"dokumen apa itu ra?", isobel duduk disampingku, dia melihat foto yang aku pandangi sejak tadi.dia terkesiap,
" alan?"
"ya, ayahku"
isobel mengusap kepalaku dengan sayang, "jangan khawatir, kita akan temukan dia"
"aku tidak tau apapun tentangnya",
" sebenarnya ibumu tau semuanya tentang ayahmu, tapi menurutku, keputusanmu sangat tepat pergi menjauh darinya. karna bisa saja bahaya yang dia hadapi berlipat ganda",.
"apa? aku membahayakan ibuku?" tanyaku heran. apa sebenarnya yang terjadi.
isobel hanya mengangguk, "kau seharusnya tidak terlahir ra".matanya menatapku serius, menunggu reaksiku.
aku menunduk lesu, setelah kehidupan pahit yang aku jalani selama ini, sekarang ada orang yang memberitahu bahwa aku seharusnya tidak dilahirkan.
" orang-orang seperti kami sebenarnya takut dengan orang sepertimu" isobel melanjutkan, air mataku sudah menetes-netes membasahi foto yang kupegang, dengan panik aku mengelapnya dengan lengan baju panjangku.
"hei tenanglah, jangan bersedih dengan kenyataan yang harus kau hadapi ra, kau dianggap ancaman bagi sebagian orang, dan sebagian lagi ingin menjadikanmu tikus percobaan".
aku mengerang frustasi, tidak adakah satupun kenyataan yang bagus untukku?.
isobel mengedikkan bahunya pasrah, dia tidak tau cara menghiburku, karna semua kenyataan hidupku yang pahit ini tidak bisa ku elakkan. cinta orang tuaku membawaku ke jurang malapetaka.
christian datang entah dari mana, tampak gabe sudah berada disampingnya juga. tatapan matanya serius melihatku. aku sudah pasrah.
"sayang, " christian mengusap air mataku, padahal aku belum menyatakan menerima cintanya.
"potensi yang ada didalam dirimu itu seperti mata pisau, kau akan menjadikannya sebagai apa itu tergantung dirimu"
"jika kau hanya memikirkannya sebagai bencana maka bencana yang kau dapatkan, jika kau memakainya sebagai potensi maka kau akan beruntung,"
aku menatap lekat mata christian, berpendar hangat dan penuh perhatian, dia bisa meluluhkan rasa gundah ku.
"fokus saja pada apa yang akan kita lakukan".
" iya,tapi sebenarnya aku ini apa?".tanyaku frustasi.
christian tertawa, gabe masih serius (dia itu sepertinya tidak punya selera humor atau apa sih?)
"jadi kau masih belum menyadarinya ya?"
"apa? tidak ada yang aneh dengan diriku" tukasku kesal. kenapa mereka menertawakan aku?.
"benarkah? apa tidak ada tanda-tandanya? seharusnya kau sudah menyadarinya sejak lama, minimal kau bisa menduganya" christian heran sekaki, dia menggaruk dagunya sambil berfikir.
isobel menghela nafas lelah, "aku sudah bisa menebaknya christian, dia benar-benar kuat. ibunya sangat memiliki tekad untuk membuat putrinya tidak tampak seperti ayahnya".
christian menaikkan sebelah alisnya, aku masih melongo tak mengerti, sementara gabe dengan sekali lompatan sudah mendapatkan air mineral untukku.
" minumlah," suara gabe berat dan rendah. cocok dengan badannya yang terlihat seperti hulk.
aku menerima botol itu, dan menenggaknya samoai habis.
"sebaiknya kita laksanakan dulu rencana awal kita, ayah pasti menunggu kabar". gabe menyarankan.sepertinya dia orang yang tenang dan tegas dalam mengambil keputusan.
" kau benar kak, aku setuju", christian bangkit sambil merangkulku. 'ayo kita jalan-jalan keluar".
"kurasa kita harus memulai dari virginia mason, chris".isobel ikut berjalan bersama kami.
" kau benar",
"aku akan mencari tau tentang kelahiran ara disana".
" itu ide yang bagus, ayo".
Aku menurut saja kemana mereka pergi, saat tiba diparkiran aku melihat ada sekita selusin mobil mewah di sana. christian membawaku masuk kedalam mobil mercedes hitam. isobel duduk didepan bersama gabe yang menjadi sopir.
"apa hanya foto itu yang kau temukan sayang?"
"ya, hanya itu dan dokumen -dokumen ku."
"eemmm", christian mengetukan jari di dagunya, " harusnya ada diantar dokumen itu, nanti akan kubantu mencarinya dengan teliti".
aku diam saja, christian bersikap seolah aku sangat butuh perlindungannya, tapi tak ada satupun yang mau memberi tahuku apa yang sebenarnya sedang terjadi. keadaan seakan semakin genting sehingga aku harus mengalami ini di bulan pertama kepindahanku. harusnya aku bisa tenang di north pole selama setahun, sekolah dengan tenang dan menjalani kehidupan yang biasa. tapi kenyataan selalu membuatku kecewa.
"falcon", christian mematung. dia melihat sekelebat burung besar lewat diatas kami. aku heran kenapa aku juga bisa melihatnya, karna dia lebih cepat dari pesawat.
" apa?, ternyata benar dugaan ayah" gabe menggeram. "perempuan bedebah itu mencari masalah dan ingin memulai perang rupanya".
lagi-lagi aku hanya bisa mengatupkan gigiku rapat, keadaan terlihat bahaya, tapi aku tidak tau apa-apa.
kami sampai di depan virginia mason, bangunan mega berwarna biru itu membawaku pada kenangan-kenangan bersama ayah. sekelebat bayangan samar wajah ayah dan ibuku melihatku bersama, mereka tersenyum bahagia.
ibu menggendongku, "bisakah dia hidup normal?"
"bisa sayang, kau hanya harus merawatnya seperti selayaknya manusia biasa, dan dia akan terbiasa dengan itu"
ibu tersenyum bahagia, meski pilu disaat bersamaan.
aku tau apa yang pernah diceritakan bibi lily padaku,
"tenanglah, semua akan baik-baik saja. jika saatnya tiba nanti aku harus menghapus seluruh jejakku disini agar mereka tak bisa menemukanmu dan putri kita".
ayah menimangku dalam pelukan nya, " dengarkan ayah nak. duniamu tidak akan berakhir hanya karna kau adalah putriku, kau bisa hidup seperti yang kau inginkan. tapi kau harus temukan orang yang tepat hang bisa mengimbangimu sayang. pastikan dia sangat mencintaimu. "
aku ingin menjawabnya, tapi saat ini aku menjadi seorang bayi, yang keluar dari mulutku hanya bubling bahasa bayi.
"ayah sangat mencintaimu putriku, suatu saat mita akan bertemu lagi di keadaan yang tepat. jaga ibumu baik-baik. dia sangat rapuh tapi dia pasti akan berusaha kuat untukmu. ayah sangat tau sifatnya itu. kau tau? itulah yang membuat ibumu menjadi satu-satunya wanita yang bertahta dihati ayah"
Lalu terdengar suara ricuh, wajah ayah berubah bengis. dia memberikanku pada ibu, dan berlari keluar kamar. ibu menenangkanku dengan menyusuiku, perlahan aku larut dalam perasaan hangat yang menyenangkan.
"ara" sebuah suara memanggilku kedalam kesadaran.
"dia sudah siuman",
" christian?" pasti dia senang setengah mati aku mencarinya disaat seperti ini. hah, benar saja, dia nyengir sambil mencium pipiku.
"ada apa sayangku? kenapa kau pingsan?"
"apa? aku benar-benar pingsan?" aku bangkit dengan cepat. masih ingat jelas apa yang terjadi terakhir kali.
"kau pingsan dipintu masuk ra, dan itu memudahkan aku mendapatkan informasi tentangmu".
isobel duduk disebelah kananku.dia mengipasi wajahnya dengan kertas-kertas .
" kita sudah dapatkan informasinya".
"tenyata alan dan tim pilihannya lah yang melakukan operasi Caesar pada ibumu, salah satu dari mereka masih bekerja disini. tapi dia sedang cuti hari ini".
" aku mendapat penglihatan tentang masa bayiku",
kulihat ekspresi isobel berubah, "benarkah?"
"visi, salah satu keistimewaan yang kau miliki. apa yang kau lihat?"
"ada yang menyerang kami, ayahku masih bersama kami saat itu",
"kau luar biasa sayang, bagaimana bisa bayi bisa merekam kejadian itu dan mengingatnya saat usiamu 18 tahun?" christian memujiku. aku tidak tersanjung sama sekali.
yang aku pikirkan saat ini adalah mencari tau siapa yang menyerang kami saat itu. tapi aku tau apa?.
aku melihat sekeliling kamarku, aku ingat ini kamar yang ibuku tempati saat melahirkanku.
ada sebuah cermin didekat pintu kamar mandi, aku ingat saat ayah membuka pintu hendak keluar, aku melihat seorang wanita menyeringai dihadapannya. wanita berambut lurus lepek berwarna pirang. matanya lancip dan bibir merah gelap.
"oooh, aku ingat sesuatu!" aku memekik ngeri.
wanita itu , aku pernah melihatnya disuatu tempat di new york.
"apa sayang?",
aku menyebutkan ciri-cirinya, isobel langsung mengetahui siapa wanita seram itu.
"Dysis". isobel dan christian berkata bersamaan.
" wanita berwajah gelap segelap namanya".isobel mencebik.
aku masih diam di ranjang, menunggu visi baru akan dagang lagi, tapi setelah setengah jam berlalu, sementara christian pergi membeli makanan, isobel mondar-mandir, dan gabe duduk didekat jendela.
pandangan gabe begitu serius dan waspada.
"falcon itu, " gabe menunjuk keatas, "dia sudah mencium bau arabel".
aku juga melihatnya, burung itu terbang rendah mengitari sebuah pohon besar disebarang rumah sakit ini.
gang membuatku heran, tak ada yang melihat burung sebesar itu ditengah kota. aneh sekali?.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments