Bab 6 : Gue sumpahin lo....

Hari ini masih hari Minggu, Devano masih nemplok di bantal, tadi pagi sampai rumah jam tiga dini hari, langsung masuk rumah dan menyelinap ke kamar tanpa terdengar siapapun, hanya pak Satpam yang tahu kedatangannya, sengaja banget mesin motor dimatikan di depan gerbang, biar tak kepergok sama papa kalau pulang dini hari.

Masih asyik molor tapi ponsel Devano terus berkedip meminta atensinya untuk segera mengangkatnya.

Dengan terpaksa Devano menggeser tombol hijau tanpa melihat nama peneloponnya.

"Hallo." sapa Devano dengan suara serak dan mata masih terpejam.

"Dev... " panggil Ali dari seberang sana.

"Anj*** lo pagi-pagi ngapain sih *** telpon gue, masih ngantuk woiiii!" maki Devano kesal.

Bukannya marah Ali justru terkekeh mendengar makian Devano, pasalnya bukan hanya Devano yang merasakan dibangunkan dari tidurnya padahal mata masih ingin merem.

Sumpah serapah yang sama tadi Ali lontarkan kepada Zayn ketika cowok itu memberikan tantangan balap motor dari Ray untuk Devano.

"Lo ditantangin balapan boss, ntar sore, terima nggak?" tanya Ali akhirnya.

"Jam? Berapa?" tanya Devano pelan.

"lima sore, dua puluh juta."

"Ambil!" ucap Devano lalu tanpa berkata apapun Devano mematikan telepon mereka dan melanjutkan tidurnya.

Belum juga merem sempurna ponselnya kembali berdering, dengan wajah menahan emosi Devano mengangkat panggilan tersebut.

"Apaan lagi sih ***!" maki Devano keras.

"Kak Dev.... " suara lembut di seberang sana memaksa Devano membuka mata melihat siapa yang meneleponnya.

"Ada apa Fre?" tanya Devano pelan mengusap matanya yang lengket.

"Kak Dev masih tidur ya?" tanya Freya pelan.

"Iya gue ngantuk banget Fre tadi pulang subuh."

"Oh ya udah kalo gitu kirain bisa nganter aku beli buku."

"Harus sekarang?" tanya Devano akhirnya, dia tentu tak akan tega membiarkan Freya pergi sendirian, gadis ini kan tak pernah kemana-mana sendiri, mereka telah berteman sejak kecil karena kebetulan rumah lama Devano bersebelahan dengan rumah Freya, meski sekarang Devano pindah ke rumah baru, mereka masih berteman, apalagi sekarang mereka satu sekolah juga.

"Kalo kak Dev nggak bisa, besok aja nggak papa kak," jawab Freya akhirnya.

"Besok aja ya Fre, gue ngantuk banget, apalagi nanti sore gue ada balapan."

"Balapan? Aku boleh ikut nggak kak?"

"Eh!"

Sore harinya dengan membonceng Devano, Freya benar-benar turut hadir dalam acara balapan kali ini.

Balapan semi resmi itu diselenggarakan di sirkuit yang dibangun oleh orang tua Ali sebagai wadah untuk muda mudi yang ingin menjajal dunia otomotif ini, makanya Devano berani membawa Freya kesini.

"Hai Dev." Ali, Monty dan Jason berjabat tangan dengan Devano ala mereka, tak lupa tersenyum kepada Freya, jujur ketiganya merasa kaku dengan gadis itu.

"Brandon mana?" tanya Devano ketika tak menemukan sepupunya diantara ketiga temannya.

"Tuh ngejajalin motor baru rakitan anak buah bokap gue," jawab Ali sambil menunjuk Brandon yang melaju kencang dengan motor warna biru itu.

"Wah saudara gue ternyata keren juga," puji Devano.

Freya yang baru pertama kali melihat orang berkendara dengan motor dalam. kecepatan tinggi hanya menatap takjub orang-orang itu, sesekali ia bertepuk tangan.

