Bab 9 : Pasutri baru

"Ngapain masih diri disitu mbak? Nggak capek emang?" tanya Devano sambil menatap Letta yang masih berdiri dengan bersandar pada tembok di kamar tersebut.

Orang tua mereka sudah pulang ke rumah masing-masing, begitu juga dengan warga kampung yang memaksa mereka menikah juga sudah membubarkan diri.

Tinggal Letta dan Devano yang sudah sah menjadi suaminya itu yang tersisa di rumah ini.

Badan Letta begitu capek, ditambah dengan keadaan badan yang terasa demam akibat terlalu lama kehujanan dan juga baju dalam** yang menempel ini pun masih dalam keadaan basah.

Ingin tidur, tapi dimana? Masa harus tidur satu ranjang dengan suami berondongnya itu.

"Ngapain masih disitu aja sih, sini tidur sini, gue capek, tapi kalo lo masih berdiri disitu aja gimana gue bisa merem," tegur Devano lagi.

"Baju gue basah Dev," ucap Letta pelan dengan wajah menunduk.

"Bukannya tadi udah ganti pakai baju gue?" tanya Devano mengernyitkan kening.

"Underwe** basah gue masih gue pakai," jawab Letta pelan dengan wajah semakin tertunduk, menyesal kenapa tadi tidak meminta mommy nya membawakannya sekalian, cckk tapi mana bisa begitu, bisa-bisa mommy nya semakin kepikiran.

"Ya udin sih lepas aja semua, toh kita juga udah suami istri," ucap Devano santai.

Letta melotot mendengar perkataan Devano yang absurd seperti ini, rasanya tangan Letta begitu gatal ingin menabok wajah tengil berondong satu ini, yang sayangnya terlihat ganteng dan keren di mata Letta.

"Udah nggak usah mikir aneh-aneh mbak, ambil baju ganti di lemari sekalian double in pakai hoodie biar nggak becetak jelas, gue capek banget beneran pengen tidur."

Akhirnya Letta mengambil baju lagi di dalam lemari dan menemukan selimut tipis di tumpukan paling bawah, ia melepas semua bajunya tanpa terkecuali, menggunakan baju Devano lagi dan membebat tubuhnya dengan selimut, lalu membaringkan tubuhnya di samping Devano yang mulai terlelap.

Tak berapa lama Letta menyusul Devano yang telah lebih dulu terlelap, kejadian hari ini yang betul-betul menguras energi dan emosi Letta, membuat diapun terlelap di samping sang suami.

***

Pagi menyapa, Devano menatap Letta yang tidur memeluk tubuhnya dengan posesif.

Wajah mulus dengn kulit putih bersih itu menempel di lengan Devano yang terekspos karena cowok itu tidur hanya memakai kaos singlet.

Dasarnya cowok tengil, Devano mencuri sebuah ciuman di kening Letta, tak ingin menyesali diri karena harus menikah di usia dini, dengan cara dipaksa pula oleh warga karena kepergok berduaan dengan Letta.

Benda kenyal yang tak memakai penghalang itu pun menempel di tangan Devano, si empunya tak sadar kalau selimut tipis yang membalutnya terlepas dan terlempar ke lantai.

Cukup lama Devano menatap wajah cantik yang masih terlelap itu, sampai akhirnya Letta mengerjapkan mata pelan.

Dengan reflek Letta menendang Devano hingga pria itu terjatuh ke lantai, sama persis seperti selimut yang teronggok disana.

"Anjirr.... panta* gue tepos!" sungut Devano sambil mengusap panta*nya yang sakit.

"Lo ambil kesempatan ya!" tuduh Letta sambil menunjuk wajah Devano, Letta tak sadar kaos tipis yang ia pakai mencetak keduanya dadanya dengan jelas.

"Heh.... lo yang nempel-nempel, meluk-meluk gue, main tuduh aja sembarangan!" Devano bangun dari lantai menepis kotoran di belakang celananya.

Mata Devano awas menatap ke arah dada yang tegak menantang itu, belum pernah melihat benda itu dalam keadaan dekat hingga sesuatu yang dibawah sana menggeliat karena terangs***.

Letta menyadari arah tatapan Devano, Letta bangun dari tempat tidur dan berlari ke dalam kamar mandi yang ada di dalam kamar tersebut sambil berteriak, "Devano mesum!"

Devano bukannya marah mendengar makian Letta, justru cowok itu terkekeh, sambil mengelus sesuatu yang mengeras di bawah sana.

"Sabar ya, masih pedekate, belum boleh macem-macem."

Letta keluar dari dalam kamar mandi sudah fresh karena sudah membasuh diri, pakaian dala**anya pun sudah kering, tapi ia masih memakai kaos dan celana Devano yang semalam ia pakai.

"Di dapur ada apa Dev? gue mau bikin sarapan," ucap Letta ketika melihat Devano kembali bersandar pada papan ranjang sambil memainkan ponselnya.

"Gue udah pesen makanan di aplikasi online, lo suka bubur?" tanya Devano.

"Um.... aku suka makan apa aja sih," jawab Letta.

Tak lama mang ojek datang mengantar makanan pesanan Devano.

Kini keduanya duduk di meja makan saling berhadapan menikmati sarapan mereka.

"Dev.... gue minta maaf atas kejadian kemarin ya, gue, gue.... kalo lo keberatan karena harus nikahin gue kayak kemarin, lo boleh kok nyeraiin gue nanti," ucap Letta pelan sambil mengaduk bubur ayamnya.

"Lo nggak suka nikah ama gue?" tanya Devano.

"Hah?!" jawab Letta kaget.

"Gue suka kok nikah ama lo, tenang aja," ucap Devano selanjutnya membuat Letta ketap-ketip tak mengerti.

Bagi Letta pernikahan ini mungkin merupakan jalan keluar dari tekanan yang diberikan sang mommy untuknya, paling tidak Letta bisa sedikit bernafas lega, kalau nantinya mereka akan bercerai tidak masalah juga, apalagi pernikahan ini belum tercatat di negara.

Bagi Devano pun pernikahan ini bisa memberikan ruang gerak agar terlepas dari tekanan sang papa yang belakangan hari juga terasa mencekik lehernya.

Devano melihat ponselnya yang berkedip."Bentar, temen gue dateng, mau bukain pintu mobil lo, habis ini gue anter pulang ambil baju-baju lo."

Letta kembali mengerjapkan mata bingung dengan pola pikir Devano yang terlihat tak ada beban dengan pernikahan mereka.

Akhirnya Letta hanya mengedikkan bahu santai, mereka bisa hidup masing-masing di rumah ini tanpa saling menganggu.

Apalagi rumah ini ada dua kamar, nanti Letta bisa meminta ijin kepada Devano untuk menempati kamar yang satunya, mengeluarkan sedikit uang untuk membeli perabot untuk kamar sebelah tak masalah bagi Letta.

"Mobil siapa tuh Dev?" tanya Ali yang membawa montir untuk membuka pintu mobil dari luar.

"Mobil bini gue," jawab Devano santai tanpa perlu menutupi status pernikahannya itu.

Ali menoleh cepat, lalu tertawa lepas."Becanda lo nggak lucu!"

"Dibilangin nggak percaya!" sahut Devano.

"Kapan lo nikah bro?" tanya Ali kesal karena dikiranya ucapan Devano hanya sebuah lelucon saja.

"Semalem, gegara digerebek warga." Jawaban Devano membuat Ali membelalakan mata.

Dari mereka berlima bisa dibilang hanya Devano yang minim pengalaman tentang cewek, mereka hanya kenal Freya yang dekat dengan Devano, itu pun mereka tahunya mereka tidak pacaran, bagaimana bisa Devano digerebek sama warga.

"Dev.... sampahnya dibuang di mana?" tanya Letta dari dalam rumah.

Ali terbengong mendengar suara cewek dari dalam rumah, tak menyangka bahwa ucapan Devano benar adanya.

"Taruh situ aja mbak, ntar gue buangin," jawab Devano.

"Wah kalo beneran punya bini berarti Freya boleh gue pepet dong?" tanya Ali.

"Pepet aja asal jangan lo mainin."

Terpopuler

Comments

Sri Peni

Sri Peni

memang bpknya letta itu mamat ;

2024-03-24

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

PADA DASARNYA VANO MMG GK ADA RASA MA FREYA... HNY ANGGAP TEMAN ATAU ADIK... FREYA AZA YG TERGEJE GEJE MA VANO...

