Bab 19 : Devano pusing

Pagi ini, Letta tetap menjalankan kewajibannya, tinggal puluhan tahun dengan orang tua, ia bisa melihat bagaimana mommy melayani daddy.

Meski sedang marah, tapi kewajiban tetaplah kewajiban, ia dengan telaten menyiapkan sarapan untuk Devano.

Devano memasang muka manis, lebam di wajah semakin membiru, warna itu membuat Letta tambah kesal, terbayang lagi pelukan hangat Freya untuk sang suami.

"Anterin ke sekolah ya mbak," kata Devano di sela mengunyah sarapannya.

"Emang motor kamu kenapa?" tanya Letta dengan mimik judes.

"Lagi pengen dianterin kamu aja sayang," jawab Devano dengan senyum lebar, sengaja menggoda Letta agar bisa tersenyum.

"Aku ada meeting penting pagi ini, kamu berangkat aja sendiri!" sahut Letta mulai menggigit roti bakarnya.

"Meeting ama siapa? Cowok apa cewek?" tanya Devano kepo.

Dengan santai Letta mengedikan bahu, dia memang beneran tidak tahu klien yang akan ia temui hari ini, Vetsa tak memberi info apa-apa.

Letta sudah menenteng tas kerja dan siap berangkat, Devano dengan santai ikut masuk ke mobil Letta.

Di balik kemudi Letta menatap Devano dengan mimik muka kesel.

"Udah ayo jalan mbak." Devano menyunggingkan senyum terbaiknya, merayu Letta agar menurunkan kemarahannya, nyatanya diambekin istri itu tak mengenakkan, kemarin malam Devano harus rela tidur di sofa depan televisi.

Pada akhirnya Letta tak bisa memaksa Devano untuk turun dari mobilnya, Letta memilih diam dan melajukan mobilnya menuju ke sekolah Devano.

"Lo sekolah di mana?" tanya Letta dengan nada judes.

"SMA Pelita Yang," jawab Devano.

Letta menoleh dengan cepat mendengar kata 'Yang' yang disematkan Devano untuk memanggilnya.

Tak ingin gagal fokus sama suami berondongnya yang menyebalkan itu, Letta memilih kembali fokus pada jalanan di depannya.

Cup..... sebuah kecupan mendarat di pipi kiri Letta.

"Devano!" teriak Letta kesal.

"Apa sayang," sahut Devano sambil menyandar ke pintu mobil dan menatap Letta dengan lembut.

"Jangan becanda kamu ah, aku lagi nyetir nih," kata Letta sambil mengerucutkan bibir dan menyembunyikan rona wajah yang memerah seperti tomat.

Devano menatap geli Letta yang tampak salah tingkah itu, perempuan cantik berstatus istri itu begitu menggemaskan di mata Devano.

Baru mengenal beberapa minggu, tapi Devano tahu bahwa Letta itu perempuan baik, pinter, penuh rasa sayang hingga membuat Devano jatuh hati terhadapnya.

Selama ini Devano memang mencari pacar dengan kualifikasi seperti Letta ini, eh Tuhan kirim bukan hanya pacar tapi justru istri seperti ini.

Tak lama mobil merah itu berhenti di depan gerbang SMA pelita, Devano mencondongkan badan ke arah Letta, menarik dagu itu hingga wajah Letta berhadapan dengan wajah Devano.

Letta mengerjab, menatap Devano yang terus mendekat, lalu.... sebuah sapuan manis mendarat di bibir Letta.

Masih shock atas perbuatan suami, untung saja kaca mobil Letta didisain gelap hingga aktivitas orang di dalam tak terdeteksi orang dari luar, tapi tetap saja kelakuan Devano bikin Letta emosi, ini di depan sekolah dan Devano sesantai ini menciumnya.

"Inget kerja yang bener, jangan caper sama cowok lain, inget udah punya aku," Devano mengusap bibir tipis Letta dengan ibu jarinya.

"Kamu tuh yang caper sama cewek lain!" Letta mencibir dengan kesal.

"Aku tuh setia lho," ucap Devano tak terima.

"Kecap nggak ada nomor dua pak, semua nomor satu," kata Letta sambil melengos.

"Terserah yang penting gue nggak seperti yang kamu tuduhkan, aku turun dulu, hati-hati nyetirnya." Devano mencangklong tas sekolahnya dan keluar dari mobil Letta.

Tanpa Devano tahu bahwa ada seseorang yang menunggunya di depan pintu masuk sekolah, sepasang mata itu menatap tajam Devano yang baru turun dari mobil merah itu.

Devano menoleh sekali lagi, mengulas senyum manis dan melambai sekali lagi sebelum mobil itu menghilang dari pandangan.

Devano berhenti sejenak, menatap Freya yang menatapnya dengan wajah sendu.

Tak ingin menyakiti hati Letta, meski sang istri tidak tahu perbuatannya, Devano memilih melenggang melewati Freya yang mulai berkaca-kaca.

"Kak Dev," panggil Freya lirih.

Devano berhenti sejenak, jujur hatinya tak tega mengabaikan Frasa seperti ini, karena mereka berteman sejak dari kecil dulu, tapi..... Devano juga harus bersikap tegas, karena kedekatan mereka menyakiti Letta, lebih-lebih Freya sering berlaku mesra terhadapnya, Devano benar-benar tak bisa seperti ini, dia sayang Letta.

Devano memutuskan melanjutkan langkahnya, mengetahui Freya mengikuti langkahnyalangkahnya, Devano memilih meneruskan langkah menuju ke rooftop.

Monty sedang asyik duduk di atas meja tak terpakai sambil asyik menghisap rokok.

"Kak Dev.... " panggil Freya lagi.

"Fre.... please jangan kek gini," potong Devano cepat.

"Kakak kenapa bisa berubah begini sih?!" ucap Freya dengan suara bergetar.

"Berubah apanya sih Fre?" tanya Devano datar.

Brandon yang baru gabung dengan mereka mengernyitkan kening atas pertengkaran Devano dan Freya itu.

"Oh aku tahu, pasti gara-gara Letta kan? Kakak tuh berubah setelah kenal ama dia, apa kakak harus tanggung jawab karena udah kumpul kebo sama dia?!" teriak Freya histeris.

Brandon mendekat. "Fre.... tahan emosi kamu," tegur Brandon pelan.

"Nggak bisa kak, aku yang udah kenal kak Dev duluan, aku yang udah sayang kak Dev duluan, bukan cewek itu!" Freya semakin tak terkendali.

"Udah Fre, udah, perasaan itu nggak bisa dipaksa," ucap Brandon lembut.

Ali dan Jason yang baru datang, hanya mengeryit bingung melihat drama di depannya ini.

"Kak Dev bohong! Dulu bilang kita akan terus bersama-sama!"

"Gue tak pernah menjanjikan apa-apa ke lo!" sahut Devano santai.

"Gara-gara cewek sialan itu, kak Dev melupakan semua janji kita, akan aku buat Letta menyesal telah merebut kak Dev dari aku!" rahang Freya mengetat.

"Kamu sentuh Letta seujung kuku pun, gue buat lo nyesel," ancam Devano dengan suara mencekam.

"Hahaha.... demi perempuan sampah kayak gitu, kamu mau buang.... "

Belum selesai Freya bicara, krah bajunya ditarik Devano dengan kasar.

"Dev, Dev udah." Brandon dan Ali memegang Devano dengan erat, dan Jason memeluk pinggang Freya dan berusaha membawa Freya menjauh.

"Begitu berharganya cewek itu untuk kamu, bagaimana reaksi om Satria kalo semua investasi kakek aku ditarik dari perusahaannya gara-gara anak lelakinya ya, aku nggak sabar liatnya."

Habis mengucapkan kalimat itu Freya berlalu dari hadapan lima cowok ganteng itu.

"Gila juga tuh cewek, lo masih mau Jas?" tanya Monty dengan bahu bergidik.

"Dia kira bisa ngancem lo begitu Dev? Dia nggak tahu nyokap lo anaknya siapa, dia nggak tahu Letta itu backingannya siapa?" gumam Brandon lelah melihat cewek se agresif itu.

"Gue kira dia kalem, ternyata menakutkan!" bisik Jason patah hati.

_________

Hai semua, terimakasih yah yang sudah mampir ke cerita ini, Rens minta vote, like dan komennya dong, biar Rens semangat untuk terus menggali ide-idenya..... salam sayang buat semua.

Terpopuler

Comments

Sri Peni

Sri Peni

seruuu

2024-03-24

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

MUNCUL TUH SIFAT ASLI FREYA...

2024-02-18

0

Rien

Rien

ada"daja preya ki hmm

2023-11-02

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Putus Cinta berjuta rasanya
2 Bab 2 : Tawuran
3 Bab 3 : Rencana Perjodohan
4 Bab 4 : Status baru Devano
5 Bab 5 : Siapa dia?
6 Bab 6 : Gue sumpahin lo....
7 Bab 7 : Ketangkap Basah
8 Bab 8 : Tiba-tiba Menikah
9 Bab 9 : Pasutri baru
10 Bab 10 : Di rumah mertua
11 Bab 11 : Ternyata dia punya pacar
12 Bab 12 : Dinner berdua ala Devano
13 Bab 13 : Gosipan Ibu-ibu komplek
14 Bab 14 : Romantisme pengantin baru
15 Bab 15 : Freya oh Freya
16 Bab 16 : Cinta juga butuh logika.
17 Bab 17 : Obrolan Letta dan papa mertua.
18 Bab 18 : Letta ngambek
19 Bab 19 : Devano pusing
20 Bab 20 : Gue hancurin lo seperti rengginang
21 Bab 21 : Tak bisa membohongi perasaan
22 Bab 22 : Goncangan di perusahaan papa
23 Bab 23 : Meneruskan yang tertunda
24 Bab 24 : Kehilangan kabar papa.
25 Bab 25 : Usaha Letta
26 Bab 26 : Kehilangan jejak
27 Bab 27 : Peperangan dimulai
28 Bab 28 : Bramenda turun tangan
29 Bab 29 : Ada yang belum selesai.
30 Bab 30 : Devano - Febian
31 Bab 31 : Cemburunya Devano
32 Bab 32 : Ulang Tahun Bramenda
33 Bab 33 : Menyusun Rencana.
34 Bab 34 : Jatuhnya Atmaja corp.
35 Bab 35 : Manisnya masa putih abu itu.
36 Bab 36 : Versi kita
37 Bab 37 : Obrolan di meja makan.
38 Bab 38 : Ujian Akhir Sekolah
39 Bab 39 : Masa sebelum dewasa datang
40 Bab 40 : Kunjungan sahabat
41 Bab 41 : Ujian itu datang
42 Bab 42 : Milik aku
43 Bab 43 : Tak Mengerti
44 Bab 44 : Sedih
45 Bab 45 : Usaha memisahkan mereka
46 Bab 46 : Ngadu
47 Bab 46 : Tamu untuk Letta
48 Bab 48 : Mulai ada titik terang
49 Bab 49 : Ujian dari masa lalu
50 Bab 50 : Kehilangan Dia.
51 Bab 51 : Dipecat dengan tidak hormat
52 Bab 52 : Home Sweet Home
53 Bab 53 : Aktifitas Baru
54 Bab 54 : Ngintilin Suami
55 Bab 55 : Markas baru?
56 Bab 56 : Wanita penggoda
57 Bab 57 : Mencari pengganti
58 Bab 58
59 Bab 59 : Terpaksa memburu Claudia
60 Bab 60 : Pria beristri
61 Bab 61 : Levelnya Jauh di bawah Letta
62 Bab 62 : Usaha sendiri.
63 Bab 63 : Mengundurkan diri
64 Bab 64 : Tak di hargai!
65 Bab 65 : Menyakitkan
66 Bab 66 : Banyak yang ingin di posisi lo
67 Bab 67 : Berlarutnya kesalahpahaman
68 Bab 68 : Pura-pura
69 Bab 69 : Terpaksa
70 Bab 70 : Terlalu Serakah
71 Bab 71 : Tak cukup hanya itu
72 Bab 72 : Si tegas
73 Bab 73 : Nyungsep!
74 Bab 74 : Intimate Wedding.
75 Bab 75 : Bulan Madu
76 Bab 76 : Masih Bulan Madu
77 Bab 77 : Hamil?
78 Bab 78 : Bumil Perkasa
79 Bab 79 : His name is...
80 Bab 80 : Kebahagiaan sejati
81 Bab 81 : Persaingan
82 Bab 82 : Waktu yang mendewasakannya.
83 Bab 83 : Namanya juga anak cowok
84 Bab 84 : Tentang Kenzo dan Kanaka
85 Bab 85 : Berantem lagi
86 Bab 86 : Garangnya Kenzo
87 Bab 86 : Surat cinta dari guru BK.
88 Bab 88 : Mimo ngamuk
89 Bab 89 : Mempertahankan harga diri
90 Bab 90 : Bersitegang
91 Bab 91 : Tamu??
92 Bab 92 : Vetsa membuyarkan impian semua orang
93 Bab 93 : Sedewasa itu
94 Bab 94 : Two Most Wanted
95 Bab 95 : Ending
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Bab 1 : Putus Cinta berjuta rasanya
2
Bab 2 : Tawuran
3
Bab 3 : Rencana Perjodohan
4
Bab 4 : Status baru Devano
5
Bab 5 : Siapa dia?
6
Bab 6 : Gue sumpahin lo....
7
Bab 7 : Ketangkap Basah
8
Bab 8 : Tiba-tiba Menikah
9
Bab 9 : Pasutri baru
10
Bab 10 : Di rumah mertua
11
Bab 11 : Ternyata dia punya pacar
12
Bab 12 : Dinner berdua ala Devano
13
Bab 13 : Gosipan Ibu-ibu komplek
14
Bab 14 : Romantisme pengantin baru
15
Bab 15 : Freya oh Freya
16
Bab 16 : Cinta juga butuh logika.
17
Bab 17 : Obrolan Letta dan papa mertua.
18
Bab 18 : Letta ngambek
19
Bab 19 : Devano pusing
20
Bab 20 : Gue hancurin lo seperti rengginang
21
Bab 21 : Tak bisa membohongi perasaan
22
Bab 22 : Goncangan di perusahaan papa
23
Bab 23 : Meneruskan yang tertunda
24
Bab 24 : Kehilangan kabar papa.
25
Bab 25 : Usaha Letta
26
Bab 26 : Kehilangan jejak
27
Bab 27 : Peperangan dimulai
28
Bab 28 : Bramenda turun tangan
29
Bab 29 : Ada yang belum selesai.
30
Bab 30 : Devano - Febian
31
Bab 31 : Cemburunya Devano
32
Bab 32 : Ulang Tahun Bramenda
33
Bab 33 : Menyusun Rencana.
34
Bab 34 : Jatuhnya Atmaja corp.
35
Bab 35 : Manisnya masa putih abu itu.
36
Bab 36 : Versi kita
37
Bab 37 : Obrolan di meja makan.
38
Bab 38 : Ujian Akhir Sekolah
39
Bab 39 : Masa sebelum dewasa datang
40
Bab 40 : Kunjungan sahabat
41
Bab 41 : Ujian itu datang
42
Bab 42 : Milik aku
43
Bab 43 : Tak Mengerti
44
Bab 44 : Sedih
45
Bab 45 : Usaha memisahkan mereka
46
Bab 46 : Ngadu
47
Bab 46 : Tamu untuk Letta
48
Bab 48 : Mulai ada titik terang
49
Bab 49 : Ujian dari masa lalu
50
Bab 50 : Kehilangan Dia.
51
Bab 51 : Dipecat dengan tidak hormat
52
Bab 52 : Home Sweet Home
53
Bab 53 : Aktifitas Baru
54
Bab 54 : Ngintilin Suami
55
Bab 55 : Markas baru?
56
Bab 56 : Wanita penggoda
57
Bab 57 : Mencari pengganti
58
Bab 58
59
Bab 59 : Terpaksa memburu Claudia
60
Bab 60 : Pria beristri
61
Bab 61 : Levelnya Jauh di bawah Letta
62
Bab 62 : Usaha sendiri.
63
Bab 63 : Mengundurkan diri
64
Bab 64 : Tak di hargai!
65
Bab 65 : Menyakitkan
66
Bab 66 : Banyak yang ingin di posisi lo
67
Bab 67 : Berlarutnya kesalahpahaman
68
Bab 68 : Pura-pura
69
Bab 69 : Terpaksa
70
Bab 70 : Terlalu Serakah
71
Bab 71 : Tak cukup hanya itu
72
Bab 72 : Si tegas
73
Bab 73 : Nyungsep!
74
Bab 74 : Intimate Wedding.
75
Bab 75 : Bulan Madu
76
Bab 76 : Masih Bulan Madu
77
Bab 77 : Hamil?
78
Bab 78 : Bumil Perkasa
79
Bab 79 : His name is...
80
Bab 80 : Kebahagiaan sejati
81
Bab 81 : Persaingan
82
Bab 82 : Waktu yang mendewasakannya.
83
Bab 83 : Namanya juga anak cowok
84
Bab 84 : Tentang Kenzo dan Kanaka
85
Bab 85 : Berantem lagi
86
Bab 86 : Garangnya Kenzo
87
Bab 86 : Surat cinta dari guru BK.
88
Bab 88 : Mimo ngamuk
89
Bab 89 : Mempertahankan harga diri
90
Bab 90 : Bersitegang
91
Bab 91 : Tamu??
92
Bab 92 : Vetsa membuyarkan impian semua orang
93
Bab 93 : Sedewasa itu
94
Bab 94 : Two Most Wanted
95
Bab 95 : Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!