...***...
Elis menatap orang yang terkapar di depannya, tubuhnya gosong.
"Apa sudah berakhir?" tanya Liana.
"Tidak! Pertarungan ini belum selesai," kata Elic melihat jari orang itu masih bergerak. Orang itu bangkit kembali, tubuhnya memancarkan aura putih yang dingin dan semua luka bakarnya berangsur-angsur pulih dengan cepat. Setiap kali ia bernafas, embun es keluar dari mulutnya. "Sungguh menyedihkan, aku disudutkan oleh gadis seusiamu. Baiklah, bocah, aku tidak punya banyak waktu, sudah cukup main-main. Akan ku selesaikan sekarang juga."
Ledakan!
Terjadi ledakan energi, membuat sekitarnya membeku, dan aura kebiruan terlihat meluap dari tubuhnya seketika hawa dingin terasa menyelimuti tempat itu.
Liana terkejut melihatnya. "Sulit dipercaya, semua luka bakarnya telah pulih! Dan apa ini.., dia jadi terlihat lebih menakutkan dari sebelumnya." Cuaca seketika berubah menjadi buruk, dan kabut perlahan menyelimuti sekitarnya. Liana merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi. "Ini tidak baik! Elic, kita harus segera menjauh darinya," Panggil Liana dengan cemas.
"Kejadian yang menimpaku 6 tahun lalu, akan kubalaskan sekarang ini juga!" Terlihat kabut sedingin es berputar mengurung mereka.
"Apa yang terjadi?" Gumam Elic dalam hati, melihat kabut es tebal yang mengurung mereka, dan sontak terkejut melihat puluhan bongkahan es besar yang runcing mengambang di atas mereka.
"Kalian telah memasuki domain es ku, dan tak akan bisa keluar. Nona, karena kami telah kehilangan 3 orang karenamu, kau akan menggantikan mereka," kata orang itu seraya menggerakkan dua jarinya ke bawah. "Glacial Impact!" Seketika, bongkahan es mulai bergerak dan turun menyerang mereka.
"Wind Blast!"
Fwush!!!
Hembusan angin kencang tiba-tiba menerpa dan membelah bongkahan es yang jatuh. "Liana?!" seru Elic terkejut. Orang itu juga terperangah melihatnya, sungguh tak disangka bahwa ia begitu kuat. "Cih! Sepertinya ini akan sedikit merepotkan," batinnya sambil menatap gadis itu.
"Maaf ya, Elic, aku memang tidak sekuat dirimu, tapi aku akan membantumu sebisaku."
Tiba-tiba, peluru es besar jatuh lagi ke arah mereka. Mereka dengan cepat menghindarinya, namun serangan demi serangan terus berjatuhan dari langit seperti hujan meteor. Orang itu menertawakan mereka. Liana, yang tampaknya tak bisa lagi menghindari, berhenti di tempatnya dan membentuk gerakan memanah. "Wind Arrow!" Panah angin seketika melesat dan menghancurkan bongkahan es itu. Namun, satu batu lagi jatuh ke arahnya. "Air Lift Ascension!" tekanan udara dari tanah mendorong batu es itu ke atas. Tiba-tiba..
"Fire Dance!"
Ledakan! Ledakan! Ledakan!
Ledakan bertubi-tubi terjadi di udara. Elic berdiri gagah di depannya. "Terima kasih, Liana. Kamu sangat kuat," puji Elic sambil tersenyum meliriknya. "Aku tidak menyangka akan bertarung dengan seseorang seperti dia. Mengapa orang sekuat dia melakukan tindakan seperti ini, apa tujuannya?" Elic kembali melemparkan tinju api, dan tendangan api memutar ke langit dengan gerakan cepat, menghancurkan semua bongkahan es itu.
"Blow!" Liana memberikan tiupan angin yang kencang, menyapu semua serangan itu.
Ledakan demi ledakan terus terjadi di udara akibat benturan antara kedua serangan. Terjangan angin dari Liana memperlambat kecepatan serpihan es itu, sehingga memudahkan mereka untuk menghindarinya.
"Cih!" Orang itu mulai tampak kesal, melihat kedua anak itu saling bergantian menepis serangannya. Sementara itu, ketiga temannya telah kembali ditempat itu membawa beberapa petugas keamanan. Dengan terkejutnya, mereka melihat dinding kabut es yang tebal.
Serangan beruntun dari orang itu masih tidak dapat melukai mereka, namun Elic kini tampak begitu kelelahan setelah berulangkali menepis serangan bertubi-tubi dari orang itu.
Elic melihat kearah Liana yang juga kelelahan. Dengan gagah, ia berdiri didepannya seolah akan melindunginya. Kedua tinjunya diselimuti api yang bergelombang dengan elegan, terus menyerang batu es yang terus berjatuhan kearah mereka tanpa henti.
"Elic...," Liana terkejut melihat gadis itu, ia tak menyangka Elic akan berbuat sejauh ini hanya demi melindunginya, bangsawan yang biasanya tak mempedulikan kaum rendah seperti mereka, yang selalu bersikap kasar, dan sangat arogan, tidak sedikitpun terlihat pada gadis ini. Tak hanya memiliki paras cantik namun juga sangat baik, sangat berbeda dengan bangsawan lain. Kini hatinya dipenuhi dengan kekaguman, melihat gadis didepannya itu, bak sang Dewi api.
Orang itu menghentikan serangannya. "Aku tak menyangka, kalian masih bisa bertahan sejauh ini, gadis seusia kalian menggunakan kekuatan besar seperti itu, sungguh mengagumkan!"
Elic saat itu terlihat sangat lelah sampai harus berlutut di tanah, namun ia bangkit kembali dengan kondisi terhuyung-huyung. "Terima kasih atas pujianmu. Kami berhadapan dengan musuh yang kuat, dan kau tampaknya seorang elit spirit," ujar Elic kemudian melihat ke arah kabut es yang terus mengelilingi mereka. "Walau melarikan diri sekali pun, sepertinya tidak akan mudah."
Orang itu tersenyum melihatnya, dan wajah pria itu kembali terlintas dalam pikirannya. "Tidak heran gadis ini begitu berbakat," gumam dalam hatinya.
Elic segera bergerak cepat dengan api di kedua tangannya. "Semoga serangan kali ini berhasil."
Orang itu tersenyum dan dengan lembut menyentuh tanah. "Membekulah seperti batu! I C E S T O R M!"
Fwush!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Lemon Chan
Elic keren abis.😏
2023-10-25
2
Lemon Chan
keren👏
2023-10-25
2