Bab 2 : Tawuran

Brandon merangkul pundak Devano lalu membisikan sesuatu.

"Yakin lo?" tanya Devano pelan.

"Yakinlah bro, gimana? Serang nggak?" tanya Jason sambil menaikan satu alisnya.

"Hajarlah, nggak bisa didiemin, ntar mereka ngelunjak." Bukan Devano yang menjawab tapi Brandon sang tangan kanan dan juga kakak sepupunya yang mengusulkan kalimat itu.

"Kita kumpulin anak-anak, kita serang sekolah mereka, sebelum istirahat kedua kita bergerak," ucap Devano dingin.

Lima pentolan bad boy di sekolah Pelita yang tak lain adalah Devano sebagai ketua geng, dengan circle terdekatnya yaitu Brandon, Jason, Ali dan Monty itu mulai menyusun strategi penyerangan ke sekolah tetangga yang jadi musuh bebuyutan mereka.

Devano memberi arahan kepada empat temannya itu dan mereka melanjutkan ke teman-teman lain yang termasuk sebagai anggota kelompok mereka di sekolah itu.

Anak-anak tanggung yang berjumlah lebih dari dua puluh orang itu sudah nangkring pada motor masing-masing dengan saling berboncengan.

Dari arah koridor sekolah Freya yang dikenal sebagai pacar ketua geng mereka berlari menghampiri Devano.

"Kak.... " panggilnya dengan nafas ngos-ngosan karena lari tergesa dari kelasnya.

Devano yang ada di boncengan Brandon hanya mengeryitkan kening dari balik helm full face nya, mata elangnya menatap tajam gadis cantik itu.

"Hati-hati." Hanya itu yang keluar dari bibir tipis sang gadis.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun Devano berlalu dari hadapan Freya dengan diikuti segerombolan anak berseragam putih abu itu.

Mereka konvoi dengan sepeda motor menuju ke sekolah yang menjadi target penyerangan kali ini.

Sesampainya di depan sekolah Swarna, Devano dan teman-temannya langsung menyerang siswa sekolah itu tanpa banyak bicara, kebetulan gerbangnya sedang terbuka karena sedang waktunya istirahat.

Mereka menyerang siapa saja yang mereka temui di sana, tak peduli dia target yang mereka cari, yang penting orang itu memakai seragam dengan atribut SMA tersebut langsung saja mereka tonjok.

Bhuk....

Bhuk....

Prang....

Adus jotos itu berlangsung tak lebih dari setengah jam, tapi efeknya sungguh luar biasa, Devano dan pasukannya itu memang terkenal sangar, suka membuat lawan mereka terkapar meski tak sampai kehilangan nyawa.

Setelah melakukan penyerangan itu, anak-anak tanggung penikmat kebebasan itu membubarkan diri, Devano dan pasukan intinya memilih bersembunyi di rumah Monty yang sudah pasti aman.

Rumah besar tanpa penghuni, karena hanya Monty yang tinggal disana, papa mama dan kakak satu-satunya menetap di London sana.

Devano memeriksa wajahnya yang terdapat beberapa luka memar, namanya tawuran pasti kena bogem juga kan, Devano kan bukan superman yang kebal tinju dan pukulan.

"Mampus lo Dev, alamat diomelin om Satria lagi lo." Tanpa akhlak Brandon yang merupakan anak dari kakak mamanya Devano itu tertawa puas.

"Anji** lo bukannya prihatin temen kena tonjok, malah lo ketawain." Ali mentoyor kepala Brandon dengan gemas.

Tanpa sepatah katapun, Devano kembali mengendarai motornya dan memutuskan untuk pulang sebelum papanya sampai rumah.

"Hei Dev, mau kemana lo?" teriak Jason melihat Devano membleyer motornya dan berlalu dari hadapan teman-temannya.

Devano mengendarai motornya dengan ugal-ugalan, dia tak mempedulikan makian pengguna jalan lain yang merasa terganggu dengan ulahnya.

Sampai di depan rumah bercat abu-abu muda itu, Devano membunyikan klakson dan tak berapa lama pintu gerbang itu terbuka untuknya.

Devano dapat bernafas lega karena mobil papanya belum nampak di garasi rumahnya, sengaja pulang buru-buru karena tak mau kepergok sang papa kalau habis tawuran, bisa-bisa dia mati bosan karena kembali diceramahi.

"Mama mana mbok?" tanya Devano ketika berpapasan dengan mbok Siti asisten rumah tangga yang bekerja di rumah ini.

"Ada di belakang mas," jawab mbok Siti.

Devano melangkah ke halaman belakang, melihat mamanya sedang asyik menyiram kebun sayurnya.

"Ma.... " panggil Devano lalu mengecup pipi sang mama dengan lembut.

Gelsey menajamkan matanya melihat memar yang kembali menghiasi wajah ganteng anak semata wayangnya itu.

"Berantem lagi?" tanya Gelsey santai terkesan tak ada beban.

Dengan pelan Devano menganggukan kepala, lalu duduk di kursi yang berada tak jauh dari tempat mamanya berdiri.

"Bisa nggak sih kalo berantem itu jangan kena tonjok gitu? Kan sayang wajah ganteng kamu nggak mulus lagi Dev," ucap Gelsey terkesan santai dengan kenakalan anak gantengnya yang hobbynya berantem dan balap motor itu.

Devano tersenyum mendengar komplain dari mamanya yang absurd itu, mana ada berantem nggak kena tonjok juga kan.

Tapi sejauh ini Devano nyaman berinteraksi dengan mamanya yang lebih mengerti bagaimana jiwa anak muda itu yang ingin mengekspresikan diri dengan apapun yang ingin mereka tahu, bisa dibilang Gelsey adalah sekutu terbaik Devano di rumah ini.

Beda banget dengan Satria sang papa yang memiliki sifat tegas dan dingin, sejak awal Satria ingin Devano mempergunakan waktu untuk sekolah dan belajar bisnis sejak dini.

Karena sebagai satu-satunya anak yang mereka miliki, Satria berharap kelak Devano bisa memimpin perusahaan yang telah ia rintis sejak muda itu.

Tapi sayang, harapan Satria itu agaknya terlalu jauh untuk Devano, karena alih-alih menuruti keinginan sang papa, Devano justru memakai waktunya untuk membolos,berantem dan balapan liar.

Suara deruman mobil papanya membuat Devano segera beranjak dari duduknya dan berlalu untuk menyembunyikan diri di dalam kamarnya.

Sebelum tubuh tegap itu menghilang dari pandangan, Gelsey berteriak memanggilnya, "Konselor nya masih kan Dev?" tanya Gelsey.

"Masih ma!" teriak Devano lalu menghilang ke dalam kamarnya.

Gelsey mencuci tangannya lalu bersiap menyambut suaminya yang baru pulang dari kerja.

"Devano mana Cil?" tanya Satria setelah mendaratkan kecupan di kening Gelsey.

"Ada di kamar, kenapa mas?" tanya Gelsey menggiring suaminya ke kamar mereka.

"Tadi aku kayak lihat dia tawuran di depan SMA Swarna sana," jawab Satria sambil mencopot sepatu dan melirik sang istri yang sedang menyimpan tas kerjanya di meja.

"Masak sih? Jam berapa kamu liatnya?" tanya Gelsey santai, tak ingin Satria curiga kalau dia lagi-lagi menutupi kelakuan Devano yang pulang dengan muka babak belur.

"Kamu nggak sedang nutupin kelakuan anak kamu kan Cil?" Bukannya menjawab pertanyaan Gelsey, Satria langsung saja menuduh sang istri yang jadi sekutu anak lelakinya itu.

"Nutupin apa sih mas? Tadi aku lihat Devano pulang baik-baik aja kok," sahut Gelsey dengan muka judes.

"Panggil dia, aku ingin bicara," ucap Satria dengan tegas.

"Masssss..... " rengek Gelsey sambil memeluk perut Satria dengan erat, dia harus melindungi Devano biar nggak kena omel papanya lagi.

Satria menghela nafas panjang, melihat sang istri memeluknya dengan posesif, Satria tahu bahwa yang dilihatnya tadi seorang anak lelaki mengayunkan tongkat besi itu benar-benar Devano, meski Devano memakai helm untuk menutupi wajahnya tapi Satria hapal body anak gantengnya itu, apalagi melihat Brandon sang keponakan duduk anteng di atas jok menunggu Devano membabat habis lawannya.

Saatnya Satria harus bertindak tegas sebelum semuanya terlambat.

