Bab 20 : Gue hancurin lo seperti rengginang

Letta masih dengan mode mossi tak percaya kepada Devano, meski sejak mereka berantem waktu itu....eh salah, sejak Letta ngambek waktu itu, Devano lebih sering berada di rumah, mungkin Devano terkesan takut sama Letta ya, padahal sebenarnya tidak seperti itu, Devano hanya ingin meredam kemarahan Letta saja.

Meski Devano bersikap manis dan menyenangkan belakangan hari ini, tapi bagi Letta yang memiliki pemikiran matang, bisa saja janji manis itu hanya di ada bibir Devano saja.

"Nanti aku pulang agak telat ya mbak, ada try out di sekolah," ucap Devano sambil mengoles selai pada roti tawar untuk sarapannya.

Letta bangun kesiangan hari ini sehingga ia tak sempat memasak sarapan untuk dirinya dan sang suami.

"Pulang agak telat itu jam berapa maksudnya?" tanya Letta memastikan.

"Sekitar jam empat lebih lah, kenapa? Kamu lagi nggak posesifin aku kan mbak?" tanya Devano, sengaja tersenyum kesenengan untuk menggoda Letta.

Letta mencibir, tak suka dikatain posesif oleh cowok yang lebih muda darinya itu, rasanya malu kalau harus jujur bahwa ia betulan curiga dengan suami berondongnya itu.

"Nggak usah nethink, aku beneran sekolah kok," ucap Devano lembut.

"Siapa yang nethink?!" tanya Letta sewot.

Devano tertawa, melihat Letta yang mulai curigaan tapi malu mengakuinya.

"Udah siang aku berangkat dulu ya mbak." Devano menyodorkan tangan untuk dicium oleh Letta, meski awalnya Letta protes, tapi akhirnya hal ini jadi kebiasaan mereka.

Setelah Letta mencium punggung tangan Devano, cowok itu ganti mencium kening Letta dengan lembut lalu pergi keluar rumah dan mengendarai motor untuk pergi ke sekolah.

Tak lama Letta juga berangkat ke kantor, hari ini jadwal kerjanya cukup padat, agenda pagi ini adalah menghadiri monthly meeting dengan petinggi perusahaan dikantornya, nanti siang pun dia harus mendampingi Vetsa bertemu klien di luar kantor.

Sampai di gedung tempat kantornya berada, seperti biasa setelah memarkir mobil di tempat parkir khusus direksi, Letta berjalan ke arah lift, senyum manis tak lepas dari bibirnya untuk membalas sapaan karyawannya, pada dasarnya Letta memang memiliki kepribadian yang ramah dan menyenangkan.

"Pagi bu," sapa Rena sekretarisnya ramah sambil membukakan pintu ruangan untuk Letta.

"Pagi Ren, laporan aman kan?" Sambil bertanya kepada Rena yang membuntuti di belakangnya, Letta duduk di meja kerjanya.

"Aman bu, ini laporan untuk bahan monthly meeting, dan ini laporan untuk bahan meeting dengan klien nanti siang." Rena yang duduk di depannya terhalang meja itu menyodorkan dua map bening kepada Letta.

"Thanks Ren, saya cek dulu ya," kata Letta meraih map tersebut dan mulai membukanya.

"Saya permisi ya bu." Setelah mendapat anggukan Letta, Rena undur diri dari hadapan bos cantiknya itu, masih banyak yang harus Letta pelajari dan Rena tak mau mengganggunya.

Tepat pukul sembilan meeting dengan internal perusahaan dimulai, Letta dan Vetsa khusyuk mendengar bawahannya memberi laporan kepada mereka.

Duo kakak beradik itu begitu handal dalam mengelola perusahaan, hingga Mamat selaku daddy mereka merasa tenang menyerahkan perusahaan yang telah dirintis sejak muda itu kepada putra putrinya.

Selepas mereka menghadiri meeting di internal kantor, Letta dan Vetsa melanjutkan pekerjaan mereka dengan menemui klien di sebuah kafe.

Mereka memakai kendaraan yang berbeda, Letta sampai terlebih dahulu, tak menunggu kedatangan Vetsa, Letta memilih memasuki kafe sambil menunggu klien dan Vetsa sampai ke tempat itu.

Tanpa Letta sadari, sepasang mata yang duduk di pojokan ruangan menatap kepadanya dengan tatapan penuh kebencian.

Dia ingin menghampiri Letta tapi kedatangan Vetsa dan kemudian disusul oleh sepasang pria dan wanita yang duduk di hadapan Letta dan Vetsa tak urung menahan langkah kaki itu mendekat.

