sudut ruangan.
Tok tok tok
"Aunty.... Aunty" teriak keponakan zara
Ceklek
"Kenapa sayang?"
"Aunty nggak lupakan, kita kan mau pergi jalan-jalan" ucap salsa anak mbak lisa
"Nggak dong. Tunggu sebentar lagi ya aunty siap-siap dulu"
Dimeja makan keluarga besarnya tengah berkumpul hanya Zara yang belum terlihat
Tak tak tak (suara langkah kaki Zara yang turun dari tangga)
"MasyaaAllah... Aunty zara cantik sekali seperti bidadari" ucap adam
"MasyaaAllah, terimakasih Adam"
Adam ini cucu pertama dan ia memiliki tipe orang yang tidak bisa diam, selalu dapat mencairkan suasana.
"Huff aunty lama sekali. Aku kan sudah lapar" ucap Fatur keponakan zara
Fatur adik Adam mereka anak dari Sinta, Fatur sifat dan sikapnya berbeda dengan Adam, berbanding terbalik. Fatur terkesan dingin dan irit berbicara.
"Maaf ya, yaudah kita makan dulu setelah itu kita jalan-jalan deh" membelai rambut Fatur
Sikap dan sifat zara membuat keponakannya sangat menyukainya.
Sementara Irsyad sudah bersiap untuk berangkat bekerja di perusahaannya, namun sebelum ia pergi ia mengatakan sesuatu pada kedua orang tuanya
"Mah, asyad sudah teguh dalam menetapkan pilihan, soal tawaran mama yang mau menjodohkan asyad" berhenti sejenak
Huff
"Asyad terima. Asyad mau dijodohkan sama pilihan mama" kemudian bernafas lega telah mengungkapkan keputusannya
"Alhamdulillah" ucap syukur sarah
"Yaudah kalau gitu, mama sampaikan niat baik ini ya" mengutak-atik handphonenya menghubungi seseorang, yang tak lain adalah Kinan mama zara
Zara telah bersiap akan membawa kurcacinya jalan-jalan, ia akan pergi menggunakan mobil, mengingat ia membawa keponakannya. Sebelum mereka ketempat tujuan zara akan menjemput zulfa terlebih dahulu.
"Mbak nggak mau ikut kita jalan-jalan?" Tanya zara pada Sinta dan lisa
"Nggak deh ra, lain kali aja" ucap lisa
"Iya lain kali aja dek, mbak mau bantu mama siapin bahan-bahan buat masak" ucap sinta
"Masak?"bingung Zara
"Iya" jawab mbakbya bersamaan
"Emang mau ada acara apa mbak?" Tanya zara
"Loh kamu nggak tahu ya? Mama nggak ada kasih tahu gitu?"
"Nggak ada mbak"
"Teman mama mau datang berkunjung kerumah" jawab sinta
"Hem, jam berapa mbak?"
"Malam setelah sholat isya"
"Oo yaudah, kalau gitu kami berangkat dulu ya mbak, soalnya udah telanjur janji sama para kurcaci. Nanti zara usahakan cepat pulang ya mbak, buat bantu mama juga" ucap zara
" Iya kalian hati-hati. Zara jangat ngebut-ngebut" Sinta mengingatkan adiknya karena sewaktu ditahan oleh polisi zara menceritakan kejadiannya membuat keluarganya syok.
"Iya mbak"
Mereka mengelilingi wisata dan mengabadikan momen mereka. Namun, meski Zara juga ikut mengabadikan foto kegiatannya, ia sama sekali tidak berminat untuk mengunggahnya diakun sosial medianya. disana banyak para pengunjung yang berdatangan, dan banyak pula lelaki yang melihat kearah zara. Setelah itu zara membawa keponakannya ke tempat permainan khusus anak-anak. Disana terlihat canda dan tawa bahagia mereka, sementara zara dan zulfa hanya mengawasi mereka.
"ra, sepertinya ini gambaran anak-anak kita deh nantinya" ucap zulfa
Zara yang mendengar ucapan zulfa hanya terkekeh.
"Nikah dulu sana Zul" menggelengkan kepala
"Kamu dulu lah ra, aku nyusul"
"Zafirah" teriak arga
"Eh, iya" jawab zara menatap sekilas lalu mengalihkan pandangannya
"Kamu ngapain disini" tanya arga
"Aku bawa ponakan aku bermain disini"
"Ra, aku boleh minta nomor telpon kamu?" tanya arga
Semenjak SMA Arga telah menyukai zara, namun karna zara cuek dan begitu membatasi diri membuat arga sulit untuk mendapatkan zara.
