Tak berapa lama, Hamam juga muncul di lapangan Parkir. Sudah lengkap dengan tasnya
"Ini Hamam ya?" tanya Rayhan begitu melihat anak sulung Maryam.
Ini memang kampus SMP dan SMA.
Yaser kelas sembilan atau kelas tiga SMP sedangkan Hamam kelas sebelas atau kelas dua SMA. Tapi di satu yayasan, sehingga mereka satu kampus.
"Iya Om" Hamam mengangguk sopan dan Salim pada Rayhan. Pemandangan seperti tadi dilihat lagi oleh Firdaus.
Rayhan memeluk Hamam bak seorang ayah yang merindu karena lama tak bertemu.
Sedekat itukah mereka?
Setelah berbasa basi sebentar , Firdaus mengisyaratkan agar Maryam dan anak anaknya segera masuk mobil.
"Kita jumpa lagi lain waktu ya Marisa." Maryam memeluk dan cipika cipiki dengan Marisa.
"Iya Te May. Main ke rumah lagi kayak dulu donk Te. Kangen nich.."
"Iya Marisa. Ntar kapan kapan kita ke rumah Marisa.'
"Tante kenapa sich gak pernah ke rumah Marisa lagi sejak Marisa naik kelas enam SD ? Sekarang Marisa udah kelas dua SMP lho. Tante Marahan sama Papa ya?!
Eh. Apa apaan nich…
Firdaus melirik Maryam tajam
Yang dilirik sama sekali tak berasa. Maryam sudah biasa dengan rengekan Marisa.
"Tante kan sudah tidak kerja di kantor Papa Marisa lagi , jadi ya, tidak bisa sembarangan main ke rumah Marisa. Kalau dulu, Tante kan kerja di kantor Papa, jadi ya bisa temenin Marisa dan itu juga tugas dari Papa Kamu." Maryam mentoel pipi Marisa
" Kerja di Papa lagi lah Te. Ntar Marisa minta Papa kasih gaji Tante yang besar." kata Marisa lucu.
"Kamu ini." Marisa mencubit pipi Marisa yang menggemaskan.
Dari dulu dia suka gadis yang dulu kecil ini. Maryam tidak punya anak perempuan. Senang rasanya bisa sesekali main dengan anak perempuan, mendandaninya, mendengarkan curhatan nya. Jadi meskipun hanya sekedar tugas sampingan , Tapi Maryam senang menjalaninya.
Cuma kalau tugas week end atau hari libur , Maryam mengajak anak anak nya juga. Orang yang tidak tahu, mereka bak keluarga bahagia dengan tiga orang anak.
Namun, tugas sampingan dari Rayhan ini akhirnya terendus Ibunya.
Tentu saja Ibu Rayhan tahu sejarah ke duanya
Sebelum menikah dengan Arnold, Maryam pernah merajut cinta dengan Reyhan. Tapi kandas karena tak ada restu dari orang tua Reyhan
Maryam tak ingin membuang waktu nya untuk hubungan yang tak mungkin bisa dipersatukan, akhirnya memilih menerima pinangan Arnold.
Rayhan sangat marah, tapi juga tak membangkang kehendak orang tuanya untuk menikahi Gabriela. Bahkan Rayhan menikah lebih dulu dari Maryam.
Entah mengapa, Tuhan baru memberikan mereka putri setelah Maryam hamil Yaser, putra ke duanya.
Marisa kecil tahu , dan selalu memanfaatkan moment untuk mendekatkan keduanya agar dia seperti bisa memiliki keluarga utuh. sepeninggal mamanya , gadis kecil itu hanya diasuh oleh Art dan baby sister,
Jadi dia selalu merengek agar Maryam menemaninya. Alhasil jam kerja Maryam di kantor hanya sekitar pagi sampai saat Marisa pulang sekolah.
Menjemput Marisa pulang sekolah, menemaninya makan siang bersama Papanya. Jalan jalan sore atau hanya bercandaan di kamar Marisa.
Serasa Maryam punya tiga anak.
Satu anak perempuan diasuhnya dari jam 13.30 sampai jam setengah lima sore . Sedang ke dua anak lelakinya diasuhnya setelah jam lima sore.
Maryam menjalaninya dengan senang , meski kadang sering sebal dengan tingkah Rayhan yang kadang menjengkelkan.
Mengetahui Modus Rayhan, Ibunya segera mengambil tindakan.
Sang Ibu tak mau tampak jahat di mata cucu dan anaknya.
Maka beliau menggunakan Arnold.
Tentu saja sebagai sesama lelaki , Arnold tahu, pekerjaan ini hanya akal akalan Reyhan.
Sejak itu, Maryam tak diijinkan bekerja lagi dan dilarang berhubungan dengan Rayhan.
Reyhan kalang kabut.
Bagaimanapun, Maryam adalah accounting handal. ahli menganalisa dan bisa cepat menemukan bila ada kebocoran atau kecurangan.
Itu sebabnya Rayhan hanya memberinya tugas menganalisa dan cek keuangan. Untuk operasional dilakukan staff Maryam
Sehingga waktu Maryam bisa lebih banyak untuk Marisa dan dirinya tentunya...ha..ha.ha.
Sayang, akal bulusnya segera ketahuan.
Beberapa Minggu Marisa ngamuk dan mogok sekolah. Akhirnya, Mama Rayhan membawa Marisa sekolah di luar negri.
Rayhan baru mendengar kalau Arnold telah wafat.
Segera dijemputnya Marisa dan dipindahkan ke sekolah dimana anak anak Maryam bersekolah
Dan disinilah mereka sekarang.
"Marisa serius Tante."
Seperti biasa, Marisa mulai merajuk.
"Ya Pa Ya....., jadiin Tante May, the Queen of Rayhan Kigdom ya. Gajinya satu Milyar....., dulu waktu aku kecil Papa bilang gitu."
"He..he..he..itu setingkat manager di perusahaan saya. Istilah itu hanya untuk lucu lucuan." Rayhan berusaha menjelaskan dengan merah padam. Dia tahu Marisa sengaja. Tapi Rayhan belum ingin ber konfrontasi dengan Firdaus.
" Tapi benar, gajinya satu Milyar?" Maryam terpana membayangkan angka nol yang banyak.
" Benar. Kamu tertarik?" Rayhan mulai tebar pesona.
Pak Kyai langsung menatap Maryam dengan tajam.
"aku cuma nanya...koq.' Maryam.salah tingkah.
^^^"Kalau Tante Mau, itu bisa diatur ."^^^
" Ih Marisa....., kamu makin besar makin jail ya"
" Demi untuk Tante..." Marisa masih merajuk.
" Ayook, anak anak, kita pulang." Firdaus langsung merangkul bahu Hamam dan Yaser. Membawa mereka untuk masuk mobil.
Rasanya Firdaus mau muntah melihat drama tidak bermutu ini.
" Bye Marisa..See you next time...." sekali lagi Maryam cipika cipiki dengan Marisa.
"Yuuk Ray..." Maryam pamit pada Reyhan. Yang dijawab dengan senyum.mempesona.
"Mari pak Reyhan" Firdaus mengangguk sopan dan langsung naik mobil.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang tapi menyisakan kejengkelan di dada Firdaus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
Aji
lanjut thor
2023-11-16
0