Mereka makan siang terlebih dahulu, lalu dilanjutkan dengan pembicaraan yang terlihat serius oleh mereka.

Setelah beberapa jam meeting itu selesai, klien Letta pamit undur diri dari hadapan Letta dan Vetsa.

"Langsung pulang kan kak?" tanya Vetsa ke Letta sambil berjalan beriringan keluar dari kafe.

"Keterlaluan sih kalo gue disuruh balik kantor jam segini," jawab Letta dengan santai.

"Bilang aja mau mesra-mesraan ama suami berondong lo itu," ledek Vetsa membuat Letta memukul lengannya gemas.

"Ya udah kak gue pulang dulu ya, salam buat Devano." Vetsa mengacak rambut kakaknya lalu mereka bercipika-cipiki dan berpisah.

Ketika Letta sampai ke tempat mobilnya diparkir, Freya sedang menyenderkan tubuhnya ke badan mobil Letta dengan tangan dilipat di depan dada.

"Wah.... ternyata kelakuan lo busuk juga ya di luaran, kalo Devano tahu pacarnya merayu bosnya gimana ya?" Freya menatap Letta dengan senyum mengejek.

"Adik cantik, mending minggir deh, nggak usah ikut campur urusan gue!" ketus Letta kesal, pasalnya bocah abg ini sudah keterlaluan sih menurutnya.

"Jauhi Devano!" sahut Freya tanpa tedeng aling-aling dengan suara mengintimidasi.

Letta menertawakan sikap Freya yang absurd ini, bagaimana Letta menjauhi suaminya sendiri, astaga kalau ada daun kelor Letta ingin mengepret Freya biar setan-setan pelakornya keluar dari tubuhnya.

"Apa yang lucu?!" tanya Freya menantang.

"Kenapa nggak lo suruh Devano aja yang ngejauhin gue?" Letta balik menantang Freya yang ingin merendahkannya.

"Bagaimana dia mau ninggalin lo, kalo lo nya aja ngangk*** terus di depannya!" teriak Freya membuat beberapa orang yang berjalan di dekat mereka menoleh karena keributan ini.

Astaga itu mulut, rasanya Letta ingin mencabe mulut tipis di depannya itu, dia dan Devano kan pasangan yang sah, jadi wajarlah kalau mereka melakukan itu.

"Adek cantik, mending sekolah yang bener ya, nggak usah ngurusin urusan orang dewasa, oke." Letta menepuk pipi Freya dengan sok dramatis, membuat Freya menepis tangan itu kesal.

"Gue peringatin sekali lagi, jauhi Devano sebelum lo gue jadiin seperti rengginang, gue tahu itu tadi pak Vetsa presiden direktur nya Aurora Indah Persada, dan gue bisa minta dia untuk mecat lo, cewek murahan yang bisanya nemplok sana nemplok sini." ancam Freya dingin.

"Oh ya? Coba aja kalo bisa, lagian lo jadi cewek kegatelan banget sih, kalo Devano udah nggak suka sama lo jangan dipaksa, cowok diluaran sana masih banyak, nggak malu berebut cowok kayak gini?" Letta menyunggingkan senyum penuh kemenangan, dari sini Letta tahu kalau Devano pasti sudah menolak cewek ini, buktinya Freya sampai senekat ini sekarang.

"Minggir, gue mau masuk mobil gue!" Letta menyenggol tubuh Freya dengan tubuhnya, lalu masuk ke dalam mobilnya.

Diperlakukan seperti ini jelas Freya tak terima, dia mengambil ponsel dalam tas lalu menghubungi Atmaja Suprapto sang kakek pemilik Atmaja corp yang terkenal itu.

Letta tak menggubris apapun yang dilakukan oleh Freya, saat ini dia ingin cepat sampai rumah, mandi air hangat dan bergelung dalam pelukan hangat sang suami tercinta.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

BLM TAU AZA LO FREYA SIAPA LETTA, KKAYAAN KAKEK LO GK ADA APA2NYA...

2024-02-18

1

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

PASTI SI FREYA TUHHHH

2024-02-18

1

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

DIREKTUR KEUANGAN KOQ MEETING SAMA KLIEN, ITUKN URUSAN CEO, YAITU VETSA DN ASSISTENNYA ATAU SAMA SEKRETARINYA..

