Bab 3. Perasaan Mavra

Malam ini Mavra tidur ditemani oleh Celine. Gadis berusia 18 tahun itu terlihat begitu lelap di dekapan ibunya. Celine benar-benar menyayangkan sikap keras kepala putrinya. Mavra masih menolak untuk bertemu dengan Enrique. Malah sebaliknya, gadis itu berniat memperkenalkan pacar barunya pada keluarganya.

Celine bertukar pesan dengan suaminya. Dia mengatakan jika putrinya sudah terlelap. Celine meminta agar tidak mengatakan apapun pada Enrique mengenai Mavra. Dia tidak ingin nantinya Mavra kecewa dan justru malah mencari tempat perlindungan lain, karena merasa keluarganya sendiri tidak bisa dipercaya.

Setelah berkirim pesan dengan sang suami, Celine membetulkan posisi kepala Mavra dan dia pun merebahkan kepalanya di samping putri pertamanya itu.

"Mom," lirih Mavra, sepertinya dia sedang mengigau. Celine mengusap pipi Mavra dengan sangat pelan agar tidak membangunkannya.

Esok harinya, Mavra sudah kembali ke setelan pabriknya. Diam dan tidak banyak berinteraksi. Dia turun mengambil selembar roti di dapur dan langsung pergi begitu saja. Dia sepertinya juga lupa jika semua anggota keluarganya sedang berkumpul di sana.

"Kau sudah membangunkan Mavra?" tanya Damian.

"Mavra sudah berangkat 15 menit yang lalu, Uncle," jawab Diandra.

Celine tentu saja terkejut, karena tadi saat dia meninggalkan kamar, Mavra masih tidur nyenyak.

"Sudah berangkat? Kenapa tidak berpamitan padaku?"

"Mungkin dia lupa jika semalam kalian datang," jawab Diandra terlalu jujur. Raut wajah Damian berubah serius ketika melihat kekecewaan di wajah istrinya.

"Habiskan makananmu, jangan bicara lagi," ujar Lionel. Dia tahu suasana di ruang makan sudah berubah tegang setelah mendengar ucapan adiknya.

Jack, Louisa dan Jasson si anak bungsu baru bergabung. Mereka belum tahu topik pembicaraan di meja makan. Jack mengerutkan alisnya melihat wajah sedih adiknya.

"Ada apa ini?"

"Tidak apa-apa, Kak. Aku hanya tadi bertanya mengenai Mavra."

"Dia sudah pergi?" tebak Jack. Celine mengangguk. Dia tak kuasa menahan kesedihannya hingga air matanya mengalir.

"Apa setiap hari dia selalu begini?" tanya Celine dengan suara bergetar. Damian lekas berdiri dan mengusap punggung sang istri dengan lembut.

Marvel yang kebetulan juga sudah ada di ruang makan itu pun menatap keluarganya dengan perasaan campur aduk. Marah, kecewa, sedih semuanya membuat perasaannya bergolak. Dulu keluarganya begitu bahagia dan sangat harmonis. Hanya gara-gara kesalahpahaman antara Mavra dan Enrique, masalah justru menyebar kemana-mana.

"Aku sudah selesai, Mom. Aku akan keluar dulu untuk menemui temanku." Marvel gegas berdiri dan mendekati ibunya. Dia mengusap pipi Celine dengan lembut.

"Mommy jangan bersedih. Aku akan membuat Mavra kembali seperti dulu lagi."

Setelah mengatakan hal itu, Marvel mencium puncak kepala Celine dan pergi meninggalkan ruang makan. Dia akan menemui saudara kembarnya sekarang juga. Masalah ini tidak akan dia biarkan berlarut.

Sementara itu, Mavra baru saja sampai di kampus. Dia berjalan dengan santai di sepanjang koridor.

"Sayang." Seorang pria mendekati Mavra.

Mavra melihat ke arah jamnya, dia lalu mengernyit.

"Ini sudah tanggal 1, Claude. Kau tahu kan apa artinya?"

Ya, Mavra selalu memberi batas 1 bulan untuk setiap pria yang menjadi kekasihnya. Bahkan sebagian gadis di kampus sangat membenci Mavra karena terlalu sok dan sombong.

"Tidak bisakah kita tetap bersama?" tanya Claude sembari menatap Mavra penuh kasih.

Namun, sayangnya Mavra sudah terlanjur buta perasaannya. Bahkan sampai saat ini tidak ada seorang pun yang bisa menggeser nama Enrique di hatinya. Bodoh memang, tapi itulah dia.

"Bersamamu terlalu berbahaya untukku. Kemarin mantan kekasihmu Beatrice mengirim pembunuh bayaran untuk menyerangku. Aku tidak mau terluka hanya karena laki-laki seperti kalian," ujar Mavra dengan nada penuh kesombongan.

Mavra segera meninggalkan Claude yang masih tercenung. Tangan Claude mengepal setelah mendengar ucapan Mavra.

"Tunggu saja, aku pasti akan bisa memilikimu seutuhnya Mavra."

Tiba di kelasnya Mavra meletakkan tasnya dengan kasar hingga mengejutkan teman di sebelahnya.

"Mavra, tidak bisakah kau lebih berhati-hati?"

"Tidak. Aku memang sengaja membangunkanmu, Viora."

"Ah, aku ngantuk sekali. Semalam Kaylee mengajakku party. Aku mencoba mengajakmu, tapi mengapa nomormu tidak aktif?"

"Aku sedang tidak enak badan, Viora."

"Kau bisa sakit juga ternyata?"

"Tentu saja bisa. Apa kau pikir aku ini monster?" Viora tertawa mendengar nada bicara Mavra yang mulai kesal. Viora Jansen adalah seorang putri pejabat yang memiliki perangai cukup unik. Dia tidak suka memiliki banyak orang di sekitarnya, tapi dia suka dengan pesta.

Saat Viora akan berbicara lagi, Dia dibuat terdiam melihat kedatangan sosok pria tampan yang berjalan ke arahnya dengan tatapan tajam. Mavra langsung menoleh, melihat ke arah pandangan Viora. Matanya langsung membulat sempurna.

Belum sempat Mavra buka mulut, Dia sudah ditarik dengan keras. Mulut Viora ternganga.

"Hei, kau tidak bisa sembarangan berbuat kasar terhadap seorang wanita," ujar Viora. Beberapa teman Mavra melihat adegan itu dan tidak ada yang berani bersuara.

"Ini urusanku dan dia. Jangan ikut campur."

"Tidak apa-apa, Vior. Dia saudaraku."

Mavra hanya diam saat Marvel membawanya keluar dari kelas. Marvel mengangkat Mavra naik ke atas motor sport. Dia dengan penuh perhatian memakaikan helm untuk saudari serahimnya.

Marvel pun segera naik dan memacu kuda besinya membelah jalanan kota San Francisco. Mavra tidak banyak bicara karena tahu suasana hati saudara kembarnya.

Mereka tiba di tepi pantai. Marvel menurunkan Mavra dan melepaskan helmnya. Marvel bahkan merapikan rambut kakaknya dengan lembut. Meski mereka jarang berinteraksi, tapi kedekatan mereka secara naluri terbentuk. Ikatan antara mereka begitu kuat, bahkan sampai-sampai Marvel bisa merasakan apa yang dirasakan oleh kakaknya.

"Kenapa membawaku ke sini?"

"Kenapa tidak berpamitan pada mommy saat berangkat tadi?" Marvel mengembalikan pertanyaan Mavra dengan pertanyaan.

"Aku terlalu malu," jawab Mavra. Dia duduk di atas bebatuan dan menatap hamparan laut dengan sendu.

"Malu?"

