Leon bangkit dari bangku kantin menuju ke penjual tanpa Leon sadari ada seseorang yang tengah menatapnya tajam karena diabaikan
" Sudah berapa lama lo pacaran sama Leon? " Tanya Jay
" Pacaran? Aku gak pacaran kak "
" Tapi lo ngikutin Leon mulu "
Gyena bingung mendengar ucapan Jay karena menurutnya, dirinya tidak pernah mengikuti Leon namun diajak oleh Leon
Hingga Leon tiba membawa bakso dan minum es teh 2 lalu berujar, " Ini bakso sama es tehnya " Memberikan makanannya
" Makasih " Ucap gyena senyum tulus kepada Leon dan Leon mengusap rambut gyena
" Lo gak nawarin gue? " Tanya Denon yang menatap Leon yang tengah memasukkan bakso ke dalam mulut
Leon mendengar Denon namun memilih untuk mengabaikan karena Leon masih marah kepada Denon walaupun tidak terlalu marah
Leon melanjutkan memakan bakso hingga seseorang menarik mangkok bakso Leon
" Mau lo tuh apa? " Ucap Leon menatap tajam Denon
" Mau gue! lo jawab gue "
" Jawab! Puaskan lo " Ucap Leon lalu mengambil mangkok baksonya dan melanjutkan makan
Saat Denon ingin mengambil kembali mangkok bakso Leon dihentikan oleh Jay yang menggelengkan kepala seolah berkata jangan
Tak berselang lama Leon selesai menghabiskan baksonya berbeda dengan gyena yang masih belum selesai menghabiskan
" Lo tuh makan lama bener " Ucap Niko santai tanpa rasa bersalah
Leon tidak terima gyena dikatakan seperti itu hingga Leon berucap, " Engga usah didengerin ya "
" Ck.... Gue bosen nunggunya "
" Maaf kak " Balas gyena tidak enak kepada mereka
Leon melihat gyena menunduk membuatnya tidak suka hingga berujar, " Kenapa minta maaf? Kita engga suruh mereka nunggu kita juga " Mengelus rambut gyena
Leon melihat Denon yang beranjak meninggalkan kantin dan diikuti dengan yang lainnya tanpa berucap
" Maaf, mereka jadi marah sama kamu "
" Engga usah dipikirin, biarkan saja "
Gyena selesai makan langsung kembali ke kelas bersama Leon. Mereka lanjut pembelajaran hingga bel pulang berbunyi
Leon memasukkan buku pelajarannya ke dalam tas lalu bangkit dari kursi dengan tas dipunggungnya
Leon berjalan keluar dari kelas namun sesampainya di depan pintu terdengar suara memanggil namanya
"Leon!" panggil Gyena sambil berjalan mendekati Leon
Leon dengan mata cokelat hangat, tersenyum melihat Gyena mendekatinya. "Ya, ada apa, Gea? "
" Kamu mau mengajariku soal yang tadi ? Aku masih belum paham " Tanya Gyena hati - hati
Leon bingung, sebenarnya Leon ingin mencari tau tentang ibu kandungnya namun Leon juga tidak tau harus memulai darimana.
Leon tersenyum dan mengangguk. " Boleh! Apapun untuk kamu "
Gyena tidak bisa memungkiri jika dirinya senang ketika Leon tidak menolaknya
" Sini gea " Ucap Leon yang sudah duduk kembali dibangku dan melihat gyena masih berdiri di depan pintu terbengong
" Bukan disini! tapi dirumahku " Jawab Gyena
" Rumah kamu? " Ucap Leon memastikan pendengarannya dan dibales anggukan oleh gyena
Leon rasanya ingin menolak namun Leon sudah terlebih dahulu menerima ajakan dari gyena. Terpaksa Leon mengikuti gyena dari belakang
Leon dan gyena tiba di area parkiran sekolah, disana Leon dapat melihat Denon dan yang lain tengah berkumpul lalu menatap leon
Leon mengabaikan mereka dan lanjut mengikuti gyena berjalan menuju mobil miliknya. Gyena terlebih dahulu masuk mobil diikuti Leon namun lengan Leon ditarik seseorang dari belakang
Leon menghempaskan tangan orang tersebut dengan perasaan marah menyelimuti dirinya, berujar " Jangan ganggu gue! "
" Ikut gue, Leon! " Ucap Denon nada tinggi yang menandakan dirinya mulai marah
" Ogah! Gue ada urusan sama gea " Ucap Leon lalu masuk ke dalam mobil gyena langsung menutup pintu dan mengunci
Selama perjalanan gyena bercerita tentang sekolah tanpa leon, tertawa bersama, berbagi mimpi dan harapan untuk masa depan
Di tengah perjalanan, Leon terpikat oleh keindahan pemandangan yang melintas di sepanjang jalan, berujar " Gea, lihat langitnya indah "
Gyena melihat apa yang Leon lihat, dan benar adanya. Langit tersebut bukan lagi indah namun sangat indah, " Ya sangat indah "
Sudut bibir Leon terangkat menandakan dirinya tersenyum melihat respon gyena yang menatap antusias terhadap langit disamping mereka
' Senja pertama yang gue lihat di dunia ini ' batin Leon kembali melihat matahari yang mulai tenggelam
Leon mengalihkan pandangannya dari senja yang indah ke suara indah yaitu gyena bernyanyi begitu merdu
( Gyena menyanyikan lagu Sheila on7 - hari bersamanya )
Menciptakan perjalanan begitu menyenangkan. Mereka melupakan segala beban sekolah dan merasa bebas seperti burung di udara
" Mulai sekarang lagu ini jadi favorit ku " Ucap Leon setelah gyena selesai bernyanyi. Gyena tersenyum tersipu tak berani menatap Leon
Setelah beberapa saat, mobil pun tiba di depan rumah Gyena. Mereka berdua keluar dari mobil dengan senyum di wajah mereka
" Selamat datang dirumah ku, Leon " Ucap gyena senyum tulus
Leon melihat sekeliling. Rumah gyena lebih luas dari rumah Leon, sungguh membuat Leon takjub
" Dirumah kamu ada orang? " Tanya Leon sebelum masuk ke dalam rumah gyena
" Aku engga tau " Jawab gyena diakhir ketawa sumbang
Jujur saja, Leon jantung berdetak tak karuan rasanya ia ingin pulang saja namun apa daya Leon sudah berada disini
" Gyena sayang sini " Teriak seseorang dari jauh
Langkah Leon terhenti ketika mendengar teriakan seseorang, ' Anjir... Keluarganya dirumah! Gimana nih gue? ' batinnya
" Gak usah takut, keluargaku baik kok " Ucap gyena menarik lengan Leon yang berhenti mengikuti dirinya
" Loh, abang... "
Leon terpaku terhadap seseorang didepannya. Bagaimana bisa Leon bertemu kembali dengan mereka. Leon menyesal, kenapa dirinya mengiyakan ajakan gyena
" Kamu kenal Leon, dek? " Tanya gyena
" Dek? " Tanya Leon bingung
Tanpa Leon sadari orang tersebut tengah berjalan ke arahnya dan langsung memeluk Leon erat, " Adek kangen sama abang "
" Achel " Lirih leon tanpa membalas pelukan rachel
Gyena menatap bingung Leon dan Rachel. Diotaknya begitu banyak pertanyaan yang ingin ditanyakan
Leon dapat merasakan tangan rachel mulai melepaskan pelukan darinya. Leon masih tidak tau harus bersikap apa sekarang
" Abang gak kangen, achel? " Tanya gyena menatap Leon dengan mata yang sudah berkaca - kaca dan Leon hanya mengangguk sebagai jawaban
" Kamu siapanya rachel? " Tanya wanita paruh baya kebingungan terhadap kejadian didepannya
Belum sempat Leon menjawab, seorang pria paruh baya langsung menjawab " Temannya baby achel yang sudah dianggap abangnya sendiri "
Leon langsung menatap mata pria paruh baya tersebut. Matanya mengisyaratkan kecewa, marah bahkan hatinya juga terluka dan lebih parahnya dengan orang yang sama yaitu daddy dio
" Ya tan, saya temannya rachel " Ucap Leon sedikit bergetar dan tangan mengepal
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments