Bab 4 : Status baru Devano

Devano keluar dari kamar, wajahnya tampak bersih tanpa ada legam menghias disana, counselor dari mamanya ternyata mujarab menghilangkan jejak tawuran kemarin.

"Ma.... aku berangkat dulu ya ma," pamit Devano tak lupa mencium pipi mulus sang mama.

Gelsey membingkai wajah anaknya. "Memarnya belum ilang lho Dev, jangan berantem lagi ih." tegur Gelsey lembut, dia ingat kemarin sampai pusing dikotbahi oleh suaminya perihal kelakuan anak gantengnya itu.

Andai saja Gelsey nggak mengalihkan perhatian sang suami dengan hal yang lebih mengasyikkan, tentu saja mulut julid Satria akan terus mengoceh tentang bagaimana ia memanjakan Devano.

"Iya ma, janji." Sekali lagi Devano mencium pipi Gelsey dan bersiap untuk pergi ke sekolah.

"Nggak sarapan dulu sayang?" tanya Gelsey dengan berteriak,karena Devano udah berada di depan pintu.

"Nggak ah di sekolah aja ntar." Devano berlalu dengan melambaikan tangan.

"Dev!" Suara sang papa menahan kaki Devano yang akan men-stater motornya.

"Ya pa," sahut Devano tanpa berniat turun dari motornya.

"Nanti pulang sekolah ke kantor papa." Hanya itu yang diucapkan Satria, lalu pria empat puluh tahunan itu kembali masuk ke dalam rumah.

Tanpa mengucapkan sepatah kata lagi Devano langsung meraungkan motornya dan meninggalkan rumah.

Dalam dada sana ingin berteriak, karena tahu apa yang akan disampaikan oleh papanya.

Apalagi kalau bukan disuruh sekolah yang benar dan kurangi keluyurannya, rasanya basi banget di telinga, Devano kan masih muda, masih ingin bebas, masih ingin menikmati masa mudanya.

Rasa hati yang tak baik-baik saja, dengan sengaja Devano membleyer motor sport nya dan memacu dengan kencang menuju sekolah.

Gerbang SMA Pelita nyaris tertutup, tapi melihat siapa yang datang, satpam disana membuka lagi pintu gerbangnya.

Siapa yang tak tahu Devano, pentolan bad boy di sekolah ini, yang baiknya tak tanggung-tanggung, sama siapa saja ia selalu baik, termasuk dengan pak satpam yang sering menerima seperak dua perak uang jajan dari Devano.

"Buruan mas, takut kena sidak bu Tika." Sambil berucap sambil pak Satpam menutup pintu gerbang di depan.

Baru beberapa langkah Devano berjalan, bu Tika dari depan sana berjalan ke arahnya.

Devano? Cckk....mana ada takutnya sama guru BK, dihukum dan diskors bukan sesuatu yang aneh untuk Devano, bahkan mamanya entah sudah berapa kali dipanggil ke sekolah karena kelakuan Devano.

"Sana ikut anak buah kamu berjemur di lapangan," ucap bu Tika dengan judes.

Devano menaikan satu alisnya, bertanya tanpa sepatah katapun keluar dari bibirnya.

Bu Tika mengalah seperti biasanya bila sedang menghadapi Devano.

"Sebagai hukuman karena kemarin keluar sekolah saat masih jam pelajaran dan menyerang sekolah lain yang menyebabkan kerusakan di gerbang mereka," terang bu Tika melihat Devano masih anteng dan menatapnya dengan tajam.

Mendengar perkataan tersebut, Devano lalu berjalan santai dengan kedua tangan masuk ke saku celana menuju lapangan untuk bergabung dengan teman yang lain.

"A*hu! Tahu gini gue tadi bolos!" Dari barisan tengah Monty memaki, peluh menetes membanjiri seluruh wajahnya,

Devano menatap tanpa minat gerutuan Monty, lalu berdiri di samping Ali dan Brandon.

"Diomelin bokap lo nggak Dev?" tanya Brandon tengil.

"Lo? Diomelin om Gavin nggak?" Devano balik bertanya.

"Bokap nyokap gue lagi ke Aussie, jadi gue aman hahahaha," jawab Brandon.

"Adek lo nggak cepu Bran?" tanya Jason.

"Nope! Dia mah udah asyik dengan dunianya sendiri, nggak bakalan peduli dengan kelakuan gue."

Lalu mereka terdiam melihat bu Tika datang menghampiri mereka.

***

Seperti perintah papanya tadi pagi, sepulang sekolah Devano melaju ke kantor sang papa.

Wajah bengepnya kembali terlihat karena konselor yang ia pakai tadi pagi telah luntur dengan sempurna, tak ingin menambal wajahnya lagi, toh papanya sudah tahu bahwa kemarin ia tawuran dengan sekolah lain.

"Papa ada kan tan?" tanya Devano setelah berada di depan meja Winda sekretaris papanya.

"Hei Dev, ada kok, udah dari tadi ditungguin," jawab Winda tersenyum manis menatap Devano yang gantengnya selangit, meski sekarang wajah itu berhiaskan legam di beberapa tempat.

"Aku masuk ya tan." Devano mengetuk pintu kokoh di depannya, sebuah suara bariton memintanya masuk.

"Pa... " Devano menghampiri sang papa lalu mencium punggung tangan itu takjim.

"Duduk dulu Dev." Lalu Satria menghubungi seseorang dan memintanya datang ke ruangannya.

Tak lama pintu itu kembali di ketuk dan seorang pria seusia Satria masuk, lalu duduk di hadapan Satria dan Devano yang duduk bersebelahan.

Satria tak mempertanyakan perihal wajah Devano yang lebam itu, bukan hal baru melihat anak gantengnya seperti ini.

"Bisa kita mulai Pen?" tanya Satria kepada pria itu.

"Sudah pak, semua sudah saya persiapkan sesuai dengan intruksi bapak kemarin," jawab Pendi sopan.

Sampai sini Devano tetap diam, menyimak pembicaraan keduanya, karena Devano sendiri tak mengerti apa yang akan papanya bicarakan dengannya.

"Jadi gini Dev, papa sudah membuat surat pengalihan jabatan papa ke kamu.... " Belum selesai Satria bicara, Devano sudah memotongnya cepat.

"Pa.... aku ini masih kelas dua belas, papa tahu nggak sih aku mana paham urusan perusahaan begini!"

Sudah Satria tebak bahwa anak gantengnya ini akan menolak mentah-mentah, dia tahu bahwa Devano tak pernah sekalipun berkeinginan untuk meneruskan usaha sang papa.

Di otaknya hanya terlintas balap sebagai profesi yang akan ia tekuni dan geluti nanti.

"Papa nggak memaksa sekarang kamu terjun ke perusahaan papa, pelan-pelan, nanti setelah mampu papa akan lepas kamu untuk memimpin perusahaan papa," ucap papanya tegas.

Dengan wajah tertekuk Devano menatap ke arah lain, malas melihat wajah papanya yang menyebalkan itu.

"Kamu papa masukin sebagai wakil CEO, posisi kamu di bawah papa langsung, jadi papa harap kamu bertanggungjawab dengan posisi ini, semua dokumen perubahan itu sudah masuk ke notaris." Lanjutan ucapan papanya membuat Devano emosi, dia merasa kebebasannya dirampas dan papanya berlaku sewenang-wenang kepadanya.

Dengan emosi yang berada di puncak kepala, Devano memacu motornya menuju ke rumah pribadinya, ruman yang ia beli dari hasil balapan dan uang saku yang ia kumpulkan pelan-pelan.

Sampai di depan rumahnya, emosi Devano kembali datang, melihat mobil mini berwarna merah berharga fantastis itu parkir pas banget di depan gerbang.

Devano mencari pemiliknya, yang sayangnya nggak terlihat di sana, mau memaki, mau melampiaskan emosinya, tapi Devano bingung mau di lampiaskan ke siapa, akhirnya Devano berlalu dari sana dan melajukan motornya ke sirkuit liar yang biasa dipakainya untuk memacu adrenalinnya.

Lagi kepengen melepaskan penat di rumah itu, selalu saja mobil itu dengan seenaknya nangkring di depan gerbang hingga Devano tak bisa masuk ke dalam rumahnya, bukan sekali bahkan beberapa kali orang itu menghalangi jalannya.

'Lihat aja kalo ketemu gue bejek dia!"

