Makan malam pun tiba, Seiji berjalan keruang makan bersama dengan Pierre, dia melihat banyak pelayan yang memiliki pandangan kosong walau sedang melakukan tugasnya. Setelah sampai di ruang makan, Damian, istrinya dan Emily sudah duduk di meja makan.
“Ah Solon-san, silahkan duduk...” Ujar Damian menyambut Seiji.
Seiji masuk ke dalam dan duduk di sebelah Emily, Pierre menuangkan anggur di gelas Seiji.
“Damian-san, maaf aku bertanya, ada apa di rumah ini ?” Tanya Seiji.
“Eh...” Emily langsung menoleh melihat Seiji.
“Hmm ? memang anda merasakan apa di sini Solon-san ?” Tanya Damian.
“Aku tidak merasa apa apa...” Jawab istrinya.
“Ah ya, kenalkan....ini Amanda, istriku...” Ujar Damian memperkenalkan Amanda.
“Salam kenal Solon-san, Emily sudah menceritakan semuanya pada saya. Terima kasih sudah menyelamatkan Emily, mohon maaf tadi saya tidak keluar.” Amanda menunduk.
“Sama sama....baiklah kalau anda tidak merasakan apa apa.” Ujar Seiji.
Tak lama kemudian, beberapa juru masak masuk ke dalam membawa kereta makanan. Mereka langsung menghidangkan makanan di meja, sedangkan Pierre dan Frieren menghidangkan piring berisi darah segar di depan Damian, Amanda dan Emily, setelah mengucapkan salam, ketiganya meminum darah itu menggunakan sendok seperti sedang makan sepiring sup. Tapi ketika mereka ingin memasukkan sendoknya ke mulut,
“Stooop....jangan di makan dulu...” Teriak Seiji sambil menjulurkan tangannya.
“Eh ada apa Solon-san ?” Tanya Damian.
“Ijinkan aku periksa dulu piring kalian....” Jawab Seiji.
Dia langsung menggunakan skill analyze nya, muncul layar layar kecil di atas piring dan hidangan lain di atas meja. Di bawah setiap nama masakan ada sebuah tulisan,
**************************
Status : Charm Poison 80%
**************************
Seiji langsung berdiri dan meminta pada Pierre untuk memanggil yang memasak semua masakan ini dan bertanggung jawab menaruh darah di dalam piring. Pierre langsung keluar dari ruangan dan tak lama kemudian dia membawa dua orang pria yang bertugas sebagai koki dan asisten nya. Seiji mengambil piring milik Emily, karena dia melihat kedua pria itu adalah vampire, dia langsung meminta koki mencicipi darah di piring yang dia pegang. Tanpa ragu koki langsung menyendok nya dan mengarahkan ke mulutnya, tapi Seiji mencegahnya, kemudian dia melakukan hal yang sama kepada asisten koki,
“Apa apaan ini ?” Teriak asisten koki.
“Silahkan cicipi....ah mungkin kamu mau makan roti, sebentar...”
Seiji mengambil roti dari meja dan memberikannya langsung di tangan asisten koki, wajah asisten koki menjadi ketakutan dan melepaskan roti di tangannya. Seiji langsung menangkap lehernya,
“Siapa yang menyuruhmu menaruh racun ?” Tanya Seiji.
“Bu...bukan racun....” Jawab asisten koki yang di cekik.
“Ya, aku tahu, charmed poison kan, untuk mempengaruhi orang dan mengendalikannya seperti semua pelayan di sini...” Ujar Seiji.
“Solon-san, apa maksudnya ini ?” Tanya Damian.
“Dia mau meracuni kita dengan charm poison dan membuat kita menjadi bonekanya, seperti pelayan itu...” Ujar Seiji sambil menunjuk salah satu pelayan di ruangan yang memiliki pandangan kosong.
Damian menoleh dan dia baru menyadari apa yang di katakan Seiji benar ketika melihat pelayannya yang seperti tidak memiliki keinginan hidup.
“Sekali lagi aku tanya, siapa yang menyuruhmu...” Ujar Seiji.
“Duke....Bormir.....” Jawab asisten koki itu.
Seiji melepaskan asisten itu dan para pengawal langsung menangkap nya. Mendengar nama yang di sebut oleh asisten koki itu, Damian langsung duduk kembali di kursinya dengan wajah geram. Seiji duduk kembali di kursinya yang terletak di sebelah Emily,
“Anda kenal dengan Duke Bormir, Damian-san ?” Tanya Seiji.
“Dia penguasa kota yang berada di sebelah timur kota ini.....nama nya Alex Bormir. Dia sudah dari dulu membujuk ku dan mengincar kota ini supaya bergabung dengan kerajaan Alvania, alasannya karena banyak dungeon di dekat kota ini...” Ujar Damian.
“Hmm...begitu rupanya, apa dia sudah sering berbuat seperti ini ?” Tanya Seiji.
“Tidak, baru 2 minggu terakhir ini, ketika dungeon baru di temukan, dia menjadi agresif...” Jawab Damian.
“Jadi dia mau menguasai dungeon baru itu ?” Tanya Seiji.
“Benar, menurut gosip, katanya ada sesuatu milik kerajaan berada di dalam dungeon itu, tapi mana mungkin, dungeon itu baru di temukan 2 minggu lalu dan ada entitas misterius di dalamnya...” Ujar Damian.
“Boleh ceritakan tentang entitas misterius itu ?” Tanya Seiji.
“Sebenarnya aku masih merahasiakannya, tapi aku akan beritahu Solon-san, karena sudah menolong anakku dan kami sekarang, menurut saksi mata yang selamat kemarin, entitas itu berwujud seorang gadis yang memakai pakaian aneh, dia tidak bergerak sama sekali dan hanya terduduk sambil memegang kepalanya dengan kedua tangannya, tapi ketika ada seseorang yang mendekati, dia langsung terpotong terbelah dua padahal entitas itu tidak bergerak, kemudian setelah beberapa hari di awasi, entitas itu bergerak menyerang seluruh ksatria dan hanya satu yang lolos...” Damian menjelaskan.
“Seorang gadis yang memakai pakaian aneh.....” Gumam Seiji.
“Menurut keterangannya, gadis itu berambut hitam dan memiliki mata berwarna merah seperti darah...” Balas Damian.
“Um...seperti ku ?” Tanya Seiji sambil menunjuk wajah nya sendiri.
“Aku tidak tahu karena hanya mendengar laporan, mungkin semua jelas kalau Solon-san bertemu dengan saksi mata yang selamat, besok akan saya antar kesana.” Balas Damian.
“Baiklah, aku mengerti...” Balas Seiji.
“Ngomong ngomong Solon-sama, kenapa bisa tahu kalau di piring kita dan makanan untuk Solon-sama ada racun nya ?” Tanya Emily.
“Aku mencium baunya....” Jawab Seiji singkat.
“Bau ? wah penciuman anda tajam ya....” Balas Amanda.
“Hanya kebetulan...” Balas Seiji.
Dia tidak mungkin cerita kalau dia memiliki penciuman seperti serigala karena ras nya. Setelah itu, makanan dan piring berisi darah di ganti, mereka pun mulai makan bersama. Damian memerintahkan Pierre untuk mencari penawar bagi para pelayan yang terkena charm poison itu. Malam itu, ketika sudah kembali ke kamar, Seiji kembali melihat pengemudi kereta yang membawa Emily, keluar lagi dan bertemu seseorang di luar pagar, kali ini dia langsung melompat keluar dan berlari menuju pagar. Dia langsung menggunakan skillnya,
“Dark room...”
Sebuah kubus besar muncul menelan Seiji dan kedua orang yang sedang berbicara di balik pagar. Ketiganya muncul di sebuah ruang kosong yang gelap gulita, Seiji mendekati pengemudi kuda dan seorang pria yang berpakaian indah di balik gerbang. Keduanya tidak bisa melihat satu sama lain, masing masing hanya bisa melihat ruangan penuh bintang bintang seperti sedang berada di ruang angkasa, hanya Seiji yang bisa melihat keduanya dan bebas mendekati mereka tanpa terlihat oleh mereka. Ruangan itu hanya bertahan selama 10 menit dan kemudian menghilang, sebuah layar keluar di atas ruangan menampilkan hitungan waktu berjalan mundur dan hanya Seiji yang bisa melihatnya.
“Apa ini....ada apa ini ?” Teriak pria itu.
“Adolf-sama....kita dimana ?” Tanya pengemudi kereta kuda.
“Tenang, kalian jangan berisik....aku hanya mau bertanya pada kalian...” Ujar Seiji.
“Si..siapa kamu ?” Tanya Adolf.
“Tidak perlu tahu siapa aku, pertanyaannya adalah siapa kamu ?” Tanya Seiji.
“Aku Adolf Luca Bormir....keluar kamu dan hadapi aku....” Teriak Adolf.
“Mau apa anak Alex Bormir ada di sini ?” Tanya Seiji.
“Siapa kamu....apa mau mu ?” Tanya Adolf.
“Gyaaaaaa.....” Teriak pengemudi kereta kuda.
“Cepat katakan kalau tidak mau bernasib seperti dia....”
Sebuah kepala di buat terlihat oleh Seiji dan berada persis di kaki Adolf, ketika melihat kepala itu, Adolf langsung terjatuh, karena kepala itu adalah kepala pengemudi kereta kuda yang membawa Emily.
“A..apa mau mu ?” Tanya Adolf ketakutan sambil terus melihat sekelilingnya.
“Jawab pertanyaan ku, apa mau mu disini ? apa goblin yang tadi siang juga kamu yang mengaturnya ?” Tanya Seiji.
“Huh...papaku menjanjikan aku menjadi penguasa di kota ini, tapi orang itu menolak menyerahkan kota ini...jadi aku terpaksa bergerak...ya, aku mengatur monster tadi siang untuk menculik Emilia, kalau saja mereka tidak mampir dulu ke kota Durnce.” Ujar Adolf.
“Jadi masalah selama 2 minggu terakhir yang di alami baron adalah ulahmu ?” Tanya Seiji.
“Ya, aku akan membunuh Baron dan menikahi Emilia...aku akan menguasai kota ini.” Jawab Adolf.
“Ok....semoga berhasil, oh ya, kamu tidak akan keluar dari sini...selamat tinggal.”
“Hah...apa...apa maksudmu...jangan main main....keluarkan aku....jangan bercanda...” Teriak Adolf.
Adolf terus berteriak teriak memohon di keluarkan dari kegelapan sementara Seiji sudah kembali ke kamar dan kubus hitam besar itu sudah menghilang. Sejak itu, Adolf dan pengemudi kereta kuda tidak pernah terlihat lagi dan menghilang selamanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Natagama Khalifatullah
/Good/
2023-12-22
0
キャットマスター
keren banget ceritanya dan MC nya tida naif 😁👍
2023-10-24
0