"Buat apa?"
"Buat deket sama kamu" ucap arga terus menatap Zara
"Ra, kamu cantik banget" ucap arga tak dapat mengalihkan pandangannya
"Terimakasih. Tapi tolong jaga batasan kamu Arga"
"Ah iya maaf"
"Aunty" teriak salsa
"Iya, kenapa? Udah selesai ya, mau main kemana lagi nih sayang"
"Udah deh besok-besok aja lagi"
"Beneran nih?
Semua mengangguk. Zara melihat jam yang ia pakai menunjukkan sudah hampir sore. Zara dan zulfa sedang dapat tamu bulanan, sehingga membuat mereka lebih leluasa keluar jalan-jalan.
"Yaudah yuk kita pulang"
"Zara, kapan-kapan jalan bareng yuk"
"Maaf ya, aku nggak bisa memastikan. Aku nggak bisa janji"
"Kalau gitu kami pamit dulu ya" tersenyum
"Assalamu'alaikum"
"Wa'alaikumussalam"
Arga melihat kepergian zara yang mulai menjauh.
"Aku akan mendapat kamu ra, bagaimana pun caranya."batin arga
Setelah keluar dari tempat itu, secara tidak sengaja ternyata Ilyas baru saja selesai meeting didaerah itu, intens nya melihat zara dan menghampiri mereka.
"Zara" teriak Ilyas
"Ya Allah.... Siapa lagi ini" ucap dalam hati zara
"Zara..." mata Ilyas melihat kearah keponakannya
"Eh iya, ini keponakan aku"
Huff
Ilyas bernafas lega, entah apa yang ada dipikiran Ilyas saat ini yang pasti ia merasa lega atas pengakuan zara.
"Hei" melambaikan tangan kearah anak kecil ini
"Hei om" ucap adam
"Zara kamu ada waktu tidak, kita makan dulu" ucap Ilyas
"Terimakasih, tapi maaf ya ilyas sepertinya kami harus segera pulang" ucap Zara
"Hem gak papa"
"Kalau begitu biar aku antar kalian ya"
"Sekali lagi terimakasih ilyas, kebetulan hari ini aku bawa mobil"
"Kamu kok bisa disini Yas? tanya zulfa
"Ah iya, aku lagi meeting sama Klien aku."
"Pak Ilyas anda belum pulang ternyata" ucap seorang lelaki
Ilyas tengah bekerja sama dengan perusahaan Anugerah jaya alfikri pemilik perusahaan yang bernama Irsyad akmali fikri.
Zara tidak melihat orang yang tengah berbicara dengan Ilyas karena dari tadi ia hanya menundukkan kepalanya. Sedangkan zulfa yang melihat Irsyad terkejut, sebab sosok yang sering ia lihat Irsyad berseragam polisi tapi yang berdiri dihadapannya sekarang berpenampilan berbeda. Saat melirik kearah zara ternyata zara masih belum melihat Irsyad, zulfa langsung menyenggol lengan zara.
"Kenapa zul?" menonggakkan kepalanya
Saat mendengar suara wanita didekatnya intens Irsyad dan zara bertemu seperkian detik saling menatap. Namun, tidak berlangsung lama mereka kembali tersadar.
"Ya Allah" ucap Irsyad
"Astagfirullah" ucap zara
Irsyad langsung kembali ke mode awal memperlihatkan sifat dinginnya dan muka datarnya.
"Kalau gitu kami pamit dulu Ilyas"ucap zara
"Kenapa dengannya, apa dia tidak melihat saya berada didepannya bukan hanya pak Ilyas, dia hanya berpamitan dengan pak ilyas tidak menganggap saya ada disini"
Apa dia masih menyimpan rasa kesal terhadap saya karena kesalahan lalu?" batin Irsyad
Disisi lain Sarah tengah mempersiapkan sesuatu untuk mereka bawa kerumah calon besannya. Sarah begitu antusias dalam acara ini, sambil bersenandung ria.
"wah wah mah, bahagia banget ni" ucap Herman
"iya dong pah, mama nggak sabar deh"
"ini mau lamaran untuk Irsyad atau untuk papa mah?"
"heh pah, maksudnya apa bilang gitu? berdecak pinggang
"ya untuk Irsyad lah pah yakali untuk papa, ingat umur pah" emosi sarah akibat kejahilan suaminya.
Herman yang mendengarkan amarah istrinya hanya terkekeh
"mah, Anisa beneran ni nggak boleh ikutan?" tanya anisa
"bukannya mama melarang kamu sayang, untuk sementara ini kamu dirumah aja ya ditemani bibi sama ara ya. Kamu sudah hamil besar nanti kamu kelelahan, kamu harus banyak istirahat, nggak baik keluar malam-malam nis"
"ya udah deh, padahal kan nisa ingin banget ngelihat yang namanya zara mah" lirih anisa
"nanti juga kamu lihat kok" tersenyum melihat anisa
"Oma kenapa ara nggak ikut oma aja sih, ara kan mau ketemu kakak cantik" ucap Ara
"lain kali oma ajak ara ya sayang. kamu sayang kan sama umi kamu?
Ara mengangguk
"Nah kalau begitu, ara dirumah dulu ya, jagain umi, ya sayang" memberikan pengertian pada ara
Sedangkan dikantor Irsyad tengah sibuk dengan berkas-berkasnya. Sangking sibuknya ia melupakan acara lamarannya. Sementara orang tuanya telah menunggunya dari tadi
"anak itu ke mana aja sih Pah, Kok belum pulang-pulang juga. Ini yang mau lamaran siapa sih" ucap sarah yang sedang mondar mandir
"sabar mah kita tunggu sebentar lagi"
Setelah lama menunggu sementara irsyad juga belum muncul, membuat mama sarah semakin gelisah pada akhirnya ia menghubungi anaknya
"Assalamu'alaikum mah"
"wa'alaikumussalam" nada dingin
"ada apa mah?"
"kamu dimana sekarang?"
"dikantor mah"
"kamu lupa ingatan atau apa sih syad"
"emang kenapa sih ma sensi banget"
"kamu masih nanya, kan tadi mama udah kabari kamu kalau malam ini acara lamaran kamu syad, ini kenapa kami belum pulang udah mau magrib loh ini, kamu itu harus siap-siap"
"aduh Kok aku lupa ya" batin Irsyad
"asyad masih dikantor mah, masih ada urusan"
"mama nggak mau tahu sebelum magrib tiba kamu sudah harus sampai dirumah"
"I-iya mah, asyad pulang sekarang"
...----------------...
Diperjalanan pulang para kurcaci zara asik berceloteh satu sama lain sehingga membuat suasana menjadi ramai.
"Ya ampun zara, bener ya pesona seseorang Zafirah alfiani putri itu memang nggak terkalahkan deh" ucap zulfa
"Pesona yang gimana maksudnya"
"Ya iyalah secara kan coba kamu ingat ya orang-orang tadi banyak yang ngeliatin kamu tahu nggak, arga, ilyas, terus tadi itu pak Irsyad ngeliatin kamu Intens dalam banget ya, terus pengunjung lain juga banyak loh yang melihat kearah kamu zara, emang kamu nggak ngerasa ya jadi pusat perhatian?
Zara menggeleng
"ya enggaklah, disana itu tempat wisata pasti ya ramai pengunjungnya dong, bukan berarti lihat aku, mungkin aja mereka lihat-lihat suasana. Kamu salah pengertian kali." ucap zara
"Aduh zara zara, kamu tuh bener-bener ya cueknya minta ampun" kesal zara
"eh zara aku nggak nyangka loh ternyata selain pak Irsyad seorang polisi ternyata dia juga CEO" heboh zulfa
"Berarti dia mempunyai kepintaran yang tinggi tidak diragukan lagi" ucap zara
"iya. Kamu udah mulai suka ya sama pak Irsyad, hayo ngaku" ucap zulfa
"suka? ya nggaklah, aku nggak mau sama dia. Dia itu polisi yang ada aku ketakutan terus melihat dia"
"tapi dia kan bukan hanya polisi kok ra"
"Perfect deh ra" ucap zulfa lagi
"tetap aja aku nggak mau, ish nggak deh. Sudah cukup kasus kemarin aja aku berurusan sama yang namanya polisi"
"awas termakan ucapan kamu sendiri zara"
"lagian aneh banget sih ketakutan kamu"
"tapi kalau pak irsyad itu jodoh yang ditetapkan Allah untuk kamu, kamu bisa apa ra" ucap zulfa
"iya juga sih ya, tapi aku nggak mau" batin Zara. Ia telah membayangkan jika ia hidup bersama orang seperti Irsyad ia bisa tidak dibiarkan bernafas, terus hidup dihiasi dengan kegalakan seperti singa. Berbagai macam bayangan yang terpikir oleh Zara.
"aakhhhh" teriak Zara menggelengkan kepala
......................
...Be continued...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments