Setelah berkumpul bersama keluarganya Irsyad kembali ke kamar berbaring di atas kasur yang berukuran besar dan menatap langit-langit kamarnya sambil tersenyum melihat kejadian diacara tadi
"Akhirnya aku menemukan pemilik suara itu" ucap irsyad
"Kalau tahu dari awal, aku nggak akan nolak perjodohan dari mama. Mungkin sekarang zara sudah sah jadi milikku" ucap Irsyad
Irsyad terus tersenyum, betapa senangnya hatinya ketika selama ini yang akan dijodohkan oleh mamanya itu adalah seseorang yang telah menembusnya benteng pertahanan hati Irsyad hanya melalui lantunan ayat suci. Hingga ia tertidur dalam posisi tidak seperti biasanya.
suasana fajar telah tiba, menunaikan segala kewajiban yang harus dikerjakan untuk bernilai kebaikan, mereka telah menjalankan ibadah hingga mengawali hari dengan penuh ketentraman didalam hati.
Awan cerah menghiasi bumi, mengawali aktivitas untuk mencari rezeki. secerah harapan terus tergenggam untuk terus melangkah.
Gadis turun dari tangga dengan tampilan sederhana memiliki kesan alami, cantik dan istimewa melangkan dengan terburu-buru, mendapatkan telpon dari rumah sakit untuk segera datang.
"Pagi ayah, mama" sapa zara
"Pagi putri ayah" ucap ayah fatir
"Pagi nak" ucap ibu
Sinta dan lisa berserta anaknya pulang kerumahnya masing-masing, mereka akan datang berkunjung dalam waktu dekat acara pernikahan zara.
Saat ingin melanjutkan langkah namun terurung, karena suara ayah.
"Makan dulu" ucap ayah dengan tegas,
Begitulah Fatir, ia harus bersikap seperti ini jika zara akan pergi sebelum sarapan terlebih ia akan bekerja, ia tidak ingin zara bekerja dalam keadaan kelaparan, dimana tenaga kesehatan akan membantu menangani, maka ia harus butuh asupan dan juga tetap menjaga dirinya.
"hehehe, iya ayah. Tapi...." ucap zara
"Tidak ada tapi-tapi, harus jaga diri juga. makanlah walaupun tidak banyak" ucap fatir membuat zara mengangguk pasrah
makan dengan hening itulah yang menjadi kebiasaan mereka, akan kembali riuh ketika telah selesai mengisi nutrisi.
"Ayah kalau gitu zara pamit dulu ya yah, ma. Assalamu'alaikum" ucap zara dan bersalaman
"wa'alaikumussalam"
Sangking terburu-buru untuk segera pergi, zara sampai lupa memakai helm yang terletak di atas meja. Diperjalanan ia belum menyadari bahwa ada sesuatu yang kurang.
tepat hari dimana zara melakukan kembali kesalahan, Irsyad bertugas di lapangan. Mengawasi segala aktivitas dijalanan. Para polisi mengatur sedemikian rupa yang harus mereka jalankan.
sedangkan zara yang terkejar dengan waktu yang terus berjalan menaikkan kecepatan diatas rata-rata. Seketika ia melupakan kejadian tertangkap oleh polisi karna sebagian dari kesalahannya.
"PIP" tiupan peluit membuat zara berhenti mendadak
"Berhenti" ucap salah satu polisi
Degh" wajah pucat zara mulai muncul
"astagfirullah, ya Allah aku salah apa lagi ini, sampai jumpa para singa lagi" batin zara menundukkan kepalanya tidak berani menatap
tiupan peluit mengalihkan perhatian Irsyad, sebab penasaran akhirnya Irsyad melangkah mendekati temannya yang sendang menghentikan perjalanan seseorang. Betapa terkejutnya Irsyad melihat perempuan yang melanggar aturan. Irsyad memberikan kode mata kepada temannya untuk segera pergi dan ia sendiri yang akan menangani zara
"ekhem" deheman irsyad namun tidak membuat zara menatapnya
"Kamu telah melanggar aturan lagi" ucap Irsyad dengan dingin
"sepertinya aku tidak asing dengan suara ini" membuat zara menatap lawan bicara
"pak, pak Irsyad" zara dengan gugup
"iya. Kenapa?"
"pak saya buru-buru pak" ucap zara melirik arlojinya
"Kamu telah melanggar aturan. sekarang apa lagi alasannya?" tanya Irsyad
Zara yang belum menyadari jika tidak memakai helm, hanya menggelengkan kepala sebab ia merasa tidak ada yang salah.
"Mana helm kamu?" tanya Irsyad
"Ha, helm. Ada kok ini saya pakai" zara memegang kepalanya yang ternyata tidak ada helm diatasnya
Membuat zara terpejam sejenak mengggerutuki dirinya sendiri.
"Hm, kemana Zara?" tanya Irsyad dengan tatapan mautnya
"Maaf pak, kelupaan. Saya kira saya sudah pakai pak" ucap zara
"Ck, ceroboh" kesal Irsyad
"Terus kenapa lagi bawa motor dengan kecepatan tinggi, kamu melupakan peringatan yang dulu." ucap irsyad
"Maaf pak" hanya itu yang bisa dikatakan zara
"Kamu saya hukum" ucap irsyad
"Iya pak, tapi selesai dari bekerja pak" ucap zara
"Tumben tidak membantah" ucap Irsyad
"Karna ini murni kesalahan saya" ucap zara
"Saya permisi dulu ya pak, menghidupkan kembali motornya"
"Matikan" ucap Irsyad dengan datar
"Kamu ya, mau jalan begini tanpa helm" ucap Irsyad
"Sebaiknya tidak usah" ucap irsyad
"nggak bisa gitu pak, saya buru-buru" ucap zara
"Saya tidak bawa helm untuk kamu pakai" ucap Irsyad
" ya nggak papa pa, biarin ajalah pak" menghidupkan kembali motornya
"Saya bilang jangan, bahaya" ucap Irsyad mengambil kunci motor zara.
"Eh pak kok diambil sih pak, gimana mau jalan motornya" ucap zara menahan kesal
"Saya kan janji saya akan menjalankan hukuman dari bapak, jadi saya harus pergi kerja dulu" ucap Zara
Irsyad seperti tidak mendengarkan ucapan zara, fokus pada layar handphonenya.
"Pak, dengar saya bicara nggak sih pak"
"Iya"
"Ih dasar singa garang" gumam zara
"Jangan mengatai saya zara, saya dengar" ucap irsyad
"Pak kalau bapak mau batalin perjodohan ini, batalin aja deh pak saya ikhlas" ucap zara
"Saya tidak ikhlas" ucap Irsyad dengan serius
"Dari pada adanya pertengkaran mulu kalau bertemu" ucao zara
"Nanti ada waktunya kita tidak seperti ini" ucap irsyad
"Kalau dari awal sudah seperti ini maka akan seperti ini" ucap zara.
"Tidak" ucap irsyad
"Bapak batalin aja ya pak" mohon zara, ia tidak bisa berpikir jernih
"Terserah saya" ucap Irsyad membuat zara menghela nafas
"kamu mau pergi kerjakan?" tanya Irsyad membuat mata Zara berbinar
"Iya pak, bolehkan pak?" tanya zara
"Boleh, itu mobil yang telah saya pesan, kamu berangkat sekarang pakai mobil itu" Irsyad menunjuk kearah mobil
"loh, saya tidak pesan mobil pak, saya pakai motor aja deh pak"
"Kamu tidak menggunakan helm zara. Mau berangkat kerja atau tidak sama sekali" ucap Irsyad
"Tapi motor saya pak gimana?" tanya zara
"Nanti saya antar ketempat kamu bekerja" ucap Irsyad, membuat zara mengangguk setuju
"Pak, tolong antarkan dengan aman ya pak" ucap Irsyad pada supir
"Baik pak" ucap supir
"Terus, zara ingat jangan bawa motor ugal-ugalan seperti tadi"
"Saya buru-buru pak jadi saya bawa Motor seperti itu"
"Tetap saja, kalau kamu takut telat atau takut dimarah bilang sama saya biar saya yang urus" ucap Irsyad dengan serius
"Iya pak "
" Ingat pesan saya zara" ucap irsyad, sangat khawatir pada kebiasaan zara yang satu ini
"Iya bapak" ucap zara.
"Pak jalan pak" ucap Irsyad
Irsyad akhirnya bernafas dengan lega, setelah sekian menit membuatnya panik
"Cie khawatir ya bro" ucap atha
"Apaan sih" ucap Irsyad
"Sepertinya eh mulai mencair" ucap atha
Ditengah kesibukan semua orang masih melaksanakan tugasnya masing, dirumah sakit tampak ramai yang sedang pengobatan. Membuat wanita cantik ini kelelahan namun tak menghalanginya untuk tetap membantu sesama manusia.
Irsyad ditengah kesibukannya menjalankan tugas sebagai polisi harus terhentikan karna adanya telepon yang masuk
"Den Irsyad dimana pak? tanya bibi dengan panik
"Saya lagi bertugas dijalan bi, kenapa bi? tanya irsyad
"Itu den, mbak anisa kesakitan dari tadi, sepertinya mau melahirkan den" ucap bibi
Terdengar suara anak kecil menangis karna mendengar rintihan sosok ibunya yang sedang menahan kesakitan.
" Ya udah bi, saya segera pulang" ucap irsyad mematikan teleponnya sepihak
"Kenapa bro? tanya atha
"Kak Anisa sepertinya mau lahiran, aku pergi dulu ya" ucap irsyad berlari menuju mobilnya dengan kecepatan tinggi
Irsyad mengemudi mobilnya dengan laju, tidak menggambarkan nasihat yang ia berikan pada zara.
...----------------...
Terimakasih telah mampir, semoga kalian suka
tinggalkan jejak like, komen and vote nya ya🙏🏻🌹
Hal yang sederhana itu sangat berarti bagi author
salam manis🫶
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Al Vian
lanjut Thor
2023-11-08
1
Al Vian
lanjut Thor up
2023-11-08
1