"Boss.... yakin lo nggak demen ama cewek cakep begini?" tanya Jason pelan.

"Lo suka?" Devano balik bertanya dengan alis menaut.

"Njir.... di skak mat, mampus, hahahaha!" Monty ketawa lepas.

"Kalo lo suka, pepet aja, asal bukan Monty gue oke oke aja!" lanjut Devano santai.

"Gue kenapa emang?" Monty yang disebut namanya oleh Devano tak iklhas banget dibedain oleh cowok itu.

"Nggak tega gue ama temen gue kalo lo mau mainin doang," jawab Devano sarkas.

"Dev.... Ray udah dateng!" Dari arah sana Ali datang menghampiri.

"Oke gue siap-siap, Jas titip Freya ya jangan sampai ular sawah itu matuk gadis polos kayak gitu." Selepas mengucapkan kalimat itu, Devano mengusap kepala Freya lembut lalu menuju ke garasi untuk mengambil motornya.

Devano memakai perlengkapan standar pembalap lalu memutar gas motornya hingga meraung dan melajukannya pelan menuju garis start.

Freya menatap semua tingkah laku Devano dengan tatapan memuja.

"Lo suka banget ya sama Devano?" tanya Jason.

Freya menoleh dengan cepat karena mendengar tebakan Jason yang tepat sasaran itu.

"Semoga lo kuat menghadapi dia," ucap Jason lagi.

"Kenapa?" tanya Freya dengan alis bertaut.

'Ya karena lo bakalan sakit hati karena fans Devano itu banyak dan anarkis, cewek menye-menye kayak lo nggak bakalan bertahan disisinya' ucap Jason tapi hanya berani dalam hati saja.

Dikejauhan sana Devano bersiap di garis start dengan Ray di sampingnya, keduanya bersiap memacu motornya yang siap meraung dan dipacu untuk jadi yang terdepan sampai di garis finish sana.

Cewek dengan celana pendek dan kaos crop top itu siap di depan keduanya dengan mengangkat bendera untuk memimpin acara balapan itu.

Satu....

Dua....

Tiga....

Wuss.... kedua motor itu meraung dan melaju kencang membelah jalanan sirkuit, hingga beberapa menit kemudian motor Devano menyentuh garis finish sebagai yang terdepan, ya.... lagi-lagi Devano menang, uang dua puluh juta itu jadi miliknya.

Freya dan ke empat teman Devano bersorak gembira menyambut kemenangan sang legend.

Ray menatap sengit ke arah Devano, tiga kali nantangin adu kecepatan tapi tak sekali pun Ray menang.... sial memang.

Ali melempar uang taruhan yang dimenangkan Devano, dengan sigap cowok jangkung itu menangkap lalu melemparkannya ke arah Jason.

"Simpen buat kita party," ucapnya kepada Jason.

"Ayo kita pulang Fre, udah sore, nanti lo dicariin," ucap Devano kepada Freya yang langsung dianggukin cewek itu.

Tanpa malu Freya menggamit lengan Devano dengan posesif, sengaja menunjukkan kepada siapapun bahwa ia adalah pacar Devano.

Devano mengantar Freya terlebih dahulu lalu memutuskan pulang ke rumah.

"Dari mana Dev?" tanya Satria dingin menatap anak lelaki satu-satunya yang pulang dengan pakaian kotor dan rambut acak-acakan.

"Biasa pa," jawab Devano asal.

"Kamu udah besar, udah jadi wakil papa di perusahaan, kamu harus mulai fokus. Balapan, tawuran, kamu tahu nggak itu taruhannya nyawa kamu," nasihat Satria setelah sebelumnya menghela nafas panjang.

"Iya ngerti pa, papa udah seribu kali ngasih tahu Devano. Aku tahu kok kewajiban aku apa," ucap Devano dengan santai sambil menyandarkan tubuhnya di tembok pembatas antara ruang tamu dan ruang keluarga.