Terpopuler

Comments

𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁

𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁

biar bengep kalo ganteng mah cakep

2024-08-16

0

Nur Aeni

Nur Aeni

untung ganteng...../Facepalm/

2024-01-18

1

Rien

Rien

aduh devano ank kok bandele minta ampun

2023-10-20

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Putus Cinta berjuta rasanya
2 Bab 2 : Tawuran
3 Bab 3 : Rencana Perjodohan
4 Bab 4 : Status baru Devano
5 Bab 5 : Siapa dia?
6 Bab 6 : Gue sumpahin lo....
7 Bab 7 : Ketangkap Basah
8 Bab 8 : Tiba-tiba Menikah
9 Bab 9 : Pasutri baru
10 Bab 10 : Di rumah mertua
11 Bab 11 : Ternyata dia punya pacar
12 Bab 12 : Dinner berdua ala Devano
13 Bab 13 : Gosipan Ibu-ibu komplek
14 Bab 14 : Romantisme pengantin baru
15 Bab 15 : Freya oh Freya
16 Bab 16 : Cinta juga butuh logika.
17 Bab 17 : Obrolan Letta dan papa mertua.
18 Bab 18 : Letta ngambek
19 Bab 19 : Devano pusing
20 Bab 20 : Gue hancurin lo seperti rengginang
21 Bab 21 : Tak bisa membohongi perasaan
22 Bab 22 : Goncangan di perusahaan papa
23 Bab 23 : Meneruskan yang tertunda
24 Bab 24 : Kehilangan kabar papa.
25 Bab 25 : Usaha Letta
26 Bab 26 : Kehilangan jejak
27 Bab 27 : Peperangan dimulai
28 Bab 28 : Bramenda turun tangan
29 Bab 29 : Ada yang belum selesai.
30 Bab 30 : Devano - Febian
31 Bab 31 : Cemburunya Devano
32 Bab 32 : Ulang Tahun Bramenda
33 Bab 33 : Menyusun Rencana.
34 Bab 34 : Jatuhnya Atmaja corp.
35 Bab 35 : Manisnya masa putih abu itu.
36 Bab 36 : Versi kita
37 Bab 37 : Obrolan di meja makan.
38 Bab 38 : Ujian Akhir Sekolah
39 Bab 39 : Masa sebelum dewasa datang
40 Bab 40 : Kunjungan sahabat
41 Bab 41 : Ujian itu datang
42 Bab 42 : Milik aku
43 Bab 43 : Tak Mengerti
44 Bab 44 : Sedih
45 Bab 45 : Usaha memisahkan mereka
46 Bab 46 : Ngadu
47 Bab 46 : Tamu untuk Letta
48 Bab 48 : Mulai ada titik terang
49 Bab 49 : Ujian dari masa lalu
50 Bab 50 : Kehilangan Dia.
51 Bab 51 : Dipecat dengan tidak hormat
52 Bab 52 : Home Sweet Home
53 Bab 53 : Aktifitas Baru
54 Bab 54 : Ngintilin Suami
55 Bab 55 : Markas baru?
56 Bab 56 : Wanita penggoda
57 Bab 57 : Mencari pengganti
58 Bab 58
59 Bab 59 : Terpaksa memburu Claudia
60 Bab 60 : Pria beristri
61 Bab 61 : Levelnya Jauh di bawah Letta
62 Bab 62 : Usaha sendiri.
63 Bab 63 : Mengundurkan diri
64 Bab 64 : Tak di hargai!
65 Bab 65 : Menyakitkan
66 Bab 66 : Banyak yang ingin di posisi lo
67 Bab 67 : Berlarutnya kesalahpahaman
68 Bab 68 : Pura-pura
69 Bab 69 : Terpaksa
70 Bab 70 : Terlalu Serakah
71 Bab 71 : Tak cukup hanya itu
72 Bab 72 : Si tegas
73 Bab 73 : Nyungsep!
74 Bab 74 : Intimate Wedding.
75 Bab 75 : Bulan Madu
76 Bab 76 : Masih Bulan Madu
77 Bab 77 : Hamil?
78 Bab 78 : Bumil Perkasa
79 Bab 79 : His name is...
80 Bab 80 : Kebahagiaan sejati
81 Bab 81 : Persaingan
82 Bab 82 : Waktu yang mendewasakannya.
83 Bab 83 : Namanya juga anak cowok
84 Bab 84 : Tentang Kenzo dan Kanaka
85 Bab 85 : Berantem lagi
86 Bab 86 : Garangnya Kenzo
87 Bab 86 : Surat cinta dari guru BK.
88 Bab 88 : Mimo ngamuk
89 Bab 89 : Mempertahankan harga diri
90 Bab 90 : Bersitegang
91 Bab 91 : Tamu??
92 Bab 92 : Vetsa membuyarkan impian semua orang
93 Bab 93 : Sedewasa itu
94 Bab 94 : Two Most Wanted
95 Bab 95 : Ending
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Bab 1 : Putus Cinta berjuta rasanya
2
Bab 2 : Tawuran
3
Bab 3 : Rencana Perjodohan
4
Bab 4 : Status baru Devano
5
Bab 5 : Siapa dia?
6
Bab 6 : Gue sumpahin lo....
7
Bab 7 : Ketangkap Basah
8
Bab 8 : Tiba-tiba Menikah
9
Bab 9 : Pasutri baru
10
Bab 10 : Di rumah mertua
11
Bab 11 : Ternyata dia punya pacar
12
Bab 12 : Dinner berdua ala Devano
13
Bab 13 : Gosipan Ibu-ibu komplek
14
Bab 14 : Romantisme pengantin baru
15
Bab 15 : Freya oh Freya
16
Bab 16 : Cinta juga butuh logika.
17
Bab 17 : Obrolan Letta dan papa mertua.
18
Bab 18 : Letta ngambek
19
Bab 19 : Devano pusing
20
Bab 20 : Gue hancurin lo seperti rengginang
21
Bab 21 : Tak bisa membohongi perasaan
22
Bab 22 : Goncangan di perusahaan papa
23
Bab 23 : Meneruskan yang tertunda
24
Bab 24 : Kehilangan kabar papa.
25
Bab 25 : Usaha Letta
26
Bab 26 : Kehilangan jejak
27
Bab 27 : Peperangan dimulai
28
Bab 28 : Bramenda turun tangan
29
Bab 29 : Ada yang belum selesai.
30
Bab 30 : Devano - Febian
31
Bab 31 : Cemburunya Devano
32
Bab 32 : Ulang Tahun Bramenda
33
Bab 33 : Menyusun Rencana.
34
Bab 34 : Jatuhnya Atmaja corp.
35
Bab 35 : Manisnya masa putih abu itu.
36
Bab 36 : Versi kita
37
Bab 37 : Obrolan di meja makan.
38
Bab 38 : Ujian Akhir Sekolah
39
Bab 39 : Masa sebelum dewasa datang
40
Bab 40 : Kunjungan sahabat
41
Bab 41 : Ujian itu datang
42
Bab 42 : Milik aku
43
Bab 43 : Tak Mengerti
44
Bab 44 : Sedih
45
Bab 45 : Usaha memisahkan mereka
46
Bab 46 : Ngadu
47
Bab 46 : Tamu untuk Letta
48
Bab 48 : Mulai ada titik terang
49
Bab 49 : Ujian dari masa lalu
50
Bab 50 : Kehilangan Dia.
51
Bab 51 : Dipecat dengan tidak hormat
52
Bab 52 : Home Sweet Home
53
Bab 53 : Aktifitas Baru
54
Bab 54 : Ngintilin Suami
55
Bab 55 : Markas baru?
56
Bab 56 : Wanita penggoda
57
Bab 57 : Mencari pengganti
58
Bab 58
59
Bab 59 : Terpaksa memburu Claudia
60
Bab 60 : Pria beristri
61
Bab 61 : Levelnya Jauh di bawah Letta
62
Bab 62 : Usaha sendiri.
63
Bab 63 : Mengundurkan diri
64
Bab 64 : Tak di hargai!
65
Bab 65 : Menyakitkan
66
Bab 66 : Banyak yang ingin di posisi lo
67
Bab 67 : Berlarutnya kesalahpahaman
68
Bab 68 : Pura-pura
69
Bab 69 : Terpaksa
70
Bab 70 : Terlalu Serakah
71
Bab 71 : Tak cukup hanya itu
72
Bab 72 : Si tegas
73
Bab 73 : Nyungsep!
74
Bab 74 : Intimate Wedding.
75
Bab 75 : Bulan Madu
76
Bab 76 : Masih Bulan Madu
77
Bab 77 : Hamil?
78
Bab 78 : Bumil Perkasa
79
Bab 79 : His name is...
80
Bab 80 : Kebahagiaan sejati
81
Bab 81 : Persaingan
82
Bab 82 : Waktu yang mendewasakannya.
83
Bab 83 : Namanya juga anak cowok
84
Bab 84 : Tentang Kenzo dan Kanaka
85
Bab 85 : Berantem lagi
86
Bab 86 : Garangnya Kenzo
87
Bab 86 : Surat cinta dari guru BK.
88
Bab 88 : Mimo ngamuk
89
Bab 89 : Mempertahankan harga diri
90
Bab 90 : Bersitegang
91
Bab 91 : Tamu??
92
Bab 92 : Vetsa membuyarkan impian semua orang
93
Bab 93 : Sedewasa itu
94
Bab 94 : Two Most Wanted
95
Bab 95 : Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!