* Ruang keluarga *
" Bunda... " ucap rara manja sambil berjalan menuju bundanya yang sedang duduk di sofa, rara duduk di tengah² ayah dan bunda
" Kenapa nak? " tanya bunda
" Kamu tu ya dek suka banget dari dulu datang² langsung nyempil di tengah² ayah dan bunda gitu nggak sopan tau " ucap alvaro
" Biarin aja kenapa sih kak bunda sama ayah aja nggak pernah ngelarang kenapa malah kakak yang sewot gitu " ucap rara senyum meremehkan
" Iya alva biarin aja dia seperti ini dia kan juga anak ayah dan bunda " ucap ayah membela rara, rara hanya menjulurkan lidahnya
" Udah² kalian ini berantem mulu, udah besar juga nggak boleh seperti ini, tadi kenapa nak panggil bunda? " ucap bunda kepada rara
" Rara pulang ya bun malam besok rara mau tampil di acara sekolah, sekalian rara mau cari baju buat acara besok sama sahabat² rara " ucap rara
" Kamu nginap disini aja nak biar bunda yang nemenin kamu cari baju buat acara kamu besok " ucap bunda
" Nggak usah bun rara nggak mau ngerepotin bunda, biarin rara yang cari sama sahabat² rara aja biar pas dan kompak besok, nanti bunda malah kecape'an lagi kalau harus nemenin rara, boleh ya bun?? " ucap rara
" Kalau buat anak bunda yang cantik ini nggak ada kata capek buat bunda tapi yaudah lah bunda bolehin kamu pergi tapi kamu harus nginap di sini nanti bunda suruh kakak² kamu aja yang ngantarin kamu ke mall buat cari baju " ucap bunda
" Beneran ni bun tapi kan rara nggak bawa baju buat pergi nanti dan alat² makeup untuk besok di rumah bun " ucap rara
" Yaudah kamu sekarang pulang aja ambil semua peralatan buat besok dan kamu perginya dari sini aja mereka bertiga yang akan temani kamu pergi" ucap bunda
" Tapi bun kami kan belum siap² " ucap Alva
" Sekarang kalian ganti baju dalam waktu 15 menit kalau lebih dari itu kalian harus siap² terima hukuman dari bunda " ucap bunda tegas dan rara hanya tertawa melihat ekspresi kaget mereka bertiga
" Kenapa pada bengong ayo cepetan kalau nggak.. " ucap bunda mengancam
" Iya² bunda " ucap alva, devan dan kean langsung berlari menuju kamarnya masing²
" Hahahahaha bunda kenapa sih seperti itu kan kasian merekanya " ucap rara tertawa
" Biarin aja kalau nggak seperti itu mereka nggak akan bergerak " ucap bunda tertawa
" Oh iya bun acara besok bunda sama ayah harus datang ya? rara mau tampil bunda sama ayah harus lihat rara nyanyi, di sana nanti pasti dihadiri para orang tua murid, bunda sama ayah kan tau kalau mami sama papi sibuk dan mereka hanya mementingkan pekerjaannya dibandingkan rara dan kak reno (kakak kandung rara), rara kangen seperti dulu bun yah mereka selalu ada buat rara, rara nggak butuh harta yang banyak, yang rara butuh hanya keluarga yang harmonis, kasih sayang dan juga perhatian orangtua rara " ucap rara menangis
" Makasih ayah dan bunda sudah mengisi kekosongan itu rara beruntung banget punya ayah dan bunda yang selalu peduli dengan rara sehingga rara masih bisa merasakan itu semua walaupun kalian bukan orangtua kandung rara tapi kalian sudah seperti orangtua kandung yang selalu menyayangi dan peduli pada anaknya " ucap rara menangis sambil menggenggam tangan ayah dan bunda
" Udah nak kamu jangan menangis lagi bunda sudah menganggap kamu sebagai anak kandung kami sendiri, kamu jangan sedih lagi ya kami pasti datang kok, orangtua rara juga sangat sayang sama rara cuman cara mereka aja yang salah tidak ada orangtua yang tidak sayang sama anaknya kalaupun ada itu orangtua yang bodoh menyianyiakan anaknya " ucap bunda sambil memeluk rara
