dipertengahan istirahatnya Zara kembali terbangun untuk mengerjakan sholat malam. Setelah itu ia tidur lagi, dan diwaktu subuh ia kembali bangun untuk sholat subuh seperti biasa ia membaca dzikir subuh dan membaca Al-Qur'an. Setelah itu siapa sangka karena efek lelahnya perjalanan jauh ia kembali tertidur diatas sajadahnya.
Kalau yang ini jangan ditiru ya beb, soalnya tidak baik tidur selepas subuh. Zara khilaf sangking berat matanya buat terbuka.
Karena tidak seperti biasanya, mamanya merasa heran sebab Zara juga belum muncul. Tidak seperti biasanya Zara sudah siap dan membantunya di dapur. Akhirnya Kinan menyusul Zara dikamar.
Tok...tok...tok
"Zara..."teriak mama
"Zara kamu nggak kerja, Zara kamu masih tidur ya"
"Zara....bangun nak, kamu udah sholat subuh kan?Zara... Ya ampun ni anak"
Karena teriakan mama yang membahana membuat Zara terusik dari tidurnya.
"iya mah" suara khas bangun tidur
"heh... Kamu ya udah sholat belum?
"udah, lepas sholat Zara ketiduran mah" membuka pintu dengan masih memakai mukenah
"emang udah jam berapa si mah?
" udah jam 07:30"
"Hah"kaget Zara
"beneran mah, jadi aku terlambat dong mah. Aku siap-siap dulu ya mah"
Setelah itu ia bergegas menuruni tangga dan berpamitan kepada kedua orang tuanya. kali ini Zara tidak sarapan karena ia mengejar waktu masuk bekerja namun di perjalanan tiba-tiba macet. Sehingga, Ia harus berhenti sembari menunggu lampu hijau kembali nama siapa sangka saat itu karena Zahra lagi terburu-buru, sehingga kecepatan motor yang ia gunakan di atas rata-rata.
Tepat pada saat lampu merah Ia berhenti mendadak beberapa cm sebelum melewati garis. Akan tetapi, nyaris nya lagi pada saat itu anak sekolah berseragam SMP yang sedang mengendarakan motor dengan kecepatan di atas rata-rata juga, karena mengejar waktu masuk sekolah. Namun, berhenti mendadak tepat di belakang motor Zara. Posisi pada saat itu motor Zara hampir mengenai garis pembatas sehingga anak sekolah tadi yang ngebut dan rem mendadak dan terkena ban belakang motor Zara akhirnya motor Zara melewati garis.
Pas di saat itu Irsyad bertugas di lapangan pada saat itu ia melihat Zara yang telah melewati garis yang jelas melanggar peraturan lalu lintas. Pada saat itu ia segera menghampiri Zara dengan memasang wajah yang dingin dan datar.
Seketika saat Zara tersadar bahwa motornya melewati garis. Ia segera melihat kanan dan kiri dan ternyata sudah ada polisi yang menghampirinya. Karena ketakutan Zara terhadap polisi membuat Zara menciut seketika dengan badan yang gemetaran penuh keringat dingin.
Waduh, ya Allah apa lagi hari ini udah lambat Bangun, motor diseruduk dari belakang dan sekarang dihampiri sama polisi Ya Allah... lindungi hamba dari singa garang ini"ucap dalam hati zara
Pada saat itu mata mereka saling berpandangan. Zara yang masih menggunakan maskernya. Namun, kecantikannya tetap terpancarkan. Irsyad yang melihat bulu mata yang ketika dipandang menjadi merasa damai. namun, seketika masing-masing dari mereka tersadar
"Astagfirullah ya Allah"ucap Zara
"Astagfirullah" ucap Irsyad
"anda telah melanggar lalu lintas. Anda tahu kan fungsinya lampu merah apa?" ucap Irsyad dengan wajar datarnya. Zara yang mendengarnya hanya pasrah dan mengangguk.
"lalu kenapa anda melewati pembatas?
Sekarang lampu telah hijau menandakan pengendara lain untuk melanjutkan perjalanannya. Namun, Zara harus ditahan terlebih dahulu. Dan sedang diintrogasi
"maaf pak, saya tidak sengaja. Tadi itu saya....
"saya apa? kamu tadi pasti ngebut kan? Ngaku saja?