Terpopuler

Comments

𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁

𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐐ᵁᴱᴱᴺ❣️Angela🍁

namanya juga anak sekolah past tawuran

2024-08-16

0

Rien

Rien

jan'"devano dulu mamamu nyidam apa

2023-10-19

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Putus Cinta berjuta rasanya
2 Bab 2 : Tawuran
3 Bab 3 : Rencana Perjodohan
4 Bab 4 : Status baru Devano
5 Bab 5 : Siapa dia?
6 Bab 6 : Gue sumpahin lo....
7 Bab 7 : Ketangkap Basah
8 Bab 8 : Tiba-tiba Menikah
9 Bab 9 : Pasutri baru
10 Bab 10 : Di rumah mertua
11 Bab 11 : Ternyata dia punya pacar
12 Bab 12 : Dinner berdua ala Devano
13 Bab 13 : Gosipan Ibu-ibu komplek
14 Bab 14 : Romantisme pengantin baru
15 Bab 15 : Freya oh Freya
16 Bab 16 : Cinta juga butuh logika.
17 Bab 17 : Obrolan Letta dan papa mertua.
18 Bab 18 : Letta ngambek
19 Bab 19 : Devano pusing
20 Bab 20 : Gue hancurin lo seperti rengginang
21 Bab 21 : Tak bisa membohongi perasaan
22 Bab 22 : Goncangan di perusahaan papa
23 Bab 23 : Meneruskan yang tertunda
24 Bab 24 : Kehilangan kabar papa.
25 Bab 25 : Usaha Letta
26 Bab 26 : Kehilangan jejak
27 Bab 27 : Peperangan dimulai
28 Bab 28 : Bramenda turun tangan
29 Bab 29 : Ada yang belum selesai.
30 Bab 30 : Devano - Febian
31 Bab 31 : Cemburunya Devano
32 Bab 32 : Ulang Tahun Bramenda
33 Bab 33 : Menyusun Rencana.
34 Bab 34 : Jatuhnya Atmaja corp.
35 Bab 35 : Manisnya masa putih abu itu.
36 Bab 36 : Versi kita
37 Bab 37 : Obrolan di meja makan.
38 Bab 38 : Ujian Akhir Sekolah
39 Bab 39 : Masa sebelum dewasa datang
40 Bab 40 : Kunjungan sahabat
41 Bab 41 : Ujian itu datang
42 Bab 42 : Milik aku
43 Bab 43 : Tak Mengerti
44 Bab 44 : Sedih
45 Bab 45 : Usaha memisahkan mereka
46 Bab 46 : Ngadu
47 Bab 46 : Tamu untuk Letta
48 Bab 48 : Mulai ada titik terang
49 Bab 49 : Ujian dari masa lalu
50 Bab 50 : Kehilangan Dia.
51 Bab 51 : Dipecat dengan tidak hormat
52 Bab 52 : Home Sweet Home
53 Bab 53 : Aktifitas Baru
54 Bab 54 : Ngintilin Suami
55 Bab 55 : Markas baru?
56 Bab 56 : Wanita penggoda
57 Bab 57 : Mencari pengganti
58 Bab 58
59 Bab 59 : Terpaksa memburu Claudia
60 Bab 60 : Pria beristri
61 Bab 61 : Levelnya Jauh di bawah Letta
62 Bab 62 : Usaha sendiri.
63 Bab 63 : Mengundurkan diri
64 Bab 64 : Tak di hargai!
65 Bab 65 : Menyakitkan
66 Bab 66 : Banyak yang ingin di posisi lo
67 Bab 67 : Berlarutnya kesalahpahaman
68 Bab 68 : Pura-pura
69 Bab 69 : Terpaksa
70 Bab 70 : Terlalu Serakah
71 Bab 71 : Tak cukup hanya itu
72 Bab 72 : Si tegas
73 Bab 73 : Nyungsep!
74 Bab 74 : Intimate Wedding.
75 Bab 75 : Bulan Madu
76 Bab 76 : Masih Bulan Madu
77 Bab 77 : Hamil?
78 Bab 78 : Bumil Perkasa
79 Bab 79 : His name is...
80 Bab 80 : Kebahagiaan sejati
81 Bab 81 : Persaingan
82 Bab 82 : Waktu yang mendewasakannya.
83 Bab 83 : Namanya juga anak cowok
84 Bab 84 : Tentang Kenzo dan Kanaka
85 Bab 85 : Berantem lagi
86 Bab 86 : Garangnya Kenzo
87 Bab 86 : Surat cinta dari guru BK.
88 Bab 88 : Mimo ngamuk
89 Bab 89 : Mempertahankan harga diri
90 Bab 90 : Bersitegang
91 Bab 91 : Tamu??
92 Bab 92 : Vetsa membuyarkan impian semua orang
93 Bab 93 : Sedewasa itu
94 Bab 94 : Two Most Wanted
95 Bab 95 : Ending
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Bab 1 : Putus Cinta berjuta rasanya
2
Bab 2 : Tawuran
3
Bab 3 : Rencana Perjodohan
4
Bab 4 : Status baru Devano
5
Bab 5 : Siapa dia?
6
Bab 6 : Gue sumpahin lo....
7
Bab 7 : Ketangkap Basah
8
Bab 8 : Tiba-tiba Menikah
9
Bab 9 : Pasutri baru
10
Bab 10 : Di rumah mertua
11
Bab 11 : Ternyata dia punya pacar
12
Bab 12 : Dinner berdua ala Devano
13
Bab 13 : Gosipan Ibu-ibu komplek
14
Bab 14 : Romantisme pengantin baru
15
Bab 15 : Freya oh Freya
16
Bab 16 : Cinta juga butuh logika.
17
Bab 17 : Obrolan Letta dan papa mertua.
18
Bab 18 : Letta ngambek
19
Bab 19 : Devano pusing
20
Bab 20 : Gue hancurin lo seperti rengginang
21
Bab 21 : Tak bisa membohongi perasaan
22
Bab 22 : Goncangan di perusahaan papa
23
Bab 23 : Meneruskan yang tertunda
24
Bab 24 : Kehilangan kabar papa.
25
Bab 25 : Usaha Letta
26
Bab 26 : Kehilangan jejak
27
Bab 27 : Peperangan dimulai
28
Bab 28 : Bramenda turun tangan
29
Bab 29 : Ada yang belum selesai.
30
Bab 30 : Devano - Febian
31
Bab 31 : Cemburunya Devano
32
Bab 32 : Ulang Tahun Bramenda
33
Bab 33 : Menyusun Rencana.
34
Bab 34 : Jatuhnya Atmaja corp.
35
Bab 35 : Manisnya masa putih abu itu.
36
Bab 36 : Versi kita
37
Bab 37 : Obrolan di meja makan.
38
Bab 38 : Ujian Akhir Sekolah
39
Bab 39 : Masa sebelum dewasa datang
40
Bab 40 : Kunjungan sahabat
41
Bab 41 : Ujian itu datang
42
Bab 42 : Milik aku
43
Bab 43 : Tak Mengerti
44
Bab 44 : Sedih
45
Bab 45 : Usaha memisahkan mereka
46
Bab 46 : Ngadu
47
Bab 46 : Tamu untuk Letta
48
Bab 48 : Mulai ada titik terang
49
Bab 49 : Ujian dari masa lalu
50
Bab 50 : Kehilangan Dia.
51
Bab 51 : Dipecat dengan tidak hormat
52
Bab 52 : Home Sweet Home
53
Bab 53 : Aktifitas Baru
54
Bab 54 : Ngintilin Suami
55
Bab 55 : Markas baru?
56
Bab 56 : Wanita penggoda
57
Bab 57 : Mencari pengganti
58
Bab 58
59
Bab 59 : Terpaksa memburu Claudia
60
Bab 60 : Pria beristri
61
Bab 61 : Levelnya Jauh di bawah Letta
62
Bab 62 : Usaha sendiri.
63
Bab 63 : Mengundurkan diri
64
Bab 64 : Tak di hargai!
65
Bab 65 : Menyakitkan
66
Bab 66 : Banyak yang ingin di posisi lo
67
Bab 67 : Berlarutnya kesalahpahaman
68
Bab 68 : Pura-pura
69
Bab 69 : Terpaksa
70
Bab 70 : Terlalu Serakah
71
Bab 71 : Tak cukup hanya itu
72
Bab 72 : Si tegas
73
Bab 73 : Nyungsep!
74
Bab 74 : Intimate Wedding.
75
Bab 75 : Bulan Madu
76
Bab 76 : Masih Bulan Madu
77
Bab 77 : Hamil?
78
Bab 78 : Bumil Perkasa
79
Bab 79 : His name is...
80
Bab 80 : Kebahagiaan sejati
81
Bab 81 : Persaingan
82
Bab 82 : Waktu yang mendewasakannya.
83
Bab 83 : Namanya juga anak cowok
84
Bab 84 : Tentang Kenzo dan Kanaka
85
Bab 85 : Berantem lagi
86
Bab 86 : Garangnya Kenzo
87
Bab 86 : Surat cinta dari guru BK.
88
Bab 88 : Mimo ngamuk
89
Bab 89 : Mempertahankan harga diri
90
Bab 90 : Bersitegang
91
Bab 91 : Tamu??
92
Bab 92 : Vetsa membuyarkan impian semua orang
93
Bab 93 : Sedewasa itu
94
Bab 94 : Two Most Wanted
95
Bab 95 : Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!