" Iya nak kami sangat sayang sama kamu, orangtua kamu juga sayang sangking sayangnya mereka tidak mau melihat anak²nya kesusahan itu mangkanya mereka bekerja keras agar kamu dan reno bisa hidup dengan layak dan berpendidikan, kamu sudah besar tidak seharusnya kamu berpikiran seperti itu, kamu pasti tau mana yang baik dan buruk dalam kehidupan kamu, sebenarnya setiap orangtua pasti gelisah memikirkan anaknya apa lagi jauh dari pantauannya cuman kamu saja yang tidak tau mereka seperti apa disana yang kamu lihat hanya buruknya saja " ucap ayah menasehati rara
" Maafin rara ayah bunda tidak seharusnya rara berpikiran seperti ini, rara hanya memikirkan diri sendiri " ucap rara sedih
" Tidak apa nak wajar kamu memikirkan itu setiap anak pasti punya pikiran yang sama kalau di posisi seperti kamu, sekarang kamu jangan menyalahkan dirimu sendiri, ikutin saja alurnya ada saatnya kamu pasti bahagia sesuai harapan kamu " ucap bunda mengelus rambut anaknya
Tiba² alvaro, kean dan devan datang dengan pakaian yang sudah rapi
" Ada apa ini kenapa pada melow gini sih? " tanya Alvaro
" Iya nih kenapa mata kamu sembab dek? " tanya kean kepada rara
" Nggak usah kepo deh udah sekarang kalian pergi nanti kemalaman lohh " usir bunda
" Bunda ngusir kita nih? " ucap devan
" Kalau iya kenapa? masalah buat kamu? yaudah sekarang kalian pergi jangan bicara lagi!! ingat kata bunda jangan sampai anak bunda ini lecet dan kenapa² apalagi dia sampai sedih lagi awas aja kalian bertiga!! " ucap bunda menunjuk rara
" Sebenarnya anak bunda siapa sih? kenapa bunda lebih khawatir sama rara dibandingkan kami? " ucap alvaro
" Kalian itu kan laki² semua apa yang harus di khawatirkan sedangkan dia perempuan satu²nya ya wajar dong bunda khawatir " ucap bunda
" Iya deh kalau berdebat sama bunda nggak akan pernah menang " ucap alvaro
" Tu kamu tau, udah cepetan pergi!! " ucap bunda, ayah hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan istri dan anak²nya
" Iya² kita pergi bun " ucap alvaro sambil mencium tangan ayah dan bundanya diikuti dengan yang lain
Alvaro melajukan mobilnya kerumah rara untuk mengambil peralatan untuk acara besok
* Rumah rara *
" Bik...bibik... " ucap rara
" Iya non kenapa ya manggil bibik? " ucap bik inah
" Bik aku mau nginep di rumah bunda, tolong bantuin aku siap² ya bik " ucap rara
" Bunda? " tanya bik inah
" Iya bunda aku bik, emangnya kenapa? " tanya balik rara
" Jadi non udah ketemu sama bunda non? " ucap bik inah
" udah dong bik, aku pulang cuman mau jemput peralatan buat lomba besok aja " ucap rara
" Oh iya non bik inah akan siapkan keperluan non buat besok " ucap bik inah
" Makasih ya bik aku mau mandi dulu " ucap rara
Tak butuh waktu lama rara bersiap² kini sudah waktunya buat pergi, alvaro, devan dan kean mereka sudah menunggu rara di bawah
" Udah beres semuanya non " ucap bik inah
" Sekarang bantuin aku bawa'in kebawah ya bik " ucap rara
" Baik non " ucap bik inah sambil membawa peralatan rara
" Makasih ya bik, rara pergi dulu " ucap rara pamit ke bik inah
" Iya non hati² di jalan, den alva hati² ya nyetirnya " ucap bik inah
" Siap bik, kita pergi dulu " pamit alvaro
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 142 Episodes
Comments