"I-iya pak"
"berarti anda sudah jelas bersalah"
"Lo kok gitu pak, bapak jangan gitu dong pak" ucap Zara dengan tegas namun, terdengar lembut
"saya ini polisi harus menegakkan kebenaran. Jika anda bersalah anda harus dihukum"
"pak dengerin dulu penjelasan saya"
"silahkan" jawab irsyad yang melipat tangannya di dada.
"tadi itu sa-ya... I-ya saya memang mengakui, saya lagi ngebut saya lagi buru-buru Pak. Lagian saya nggak akan ngebut kalau saya lagi nggak buru-buru" membela diri
"kenapa kamu bisa buru-buru. Kamu kesiangan?
Zara yang merasa memang betul tebakan Irsyad hanya menganggukkan kepala.
"Kok bisa kesiangan.(wajah datar) berarti anda enggak Salat subuh. Anda Islam kan?" sebab ia melihat Zara berpenampilan muslimah.
" iya pak, saya islam. Tapi saya kesiangan bukan berarti saya nggak salat subuh ya Pak. Bapak jangan sembarangan bicara dong. Saya ini salat subuh kok, cuman ya sa-ya saya ketiduran selepas salat subuh. Itu pun saya nggak sengaja. Eh pas bangun-bangun sudah kesiangan aja" jelas Zara panjang lebar entah kemana rasa takutnya selama ini ketika berhadapan dengan polisi. Karena membela diri, ia jadi sosok pemberani berhadapan dengan singa garang ini.
"makanya jangan seperti itu, udah sekarang kamu ikut kekantor polisi terlebih dahulu"
Sementara Zulfa yang dari tadi menunggu kedatangan Zara, yang tak kunjung datang akhirnya menelpon Zara.
ponsel berbunyi
Zara tersadar bahwa handphonenya lah yang berbunyi. Dan segera melirik Irsyad. Irsyad yang mengerti.
"silahkan, angkat terlebih dahulu"
"assalamu'alaikum Zara" teriak Zulfa
"wa'alaikumussalam. iya kenapa?
"Zara kamu dimana sih. Dari tadi ditungguin" ucap zulfa
"iya masih dijalan Zul, ada kendala sedikit. Kenapa?
"ada banyak pasien ni. Terlebih lagi ada anak kecil yang demam. Dia rewel nggak mau disuntik sama yang lain. Maunya sama kamu aja" jawab Zulfa
"cepetan ya kesini nya"
"iya...iya aku segera kesana"
Irsyad mengerutkan keningnya.
"udah kan? Ayok ikut saya"
"aduh maaf pak, hukuman tilangnya bisa dipending aja nggak pak" ucap zara
"kamu ini, ada-ada saja. Nggak nggak bisa"
"pak bapak melindungi warga dari kejahatan dan beberapa kasus. Saya juga mempunyai kewajiban pak, saya harus segera menangani pasien saya pak"
"kamu sudah bekerja?
Zara mengangguk
"kamu pasti bohong kan? curiga Irsyad karna ia melihat Zara seperti anak kuliahan
Zara kembali menggeleng
"saya nggak bohong kok pak"
"kamu itu masih kecil, saya lihat sepertinya kamu masih anak kuliahan" selidik Irsyad
"wah, bapak body shaming ya, bapak lihat saya kecil ya, saya bukan kecil pak, bapaknya aja yang ketinggian seperti tiang listrik" ucap Zara
Sementara atha dan rekan lainnya yang mendengar perdebatan itu tertawa mendengar ucapan Zara.
"Pak Ayolah Pak, Saya ini lagi buru-buru. dimana letak hati nurani bapak, lepaskan saya dulu pak. Saya mempunyai kewajiban pak, saya harus menolong dan menangani pasien Saya. Tolong pak"
"Kamu kerja di mana? dan bisa tunjukkan buktinya"
"Saya bekerja di Rumah Sakit Cahaya Pratama Pak" Jawab Zara dan kembali membuka tasnya untuk mencari sesuatu dan ternyata Zara sedang mencari kartu sebagai tanda petugas tenaga kesehatan di Rumah Sakit tersebut.
Nyaris nya lagi karena yang pergi terburu-buru sehingga kartu tanda pengenal bahwa ia bekerja di Rumah Sakit cahaya Pratama itu tertinggal di rumahnya. Sehingga, zara menggerutu dirinya sendiri.
"Ya ampun Zara, kartu tanda bukti nya ketinggalan. Gini nih kalau tidur lepas subuh" ucapnya dalam hati membuat Zara kembali ketakutan
"Maaf Pak kartu tanda pengenalnya ketinggalan di rumah" jawab Zahra
"Kamu jangan coba-coba bohong sama saya ya. Kamu jangan lari ya dari hukuman. Dari kesalahan yang telah kamu perbuat sendiri" ucap Irsyad dengan datar
"Astaghfirullah Pak, gimana saya jelasinnya saya nggak bohong Pak. gini aja deh, nanti selesai saya melaksanakan tugas saya. Saya akan kembali ke kantor polisi tempat Bapak bekerja. Bapak tenang aja saya nggak lari kok"
Irsyad sedang berpikir tadi ia mendengar bahwa Zara menyebutkan bahwa ia bekerja di Rumah Sakit Cahaya Pratama maka ia akan menelpon orang yang bekerja di Rumah Sakit tersebut untuk memastikan Apakah Zara bohong atau tidak .
"kamu tunggu sebentar. Nama lengkap kamu siapa? Tanya Irsyad
"Zafirah Alfiani Putri"
Nama yang cantik seperti keindahan dari pancaran matanya yang membuat saya damai" gumam dalam hati Irsyad
Astagfirullah... Apaan sih. Asyad ingat Allah" ucapnya lagi dalam hati dan menggelengkan kepalanya
Zara yang melihat tingkah Irsyad merasa aneh
"nih singa garang kenapa, syndrom geleng-geleng kepala kali ya karna nuduh aku sembarangan" ucap Zara dalam hati
"ingat kamu tunggu disini jangan kabur" Irsyad memperingati Zara
Arsyad yang tengah menelpon seseorang untuk memastikan Apakah benar ada yang bernama Zafira Alfiani Putri yang bekerja di Rumah Sakit cahaya Pratama. Irsyad sendiri termasuk orang yang disegani di rumah sakit itu, sebab ia salah satu donatur di rumah sakit cahaya Pratama. Namun, Zara tidak mengetahuinya karena bagi Zara dia hanya bekerja dan membantu sesuai tugasnya. Untuk mengetahui hal seperti itu, ia rasa bukan menjadi kepentingannya. Sehingga karena sifat cueknya tersebut ia tidak mengetahui siapa saja orang-orang terpenting di dalam tempatnya bekerja.
Tak lama Irsyad mendapatkan pesan bahwa benar ada yang bernama Zafirah alfiani putri beserta fotonya yang tercatat sebagai tenaga medis.
"Baiklah Anda boleh pergi. tapi ingat, anda harus kembali lagi untuk menyelesaikan urusan ini"
"berani berbuat harus berani bertanggung jawab" ucap Irsyad dengan nada dingin
"makasih pak. Bapak tenang aja, saya pasti akan kembali kok ke kantor bapak. Bapak sebutin aja alamat kantornya, nanti setelah selesai melaksanakan tugas saya akan kembali ke kantor bapak. Dan ini kartu KTP saya silakan bapak pegang. Ini sebagai jaminan bahwa saya tidak akan kabur saya akan kembali di hadapan Bapak. Dan saya buktikan bahwa saya tidak bersalah" ucap Zara dengan tegas
Sebentarnya Irsyad merasa kagum dengan wanita dihadapannya terlihat elegant tidak seperti wanita yang sering mendekatinya.
Irsyad segera mengambil KTP Zara dan menyimpannya
"tapi bapak ingat ya. Jangan sampai hilang Lo pak kartu saya. Kalau sampai hilang bapak yang saya cabik-cabik" ucap Zara
"Ini saya kurang masang muka garang atau apa ya. Kok malah saya yang diancam" gumam dalam hati Irsyad
Atha dan Dion yang mendengar ucapan Zara kembali tertawa sambil memegang perutnya.
Setelah berdebat panjang lebar ia segera pergi dari singa garang itu.
"syad, Baru kali ini gue lihat ada perempuan nggak mandang kagum sama sekali. Bahkan nggak mandang Lo terus-terusan. Ya secara kan perempuan yang Lo tangani berbagai kasus seperti tadi aja, mereka pasti kesemsem dan selalu nyari perhatian dengan Lo. Tapi perempuan tadi nggak sama sekali bro" ucap Atha
"syad, gue ngerasa lagi nonton drama polisi diancam istri." Ucap Dion tertawa mengingat ucapan Zara
Sementara Irsyad hanya menatap dengan datar
"tapi syad, kelihatannya cantik dan elegant. Dan kelihatannya Zara tadi tau dalam bersikap sebagai perempuan dalam beragama" ucap Atha
"jaga mata kalian. Istighfar" ucap Irsyad
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments