Setelah semuanya tenang kembali, Karra mengajak Seiji masuk ke dalam bersama biarawati yang dia panggil mama. Mereka duduk di meja makan yang berada di dalam, Karra menceritakan semua yang terjadi kepada biarawati yang duduk di sebelahnya,
“Terima kasih sudah menolong Karra, Solon-kun....” Balas biarawati itu sambil menunduk.
“Aku hanya kebetulan ada di tempat yang sama, jangan berterima kasih pada ku...” Balas Seiji.
“Hehe Solon-san ya seperti itu...” Ujar Karra.
“Perkenalkan, namaku Altia, aku adalah pengurus biara dan panti asuhan di kota ini....Karra adalah salah satu anakku, itulah sebabnya aku bersyukur sekali dia bisa kembali dengan selamat, jadi tolong terima ucapan terima kasih ku, Solon-kun.” Ujar Altia sekali lagi.
“Sama sama, Karra-san juga membantu ku untuk menunjukkan jalan keluar dari dungeon dan membawa ku kesini...aku juga mengucapkan terima kasih.” Balas Seiji menunduk.
“Baiklah, Solon-kun. Aku mohon malam ini menginaplah di sini, kita makan malam bersama...aku harap kamu tidak menolaknya.” Ujar Altia.
Seiji menoleh melihat wajah Karra yang penuh harap, dia juga melihat anak anak kecil dan para remaja mengintip di balik pintu. Seiji menghela nafasnya,
“Baiklah, aku terima tawarannya....”
Altia dan Karra langsung menjadi ceria dan saling memegang tangan satu sama lain, anak anak kecil dan remaja yang mengintip juga melompat lompat kegirangan di luar. Akhirnya malam itu, Seiji menginap di panti asuhan, setelah makam malam bersama yang meriah dan ramai, Seiji yang di berikan kamar tamu masuk ke dalam kamar untuk beristirahat, dia berbaring di tempat tidur dan melihat langit langit yang sangat asing baginya,
“Sudah lama juga aku tidak merasakan berbaring seperti ini. Sekarang aku ada di dunia yang benar benar asing dan tidak aku kenal sama sekali...” Pikir nya dalam hati.
Dia berpikir semenjak dia mati di dunia nya sewaktu pulang dari kantor, dia tidak pernah merasakan kehidupan lagi, yang dia alami adalah saat saat sebelum kematian sebanyak 10 kali dan barulah ingatan tentang kehidupan di dunia dia mati sebanyak 10 kali itu mengalir di pikirannya, tangan Seiji mengepal,
“Kenapa aku harus mengalami semua ini, apa salahku....tidak...aku tidak salah, dewi itu yang salah....aku benar benar akan membuat perhitungan dengannya.” Pikirnya.
Tiba tiba pintu kamar nya di buka, Seiji langsung terduduk, dia melihat Karra yang sudah memakai pakaian tidurnya masuk ke dalam kamarnya, kemudian Karra duduk di sebelah nya,
“Solon-san, mengenai besok....boleh tidak aku ikut bersama mu ?” Tanya Karra merayu.
“Maaf, bukannya aku tidak mau mengajak mu, tapi sebaiknya kamu tidak usah terlibat lagi dengan ku, tempat yang di tugasi oleh guild master sangat berbahaya dan kamu masih memiliki keluarga yang sayang padamu...aku harap kamu mengerti...” Jawab Seiji.
“Aku sudah tahu jawaban mu akan seperti itu...Solon-san...”
Karra langsung mendorong Seiji sampai terbaring di tempat tidur, kemudian Karra duduk di atas Seiji.
“Maaf Solon-san, tapi ijinkan aku melayani mu malam ini....ijinkan aku berterima kasih padamu karena sudah menolong ku dan membalas perbuatan orang yang ingin mencelakai ku...hanya ini caranya.” Ujar Karra.
Seiji melihat wajah Karra yang terlihat sangat serius, tapi seluruh tubuhnya gemetar dan Seiji tahu kalau Karra sebenarnya memaksakan diri walau sudah membulatkan tekadnya.
“Kamu gemetar Karra-san...” Balas Seiji.
“Aku tahu....aku tahu....ini pertama buat ku...tapi...tapi aku...aku.” Balas Karra bingung.
Seiji mendorong Karra dan menangkapnya, kemudian dia memangku Karra di pangkuannya dan memegang kepalanya di antara kedua telinganya.
“Karra-san, yang pertama kali harus di berikan pada orang yang kamu cintai, kamu jangan berikan kepadaku yang bukan siapa siapa ini. Aku tidak menolakmu, tapi aku tidak bisa menjadi harapan bagimu, sebab aku sedang menempuh perjalanan yang mungkin membuat ku tidak akan kembali ke sisi mu...aku mohon kamu mengerti.” Ujar Seiji.
Karra menangis dan memeluk Seiji dengan erat, Seiji membalas pelukannya, walau menyakitkan Seiji harus mengatakannya, sebab tujuan akhir nya adalah membalas dendam pada dewi yang kekuatannya tidak bisa di ukur oleh pikiran sehat dan dia tidak yakin dia akan bertahan hidup jika melawannya.
“Kalau begitu, boleh tidak Solon-san ceritakan kenapa alasannya untuk meyakinkan ku...” Balas Karra.
“Baiklah, aku ceritakan....”
Seiji menceritakan tujuan perjalanannya dan minta Karra merahasiakannya dari siapapun, selain itu dia juga membuka siapa dirinya dan kenapa dia bisa menjadi seperti sekarang kepada Karra. Setelah mendengar cerita Seiji, Karra terdiam, dia mengerti kenapa Seiji seperti orang yang terlihat hidup tapi seperti mayat hidup, karena memang Seiji tidak memiliki perasaan dan tujuan apa pun selain balas dendam. Karra memeluk Seiji dan tetap diam tanpa bicara apa apa, Seiji mengelus kepala Karra dengan wajah datar tanpa ekspresi,
“Jadi Solon-san sebenarnya bernama Seiji dan bukan dari dunia ini....memang sulit di terima, tapi aku percaya...tidak ada unsur kebohongan di cerita Solon-san.” Ujar Karra.
“Itu sebabnya aku tidak bisa bersamamu...dan aku mohon rahasiakan semua yang kuceritakan ini dari siapapun.” Balas Seiji.
“Aku mengerti, baiklah, aku tidak akan menghalangi tujuan mu dan aku tidak akan menunggu mu, tapi jika kamu mau kembali, tangan ku terbuka lebar sampai kapanpun...dan tentu saja, rahasia mu akan ku bawa sampai mati jadi tidak usah khawatir.” Ujar Karra sambil merentangkan tangannya dan tersenyum walau menitikkan air mata.
“Baiklah, aku akan ingat selalu...terima kasih Karra-san.” Balas Seiji dengan wajah datar.
Kemudian Karra mencium pipi Seiji dan keluar dari kamar, Seiji berbaring kembali di tempat tidurnya dan memegang pipinya yang bekas di cium oleh Karra dengan wajah tanpa ekspresi.
*****
Keesokan paginya, Seiji sudah siap berangkat, dia menoleh, dia melihat Altia, Karra dan anak anak panti lainnya mengantar dirinya. Altia bahkan membekalinya dengan banyak makanan yang dia simpan di item box. Ketika Seiji berbalik dan berjalan, tiba tiba Karra mengejarnya dan merangkulnya dari belakang,
“Seiji-san....ini...”
Karra memberikan sepucuk surat kepada Seiji, kemudian dia melepaskan Seiji yang berbalik dan tersenyum,
“Bacanya nanti ya kalau sudah keluar kota...” Ujar Karra.
Kemudian dia berlari untuk kembali kepada Altia dan anak anak yang masih melambaikan tangannya. Seiji melambaikan tangannya dan meneruskan perjalanannya. Tengah hari, ketika Seiji sudah berjalan di luar kota untuk menuju kota Longberg, dia beristirahat di sebuah pohon besar dan besender ke batangnya, dia mengambil bekal yang di berikan Altia dan membaca surat yang di berikan Karra, isinya,
“Dear Seiji-san, soal semalam ketika aku bilang aku tidak akan menunggumu, yah...aku bohong, aku akan terus menunggu mu dan aku akan meneruskan mama mengurus panti asuhan untuk anak anak terlantar karena perang seperti ku, jadi kamu tidak usah khawatir dengan aku yang menunggu mu karena itu adalah kemauan ku sendiri, aku pasti akan baik baik saja, jagalah dirimu Seiji-san, kamu boleh kembali padaku kapan saja....aku mencintai mu selamanya. Salam sayang Karra.”
Seiji membacanya dengan wajah tanpa ekspresi, tapi dia melipat kembali surat nya dan memasukkannya ke dalam item box untuk menyimpannya, dia melihat ke atas sambil bersender ke dahan pohon besar di belakangnya,
“Mungkin suatu hari nanti...aku akan kembali.” Ujar Seiji.
Kemudian dia berdiri dan kembali meneruskan perjalanan nya menuju ke kota Longberg untuk menyelidiki dungeon di sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Natagama Khalifatullah
/Good/
2023-11-11
0
Natagama Khalifatullah
/Good/
2023-11-10
0
Ngarang Bae
kalo gw udh gas sampe kejang2😷😷
2023-10-27
0