"Ya, aku malu. Seharusnya sejak awal aku tidak bertingkah kekanakan dan membuat mommy juga Daddy kepikiran. Aku tahu selama ini kalian mengkhawatirkanku."

"Jika kau tahu itu kenapa kau menghindari kami? Apa kau masih menganggap kami keluarga?"

"Marvel, hatiku sakit sekali. Aku lelah, setiap saat rasanya aku ingin mati," lirih Mavra.

Marvel segera menarik Mavra ke dalam pelukannya. Inilah yang dia khawatirkan. Sejak kecil Mavra sudah sangat mandiri bahkan diusianya yang masih terbilang muda. Dia terbiasa untuk menyimpan semuanya sendirian. Menyembunyikan perasaannya dengan bersikap ceria. Hanya satu hal yang tidak pernah dia sembunyikan, yaitu perasaan cintanya pada Enrique. Namun, pada akhirnya dia hanya mendapatkan kekecewaan.

Marvel awalnya juga sangat kecewa dengan Enrique karena dia sudah membuat saudara kembarnya terluka, tapi lama kelamaan rasa kecewa itu berubah, setelah dia melihat kegigihan Enrique untuk menemukan keberadaan Mavra.

"Kau masih memiliki kami, hilangkan perasaan itu."

"Setiap hari aku selalu ketakutan, Monster dalam diriku seperti ingin menguasaiku. Aku takut tidak bisa mengendalikan diriku sendiri."

Ketakutan Mavra jelas mengacu pada jiwa psikopatnya. Bahkan jika dirunut dari awal, Sejak Mavra merasa dikecewakan oleh Enrique, dia semakin menggila dan menganggap nyawa setiap laki-laki tidak lah penting. Mereka manusia dengan penuh tipu daya. Jadi hasrat ingin membunuh pun semakin besar.

Bagaimana pun juga saat itu, Mavra hanyalah seorang gadis 16 tahun yang memiliki perasaan cinta yang terlalu meluap pada Enrique. Kenyataan bahwa Enrique berbohong padanya, langsung menjadi pukulan telak untuk Mavra. Terlebih kebohongan itu berkaitan dengan wanita lain.

Wanita mana yang rela diduakan pas lagi sayang-sayangnya? Tanpa sadar hal itu membangkitkan jiwa Mavra yang selama ini berusaha dia tekan. Dan Mavra sepertinya terlalu frustasi menghadapi kekejamannya sendiri.

Berada dalam pelukan adik laki-lakinya membuat Mavra merasakan ketenangan yang selama ini dia rindukan. Perlahan mata sayu itu terpejam, Mavra kehilangan kesadarannya.

Marvel mengangkat Mavra dan membawanya berjalan cukup jauh menuju villa di pinggir laut, milik Jack.

"Tuan muda, saya sudah menyiapkan kamar untuk anda dan nona."

"Tolong panggilkan dokter, Paman. Kakakku pingsan."

"Baik, Tuan muda."

...----------------...

Terpopuler

Comments

Ayu

Ayu

wah.. jgn2 penyakit nya celine yg sk pingsan menurun ke mavra

2024-11-24

0

Taty Hartaty

Taty Hartaty

koq 18 THN , bukan nya udah 2 THN berlalu

2024-12-20

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Lebay..Berlebihan banget..

2024-10-11

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Awalan
2 Bab 2. Kedatangan Keluarga
3 Bab 3. Perasaan Mavra
4 Bab 4. Butuh Perhatian
5 Bab 5. Menyusul
6 Bab 6. Enrique dan Mavra
7 Bab 7. Aku Tidak Mau Lagi Jadi Pacarmu
8 Bab 8. Membalikkan Kondisi
9 Bab 9. Apa Dia Temanmu?
10 Bab 10. Omong Kosong
11 Bab 11. Mengadu
12 Bab 12. Kekasih Baru
13 Bab 13. Apa Kau Maniak?
14 Bab 14. I Love You
15 Bab 15. Menginap
16 Bab 16. Malu
17 Bab 17. Pembalasan Mavra
18 Bab 18. Pengakuan
19 Bab 19. Aku Rocco
20 Bab 20. Menikah Saja
21 Bab 21. Jawaban Mavra
22 Bab 22. Pengganggu
23 Bab 23. Claude Dellon
24 Bab 24. Aku Ini Keturunan Iblis
25 Bab 25. Joe Foster
26 Bab 26. Bagaimana Jika Kau Ikut?
27 Bab 27. Berpisah
28 Bab 28. Mereka Sekutu?
29 Bab 29.
30 Bab 30. Salah Lawan
31 Bab 31. Kejutan
32 Bab 32. Merawat Mavra
33 Bab 33. Iri
34 Bab 34. Rencana
35 Bab 35. Kolaborasi
36 Bab 36. Bukti Video
37 Bab 37. Kita Tetap Saudara
38 Bab 38. Cemburu
39 Bab 39. Hanya Menggoda
40 Bab 40.
41 Bab 41. Fitting
42 Bab 42. Ruang Dekan
43 Bab 43. Penyusup
44 Bab 44. Rencana
45 Bab 45. Siapa Mereka
46 Bab 46. Kecurigaan
47 Bab 47. Terserah Padamu
48 Bab 48. Menculik Rocco
49 Bab 49. Menyelinap
50 Bab 50. Tukang Pamer
51 Bab 51. Pasrah
52 Bab 52. Kedatangan Calon Mertua
53 Bab 53. Posesif
54 Bab 54. Menyebalkan
55 Bab 55. Menyukainya?
56 Bab 56. Wedding
57 Bab 57. Pengaduan Lucia
58 Bab 58. Menarik
59 Bab 59. Sidang Berakhir Kacau
60 Bab 60. Tidak Ada Jalan Lain
61 Bab 61. I Love You Mom
62 Bab 62. Tidak Boleh Menolak
63 Bab 63. Hai Calon Ipar
64 Bab 64. Nyaman
65 Bab 65. Memberi Kabar
66 Bab 66. Tertegun
67 Bab 67. Final Part 1
68 Bab 68. Kemesraan
69 Bab 69. Final Part 3
70 Bab 70. Final Part 4
71 Bab 71. Menuju Ending
72 Bab 72. End
73 S2. Satu
74 S2. Dua
75 S2. Tiga
76 S2. Empat
77 S2. Lima
78 S2. Enam
79 S7. Siapapun Tolong!
80 S2. Tidak Apa-apa
81 S2. Menyukaimu
82 S2. Dendam
83 S2. Sederhana Menurut Keluarganya
84 S2. Canggung
85 S2. Wanita Paruh Baya
86 S2. Jangan Coba-coba
87 S2. Kemarahan Marvel 1
88 S2. Kemarahan Marvel (2)
89 S2. Tidak Masalah
90 S2. Mimpi Saja
91 S2. Mendadak
92 S2. Mari Kita Menikah
93 S2. Dendam Yang Harus Dibalas
94 S2. Masa Lalu Kelam
95 S2. Serahkan Padaku
96 S2. Selidiki Sampai Keakarnya
97 S2. Pesta Keluarga
98 S2. Tidak Serius
99 S2. Aku Malaikat Mautmu
100 S2. Cemas
101 S2. Sudah Berakhir
102 S2. Pria Nekat
103 S2. Mereka Sudah Tidak Ada
104 S2. Suami Tampan
105 S2. Menyusul
106 S2. Keluarganya Sangat Hangat
107 S2. Anak?
108 S2. End
109 Karya Baru