Habis diomelin seperti itu, setelah membersihkan diri, Devano lalu keluar lagi dari rumah menuju ke rumah pribadinya untuk istirahat, sempat pamit sih sama mamanya lewat chat karena takut mamanya kepikiran.

Lagi kesel, lagi pengen sendiri, tapi mobil mini berwarna merah itu kembali nangkring di depan gerbang rumahnya.

Dengan kesal Devano membunyikan klakson berulang-ulang agar si pemilik mobil itu keluar.

Seorang wanita berambut pendek keluar dari rumah di sebelah, diikuti dengan gadis cantik di belakangnya.

Devano baru ingat kalau perempuan yang dilihatnya di club waktu itu adalah tetangganya dan kesalnya lagi ternyata perempuan yang menarik atensinya waktu itu adalah pemilik mobil yang ingin ia 'bejek' karena parkir sembarangan terus di depan rumahnya.

"Nggak sopan banget sih bunyiin klakson kayak gitu!" ketus Letta dengan wajah kesal.

"Lo atau gue yang nggak sopan? Parkir di depan rumah orang dengan sembarangan!" sahut Devano dengan muka asem.

Rasa kagumnya akan perempuan ini tiba-tiba luntur berubah menjadi kesal.

"Um.... dek, maaf ya temen aku ngehalangin gerbang kamu," Helen mencoba meredakan emosi kedua orang di depannya ini.

"Bilangin temennya dong mbak, kalo parkir jangan sembarangan, rumah ini kan ada penghuninya, ya kali setiap saya mau masuk saya harus putar lagi kemana dulu nunggu sampai dia pergi dulu." Suara Devano masih terdengar ketus, mood nya belum kembali setelah di tegur papanya lagi.

"Heh berondong! Gue parkir disini kan tahunya ini rumah kosong!" balas Letta tak mau kalah.

"Udah Let, udah, malu diliatin orang berantem gini!" tegur Helen pelan, dia tahu emosi Letta sedang tak stabil saat ini.

"Songong banget jadi cowok, gue rasa nggak ada cewek yang mau sama cowok songong kayak dia!" ucap Letta judes.

"Gue sumpahin lo yang pertama termehek-mehek ama gue!" sahut Devano santai.

'Duarrrrrr!'

Tiba-tiba petir menyambar seakan mendengar sumpah Devano barusan.

