Keesokan harinya, Damian dan Emily mengantar Seiji ke barak para ksatria menggunakan payung khusus untuk vampire, tujuan mereka adalah menemui saksi mata yang selamat setelah melihat entitas di dalam dungeon. Setelah sampai di barak tempat saksi mata itu di rawat, mereka masuk ke dalam. Seorang dokter membawa mereka ke kamar pasiennya. Di dalam, mereka melihat seorang ksatria wanita yang sudah tidak memiliki sebelah tangannya dan seluruh tubuhnya di perban seperti mumi kecuali wajahnya. Ketika melihat Damian dan Emily, ksatria wanita itu menunduk. Tapi ketika dia melihat Seiji,
“Aaaaaa......jangan mendekat....keluar....keluar....tidak...tidak...tolooong....” Ksatria wanita itu langsung histeris dan berusaha lari walau tubuhnya di perban.
Beberapa perawat dan dokter berusaha menenangkan nya, melihat kondisi ksatria wanita itu, Seiji langsung keluar dari ruangan di susul oleh Damian dan Emily,
“Papa, kenapa reaksinya begitu ?” Tanya Emily.
“Maaf Emily-san, sepertinya semua gara gara aku...” Jawab Seiji.
“Berarti pertanyaan mu kemarin malam terjawab Solon-san....sepertinya entitas itu mirip seperti dirimu...” Ujar Damian.
“Baik, aku akan pergi secepatnya dari kota ini dan aku mohon ijin supaya aku bisa masuk ke dungeon itu.” Seiji berniat pergi karena dia tidak mau mencari masalah.
Ketika Seiji berbalik dan berniat melangkah keluar, pundaknya di pegang oleh Damian, Seiji berbalik dan melihat Damian memasang wajah serius.
“Sebelum kamu pergi, kita bicara dulu Solon-san....” Ujar Damian.
“Baik...apa yang mau di bicarakan...” Balas Seiji.
“Kita lihat catatan laporan saksi mata tentang entitas itu.” Balas Damian.
“Benar Solon-sama, jangan terburu buru.” Tambah Emily dengan wajah yang cemas.
Melihat keseriusan Damian dan Emily, di tambah mereka tidak takut pada dirinya, akhirnya Seiji ikut bersama mereka masuk ke kantor komando di dalam barak. Di dalam seorang ksatria memberikan catatan saksi mata kepada Damian yang memintanya, kemudian Damian memberikan nya pada Seiji. Ternyata laporan yang di tuliskan itu lengkap, di sana tertulis ketika baru masuk ke dalam, mereka menemukan seorang gadis duduk di sudut sambil jongkok dengan kedua tangannya memegang kepalanya, gadis itu berceloteh menggunakan bahasa yang tidak mereka kenal kecuali kata kata, “Aku mati.” Seorang ksatria mendekati gadis itu dan tiba tiba tubuh nya terbelah dua. Melihat sudah jatuh korban, pasukan ksatria mundur dan hanya mengawasi entitas itu dari mulut gua.
Setelah dua hari mengawasi entitas itu, tiba tiba muncul seekor kuda hitam yang terbakar api berwarna biru, berdiri di sebelah entitas itu. Para pasukan mulai bersiaga dan masuk ke dalam, tapi ketika masuk kuda hitam itu mundur dan membuat entitas itu menoleh, tiba tiba banyak tentakel bayangan keluar dari punggung entitas itu dan dia berdiri, setelah itu dia mengangkat tangannya dan membekukan seluruh ksatria yang masuk, kemudian matanya menyala dan ksatria yang melihatnya menjadi batu. Ksatria yang di luar masuk ke dalam dan melihat entitas itu sudah berdiri di depan mereka membawa sebuah sabit yang sangat besar, entitas itu menyabetkan sabitnya sambil berteriak dan menangis, menghabisi semua ksatria kecuali saksi mata yang pura pura meninggal. Setelah itu, entitas itu kembali masuk ke dalam dan kembali berjongkok di sudut.
Seiji yang membaca catatan itu mulai mengerutkan dahinya, entitas itu di gambarkan memakai pakaian yang tidak mereka kenal, berambut hitam panjang dan bermata merah.
“Sepertinya aku memang harus kesana...ada kemungkinan entitas itu sama seperti ku.” Pikir Seiji.
“Bagaimana Solon-san ?” Tanya Damian.
“Aku harus memastikannya sendiri...tapi catatan ini menggambarkan betapa kuatnya entitas itu.” Jawab Seiji.
“Kalau begitu, sebaiknya jangan sendiri, ajak beberapa petualang dan ksatria bersamamu..” Balas Damian.
“Tidak, lebih baik aku sendiri supaya tidak ada korban lagi...” Balas Seiji.