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Bab 1. Awalan
2
Bab 2. Kedatangan Keluarga
3
Bab 3. Perasaan Mavra
4
Bab 4. Butuh Perhatian
5
Bab 5. Menyusul
6
Bab 6. Enrique dan Mavra
7
Bab 7. Aku Tidak Mau Lagi Jadi Pacarmu
8
Bab 8. Membalikkan Kondisi
9
Bab 9. Apa Dia Temanmu?
10
Bab 10. Omong Kosong
11
Bab 11. Mengadu
12
Bab 12. Kekasih Baru
13
Bab 13. Apa Kau Maniak?
14
Bab 14. I Love You
15
Bab 15. Menginap
16
Bab 16. Malu
17
Bab 17. Pembalasan Mavra
18
Bab 18. Pengakuan
19
Bab 19. Aku Rocco
20
Bab 20. Menikah Saja
21
Bab 21. Jawaban Mavra
22
Bab 22. Pengganggu
23
Bab 23. Claude Dellon
24
Bab 24. Aku Ini Keturunan Iblis
25
Bab 25. Joe Foster
26
Bab 26. Bagaimana Jika Kau Ikut?
27
Bab 27. Berpisah
28
Bab 28. Mereka Sekutu?
29
Bab 29.
30
Bab 30. Salah Lawan
31
Bab 31. Kejutan
32
Bab 32. Merawat Mavra
33
Bab 33. Iri
34
Bab 34. Rencana
35
Bab 35. Kolaborasi
36
Bab 36. Bukti Video
37
Bab 37. Kita Tetap Saudara
38
Bab 38. Cemburu
39
Bab 39. Hanya Menggoda
40
Bab 40.
41
Bab 41. Fitting
42
Bab 42. Ruang Dekan
43
Bab 43. Penyusup
44
Bab 44. Rencana
45
Bab 45. Siapa Mereka
46
Bab 46. Kecurigaan
47
Bab 47. Terserah Padamu
48
Bab 48. Menculik Rocco
49
Bab 49. Menyelinap
50
Bab 50. Tukang Pamer
51
Bab 51. Pasrah
52
Bab 52. Kedatangan Calon Mertua
53
Bab 53. Posesif
54
Bab 54. Menyebalkan
55
Bab 55. Menyukainya?
56
Bab 56. Wedding
57
Bab 57. Pengaduan Lucia
58
Bab 58. Menarik
59
Bab 59. Sidang Berakhir Kacau
60
Bab 60. Tidak Ada Jalan Lain
61
Bab 61. I Love You Mom
62
Bab 62. Tidak Boleh Menolak
63
Bab 63. Hai Calon Ipar
64
Bab 64. Nyaman
65
Bab 65. Memberi Kabar
66
Bab 66. Tertegun
67
Bab 67. Final Part 1
68
Bab 68. Kemesraan
69
Bab 69. Final Part 3
70
Bab 70. Final Part 4
71
Bab 71. Menuju Ending
72
Bab 72. End
73
S2. Satu
74
S2. Dua
75
S2. Tiga
76
S2. Empat
77
S2. Lima
78
S2. Enam
79
S7. Siapapun Tolong!
80
S2. Tidak Apa-apa
81
S2. Menyukaimu
82
S2. Dendam
83
S2. Sederhana Menurut Keluarganya
84
S2. Canggung
85
S2. Wanita Paruh Baya
86
S2. Jangan Coba-coba
87
S2. Kemarahan Marvel 1
88
S2. Kemarahan Marvel (2)
89
S2. Tidak Masalah
90
S2. Mimpi Saja
91
S2. Mendadak
92
S2. Mari Kita Menikah
93
S2. Dendam Yang Harus Dibalas
94
S2. Masa Lalu Kelam
95
S2. Serahkan Padaku
96
S2. Selidiki Sampai Keakarnya
97
S2. Pesta Keluarga
98
S2. Tidak Serius
99
S2. Aku Malaikat Mautmu
100
S2. Cemas
101
S2. Sudah Berakhir
102
S2. Pria Nekat
103
S2. Mereka Sudah Tidak Ada
104
S2. Suami Tampan
105
S2. Menyusul
106
S2. Keluarganya Sangat Hangat
107
S2. Anak?
108
S2. End
109
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!