Leon melangkah masuk ke dalam ruang rahasia tersebut. Ia terpukau melihat apa yang ada dipandangnya. Mata mengedar ke semua arah
Ruang tersebut terlihat seperti ruangan klasik. Ada kaca begitu besar yang memperlihatkan keindahan kota, lalu kasur besar sangat nyaman untuk tidur, sofa yang lumayan panjang dan ada juga furniture klasik menghiasi sekelilingnya
Hingga mata Leon terkunci pada figura foto 2 anak kecil dengan beda jenis kelamin. Entah kenapa matanya mengeluarkan air mata dan juga hatinya begitu menyesakkan
Di pikirannya sekarang, apakah itu foto masa kecil Leon? . Tanpa sadar kakinya melangkah menuju ke arah foto tersebut, tangannya menggapai figura
Leon mengambil, jarinya mengusap foto tersebut. Tindakan tersebut semakin membuatnya menangis hingga terdengar suara yang tak asing
" Aku tak menyangka jika daddy menyimpan fotoku bersama achel "
" Leon? Lo disini?? Dimana lo, Leon? " Ucap givna mencari leon asli namun tak ia temukan
" Leon... Leon... Leon... " Teriak givna namun tak ada jawaban
Leon kembali mengalihkan pandangan pada foto tersebut, ternyata benar foto anak laki-lakinya adalah leon
Kini yang menjadi pertanyaan leon, jika memang daddy dio menyayanginya, kenapa harus bersikap asing pada tubuh ini? Dan itu begitu menyakitkan
Leon seketika teringat tujuan utamanya. Ia mengembalikan figura tersebut namun saat ingin mengembalikan, ia terkejut dengan apa yang didepannya yaitu brankas
" Gue yakin pasti ada hal penting di dalamnya"
Ucap leon
Leon kembeli frustasi ketika melihat lubang kunci yang menandakan brankas tersebut terkunci. Ia harus mencari kuncinya
Leon kembali mencari kunci brankas di setiap sudut ruangan. Setelah beberapa menit kemudian Leon akhirnya menemukan kunci brankas
Leon kembali didepan brankas dengan membawa kunci ditangan kanannya. Kunci dimasukan dalam lubang kunci dan terdengar suara menandakan brankas terbuka
Kini dihadapnya hanya ada satu amplop coklat yang belum tau akan apa isi didalamnya. Ia mengambil aamplopnya, lalu mengunci kembali brankas dan tidak lupa meletakkan figura seperti semula
Leon tidak membuka amplopnya. Ia memilih untuk segera keluar dari ruang kerja daddy dio sebelum keluarganya pulang
Leon memasukkan amplop ke dalam bajunya lalu keluar dari ruang rahasia dan ditutup kembali
Saat Leon hendak memegang gagang pintu bertepatan dengan seseorang yang membuka pintu tersebut. Tubuhnya sekita membeku melihat siapa yang membuka
' Apa harus gue lakukan sekarang! ' batin leon melihat daddy dio yang ada dihadapannya sekarang
" Apa yang kamu lakukan disini? " Tanya daddy dio dingin tak lupa sorot mata yang tajam
" Sa-ya sala-h masuk " Ucap leon gugup
" Salah masuk?! Sebodoh itu kamu mencari alasan yang tak masuk akal? "
" Apa yang saya katakan benar " Ucap leon berusaha tak gugup
Daddy dio masuk ke dalam membuat Leon melangkah mundur. Leon dapat melihat daddy dio mengunci pintunya membuat jantungnya berdetak begitu cepat
" Katakan apa yang kamu lakukan disini Leon?! "
" Sudah saya katakan, saya salah masuk "
Sorot mata daddy dio mengintari dari atas kepala hingga ujung kakinya. Ia tau leon tidak jujur dengannya. Namun, apa yang leon sembunyikan?
Hingga daddy dio memilih untuk mengalihkan pembicaraan. Ada hal yang membuatnya penasaran yaitu, ketika ia bertemu leon di rumah sahabatnya ayah gyena
" Kamu sudah lama dekat sama gyena? " Tanya daddy dio
" Baru - baru ini "
Seketika daddy dio ingat akan kejadian di rumah gyena. Betapa jahat dirinya akan ucapan yang ia lontarkan saat itu, " Maaf " Ucapnya lirih
Alis sebelah kanan leon terangkat. Apakah Leon salah dengar? Sepertinya, tidak ia mendengar sangat jelas. Walaupun, suara lirih
" Maaf ucapan saya saat dirumah gyena " Ucap daddy dio
" Sudah biasa untuk saya " Ucap leon datar
Daddy dio melangkah ke arah leon. Namun, leon melangkah mundur, perasaan takut hinggap di dirinya. Ia terpojok tak bisa lagi melangkah mundur.
Daddy dio memeluk leon sangat erat. Kepala bersandar dipundak leon, tangan mengusap punggung milik leon, " Semenakutkan itu saya bagi kamu leon? " Ucapnya
Ini bukan pelukan pertama yang daddy dio berikan untuk leon. Namun, ini kedua kalinya pun rasanya sama begitu hangat dan nyaman
" Tid-ak, sa-ya tid-ak ta-kut " Ucap leon sedikit bergemetar. Namun, berusaha tenang
Daddy dio terkekeh. Dari suarapun terlihat sangat jelas akan ketakutan leon. " Sudah sangat lama daddy tidak melakukan ini "
" Sangat lama?! Bahkan anda hanya memeluk saya 2 kali sampai saat ini " Ucap leon yang mulai berkaca-kaca
Leon tidak ingin terlihat lemah. Tolong jangan keluar air mata. Jangan lihatkan kelemahanku dihadapannya. Tolong jangan
Bagai duri yang tajam menancap tepat didada daddy dio. Hatinya nyeri. Haruskah, ia ucapkan semuanya.
" Bisa anda lepas pelukannya tuan? Saya ingin keluar dari sini! " Ucap leon
" Tuan? Saya ini daddy kamu, leon! " Ucap daddy dio merenggangkan pelukannya dan menatap mata leon
" Anda sendiri yang mengatakan, jika saya hanya sebatas teman rachel "
" Bukankah tadi daddy sudah minta maaf sama kamu, leon "
" Memang saya sudah maafkan? " Lanjutnya " Tolong buka pintunya "
Daddy dio duduk di meja kerja, tangannya melipat, tatapan datar terarah ke leon yang duduk disofa, " Jika kamu mau daddy bukakan pintu. Kamu harus manggil daddy dan memaafkan daddy "
Mata leon melotot seakan ingin keluar. Dirinya dikasih pilihan yang sangat tidak menguntungkan untuknya. Jika seperti ini, leon memilih berdiam diri disini, ia tak ingin kalah
Daddy dio mengangkat alis kanannya, " Tidak jadi keluar? " Tanyanya sedikit terkekeh
Leon memilih mengabaikan saja. Sekitar 30 menit leon hanya berdiam diri diruang kerja dan melihat daddy dio bekerja
Rasa bosan mulai menyelimuti diri leon. Mau sampai kapan dirinya disini? Ia sudah ingin sekali keluar dari ruangan yang mencekam ini. Terlebih ia juga membawa dokumen yang belum dibukanya
" Menyenangkan juga bekerja ditemani anak sendiri " Ucap daddy dio sambil melihat leon
" Ck.. Anak sendiri tapi disia-siain " Lirih leon
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments