BAB 16

Leon tidak tau apa yang harus dilakukannya sekarang hingga Ia memilih untuk tiduran ditikar dan menatap langit yang menandakan sore hari

" Cantik " Ucap Leon memandang langit

Suara notif pesan mengalihkan pandangan Leon. Ia baru sadar jika dirinya membawa HP yang mungkin bisa meminta tolong agar bisa keluar dari tempat neraka ini

Leon mengecek dari siapa pesan tersebut yang ternyata pesan dari Denon yang menanyakan keberadaannya

Leon membalas dengan foto dirinya yang sedang dikurung karena Ia berfikir mungkin Denon dapat membantu dirinya kembali

Belum hitungan detik, Denon langsung menelpon dirinya

...📞 Denon gak jelas ...

^^^" Dimana? " ^^^

"Lo gak lihat

pesan gue? "

^^^" Gue lihat.."^^^

" Trus lo dimana bangs*t? "

^^^" Percuma gue kasih tau lo! ^^^

^^^Kalau lo gak bantu gue ^^^

^^^bebas dari sini " ^^^

" Dimana?! "

^^^" Gue dirumah " ^^^

" Rumah?? "

^^^" Ya.. Gue dikurung di halaman ^^^

^^^belakang rumah gue, ^^^

^^^tapi kalau lo mau bantu gue, ^^^

^^^lo harus bawa tangga " ^^^

Tanpa membalas Denon mematikan sepihak. Tindakan itu membuat Leon bingung namun ia tak pikir panjang.

Leon memikirkan Denon, apakah denon akan membantu dirinya keluar dari tempat neraka ini? Tapi jika benar Denon membantunya, Ia takut terjadi sesuatu kepada Denon lagi.

Leon memilih untuk menidurkan dirinya kembali karena Ia bingung tidak tau apa harus dilakukan

× disisi lain ×

" Gue harus cari dimana? "

Seorang remaja laki-laki yang tengah emosi akan mencari barang yang tak Ia miliki selama hidupnya

Ia mencari barang tersebut di google yang pasti mampu menjawab pertanyaan dirinya. Ah akhirnya Ia menemukan tempat yang menjual barang tersebut

" Tunggu gue, leon " Ucapnya penuh tekad

Seorang remaja yang tengah tidur mulai terusik oleh suara dari luar tempat tersebut. Ia bangkit dari tidur dan duduk walaupun masih setengah sadar

" Leon "

Leon yang masih sayup mendengar suara yang seakan memanggil dirinya. Ia mulai memfokuskan pandangan dan tak ada hasil apapun

" Gue diatas, bangs*t "

Leon pun mendongak lalu terkejut karena melihat Denon yang tengah duduk diatas dinding dan Denon menunjukkan tangga yang ada disamping dirinya

Leon langsung bangkit dari tikar lalu menaiki tangga tersebut

" Kok lo bisa disini, den? " Ucap Leon yang kini sudah duduk disebelah Denon

" Entar gue jelasin, sekarang kita keluar dari sini dulu. Kita ambil tangganya lalu pindah sini " Ucap Denon menarik tangga lalu Leon membantu menarik dan memindahkan didepan

Akhirnya Leon bebas dari neraka tersebut karena bantuan Denon. Ia akan terus mengingat kebaikan yang Denon berikan selama ini

" ikutin gue "

Leon mengikuti Denon dari belakang sesuai perintah Denon hingga tiba di sebuah semak - semak yang dekat dengan lapangan basket

Leon dapat melihat tembok yang berlubang cukup besar saat Denon membelah semak-semak. Denon merangkak keluar diikuti Leon dibelakang .

Leon akhirnya keluar dari rumah penuh kesengsaraan lalu menaiki mobil Denon

Denon mengendarai mobilnya dengan kecepatan penuh sebelum keluarga leon mengetahui jika dirinya mengeluarkan Leon

" Den.. Makasih " Ucap Leon tulus disertai senyum yang bikin candu lalu Denon hanya membalas dengan usapan ke kepala Leon

Tidak ada percakapan setelah ucapan tulus dari Leon. Denon rasanya ingin bertanya lebih tentang kenapa Leon dikurung namun ia urungkan untuk menjaga perasaan Leon

" Den.. "

" Hmm "

" Lo tau kos murah gak? "

" Lo tinggal sama gue "

" Enggak.. Daddy gue tau apartemen lo " Ucap Leon bertepatan dengan suara perut Leon yang tengah lapar karena belum terisi makanan sama sekali

Denon yang mendengar suara perut Leon hanya terkekeh kecil lalu Ia menghentikan mobil tepat di depan market

" Lo tunggu sini! " Ucap Denon lalu keluar dari mobil dan menuju market. Leon hanya melongo melihat tingkat Denon

Hingga tak berselang lama, Denon membuka pintu mobilnya lalu memberikan belanjaan kepada Leon setelah itu duduk dimobil

" Lo beli apaan? "

" Sushi buat lo makan "

" Hah? " Ucap Leon terkejut

" Makan! "

Leon membuka plastik belanjaan disana bukan hanya sushi namun juga ada minuman susu coklat, aqua dan cocacola

" Lo gak makan? "

" Gue udah makan "

" Sorry.... Gue selalu ngerepotin lo mulu "

" Gue suka direpotin sama lo "

Jujur perlakuan manis dan kepedulian dari Denon membuat Leon tak percaya karena sepanjang hidupnya, Ia tak pernah merasakan hal semacam itu.

Leon bersyukur setidaknya dikehidupan yang ini, Ia dapat merasakan hal tersebut walaupun hanya cerita novel yang belum Ia baca

" Makan! Jangan diliatin doang " Ucap Denon yang melihat Leon tengah terbengong melihat makanannya

Leon pun memakan makanan yang dibelikan Denon dengan lahap. Seketika Leon teringat jika dirinya tengah bersama Denon yang seharusnya Leon menawarkan makannya

Leon mengambil sesuap sushi dengan sumpit lalu disodorkan ke arah Denon. Leon dapat melihat Denon yang sedikit terkejut namun setelah itu Denon memakannya

" Enak juga "

" Gue setuju "

Mobil Denon sudah berhenti di depan apartemen yang belum pernah Leon datangi hingga ia tak tau kenapa Denon berhenti disini

" Kita ngapain disini? "

" Tadi lo cari tempat tinggalkan? "

" Ya sihh, tapi engga di apartemen semewah ini juga kali. Uang gue tuh gak banyak, den " Ucap Leon lusuh

" Turun! "

Leon rasanya tak ingin turun namun mau gimana lagi, Denon sudah membukakan pintu lalu menarik lengan tangannya agar keluar dari mobil.

Leon mengikuti Denon dari belakang dengan wajah lusuh. Denon langsung mendatangi resepsionis dan Leon hanya menunggu disofa melihat sekeliling.

Akhirnya Denon selesai berbicara dengan resepsionis lalu menghampiri Leon

" Gue udah ambil setahun "

" Setahun?! Lo gak mikirin duit gue? "

" Patungan "

" Hah? "

" Gue tinggal bareng sama lo "

" Oke... Tapi lo 70% terus gue 30% "

Denon bukannya membalas ucapan justru meninggalkannya. Leon langsung bangkit dari kursi dan menyusul Denon dengan berlari

Leon dan Denon sudah berada dikamar apartemen yang tadi Denon ambil. Leon takjub dengan apartemennya yang begitu elegan dan maskulin.

Terdapat 2 kamar tidur, 1 kamar mandi lalu ruang TV, ruang makan dan dapur bergabung tanpa batasan dinding

" Lebih luas dari apartemen gue dulu " Ucap Denon melihat sekeliling

" Gue setuju tapi omong - omong gue harus bayar lo berapa, den? " Tanya Leon

" Lo punya uang berapa? " Ucap Denon santai namun terdengar ejekan bagi Leon

" Gue tau uang lo lebih banyak dari gue " Sarkas Leon berjalan meninggalkan Denon di ruang TV

Denon hanya bisa menghela nafas kasar. Ia tak ada niatan untuk menghina Leon, ia hanya tak ingin memberatkan Leon

' Sabar denon ' batin denon

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!