"jadi ayahku ada di kerajaan rumania saat ini?", aku menebak. ibuku pasti mengetahui kebenarannya, tapi kenapa dia masih mencari-cari? apa yang dicarinya? dan untuk apa mereka menginginkanku?.pikiran itu berkecamuk di otakku, aku harus mengerti keadaan sesungguhnya agar bisa membantu mommy.
john menghela nafas berat. tatapannya sedih menerawang keluar jendela yang membeku.
"ya, dia dipaksa menjadi penerus kerajaan tirani itu",
" lalu apa yang ibuku cari selama bertahun-tahun jika dia tau dimana ayahku berada?"
"Dia mencari abigail, aku mengabarinya bahwa kami kehilangan jejak abigail, itulah sebabnya dia pergi ke now york. ada teman ayahmu yang juga diangkat menjadi antek kerajaan rumania. dia mudah bertukar informasi disana. tapi sepertinya pencariannya selalu menemui jalan buntu. bahkan aku belum menemukannya".
"jadi nenek abigail menghilang sejak ayah diangkat jadi raja?", meskipun belum bertemu dengannya tapi aku merasa sedih, dia nenekku.
john menggeleng, " alan belum diangkat menjadi raja sayang, dia masih disiapkan. dan ya, abigail menghilang bersamaan kepergian ayahmu".
"apakah dia diculik?",
"entahlah, bisa jadi seperti itu, tapi abigail memiliki otak superior, dan sejak menjadi vampir kecerdasannya itu menjadi luar biasa. rasanya sulit mengurungnya".
aku berpikir keras, jadi semua jejak yang ibu cari? aahhh entahlah. aku benar-benar ingin menjerit saat ini. Kenapa ayah diam saja? kenapa dia tidak memberontak dan kembali bersama mommy? ayah membuatku kesal.
"ceritakan tentang kekuatan yang kita miliki dad," christian menyela lamunanku.
"ah ya", john bangkit sambil mencari di rak bukunya. Dia menemukan sebuah buku tua setebal telapak tangan. dia duduk sambil menunjukkan satu halaman padaku.
" kau tipe clairvoyance putriku," kata john lembut. amarahku sedikit mereda sambil memperhatikannya.
"para ilmuan sudah meneliti tentang orang-orang yang bisa melihat sebuah visi. entah itu masalalu atau masa depan. tapi kau bahkan bisa melihat visi yang sedang terjadi, itu sangat luar biasa",
aku tersipu. kupikir selama ini aku sering bermimpi atau berkhayal. tapi ternyata semua itu ada visi. jarang terjadi sebenarnya, mungkin karna aku tidak tau dan tidak terlalu berfokus.
john membalik lagi halaman lainnya yang menampilkan seorang buddha.
"menurut orang-orang budha, mereka menyebut orang seperti kita ini memiliki pikiran langit . segala sesuatu yang seharusnya tak dapat dilihat atau ditutupi oleh langit, kita bisa menembusnya".
aku menatap christian serius, " kau?"
christian mengedikkan bahu dengan sok cuek "sihir, aku bisa melakukan sihir".
aku tergelak sambil memukul bahunya agak kuat, christian hampir nyungsep di karpet turki dilantai.
" pelan dong ra, " christian mendengus pura-pura kesal, padahal dadanya bergemuruh menahan tawa.
"ups, sorry", aku tergelak lagi " kamu sih ngelawak".
john hanya tersenyum melihat tingkahku,
"christian tidak sedang bercanda sayang".
aku terdiam, memandang john tak percaya.
" apakah itu serius?"
john mengangguk mantap "tidak seperti sihir yang kau bayangkan, tapi dia bisa membuat sesuatu terjadi hanya dengan memikirkannya".
" well, itu hanya istilah diantara kami, tapi konsepnya hampir sama seperti sihir". christian menjelaskan kebingunganku.
"lalu kenapa kau tidak bisa membuatku jatuh cinta padamu dengan sihirmu?" pertanyaan itu terlontar begitu saja, aku sempat mengutuk lidahku.
dengan mencondongkan tubuhnya christian menatapku begitu serius.
"percayalah aku sudah mencobanya ketika kita pertama kali bertemu sayang".
aku menatap lekat mata christian, tidak ada kebohongan disana. lalu aku menyentil keningnya, dia bedecak
"ck aduh, kau ini benar-benar", christian menyeringai jahil
" ehem", john berdehem saat christian akan menggelitik ku, lalu dia bangkit dari duduknya "nah anak-anak, sepertinya tugas ayah disini sudah selesai, kalian bisa menikmati waktu bersama"
aku menatap kepergian john, lalu teringat ketika pertemuan pertama kali dengan christian aku tidak terlalu merasakan getaran apapun, hanya sebatas kagum bahwa dia memang tampan dan atletis.
"kau berusaha menyihirku?"
christian mengangguk lalu bersandar, tangannya menyanggah tengkuknya.
"tapi itu yang membuatmu istimewa," gumamnya kecewa
aku mengerenyitkan dahiku "kenapa?"
christian menoleh "kau tidak terpengaruh, padahal biasanya mudah sekali. apalagi manusia biasa. meskipun sebenarnya tanpa sihir pun kebanyakan wanita pasti jatuh hati padaku".
telingaku panas sekali mendengar pengakuan christian. entah kenapa tiba-tiba saja aku ingin menelannya hidup-hidup. dengan marah aku bangkit dari dudukku.
wajahku pasti terlihat ganas, karna christian bingung.
" kalau begitu, coba saja pada wanita lain diluar sana yang sudah pasti terpesona padamu", tukasku kesal.
dengan mencak-mencak aku berjalan keluar perpustakaan itu.
christian dengan cepat menyusulku, dia mencoba memegang tanganku tapi ku tepis. dia sudah membuat seluruh kepalaku terasa panas. Telingaku dan hidungku seperti mengeluarkan asap panas.
dengan garang aku setengah memaki christian "Jangan ganggu aku!"
kami sudah sampai diruang tamu, tampak semua orang tengah mengobrol dengan serius. mereka berhenti untuk melihatku yang menggeram.
"aku melihatmu ken", kataku garang, karna ken sedang berpaling dan menutupi mulutnya. aku tau dia sedang menertawai ku.
christian masih bingung, dia menatapku tak percaya.
" kamu kenapa ra?"
"kubilang pergi saja, jangan ganggu aku!", aku memunggungi nya. aku bisa melihat dari sudut mataku mereka sedang melihatku dan christian secara bergantian, sambil menahan geli. sudut bibir mereka bekedut-kedut.
" christian!" isobel menghardik adiknya.
"apa yang kau lakukan pada adik perempuanku hah?".
aku tersenyum mendengar pembelaan isobel itu,
" ck,, aku gak tau dia kenapa kak", tukas christian kesal.
isobel bangun sambil berkacak pinggang "nah, aku yakin ada ucapanmu yang membuatnya marah".
" arabel cemburu chris, apa kau tidak melihat dari gaya marahnya?" gabe berkata dengan lantang membuatku malu. benarkah aku cemburu?
"aku hanya mengatakan ,biasanya sihirku mempan pada wanita lain, tapi tidak pada arabel, apa yang sal.." christian tidak menyelesaikan kalimatnya, dia malah sumringah sambil bertepuk tangan
"kau cemburu sayangku?", christian membalikkan tubuhku. aku memandangnya dengan marah
" tidak!"
"lalu kenapa kau marah?"
"aku tidak.. ,eng.. " aku kehabisan kata-kata.
christian memelukku erat, aku merasakan gelenyar aneh dihatiku. dengan perasaan malu aku menyembunyikan wajahku didadanya. padahal tinggiku 171cm, tapi aku hanya sebatas bahu christian.
Tentu saja christian terus nyengir sampai giginya mengering, aku memukul dadanya. amarahku yang meledak tadi menguap entah kemana. bisa-bisanya aku cemburu.
"aku hanya tidak suka kau tebar pesona, apakah kau biasa melakukannya hah?" oke, baiklah aku mengaku, itu hanya pertanyaan mengelak
"jika aku memang penebar pesona ulung, tentu aku akan tau bahwa kau sedang cemburu padaku",
aku berfikir sambil menggigit bibir bawahku, benar juga yang dikatakan christian. dia memang tampak seorang pria yang tidak tau perasaan umum wanita.
" baiklah, aku maafkan"
mengesampingkan perasaan malu, aku menggamit tangan isobel yang terulur padaku, dia membawaku duduk disampingnya.
john tertawa sambil melihat salah satu foto didinding, yang kuperhatikan ternyata foto ayahku dan john sedang memakai baju militer.
"kau lihat sobatku, kita akan menjadi besan". kata john senang. wajahku merah padam mendengarnya.
christian duduk di depan sebuah piano besar disudut ruangan dekat pintu . dia mulai memainkan bait-bait karya chopin dengan gembira.
aku terpana melihatnya, dulu aku ingin sekali les piano, tapi biaya nya mahal mommy tidak mampu membayarnya.
suasana hatiku membaik setelah mendengar lantunan musik-musik klasik yang dimainkan jemari christian. rasanya aku ingin tidur drumah ini sambil mendengarnya bermain piano sambil bernyanyi. tapi kemudian aku ingat ada janji dengan grace yang akan menginap dirumahku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments