Selagi berjalan menelusuri jalan, tiba tiba terdengar suara langkah kuda, Seiji menoleh dan melihat sebuah kereta kuda berwarna hitam menuju ke arahnya. Seiji berhenti, dia berbalik, kereta kuda itu terlihat sedang melarikan diri dari sesuatu.
“Hei...lari...kita sedang di kejar oleh gerombolan goblin....” Teriak pengemudi kereta ketika melewati Seiji.
Dia menoleh dan memang benar, gerombolan goblin yang terlihat ganas dan membawa macam macam senjata sedang berlarian ke arahnya, Seiji mencabut cambuknya dan mulai memutar nya, cambuknya mengeluarkan sinar berwarna kuning, kemudian dia megayunkan cambuknya dari kanan ke kiri, seluruh goblin langsung terbelah dua dan berjatuhan, tidak ada satu pun goblin yang lolos dari sabetan cambuk Seiji. Dia menggulung kembali cambuknya dan menyimpannya, kemudian dia berbalik. Ternyata kereta kuda berwarna hitam yang melewatinya berhenti di depannya. Dia meneruskan berjalan melewati kereta kuda itu,
“Tunggu...” Teriak seorang wanita.
Seiji menoleh dan melihat kereta kuda itu tertutup rapat oleh tirai sampai tidak ada cahaya yang masuk ke dalamnya. Tiba tiba pintu terbuka, seorang gadis yang menggunakan gaun keluar memakai payung hitam besar yang menutupi dirinya, di belakangnya seorang wanita berpakaian pelayan mengikutinya. Gadis itu menghampiri Seiji dan menunduk,
“Terima kasih sudah menyelamatkan kami....” Ujar gadis itu.
“Tidak usah berterima kasih, saya hanya kebetulan lewat...” Jawab Seiji.
“Tapi kalau tidak ada anda, kami bingung akan membawa kemana gerombolan monster itu, tidak mungkin kami membawanya ke kota. Jadi kami mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya.” Balas gadis itu.
“Kalau begitu baiklah, aku pergi dulu....” Balas Seiji.
Dia langsung berbalik dan berjalan lagi, tapi gadis itu memegang tangannya, Seiji berbalik dan melihat tangan gadis itu mengeluarkan asap karena terkena sinar matahari.
“Ojousama....” Teriak wanita berpakaian pelayan yang langsung menarik tangan gadis itu.
“Tidak apa apa Frieren....sebelum pergi, boleh saya tahu nama anda ?” Tanya gadis itu.
“Solon...” Jawab Seiji.
“Solon-sama, anda hendak kemana ?” Tanya gadis itu.
“Ke kota Longberg....” Jawab Seiji.
“Oh kebetulan, kita juga mau pulang kesana, bagaimana kalau anda ikut kami saja...” Ujar gadis itu.
“Ojousma....” Teriak Frieren.
“Aku yakin Solon-sama bukan orang jahat Frieren.” Balas gadis itu.
“Tapi ojousama.....” Balas Frieren.
“Tenang saja, bagaimana Solon-sama ?” Tanya gadis itu.
“Nama anda siapa ?” Tanya Seiji.
“Oh maafkan ketidak sopananku, namaku Emilia von Schulz, panggil saja aku Emily, aku kebetulan baru kembali dari akademi kota Emerald dan mampir ke kota Durnce sebentar. Ketika perjalanan pulang kita bertemu segerombolan goblin yang keluar dari hutan dan di kejar mereka.” Jawab Emily.
“Schulz ? penguasa kota Longberg ?” Tanya Seiji.
“Benar, mari naik, kita bisa bicara di dalam...” Jawab Emily.
Akhirnya Seiji naik ke dalam kereta bersama dengan Emily dan Frieren pelayannya. Kereta berjalan kembali,
“Solon-sama, ada keperluan apa ke kota Longberg ?” Tanya Emily.
“Aku petualang, aku di tugasi oleh guild master kota Durnce untuk menyelidiki dungeon yang baru di temukan.” Jawab Seiji.
“Ah...benar, dungeon itu baru di temukan dan sudah memakan banyak korban, tapi kalau melihat kekuatan anda, aku rasa anda bisa menyelesaian tugas dengan baik.” Ujar Emily.
“Terima kasih dukungannya...” Balas Seiji dengan wajah datar.
“Anda dari kota Durnce ?” Tanya Emily.
“Benar...” Jawab Seiji.
“Maaf, tapi apa anda petualang kelas atas ? saya melihat pakaian anda tidak seperti petualang pada umumnya...” Balas Emily.
“Semua pakaian dan senjata, saya dapatkan dari dungeon...” Balas Seiji.
“Jangan jangan anda yang sedang di gosipkan di kota Durnce ya, yang mengalahkan bos monster rank SSS sendirian ?” Tanya Emily.
“Aku tidak mengerti gosipnya, tapi memang aku mengalahkannya...” Jawab Seiji.
Wajah Emily dan Frieren langsung tertegun, mata mereka terlihat berbinar binar, kemudian mereka mengamati Seiji dari atas ke bawah. Tiba tiba Emily pindah duduk di sebelah Seiji.
“Solon-sama, nanti kita kerumah ku dulu ya...” Ujar Emily.
“Eh...tapi aku mau ke guild untuk melapor dan mengambil ijin masuk ke dungeon.” Balas Seiji.
“Oh hal itu bisa besok kan, aku ingin mengucapkan terima kasih pada anda dan papa juga pasti mau bertemu dengan anda...” Balas Emily sambil merangkul lengan Seiji dan tersenyum dengan mata berbinar.
“Ojousama....” Teriak Frieren.
“Lagi ?” Pikir Seiji di dalam hati sambil berusaha melepaskan lengannya.
Kereta terus berjalan menelusuri jalan, beberapa jam kemudian akhirnya mereka sampai, mereka langsung di beri akses masuk ke dalam kota oleh penjaga. Seiji tidak melihat apa apa karena seluruh jendela kereta di tutup oleh tirai sebab Emily adalah vampire dan tidak bisa terkena sinar matahari. Dia hanya mendengar suara langkah kuda dan roda yang berjalan sambil berusaha menyingkirkan Emily yang memeluk lengannya dan terus mengajak nya bicara. Tapi di situasi seperti ini, Seiji tidak bisa menolak, akhirnya dia pasrah di bawa Emily ke rumahnya.
Kereta pun berhenti, Emily mengajak Seiji turun, ketika turun dia melihat kalau keretanya masuk ke dalam mansion supaya Emily dan anggota keluarga Schulz lainnya tidak terkena sinar matahari. Para pelayan dari berbagai ras berdiri menyambut Emily,
“Selamat datang ojousama...” Ujar mereka.
“Aku pulang...ayo Solon-sama, kita keruang kerja papa.” Ujar Emily sambil menarik Seiji.
Mereka naik ke atas tangga dan menelusuri lorong, Seiji melihat kalau mansion itu besar dan mewah, sangat cocok untuk tempat tinggal bangsawan penguasa kota, tapi ada sesuatu yang mengganjal di pikiran Seiji sejak dia turun dari kereta, para pelayan di mansion itu terlihat seperti boneka yang tidak mempunyai kemauan sendiri dan ada aura yang tidak enak di dalam mansion itu.
“Hmm...sepertinya ada yang tidak beres di rumah ini...dan sepertinya hanya aku yang merasakannya.” Gumam Seiji dalam hati.
Mereka tiba di sebuah pintu besar di ujung lorong, Emily membuka pintunya dan di dalam ada seorang pria paruh baya yang sedang duduk di meja kerja sambil menulis.
“Aku pulang papa...” Ujar Emily.
Mendengar ucapan Emily, pria itu mendongak dan langsung berdiri, dia keluar dari balik meja dan berlari menyambut Emily.
“Emily....selamat datang...” Pria itu memeluk Emily.
Kemudian pria itu melihat Seiji yang berdiri di pintu masuk, dia langsung menoleh melihat Emily,
“Dia siapa Emily ?” Tanya pria itu.
“Oh dia...”
Emily kemudian menceritakan kejadian yang di alaminya dan pertolongan dari Seiji yang spektakuler karena hanya dengan sekali pukul mengalahkan seluruh goblin. Emily juga menceritakan gosip di kota Durnce tentang Seiji. Pria itu menoleh dan mengamati Seiji dari bawah ke atas.
“Hmm...aku bisa melihatnya, semua yang dia pakai adalah hasil dari mengalahkan bos monster itu. Ah...dimana kesopananku, namaku Damian von Schulz, aku ayah Emily dan penguasa tertinggi kota ini....selamat datang di Longberg.” Ujar Damian sambil menjulurkan tangannya.
“Terima kasih, kalau begitu aku permisi dulu, aku harus kembali ke guild.” Ujar Seiji.
“Ah tunggu dulu Solon-san, ijinkan aku menjamu mu, sebagai ucapan terima kasih karena sudah menyelamatkan Emily...” Ujar Damian.
“Lagi lagi begini....” Pikir Seiji. “Baiklah, aku terima...” Balas Seiji karena dia mau supaya cepat selesai dan dia bisa pergi dari sana.
“Baiklah kalau begitu....” Damian bertepuk tangan.
Seorang pelayan pria masuk ke dalam ruangan dan langsung menunduk di depan Damian.
“Pierre, tolong antar tuan Solon ini ke kamar tamu, beliau akan ikut bersama kita untuk makan malam...” Ujar Damian.
“Baik Damian-sama, mari Solon-sama....” Ajak Pierre kepada Seiji.
“Aku ikut mengantar ya Solon-sama...” Emily berdiri.
“Permisi Damian-sama...” Ujar Seiji sambil berdiri.
“Baiklah, kita ketemu lagi dan berbincang bincang saat makan malam....” Balas Damian.
Seiji yang di ajak oleh Pierre dan Emily keluar dari ruangan, mereka berjalan menuju ke kamar tamu yang memang di khususkan untuk tamu yang berada di lantai 2. Selagi jalan menuju kamarnya, Seiji melihat beberapa pelayan menatap nya dengan pandangan kosong seperti orang yang tidak punya roh atau sedang di kendalikan oleh sesuatu. Ketika sampai di kamar,
“Silahkan Solon-sama, kalau membutuhkan sesuatu silahkan panggil saya. Emily-sama, kita keluar duluya, biarkan Solon-sama beristirahat.” Ujar Pierre.
“Uh...baiklah, selamat beristirahat Solon-sama.” Ujar Emily.
Seiji hanya mengangkat tangannya dan melambai, setelah keduanya menutup pintu, Seiji melihat keluar jendela, dia melihat pengemudi kereta sedang mengendap ngendap keluar dari mansion dan kemudian bertemu dengan seseorang di luar pagar yang mencurigakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Natagama Khalifatullah
/Good/
2023-11-14
0
Natagama Khalifatullah
/Plusone/
2023-11-12
0
Indra Shikumbank
babi, lembek kali mc sama jablai
2023-11-11
0