Dilema Dalam Diam

Dilema Dalam Diam

Prolog

...'Tidak semua diam menafsirkan kelemahan dan kebodohan. Orang yang cerdas dan bijak juga butuh diam untuk mengambil keputusan dalam menyikapi masalah yang menepi di hidup mereka, begitupun sebaliknya.'...

...~ Malini Lestari...

...***...

Gemuruh petir di malam hari lebih menakutkan dari apa pun, menciptakan selipan cahaya yang mengagetkan tubuh setelah mata mendapatinya. Hujan lebat mengiringi angin mengguncang pepohonan dan menciptakan suara yang mengusik indra pendengaran. Dalam balutan dress basah, sepasang kaki tanpa alasan tertatih di atas aspal dalam perasaan kecewa dan sedih. Cairan bening dari matanya telah menyatu dengan air hujan yang membasahi tubuhnya sejak tadi, dari hotel Texas, tempat di mana kedua bola mata kecil yang indah itu membongkar perselingkuhan suami yang menikahinya sepuluh tahun lalu. Hudda Prasetya, pria bertubuh jangkung, juga bermata kecil, dan pemilih kulit sawo matang itu menduakannya. Pria itu orang yang paling dipercayainya melebihi dirinya sendiri.

Hujan membantunya menemukan kebenaran pahit itu. Setelah berteduh di kafe yang berada tepat di depan hotel tersebut, indra penglihatannya menemukan wujud Hudda tengah merangkul pinggang seorang wanita berpakaian minim, mereka berjalan memasuki hotel. Dirinya tidak bisa diam saat itu dan mengikuti mereka sampai akhirnya melihat bibir mereka saling berburu dari celah pintu yang sedikit dibuka dari salah satu kamar hotel yang mereka masuki.

"Tidak aku duga, kamu begitu kejam." Wanita itu menangis tersedu-sedu di bawah langit yang masih meneteskan hujan rintik-rintik.

Mobil hitam berhenti tidak jauh di belakang wanita tersebut. Sepasang kaki yang dibungkus sepatu hitam pria keluar dari sana sambil membuka payung yang tertutup. Kemudian, berjalan menghampiri wanita itu dan menyodorkan payung tersebut untuk meneduhkan tubuh wanita tersebut.

"Kenapa hujan-hujanan? Kamu baik-baik saja, Sayang?" Pria yang berdiri tepat di hadapan wanita itu adalah Hudda, suaminya.

Pria itu menatap wanita tersebut dengan raut wajah bingung setelah melihat tatapan tajamnya, yang akhirnya wanita itu menoleh ke belakang, mengarahkan pandangan ke arah mobil pria itu yang baru disadari keberadaannya. Mungkin karena rasa sedih dan fokusnya mengingat pengkhianat pria itu yang telah menghipnotisnya.

"Sayang ...!" Pria itu mendaratkan tangan di bahu kiri wanita itu.

Wanita itu kembali mengarahkan pandangan ke depan, menatap suaminya dalam diam dengan pandangan mulai buram sampai akhirnya kedua matanya tertutup dan tubuh tumbang. Hudda bergerak cepat membuang payung di tangannya dan memeluk tubuh wanita itu dengan ekspresi bingung berubah kaget.

***

"Lini ... Lini ...." Bibir Hudda bergerak memanggil istrinya yang terbaring di atas kasur milik sebuah kamar bernuansa modern bercat putih berpadu hitam.

Malini Lestari, itulah nama lengkap wanita tersebut yang pernah disebut Hudda dalam kalimat suci yang telah mengikat mereka di hari pernikahan sepuluh tahun lalu.

Kedua indra pendengaran Malini menangkap samar suara Hudda yang akhirnya jelas, tapi mata tidak ingin dibuka karena dihantui oleh memori semalam, mengingat perbuatan buruk Hudda bersama wanita itu. Untuk sesaat, Malini merasa melihat wajah suaminya akan membuat dadanya terasa sesak.

"Tinggalkan aku sendiri. Dan, tolong jaga Jenaka dan Jian untuk sementara," ucap Malini dengan mata masih dipejam.

Jenaka dan Jian adalah sepasang anak kembar mereka yang sudah berusia lima tahun. Setelah lima tahun lamanya menikah, berpuluh kali konsultasi dengan dokter, sudah pernah mencoba bayi tabung dan gagal, akhirnya mereka dikaruniai sepasang anak. Pada percobaan bayi tabung ketiga mereka berhasil mendapatkan kepercayaan menjaga sepasang anak itu.

"Kenapa? Jika ada yang mengusikmu, katakan saja," ujar Hudda dengan wajah bingung memperhatikan Malini sambil mengelus lembut bahu kanan istrinya itu.

"Tidak ada," balas Malini dengan dingin sambil menepis tangan Hudda.

Pria itu diam dengan perasaan yang masih sama, lalu berdiri setelah menyadari keseriusan situasi itu sambil memikirkan sesuatu yang dirasa telah menyebabkan istrinya itu menamparnya. Sebelum menutup pintu, Hudda menujukan mata ke arah Malini yang masih berbaring dengan mata sengaja dipejam.

Setelah mendengar suara pintu ditutup, perlahan Malini membuka mata dan pandangannya langsung tertuju pada loteng kamar. Keheningan dirasakan, air matanya kembali menetes kala mengingat penampakan semalam. Cairan bening itu sampai membasahi bantal. Untuk membungkam suara tangis yang tidak tertahan, selimut tebal yang menutupi sebagain tubuhnya digigit keras.

Suara ketukan menghentikan tangisan yang teramat pedih itu.

"Lini, Mama dan Papa ada di sini. Kalau kamu tidak bisa menemuinya, aku akan bilang sama mereka kalau kamu sakit!" seru Hudda.

"Iya!" Malini membalas seruan itu dengan singkat.

Tidak henti Hudda dihantui rasa kebingungan dan penasaran. Sejenak pria itu berdiri diam di depan pintu sambil berpikir. Mengapa tidak? Biasanya Malini selalu ceria di rumah seperti apa pun masalah yang mereka hadapi. Perasaan yang tidak terpecahkan itu membuat Hudda pasrah dan meninggalkan posisinya.

***

Hampir satu jam tubuh Malini terbaring di atas kasur. Entah apa yang terjadi di luar, wanita itu tidak tahu lagi. Hanya menyendiri yang dibutuhkannya untuk berpikir dan mengendalikan emosi juga amarah yang belum sepenuhnya keluar sejak semalam.

Hudda memasuki kamar, membuat Malini beranjak duduk di tepi kasur dalam diam dengan ekspresi datar. Berdiam diri di kamar itu berhasil membuatnya mengendalikan perasaan yang sebenarnya terluka begitu dalam. Sebelum melangkah masuk, Hudda menghela napas dan mengukir senyuman di bibirnya dan berjalan menghampiri Malini, berdiri tepat di hadapan istrinya itu.

"Tolong pasangkan dasiku." Hudda menyodorkan sehelai dasi berwarna hitam polos.

"Aku lelah. Cari orang yang bisa membantumu memasangnya," balas Malini dengan gestur tubuh dan ekspresi lesu.

"Pms? Tidak. Baru minggu kemarin kamu haid. Apa yang membuatmu bersikap dingin padaku?"

Hudda beranjak duduk di samping Malini sambil meletakkan tas kerja di tangan kirinya di atas kasur, di sisi lain tubuhnya. Lalu, mengarahkan pandangan Malini yang membuang muka jadi menghadap ke arahnya yang menunjukkan kekesalan. Namun, ekspresi itu memudar dan menjadi cemas melihat ada sisa cairan bening di kedua sudut mata wanita itu.

"Siapa yang menyakitimu? Aku akan memberikannya pelajaran." Kedua tangan Hudda mengusap sisa air mata yang ada di sudut pipi Malini.

"Jika aku menyebut namanya. Apa yang akan kamu lakukan?" Malini ingin tahu bagaimana respons suaminya.

"Aku akan memukulnya sampai menghilang dari dunia ini. Katakan, siapa orang yang sudah mengusikmu?" Gelagat Hudda cukup serius dan tampak belum sadar orang yang sudah menyakiti istrinya dirinya sendiri.

"Benarkah?" Malini sambil tersenyum bodoh.

Hudda mengangguk kepala dengan senyuman sedikit bercanda, niat ingin menghibur. Senyum miris di bibir Malini menghilang secepat kilat dan bersambut dengan wajah dingin melihat ekspresi pria itu. kemudian, tamparan dilayangkan ke pipi kanan Hudda sampai pria itu membesar-besarkan mata karena kaget. Tubuh Hudda sampai membeku beberapa detik dengan posisi kepala menoleh ke kiri dan akhirnya membentuk posisi pandangan ke depan. Namun, Malini kembali menampar pipinya, masih di posisi yang sama sampai meninggalkan jejak.

"Maksudmu apa?" tanya Hudda dengan perasaan kaget dan bingung telah bercampur.

"Sadar, sebelum aku membuatmu sadar," lontar Malini dengan nada penekanan.

Malini bangkit dari kasur dan berjalan keluar dari kamar, meninggalkan Hudda duduk diam merenungi situasi tersebut, memikirkan penyebab sang istri menamparnya. Malini membanting pintu dengan keras sampai kedua mertuanya yang tengah duduk di ruang tamu kaget. Sepasang suami-istri berusia setengah abad itu mengarahkan pandangan ke atas, mempehatikan Malini yang berdiri di tangga paling atas juga memperhatikan mereka.

Terpopuler

Comments

Dini Izzati

Dini Izzati

habis baca di FB q langsung meluncur kesini Thor😍

2023-12-18

3

𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄

𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄

..

2023-12-01

1

cinta semu

cinta semu

awal cerita ..si istri tegas banget bisa kasih tamparan 2x moga kedepan ny makin bagus n seru ..
lanjut thor

2023-11-29

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Sembunyikan Perasaan
3 Nasib Yang Sama
4 Bertemu Wanita Itu
5 Mencurigai Mereka
6 Apartemen Berantakan
7 Mengingat Dalam Kesedihan
8 Kedatangan Sahabat
9 Kebohongan Kerja Luar Kota
10 Membohongi Hudda
11 Membuatnya Curiga
12 Ke Hotel Victoria
13 Membuat Mereka Bingung
14 Sedih Dalam Diam
15 Sengaja Mengabaikannya
16 Lawan Berbisnis
17 Pulang Kerja
18 Dalam Keadaan Mabuk
19 Identitas Tanum
20 Menjemput Malini
21 Menahan Emosi dan Marah
22 Mengetahui Kesalahpahaman
23 Kepergian Sang Ibu
24 Mendengar Kebenaran
25 Pesta Bisnis
26 Obat Gairah
27 Mendominasi Istri
28 Penampilan Tidak Sesuai
29 Diam Memberi
30 Pembicaraan Di Toilet
31 Kebingungan Semua Orang
32 Pesan Masuk
33 Berdebat Di Mobil
34 Diundang Ke Rumah
35 Tiba-Tiba Datang
36 Bersikap Lebih Tenang
37 Wanita Yang Dimaksud
38 Demi Kebersamaan
39 Membantu Menyembunyikan
40 Masih Peduli
41 Datang
42 Tamparan
43 Dipecat
44 Membalas Pesan
45 Di Bius
46 Dibalik Selimut
47 Tetap Santai
48 Kembali Ke Kantor
49 Dalam Tidur Singkat
50 Tanyakan Pada Dirimu
51 Ancaman Suami
52 Terusik Oleh Perkataan
53 Menepikan Prinsip
54 Pewarna Bukan Darah
55 Pria Paruh Baya Di Rumah Sakit
56 Untuk Memata-matai
57 Pemilik Benih Diperut Yuna
58 Tuhan Menakdirkan
59 Kejutan Besar
60 Secara Kebetulan
61 Hadiah Suami
62 Tidak Ada Salah Paham
63 Kamu?
64 Siapa Yang Memberitahunya?
65 Senjata Makan Tuan
66 Siapa?
67 Mengakuinya
68 Terkuak Di Kantor Polisi
69 Berdebat Di Hadapan Keluarga
70 Meninggalkan Rumah
71 Menempatkan Diri Dalam Sedihnya
72 Jalang Terlatih
73 Gengsi
74 Ternyata Saudari Tiri
75 Suami Yang Sama
76 Kamu Siapa?
77 Bukan Cinta, Tapi Obsesi
78 Menghindari Keluarga Mertua
79 Melarikan Diri
80 Menandatangani Surat Cerai
81 Mengetahui Perpisahan Mereka
82 Menyalahkan
83 Jangan Bahas Itu Lagi
84 Marah Setelah Diam
85 Mereka Pergi
86 Juga Korbannya
87 Turun!
88 Kamu Menyetujuinya?
89 Menunggu Untuk Bertemu
90 LEPAS LANDAS
91 Tiga Tahun Kemudian
92 Rencana Para Kurcaci
93 Kembali Dalam Kegelisahan
94 Diketahui Malini
95 Masih Mencintainya
96 Bertemu Mereka
97 Bisa Berubah
98 Menutupi Rasa Bahagia
99 Sedikit Menggoda
100 Kita Main Lagi?
101 Kompensasinya, Apa?
102 Jangan Menikahinya
103 Keluar Masuk Apartemen
104 Masih Ada Yang Harus Diluruskan Lagi?
105 Dain Anak Kita
106 Beri Kesempatan
107 Kembali Ke Rumah Lama
108 Sadar, Mas!
109 Sekarang Tentukan Pilihan
110 Mengajak Mereka
111 Pernyataan Hudda Di Hadapan Semua Orang
112 Semoga Semua Orang Baik-Baik Saja
113 Berkorban Demi Dirimu
114 Dalang Masalah Selama Ini
115 Pengorbanan Selama Ini
116 Pantas Saja Dia Mencari Kasih Sayang Pria Lain
117 Rencana B (Pernikahan)
118 Padahal, Kami Sering Melakukannya
119 Your Husband (ENDING)
120 BONUS CERITA D3
121 Buru Baca Cerita On-Going Ke-enam Author!
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Prolog
2
Sembunyikan Perasaan
3
Nasib Yang Sama
4
Bertemu Wanita Itu
5
Mencurigai Mereka
6
Apartemen Berantakan
7
Mengingat Dalam Kesedihan
8
Kedatangan Sahabat
9
Kebohongan Kerja Luar Kota
10
Membohongi Hudda
11
Membuatnya Curiga
12
Ke Hotel Victoria
13
Membuat Mereka Bingung
14
Sedih Dalam Diam
15
Sengaja Mengabaikannya
16
Lawan Berbisnis
17
Pulang Kerja
18
Dalam Keadaan Mabuk
19
Identitas Tanum
20
Menjemput Malini
21
Menahan Emosi dan Marah
22
Mengetahui Kesalahpahaman
23
Kepergian Sang Ibu
24
Mendengar Kebenaran
25
Pesta Bisnis
26
Obat Gairah
27
Mendominasi Istri
28
Penampilan Tidak Sesuai
29
Diam Memberi
30
Pembicaraan Di Toilet
31
Kebingungan Semua Orang
32
Pesan Masuk
33
Berdebat Di Mobil
34
Diundang Ke Rumah
35
Tiba-Tiba Datang
36
Bersikap Lebih Tenang
37
Wanita Yang Dimaksud
38
Demi Kebersamaan
39
Membantu Menyembunyikan
40
Masih Peduli
41
Datang
42
Tamparan
43
Dipecat
44
Membalas Pesan
45
Di Bius
46
Dibalik Selimut
47
Tetap Santai
48
Kembali Ke Kantor
49
Dalam Tidur Singkat
50
Tanyakan Pada Dirimu
51
Ancaman Suami
52
Terusik Oleh Perkataan
53
Menepikan Prinsip
54
Pewarna Bukan Darah
55
Pria Paruh Baya Di Rumah Sakit
56
Untuk Memata-matai
57
Pemilik Benih Diperut Yuna
58
Tuhan Menakdirkan
59
Kejutan Besar
60
Secara Kebetulan
61
Hadiah Suami
62
Tidak Ada Salah Paham
63
Kamu?
64
Siapa Yang Memberitahunya?
65
Senjata Makan Tuan
66
Siapa?
67
Mengakuinya
68
Terkuak Di Kantor Polisi
69
Berdebat Di Hadapan Keluarga
70
Meninggalkan Rumah
71
Menempatkan Diri Dalam Sedihnya
72
Jalang Terlatih
73
Gengsi
74
Ternyata Saudari Tiri
75
Suami Yang Sama
76
Kamu Siapa?
77
Bukan Cinta, Tapi Obsesi
78
Menghindari Keluarga Mertua
79
Melarikan Diri
80
Menandatangani Surat Cerai
81
Mengetahui Perpisahan Mereka
82
Menyalahkan
83
Jangan Bahas Itu Lagi
84
Marah Setelah Diam
85
Mereka Pergi
86
Juga Korbannya
87
Turun!
88
Kamu Menyetujuinya?
89
Menunggu Untuk Bertemu
90
LEPAS LANDAS
91
Tiga Tahun Kemudian
92
Rencana Para Kurcaci
93
Kembali Dalam Kegelisahan
94
Diketahui Malini
95
Masih Mencintainya
96
Bertemu Mereka
97
Bisa Berubah
98
Menutupi Rasa Bahagia
99
Sedikit Menggoda
100
Kita Main Lagi?
101
Kompensasinya, Apa?
102
Jangan Menikahinya
103
Keluar Masuk Apartemen
104
Masih Ada Yang Harus Diluruskan Lagi?
105
Dain Anak Kita
106
Beri Kesempatan
107
Kembali Ke Rumah Lama
108
Sadar, Mas!
109
Sekarang Tentukan Pilihan
110
Mengajak Mereka
111
Pernyataan Hudda Di Hadapan Semua Orang
112
Semoga Semua Orang Baik-Baik Saja
113
Berkorban Demi Dirimu
114
Dalang Masalah Selama Ini
115
Pengorbanan Selama Ini
116
Pantas Saja Dia Mencari Kasih Sayang Pria Lain
117
Rencana B (Pernikahan)
118
Padahal, Kami Sering Melakukannya
119
Your Husband (ENDING)
120
BONUS CERITA D3
121
Buru Baca Cerita On-Going Ke-enam Author!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!