2024-02-18

1

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣

2024-02-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Putus Cinta berjuta rasanya
2 Bab 2 : Tawuran
3 Bab 3 : Rencana Perjodohan
4 Bab 4 : Status baru Devano
5 Bab 5 : Siapa dia?
6 Bab 6 : Gue sumpahin lo....
7 Bab 7 : Ketangkap Basah
8 Bab 8 : Tiba-tiba Menikah
9 Bab 9 : Pasutri baru
10 Bab 10 : Di rumah mertua
11 Bab 11 : Ternyata dia punya pacar
12 Bab 12 : Dinner berdua ala Devano
13 Bab 13 : Gosipan Ibu-ibu komplek
14 Bab 14 : Romantisme pengantin baru
15 Bab 15 : Freya oh Freya
16 Bab 16 : Cinta juga butuh logika.
17 Bab 17 : Obrolan Letta dan papa mertua.
18 Bab 18 : Letta ngambek
19 Bab 19 : Devano pusing
20 Bab 20 : Gue hancurin lo seperti rengginang
21 Bab 21 : Tak bisa membohongi perasaan
22 Bab 22 : Goncangan di perusahaan papa
23 Bab 23 : Meneruskan yang tertunda
24 Bab 24 : Kehilangan kabar papa.
25 Bab 25 : Usaha Letta
26 Bab 26 : Kehilangan jejak
27 Bab 27 : Peperangan dimulai
28 Bab 28 : Bramenda turun tangan
29 Bab 29 : Ada yang belum selesai.
30 Bab 30 : Devano - Febian
31 Bab 31 : Cemburunya Devano
32 Bab 32 : Ulang Tahun Bramenda
33 Bab 33 : Menyusun Rencana.
34 Bab 34 : Jatuhnya Atmaja corp.
35 Bab 35 : Manisnya masa putih abu itu.
36 Bab 36 : Versi kita
37 Bab 37 : Obrolan di meja makan.
38 Bab 38 : Ujian Akhir Sekolah
39 Bab 39 : Masa sebelum dewasa datang
40 Bab 40 : Kunjungan sahabat
41 Bab 41 : Ujian itu datang
42 Bab 42 : Milik aku
43 Bab 43 : Tak Mengerti
44 Bab 44 : Sedih
45 Bab 45 : Usaha memisahkan mereka
46 Bab 46 : Ngadu
47 Bab 46 : Tamu untuk Letta
48 Bab 48 : Mulai ada titik terang
49 Bab 49 : Ujian dari masa lalu
50 Bab 50 : Kehilangan Dia.
51 Bab 51 : Dipecat dengan tidak hormat
52 Bab 52 : Home Sweet Home
53 Bab 53 : Aktifitas Baru
54 Bab 54 : Ngintilin Suami
55 Bab 55 : Markas baru?
56 Bab 56 : Wanita penggoda
57 Bab 57 : Mencari pengganti
58 Bab 58
59 Bab 59 : Terpaksa memburu Claudia
60 Bab 60 : Pria beristri
61 Bab 61 : Levelnya Jauh di bawah Letta
62 Bab 62 : Usaha sendiri.
63 Bab 63 : Mengundurkan diri
64 Bab 64 : Tak di hargai!
65 Bab 65 : Menyakitkan
66 Bab 66 : Banyak yang ingin di posisi lo
67 Bab 67 : Berlarutnya kesalahpahaman
68 Bab 68 : Pura-pura
69 Bab 69 : Terpaksa
70 Bab 70 : Terlalu Serakah
71 Bab 71 : Tak cukup hanya itu
72 Bab 72 : Si tegas
73 Bab 73 : Nyungsep!
74 Bab 74 : Intimate Wedding.
75 Bab 75 : Bulan Madu
76 Bab 76 : Masih Bulan Madu
77 Bab 77 : Hamil?
78 Bab 78 : Bumil Perkasa
79 Bab 79 : His name is...
80 Bab 80 : Kebahagiaan sejati
81 Bab 81 : Persaingan
82 Bab 82 : Waktu yang mendewasakannya.
83 Bab 83 : Namanya juga anak cowok
84 Bab 84 : Tentang Kenzo dan Kanaka
85 Bab 85 : Berantem lagi
86 Bab 86 : Garangnya Kenzo
87 Bab 86 : Surat cinta dari guru BK.
88 Bab 88 : Mimo ngamuk
89 Bab 89 : Mempertahankan harga diri
90 Bab 90 : Bersitegang
91 Bab 91 : Tamu??
92 Bab 92 : Vetsa membuyarkan impian semua orang
93 Bab 93 : Sedewasa itu
94 Bab 94 : Two Most Wanted
95 Bab 95 : Ending
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Bab 1 : Putus Cinta berjuta rasanya
2
Bab 2 : Tawuran
3
Bab 3 : Rencana Perjodohan
4
Bab 4 : Status baru Devano
5
Bab 5 : Siapa dia?
6
Bab 6 : Gue sumpahin lo....
7
Bab 7 : Ketangkap Basah
8
Bab 8 : Tiba-tiba Menikah
9
Bab 9 : Pasutri baru
10
Bab 10 : Di rumah mertua
11
Bab 11 : Ternyata dia punya pacar
12
Bab 12 : Dinner berdua ala Devano
13
Bab 13 : Gosipan Ibu-ibu komplek
14
Bab 14 : Romantisme pengantin baru
15
Bab 15 : Freya oh Freya
16
Bab 16 : Cinta juga butuh logika.
17
Bab 17 : Obrolan Letta dan papa mertua.
18
Bab 18 : Letta ngambek
19
Bab 19 : Devano pusing
20
Bab 20 : Gue hancurin lo seperti rengginang
21
Bab 21 : Tak bisa membohongi perasaan
22
Bab 22 : Goncangan di perusahaan papa
23
Bab 23 : Meneruskan yang tertunda
24
Bab 24 : Kehilangan kabar papa.
25
Bab 25 : Usaha Letta
26
Bab 26 : Kehilangan jejak
27
Bab 27 : Peperangan dimulai
28
Bab 28 : Bramenda turun tangan
29
Bab 29 : Ada yang belum selesai.
30
Bab 30 : Devano - Febian
31
Bab 31 : Cemburunya Devano
32
Bab 32 : Ulang Tahun Bramenda
33
Bab 33 : Menyusun Rencana.
34
Bab 34 : Jatuhnya Atmaja corp.
35
Bab 35 : Manisnya masa putih abu itu.
36
Bab 36 : Versi kita
37
Bab 37 : Obrolan di meja makan.
38
Bab 38 : Ujian Akhir Sekolah
39
Bab 39 : Masa sebelum dewasa datang
40
Bab 40 : Kunjungan sahabat
41
Bab 41 : Ujian itu datang
42
Bab 42 : Milik aku
43
Bab 43 : Tak Mengerti
44
Bab 44 : Sedih
45
Bab 45 : Usaha memisahkan mereka
46
Bab 46 : Ngadu
47
Bab 46 : Tamu untuk Letta
48
Bab 48 : Mulai ada titik terang
49
Bab 49 : Ujian dari masa lalu
50
Bab 50 : Kehilangan Dia.
51
Bab 51 : Dipecat dengan tidak hormat
52
Bab 52 : Home Sweet Home
53
Bab 53 : Aktifitas Baru
54
Bab 54 : Ngintilin Suami
55
Bab 55 : Markas baru?
56
Bab 56 : Wanita penggoda
57
Bab 57 : Mencari pengganti
58
Bab 58
59
Bab 59 : Terpaksa memburu Claudia
60
Bab 60 : Pria beristri
61
Bab 61 : Levelnya Jauh di bawah Letta
62
Bab 62 : Usaha sendiri.
63
Bab 63 : Mengundurkan diri
64
Bab 64 : Tak di hargai!
65
Bab 65 : Menyakitkan
66
Bab 66 : Banyak yang ingin di posisi lo
67
Bab 67 : Berlarutnya kesalahpahaman
68
Bab 68 : Pura-pura
69
Bab 69 : Terpaksa
70
Bab 70 : Terlalu Serakah
71
Bab 71 : Tak cukup hanya itu
72
Bab 72 : Si tegas
73
Bab 73 : Nyungsep!
74
Bab 74 : Intimate Wedding.
75
Bab 75 : Bulan Madu
76
Bab 76 : Masih Bulan Madu
77
Bab 77 : Hamil?
78
Bab 78 : Bumil Perkasa
79
Bab 79 : His name is...
80
Bab 80 : Kebahagiaan sejati
81
Bab 81 : Persaingan
82
Bab 82 : Waktu yang mendewasakannya.
83
Bab 83 : Namanya juga anak cowok
84
Bab 84 : Tentang Kenzo dan Kanaka
85
Bab 85 : Berantem lagi
86
Bab 86 : Garangnya Kenzo
87
Bab 86 : Surat cinta dari guru BK.
88
Bab 88 : Mimo ngamuk
89
Bab 89 : Mempertahankan harga diri
90
Bab 90 : Bersitegang
91
Bab 91 : Tamu??
92
Bab 92 : Vetsa membuyarkan impian semua orang
93
Bab 93 : Sedewasa itu
94
Bab 94 : Two Most Wanted
95
Bab 95 : Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!