Setelah berjalan selama beberapa jam, akhirnya keduanya sampai di gerbang kota Durnce. Keduanya di hadang oleh seorang penjaga ketika mau masuk ke dalam, tapi penjaga itu mengenali Karra.
“Oh Karra ? kamu sudah kembali ? aku dengar kamu hilang di dungeon...” Tegur penjaga dengan rasa cemas.
“Iya, Fergus-san, aku memang tersesat di dungeon, tapi sekarang aku sudah pulang.” Balas Karra.
“Syukurlah, mama mu Altia-san sangat cemas, dia menunggu di gerbang berhari hari....kamu sudah tidak pulang selama lebih dari seminggu...” Ujar Fergus.
“Maaf, sampai rumah aku akan minta maaf kepadanya...” Balas Karra.
“Ngomong ngomong Karra, di sebelahmu siapa ?” Tanya Fergus sambil melirik melihat Seiji.
“Oh dia Solon-san, kita bertemu di dalam dungeon...dia yang menyelamatkan ku di dungeon, aku berhutang padanya...” Jawab Karra antusias.
Seiji terlihat santai saja dan tidak berkata apa apa, wajahnya tetap dingin seperti biasanya. Fergus sang penjaga gerbang langsung mengamati Seiji, karena merasa risih di amati, Seiji melirik melihat Fergus dan membuat Fergus sedikit gemetar, kemudian Fergus menarik lengan Karra.
“Karra, dia sepertinya berbahaya....apa dia petualang juga ?” Bisik Fergus.
“Um...dia bukan petualang....ceritanya panjang Fergus-san, aku mau mengajak dia ke guild untuk mendaftar, sebab dia perlu identitas karena mau ke kerajaan Grandia.” Ujar Karra.
“Astaga, dia orang Grandia ? ya sudahlah, aku percaya kamu, tapi biaya masuknya tiga keping silver ya...” Balas Fergus.
“Ah ya, aku saja yang bayar...ini Fergus-san.” Ujar Karra sambil memberikan tiga keping koin silver.
Akhirnya keduanya di ijinkan masuk, ketika melewati gerbang, Seiji melihat suasana kota yang ramai dengan design bangunan seperti eropa abad pertengahan. Terlihat penduduk yang sibuk beraktifitas, Karra menarik lengan Seiji dan berjalan masuk ke dalam kota.
“Selamat datang di kota Durnce, Solon-san...” Ujar Karra sambil tersenyum.
Sepanjang jalan, Seiji melihat ke kanan dan kiri, dia memperhatikan hubungan antara manusia, elf, dwarf dan beastmen. Tiba tiba, seorang pria pendek bejanggut tebal menarik lengannya,
“Tunggu.....” Ujar pria itu.
Seiji berhenti dan Karra yang menarik lengannya menoleh melihat pria dari ras dwarf yang sudah terlihat tua itu.
“Gorius-ossan ? ada apa ?” Tanya Karra.
“Oh Karra....kamu sudah kembali, aku tertarik dengan pakaian pelindung dan senjata orang ini...bisa mampir ke tokoku sebentar ?” Tanya Gorius.
“Gimana Solon-san ?” Tanya Karra sambil melihat Seiji.
“Terserah saja...” Jawab Seiji singkat.
Akhirnya mereka masuk ke dalam toko penempa senjata dan pelindung yang ternyata ada di sebelah mereka. Di dalam toko, terlihat banyak sekali senjata tergantung di dinding dan baju zirah yang di pajang di toko. Seiji melihat dirinya sendiri di cermin yang ada di dinding untuk pembeli yang ingin mencoba baju zirah dan senjatanya. Dia baru menyadari kalau dia kembali menjadi berumur 18 tahun walau sebelumnya dia sudah berumur 23 tahun. Tubuhnya terlihat sangat kekar, dia juga jadi lebih tinggi dari sebelumnya dan matanya berwarna merah darah.
“Itu aku ?” Ujar Seiji dalam hati sambil memegang pipinya.
“Anak muda, siapa namamu ?” Tanya Gorius.
“Solon...” Jawab Seiji.
“Solon-kun, ijinkan aku memeriksa status pakaian mu dan semua senjatamu...” Ujar Gorius.
“Silahkan...” Jawab Seiji.
Gorius memakai kacamatanya googles nya dan matanya menyala, dia terlihat tercengang dan mengangguk ngangguk sambil tersenyum.
“Luar biasa, jaket hitam dan celananya adalah barang legendaris, mereka satu set dari Rhinotaur. Jarang sekali ada yang bisa mendapat pakaian dan celananya...kebanyakan dapatnya gloves dan greaves nya...lalu, senjatamu, magic magnum type 00111, senjata mistis yang tidak memerlukan peluru karena pakai sihir, cambuk dan belati kembar Ashura gorgon, di tambah neklace of blood...sangat luar biasa, baru kali ini aku melihat ada yang memakai set ini...kamu dapat dari mana barang barang ini ?” Tanya Gorius.
“Dia mengalahkan Rhinotaur dan Ashura gorgon....sendirian...” Jawab Karra bangga.
“Hah...tidak mungkin, dua kompi pasukan saja belum tentu bisa mengalahkan kedua monster itu...” Balas Gorius.
“Aku melihatnya dengan kepala sendiri Gorius-ossan, masa aku bohong sih....lagipula dia menolong ku di dalam dungeon dan mengantarku pulang.” Balas Karra.
“Hei...Solon-kun, benarkah itu ?” Tanya Gorius.
“Benar...” Jawab Seiji singkat.
“Hebat.....benar benar hebat....baiklah, aku jadi bersemangat, tunggu di sini sebentar....” Gorius langsung berlari masuk ke dalam.
Seiji dan Karra saling menoleh melihat satu sama lain karena melihat Gorius berlari ke dalam dengan senang. Tak lama kemudian, Gorius keluar membawa sebuah kotak yang terlihat mewah, dia langsung membukanya di depan Seiji, di dalam nya ada sepasang sarung tangan berwarna hitam dan sepasang boots panjang (greaves) dari kulit berwarna hitam.
“Apa ini ?” Tanya Seiji.
“Untuk mu....selain aku kagum melihat perlengkapan mu dan kamu anak muda dengan masa depan cerah, aku juga mengucapkan terima kasih karena telah menolong Karra.” Jawab Gorius sambil menutup kotak dan memberikannya pada Seiji.
“Berapa ?” Tanya Seiji.
“Gratis, seperti yang ku bilang, aku memberikannya padamu...” Jawab Gorius.
“Maaf, aku tidak bisa menerimanya....” Ujar Seiji berbalik dan melangkah menuju pintu.
“Hei...tukar dengan sepatu usangmu....mau kan ?” Tanya Gorius.
Seiji berbalik dan berjalan menghampiri Gorius, dia melihat sepatu pantovel nya yang masih utuh walau kotor.
“Dengan sepatu ku ini ?” Tanya Seiji.
“Ya....gimana ?” Tanya Gorius.
“Baiklah, sekalian aku tambahkan sesuatu...” Jawab Seiji.
Dia membuka item boxnya dan mengambil tumpukan pecahan armor yang dia ambil dari monster Dullahan’s living armor. Melihat tumpukan pecahan armor di depannya, Gorius langsung gemetar, dia melepaskan kotaknya dan di tangkap oleh Karra di sebelahnya.
“I..ini....kamu bisa dapat sebanyak ini ?” Tanya Gorius.
“Masih ada lagi....” Jawab Seiji sambil memasukkan tangannya ke item box.
“Sudah cukup...ini sudah lebih dari cukup....baiklah, sepakat.” Ujar Gorius menjulurkan tangannya.
Seiji menjabat tangan Gorius, kemudian dia duduk dan melepas sepatunya, Karra memberikan kotaknya, Seiji langsung memakai boots nya dan sarung tangannya, kemudian kotaknya dia taruh di dalam item box. Tiba tiba, setelah memakai sarung tangan dan boots nya, muncul ukiran silver setiap jahitan jaket dan celana yang berbentuk indah.
“Nah berarti sekarang lengkap satu set...” Ujar Gorius sambil mengacungkan jempolnya dan tersenyum.
“Terima kasih ossan...” Balas Seiji.
“Baiklah, ossan, kita ke guild dulu ya, aku mau mendaftarkan Solon-san di sana.” Ujar Karra.
“Eh...dia bukan petualang ?” Tanya Gorius.
“Belum...” Jawab Seiji.
“Bagaimana caranya kamu bisa ada di dalam dungeon ?” Tanya Gorius.
Seiji diam dan tidak menjawab, melihat Seiji yang terlihat tidak nyaman karena di tanya,
“Lupakan saja, aku tidak suka mencampuri urusan orang, maafkan Solon-kun...” Ujar Gorius.
“Terima kasih ossan...”
“Baik kami pamit ossan...” Ujar Karra.
Setelah itu, keduanya keluar dari toko pandai besi dan berjalan menuju guild petualang, sepanjang perjalanan banyak wanita yang melirik Seiji karena penampilannya yang keren sementara Karra yang berjalan di sebelahnya menjadi bangga.
“Mungkin, kalau aku yang dulu pasti akan gelisah dan senang jika mendapat perhatian seperti sekarang ini, sayang, aku sudah tidak merasakan apa apa saat ini.” Gumam Seiji dalam hati ketika melihat sekitarnya.
Tak lama kemudian, mereka sampai di sebuah bangunan besar bertuliskan guild petualang. Karra membuka pintunya, di dalam banyak sekali para petualang yang sedang melihat papan tugas atau duduk untuk sekedar minum dan berkumpul. Ketika keduanya masuk, seluruh orang di dalam langsung memandang Seiji yang datang bersama Karra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments