Devano masuk ke dalam kamar, tangannya menenteng satu set baju tidur milik Gelsey mamanya.
"Kata mama suruh pakai baju mama nih mbak, semua masih baru kok." Devano menyerahkan baju tersebut kepada Letta yang sedang duduk bersandar pada papan ranjang sambil memainkan ponselnya.
Perempuan berstatus istri itu terlihat cuek dan lebih mementingkan berbalas chat dengan Helen sang sahabat.
"Mbak," panggil Devano lagi yang hanya dibalas lirikan judes oleh Letta.
Devano menggaruk kepala yang tak gatal, melihat Letta yang acuh begitu, sudah dipastikan jika Letta pasti ngambek, garis bawahi ya 'NGAMBEK!' karena kedatangan Freya tadi ke rumah mereka.
"Kenapa sih?" tanya Devano sambil duduk mepet Letta, tuh suami pura-pura bego melihat istrinya marah.
"Auk!" Jawaban judes Letta bikin Devano gemes sendiri dan mengulum senyum.
"Marah? Cemburu? Kan udah aku bilang, aku nggak ada hubungan apa-apa ama dia," ucap Devano sambil menyandarkan kepala di bahunya Letta.
"Dih siapa yang cemburu juga?! Awas kamu berat, Devano!" Letta mencoba mengedikkan bahu agar Devano segera menyingkirkan kepala dari pundak Letta, tapi.... Devano cuek tetap bersandar pada bahu yang belakangan hari ini begitu nyaman Devano sandari.
"Beneran nggak cemburu?" tanya Devano dengan senyum manis sekedar menggoda Letta yang masih tetap manyun.
"Aku tuh nggak punya hubungan apa-apa ama Freya mbak, aku hanya anggap dia adik nggak lebih, beda sama rasa yang aku rasain ama kamu," lanjut Devano membuat Letta memalingkan wajah hingga hidung bangirnya menyentuh pipi Devano.
Dengan wajah sedikit mendongak, Devano bisa melihat kedalaman mata bening itu, kedua mata itu saling mengunci, ada getar yang sama pada keduanya.
Devano beringsut, ibu jarinya mengusap bibir tipis Letta dengan lembut, dan perlahan Devano mendekat, memiringkan kepala hingga bibirnya menyentuh bibir Letta dengan lembut.
Rasa kenyal dan manis itu Devano cecap, rasanya....um....begitu luar biasa, first kiss nya telah ia berikan untuk Letta.
Letta terpaku, dia tak munafik, meski ini bukan ciuman pertamanya, tapi rasa bibir Devano berbeda dengan mantannya yang dulu, yang ini lebih manis dan..... meski amatiran, tapi Letta suka.
Devano merenggangkan jarak, menatap mata Letta dengan intens, mencari penolakan disana, tapi dia melihat dalam mata itu hanya ada rasa damba terhadapnya.
Devano mendekat dan mulai mencecap lagi bibir tipis itu, sedikit mengu*** atas dan bawah hingga menimbulkan suara kecipak di ruangan itu.
Devano nyaris kehilangan kendali, dia cepat tersadar, tetapi tanpa dia sangka justru Letta naik ke atas pangkuannya dan mulai mema**t kembali bibir sang suami.
Sudah mengelak tapi dikasih kejutan seperti ini siapa yang nolak coba? Apalagi status mereka halal untuk melakukan itu, jadilah Devano semakin bergairah dan membalas perlakuan Letta yang bikin..... nagih.
Masih saling bertaut dan mencecap, suara ketukan di pintu kamar itu mengintrupsi perbuatan panas keduanya.
"Bukain mbak, ada yang bangun nih, malu kalo ketauan mama." Devano menunjuk sesuatu yang mengeras di bawah sana.
Membenahi penampilan yang sedikit berantakan, Letta lalu turun dan membuka pintu kamar Devano.
"Mama mau keluar dulu ama papa, kamu mau nitip sesuatu nggak?" tanya Gelsey.
"Emang mama mau kemana?" Letta keheranan melihat mama mertuanya berdandan sekeren ini.
"Mau muter doang cari martabak," jawab Gelsey santai.
"Emang mama masih laper?"
"Nggak sih, cuman pengen jalan ama papa doang, kangen pengen pacaran aja."
"Oh.... ya udah mama ma papa ati-ati ya, kita nggak pengen apa-apa kok."
"Oke kalo gitu, kalo mau makan kue yang dari mamanya Freya buka aja ya Let, mama tinggal dulu." Gelsey menepuk pipi Letta pelan lalu meninggalkan menantunya yang masih menatap penuh minat atas kemesraan kedua mertuanya.
Senang lihat yang manis-manis seperti itu, bahkan Daddy dan mommy yang berusia senja saja masih selalu bersikap mesra dalam setiap kesempatan.
Letta kembali menutup pintu, menatap sekilas Devano yang masih memperhatikan gerak-geriknya, tak mempedulikan Devano, Letta mengambil baju milik Gelsey tadi dan membawanya ke dalam kamar mandi.
Di pantulan kaca itu, Letta memukul kepalanya pelan, ingat apa yang dilakukannya tadi, naik ke pangkuan Devano tanpa malu.
'Dasar bego!' maki Letta pada diri sendiri.
Tak mungkin sembunyi terlalu lama dalam kamar mandi, akhirnya Letta keluar dari sana dan melihat Devano sudah berbaring dengan mata menatap layar ponselnya.
Melihat chatingan teman se genk nya yang sahut-sahutan di group membuat Devano hanya terkekeh geli.
Monty : Devano angkrem!
Jason : Dikekepin bini, bikin patah hati anak orang.
Ali : Bangs** memang! Bikin orang
pengen.
Brandon : Yang paling nggak peduli ama cewek, ash* malah dapetnya duluan!
Devano hanya terkekeh membaca sumpah serapah sahabat-sahabatnya itu, tak ingin membalasnya, Devano meletakkan ponselnya di nakas ketika
merasakan pergerakan Letta di sampingnya.
"Chattan ama siapa sih?" tanya Letta kepo.
"Ama anak-anak," jawab Devano lalu tidur miring sambil memeluk pinggang Letta.
"Oh.... " sahut Letta sekenanya.
"Mbak.... " panggil Devano.
"Ya."
Devano kembali mendekatkan wajahnya dan mengakuisisi bibir sang istri yang membuat candu itu.
Mumpung mama dan papa sedang pergi, Devano akan mempraktikkan sesuatu yang membuatnya penasaran selama ini.
Dengan posisi Letta yang sekarang ada di bawahnya, Devano merasa tertantang untuk menjamah semua yang telah sah menjadi miliknya itu.
Saling mencecap dan membelit, keduanya pun ngos-ngosan, menahan rasa yang semakin menggebu, Devano tak ingin buru-buru, dia cukup tahu diri bahwa hubungan mereka baru saja terjalin, meski ada hasrat yang menggelora tapi Devano berusaha menahannya.
Cup.... sebuah kecupan di kening Letta mengakhiri petualangan keduanya sampai di sana saja, besok mereka akan mengeksplorasi tempat yang lain lagi.
Bagi Letta, meski Devano bukan pasangan pertamanya, tapi pengalaman ini adalah pengalaman pertama seorang pria menyentuhnya sedalam ini.
Letta selalu memberi batasan yang jelas kepada kedua mantannya dulu untuk tidak melakukan sesuatu yang melebihi batas.
Dan Letta masih belum bisa menyerahkan semuanya, sebelum dia yakin akan cinta Devano kepadanya.
Ya Letta tidak mau naif, meski mereka telah resmi sebagai sepasang suami-istri tapi Letta juga harus berfikir logis, hingga tak ada penyesalan dikemudian hari.
Apalagi suami berondongnya ini masih berstatus pelajar SMU, meski Devano luar biasa keren dan super ganteng tapi otak Letta harus tetap dipakai saat berdua dengan suaminya itu.
Cinta itu juga butuh logika bukan?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
BEGOK DARI MANA, MLH BAGUS NYENENGIN SUAMI..
2024-02-18
1
Eva kusrini
lanjut
2023-11-16
3
Rien
makin seru nik cerita hhhhee good
2023-10-30
0