Terpopuler

Comments

Sri Peni

Sri Peni

wah.. mulai naik tensi

2024-03-24

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

NAHHH, DIRESTUI ALAM TUHH😂😂😂😂😂😂

2024-02-18

0

Keho

Keho

auto ngakak dah

2024-02-13

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Putus Cinta berjuta rasanya
2 Bab 2 : Tawuran
3 Bab 3 : Rencana Perjodohan
4 Bab 4 : Status baru Devano
5 Bab 5 : Siapa dia?
6 Bab 6 : Gue sumpahin lo....
7 Bab 7 : Ketangkap Basah
8 Bab 8 : Tiba-tiba Menikah
9 Bab 9 : Pasutri baru
10 Bab 10 : Di rumah mertua
11 Bab 11 : Ternyata dia punya pacar
12 Bab 12 : Dinner berdua ala Devano
13 Bab 13 : Gosipan Ibu-ibu komplek
14 Bab 14 : Romantisme pengantin baru
15 Bab 15 : Freya oh Freya
16 Bab 16 : Cinta juga butuh logika.
17 Bab 17 : Obrolan Letta dan papa mertua.
18 Bab 18 : Letta ngambek
19 Bab 19 : Devano pusing
20 Bab 20 : Gue hancurin lo seperti rengginang
21 Bab 21 : Tak bisa membohongi perasaan
22 Bab 22 : Goncangan di perusahaan papa
23 Bab 23 : Meneruskan yang tertunda
24 Bab 24 : Kehilangan kabar papa.
25 Bab 25 : Usaha Letta
26 Bab 26 : Kehilangan jejak
27 Bab 27 : Peperangan dimulai
28 Bab 28 : Bramenda turun tangan
29 Bab 29 : Ada yang belum selesai.
30 Bab 30 : Devano - Febian
31 Bab 31 : Cemburunya Devano
32 Bab 32 : Ulang Tahun Bramenda
33 Bab 33 : Menyusun Rencana.
34 Bab 34 : Jatuhnya Atmaja corp.
35 Bab 35 : Manisnya masa putih abu itu.
36 Bab 36 : Versi kita
37 Bab 37 : Obrolan di meja makan.
38 Bab 38 : Ujian Akhir Sekolah
39 Bab 39 : Masa sebelum dewasa datang
40 Bab 40 : Kunjungan sahabat
41 Bab 41 : Ujian itu datang
42 Bab 42 : Milik aku
43 Bab 43 : Tak Mengerti
44 Bab 44 : Sedih
45 Bab 45 : Usaha memisahkan mereka
46 Bab 46 : Ngadu
47 Bab 46 : Tamu untuk Letta
48 Bab 48 : Mulai ada titik terang
49 Bab 49 : Ujian dari masa lalu
50 Bab 50 : Kehilangan Dia.
51 Bab 51 : Dipecat dengan tidak hormat
52 Bab 52 : Home Sweet Home
53 Bab 53 : Aktifitas Baru
54 Bab 54 : Ngintilin Suami
55 Bab 55 : Markas baru?
56 Bab 56 : Wanita penggoda
57 Bab 57 : Mencari pengganti
58 Bab 58
59 Bab 59 : Terpaksa memburu Claudia
60 Bab 60 : Pria beristri
61 Bab 61 : Levelnya Jauh di bawah Letta
62 Bab 62 : Usaha sendiri.
63 Bab 63 : Mengundurkan diri
64 Bab 64 : Tak di hargai!
65 Bab 65 : Menyakitkan
66 Bab 66 : Banyak yang ingin di posisi lo
67 Bab 67 : Berlarutnya kesalahpahaman
68 Bab 68 : Pura-pura
69 Bab 69 : Terpaksa
70 Bab 70 : Terlalu Serakah
71 Bab 71 : Tak cukup hanya itu
72 Bab 72 : Si tegas
73 Bab 73 : Nyungsep!
74 Bab 74 : Intimate Wedding.
75 Bab 75 : Bulan Madu
76 Bab 76 : Masih Bulan Madu
77 Bab 77 : Hamil?
78 Bab 78 : Bumil Perkasa
79 Bab 79 : His name is...
80 Bab 80 : Kebahagiaan sejati
81 Bab 81 : Persaingan
82 Bab 82 : Waktu yang mendewasakannya.
83 Bab 83 : Namanya juga anak cowok
84 Bab 84 : Tentang Kenzo dan Kanaka
85 Bab 85 : Berantem lagi
86 Bab 86 : Garangnya Kenzo
87 Bab 86 : Surat cinta dari guru BK.
88 Bab 88 : Mimo ngamuk
89 Bab 89 : Mempertahankan harga diri
90 Bab 90 : Bersitegang
91 Bab 91 : Tamu??
92 Bab 92 : Vetsa membuyarkan impian semua orang
93 Bab 93 : Sedewasa itu
94 Bab 94 : Two Most Wanted
95 Bab 95 : Ending
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Bab 1 : Putus Cinta berjuta rasanya
2
Bab 2 : Tawuran
3
Bab 3 : Rencana Perjodohan
4
Bab 4 : Status baru Devano
5
Bab 5 : Siapa dia?
6
Bab 6 : Gue sumpahin lo....
7
Bab 7 : Ketangkap Basah
8
Bab 8 : Tiba-tiba Menikah
9
Bab 9 : Pasutri baru
10
Bab 10 : Di rumah mertua
11
Bab 11 : Ternyata dia punya pacar
12
Bab 12 : Dinner berdua ala Devano
13
Bab 13 : Gosipan Ibu-ibu komplek
14
Bab 14 : Romantisme pengantin baru
15
Bab 15 : Freya oh Freya
16
Bab 16 : Cinta juga butuh logika.
17
Bab 17 : Obrolan Letta dan papa mertua.
18
Bab 18 : Letta ngambek
19
Bab 19 : Devano pusing
20
Bab 20 : Gue hancurin lo seperti rengginang
21
Bab 21 : Tak bisa membohongi perasaan
22
Bab 22 : Goncangan di perusahaan papa
23
Bab 23 : Meneruskan yang tertunda
24
Bab 24 : Kehilangan kabar papa.
25
Bab 25 : Usaha Letta
26
Bab 26 : Kehilangan jejak
27
Bab 27 : Peperangan dimulai
28
Bab 28 : Bramenda turun tangan
29
Bab 29 : Ada yang belum selesai.
30
Bab 30 : Devano - Febian
31
Bab 31 : Cemburunya Devano
32
Bab 32 : Ulang Tahun Bramenda
33
Bab 33 : Menyusun Rencana.
34
Bab 34 : Jatuhnya Atmaja corp.
35
Bab 35 : Manisnya masa putih abu itu.
36
Bab 36 : Versi kita
37
Bab 37 : Obrolan di meja makan.
38
Bab 38 : Ujian Akhir Sekolah
39
Bab 39 : Masa sebelum dewasa datang
40
Bab 40 : Kunjungan sahabat
41
Bab 41 : Ujian itu datang
42
Bab 42 : Milik aku
43
Bab 43 : Tak Mengerti
44
Bab 44 : Sedih
45
Bab 45 : Usaha memisahkan mereka
46
Bab 46 : Ngadu
47
Bab 46 : Tamu untuk Letta
48
Bab 48 : Mulai ada titik terang
49
Bab 49 : Ujian dari masa lalu
50
Bab 50 : Kehilangan Dia.
51
Bab 51 : Dipecat dengan tidak hormat
52
Bab 52 : Home Sweet Home
53
Bab 53 : Aktifitas Baru
54
Bab 54 : Ngintilin Suami
55
Bab 55 : Markas baru?
56
Bab 56 : Wanita penggoda
57
Bab 57 : Mencari pengganti
58
Bab 58
59
Bab 59 : Terpaksa memburu Claudia
60
Bab 60 : Pria beristri
61
Bab 61 : Levelnya Jauh di bawah Letta
62
Bab 62 : Usaha sendiri.
63
Bab 63 : Mengundurkan diri
64
Bab 64 : Tak di hargai!
65
Bab 65 : Menyakitkan
66
Bab 66 : Banyak yang ingin di posisi lo
67
Bab 67 : Berlarutnya kesalahpahaman
68
Bab 68 : Pura-pura
69
Bab 69 : Terpaksa
70
Bab 70 : Terlalu Serakah
71
Bab 71 : Tak cukup hanya itu
72
Bab 72 : Si tegas
73
Bab 73 : Nyungsep!
74
Bab 74 : Intimate Wedding.
75
Bab 75 : Bulan Madu
76
Bab 76 : Masih Bulan Madu
77
Bab 77 : Hamil?
78
Bab 78 : Bumil Perkasa
79
Bab 79 : His name is...
80
Bab 80 : Kebahagiaan sejati
81
Bab 81 : Persaingan
82
Bab 82 : Waktu yang mendewasakannya.
83
Bab 83 : Namanya juga anak cowok
84
Bab 84 : Tentang Kenzo dan Kanaka
85
Bab 85 : Berantem lagi
86
Bab 86 : Garangnya Kenzo
87
Bab 86 : Surat cinta dari guru BK.
88
Bab 88 : Mimo ngamuk
89
Bab 89 : Mempertahankan harga diri
90
Bab 90 : Bersitegang
91
Bab 91 : Tamu??
92
Bab 92 : Vetsa membuyarkan impian semua orang
93
Bab 93 : Sedewasa itu
94
Bab 94 : Two Most Wanted
95
Bab 95 : Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!