2024-02-18

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Putus Cinta berjuta rasanya
2 Bab 2 : Tawuran
3 Bab 3 : Rencana Perjodohan
4 Bab 4 : Status baru Devano
5 Bab 5 : Siapa dia?
6 Bab 6 : Gue sumpahin lo....
7 Bab 7 : Ketangkap Basah
8 Bab 8 : Tiba-tiba Menikah
9 Bab 9 : Pasutri baru
10 Bab 10 : Di rumah mertua
11 Bab 11 : Ternyata dia punya pacar
12 Bab 12 : Dinner berdua ala Devano
13 Bab 13 : Gosipan Ibu-ibu komplek
14 Bab 14 : Romantisme pengantin baru
15 Bab 15 : Freya oh Freya
16 Bab 16 : Cinta juga butuh logika.
17 Bab 17 : Obrolan Letta dan papa mertua.
18 Bab 18 : Letta ngambek
19 Bab 19 : Devano pusing
20 Bab 20 : Gue hancurin lo seperti rengginang
21 Bab 21 : Tak bisa membohongi perasaan
22 Bab 22 : Goncangan di perusahaan papa
23 Bab 23 : Meneruskan yang tertunda
24 Bab 24 : Kehilangan kabar papa.
25 Bab 25 : Usaha Letta
26 Bab 26 : Kehilangan jejak
27 Bab 27 : Peperangan dimulai
28 Bab 28 : Bramenda turun tangan
29 Bab 29 : Ada yang belum selesai.
30 Bab 30 : Devano - Febian
31 Bab 31 : Cemburunya Devano
32 Bab 32 : Ulang Tahun Bramenda
33 Bab 33 : Menyusun Rencana.
34 Bab 34 : Jatuhnya Atmaja corp.
35 Bab 35 : Manisnya masa putih abu itu.
36 Bab 36 : Versi kita
37 Bab 37 : Obrolan di meja makan.
38 Bab 38 : Ujian Akhir Sekolah
39 Bab 39 : Masa sebelum dewasa datang
40 Bab 40 : Kunjungan sahabat
41 Bab 41 : Ujian itu datang
42 Bab 42 : Milik aku
43 Bab 43 : Tak Mengerti
44 Bab 44 : Sedih
45 Bab 45 : Usaha memisahkan mereka
46 Bab 46 : Ngadu
47 Bab 46 : Tamu untuk Letta
48 Bab 48 : Mulai ada titik terang
49 Bab 49 : Ujian dari masa lalu
50 Bab 50 : Kehilangan Dia.
51 Bab 51 : Dipecat dengan tidak hormat
52 Bab 52 : Home Sweet Home
53 Bab 53 : Aktifitas Baru
54 Bab 54 : Ngintilin Suami
55 Bab 55 : Markas baru?
56 Bab 56 : Wanita penggoda
57 Bab 57 : Mencari pengganti
58 Bab 58
59 Bab 59 : Terpaksa memburu Claudia
60 Bab 60 : Pria beristri
61 Bab 61 : Levelnya Jauh di bawah Letta
62 Bab 62 : Usaha sendiri.
63 Bab 63 : Mengundurkan diri
64 Bab 64 : Tak di hargai!
65 Bab 65 : Menyakitkan
66 Bab 66 : Banyak yang ingin di posisi lo
67 Bab 67 : Berlarutnya kesalahpahaman
68 Bab 68 : Pura-pura
69 Bab 69 : Terpaksa
70 Bab 70 : Terlalu Serakah
71 Bab 71 : Tak cukup hanya itu
72 Bab 72 : Si tegas
73 Bab 73 : Nyungsep!
74 Bab 74 : Intimate Wedding.
75 Bab 75 : Bulan Madu
76 Bab 76 : Masih Bulan Madu
77 Bab 77 : Hamil?
78 Bab 78 : Bumil Perkasa
79 Bab 79 : His name is...
80 Bab 80 : Kebahagiaan sejati
81 Bab 81 : Persaingan
82 Bab 82 : Waktu yang mendewasakannya.
83 Bab 83 : Namanya juga anak cowok
84 Bab 84 : Tentang Kenzo dan Kanaka
85 Bab 85 : Berantem lagi
86 Bab 86 : Garangnya Kenzo
87 Bab 86 : Surat cinta dari guru BK.
88 Bab 88 : Mimo ngamuk
89 Bab 89 : Mempertahankan harga diri
90 Bab 90 : Bersitegang
91 Bab 91 : Tamu??
92 Bab 92 : Vetsa membuyarkan impian semua orang
93 Bab 93 : Sedewasa itu
94 Bab 94 : Two Most Wanted
95 Bab 95 : Ending
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Bab 1 : Putus Cinta berjuta rasanya
2
Bab 2 : Tawuran
3
Bab 3 : Rencana Perjodohan
4
Bab 4 : Status baru Devano
5
Bab 5 : Siapa dia?
6
Bab 6 : Gue sumpahin lo....
7
Bab 7 : Ketangkap Basah
8
Bab 8 : Tiba-tiba Menikah
9
Bab 9 : Pasutri baru
10
Bab 10 : Di rumah mertua
11
Bab 11 : Ternyata dia punya pacar
12
Bab 12 : Dinner berdua ala Devano
13
Bab 13 : Gosipan Ibu-ibu komplek
14
Bab 14 : Romantisme pengantin baru
15
Bab 15 : Freya oh Freya
16
Bab 16 : Cinta juga butuh logika.
17
Bab 17 : Obrolan Letta dan papa mertua.
18
Bab 18 : Letta ngambek
19
Bab 19 : Devano pusing
20
Bab 20 : Gue hancurin lo seperti rengginang
21
Bab 21 : Tak bisa membohongi perasaan
22
Bab 22 : Goncangan di perusahaan papa
23
Bab 23 : Meneruskan yang tertunda
24
Bab 24 : Kehilangan kabar papa.
25
Bab 25 : Usaha Letta
26
Bab 26 : Kehilangan jejak
27
Bab 27 : Peperangan dimulai
28
Bab 28 : Bramenda turun tangan
29
Bab 29 : Ada yang belum selesai.
30
Bab 30 : Devano - Febian
31
Bab 31 : Cemburunya Devano
32
Bab 32 : Ulang Tahun Bramenda
33
Bab 33 : Menyusun Rencana.
34
Bab 34 : Jatuhnya Atmaja corp.
35
Bab 35 : Manisnya masa putih abu itu.
36
Bab 36 : Versi kita
37
Bab 37 : Obrolan di meja makan.
38
Bab 38 : Ujian Akhir Sekolah
39
Bab 39 : Masa sebelum dewasa datang
40
Bab 40 : Kunjungan sahabat
41
Bab 41 : Ujian itu datang
42
Bab 42 : Milik aku
43
Bab 43 : Tak Mengerti
44
Bab 44 : Sedih
45
Bab 45 : Usaha memisahkan mereka
46
Bab 46 : Ngadu
47
Bab 46 : Tamu untuk Letta
48
Bab 48 : Mulai ada titik terang
49
Bab 49 : Ujian dari masa lalu
50
Bab 50 : Kehilangan Dia.
51
Bab 51 : Dipecat dengan tidak hormat
52
Bab 52 : Home Sweet Home
53
Bab 53 : Aktifitas Baru
54
Bab 54 : Ngintilin Suami
55
Bab 55 : Markas baru?
56
Bab 56 : Wanita penggoda
57
Bab 57 : Mencari pengganti
58
Bab 58
59
Bab 59 : Terpaksa memburu Claudia
60
Bab 60 : Pria beristri
61
Bab 61 : Levelnya Jauh di bawah Letta
62
Bab 62 : Usaha sendiri.
63
Bab 63 : Mengundurkan diri
64
Bab 64 : Tak di hargai!
65
Bab 65 : Menyakitkan
66
Bab 66 : Banyak yang ingin di posisi lo
67
Bab 67 : Berlarutnya kesalahpahaman
68
Bab 68 : Pura-pura
69
Bab 69 : Terpaksa
70
Bab 70 : Terlalu Serakah
71
Bab 71 : Tak cukup hanya itu
72
Bab 72 : Si tegas
73
Bab 73 : Nyungsep!
74
Bab 74 : Intimate Wedding.
75
Bab 75 : Bulan Madu
76
Bab 76 : Masih Bulan Madu
77
Bab 77 : Hamil?
78
Bab 78 : Bumil Perkasa
79
Bab 79 : His name is...
80
Bab 80 : Kebahagiaan sejati
81
Bab 81 : Persaingan
82
Bab 82 : Waktu yang mendewasakannya.
83
Bab 83 : Namanya juga anak cowok
84
Bab 84 : Tentang Kenzo dan Kanaka
85
Bab 85 : Berantem lagi
86
Bab 86 : Garangnya Kenzo
87
Bab 86 : Surat cinta dari guru BK.
88
Bab 88 : Mimo ngamuk
89
Bab 89 : Mempertahankan harga diri
90
Bab 90 : Bersitegang
91
Bab 91 : Tamu??
92
Bab 92 : Vetsa membuyarkan impian semua orang
93
Bab 93 : Sedewasa itu
94
Bab 94 : Two Most Wanted
95
Bab 95 : Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!