“Solon-sama....” Gumam Emily sambil melihat wajah Seiji.
“Aku mengerti, kapan mau berangkat Solon-san ?” Tanya Damian.
“Sekarang juga, tolong tunjukkan padaku lokasi dungeon itu.” Jawab Seiji.
“Baiklah, aku akan minta seorang ksatria mengantar mu kesana naik kuda.” Balas Damian.
“Baiklah....aku berangkat.” Ujar Seiji sambil berdiri.
“Hati hati Solon-sama, jangan memaksakan diri...” Ujar Emily.
Seiji mengangguk, kemudian dia melangkah keluar dari barak, tak lama kemudian, seorang prajurit berkuda datang, Seiji langsung naik kuda bersama ksatria itu dan tanpa menunda lagi mereka pergi menuju dungeon. Dengan menggunakan kuda, hanya dalam waktu setengah jam, mereka sudah sampai di tepi hutan tempat dungeon berada.
“Maaf Solon-sama, aku hanya bisa mengantar sampai di sini...” Ujar ksatria penunggang kuda dengan suara gemetar.
“Baiklah, tinggalkan saja aku di sini, cepat kembali ke kota...” Balas Seiji.
“Baik Solon-sama, berhati hatilah, kami menunggu anda kembali di kota.” Ujar ksatria itu.
Kemudian dia berbalik dan memacu kudanya kembali ke kota, Seiji melihat ke dalam hutan,
“Baiklah, sudah tidak ada pengganggu lagi....” Gumam Seiji di kepalanya.
Seiji melangkah masuk ke dalam hutan, suasana sedikit mencekam, udara di sekeliling hutan terasa dingin dan banyak air mengalir dari depan. Ketika dia lebih masuk ke dalam, udara bertambah dingin dan suasana terasa jauh lebih mencekam, Seiji melihat sebuah gua yang di selimuti es di sisi sisi mulut guanya, banyak mayat ksatria dari beragam ras yang terpotong potong di depan gua, Seiji menutup hidungnya karena mayat mayat itu sudah mengeluarkan bau tidak sedap, Seiji melangkah masuk ke dalam gua, di dalam dia melihat banyak sekali ksatria yang jadi patung es dan patung batu berdiri di sana, sebagian dari mereka sudah pecah dan jatuh berhamburan di lantai. Ketika dia masuk lebih dalam lagi,
“Hik...hik....aku mati....hik...” Terdengar suara ratapan seorang wanita dari dalam.
Seiji mendekat dengan perlahan, ternyata seperti yang tertulis di laporan, dia melihat seorang gadis sedang jongkok di sudut gua, persis di sebelah pintu masuk dungeon. Seiji memicingkan matanya untuk melihat dalam kegelapan dan sedikit mendekat, tiba tiba Seiji tersentak kaget, karen pakaian yang di pakai gadis itu adalah seragam sekolah sma di dunia yang sama dengan dirinya. Kemudian dia mendengar gadis itu berceloteh,
“Aku di bunuh, aku tidak mau seperti ini...aku mau pulang...kenapa...kenapa nasibku seperti ini....”
Mendengar ucapan entitas itu, Seiji langsung yakin kalau gadis itu berasal dari dunia nya, karena bahasa yang di ucapkan oleh nya adalah bahasa jepang sehari hari. Langsung saja Seiji menggunakan skill analyzenya, ketika membacanya, dia sedikit menitikkan air mata, karena isi statusnya,
*******************************************************
Name : Reiko Hachioji.
Race : Immortal being.
Job : None.
Level : 99/99 [Evolve ?] [Yes] [No]
Power : 19.800.000
Skill : - Knuckle mastery (death by knuckle).
- Scythe mastery (death by scythe).
- Absolute zero (death by freezing).
- Acid spit (death by acid).
- Shadow Tentacle (death by sacrified to kraken).
- Summon nightmare (death split 4 direction by horse).
- Petrification (death by become a statue).
- Pheronome trap (death by rape).
- Flashbang (death by flash light).
- Earth prison (death by burried alive).
Add skill : Item box, Analyze, Hide, Area mapping.
Trait : Steel skin, immune all debuff, charming, nimble.
*******************************************************
“Dia...korban dewi keparat itu juga....sama sepertiku....” Gumam Seiji di kepalanya.
Seiji mendekat perlahan di belakang entitas yang sudah di ketahui namanya itu, dia langsung memegang pundak Reiko. Tentu saja Reiko terkesiap kaget, dia melirik Seiji dengan tajam, langsung saja banyak tentakel keluar dari punggungnya menyerang Seiji.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Natagama Khalifatullah
/Good/
2023-12-23
0
キャットマスター
keren sumpah alurnya Terima kasih thor sudah menyajikan novel ini
2023-10-24
1