Matahari mulai muncul menandakan bahwa pagi telah tiba, hangatnya sinar yang menyeruak ke dalam kamar dan juga rengekan kecil Alvino yang meminta ganti popok langsung membuat Monica tersadar dari alam mimpinya.
Dengan mata yang masih lengket Monica terpaksa harus bangun dan membuka popok Alvino yang sudah penuh.
"Ah harusnya kamu udah bisa ke kamar mandi, bukanya di popok terus. Kamu bukan bayi lagi Nino.." Gerutu Monica sambil membuang popok dan mengajak anaknya untuk membersihkan sisa air kencing di kulitnya.
Bagi Monica bangun pagi adalah hal yang sangat langka, meskipun masih mengantuk tapi Monica lebih memilih bangun dan memulai aktivitasnya.
.
.
.
Setelah selesai sarapan dan mandi, Monica duduk di tepi kasur sambil menatap kartu pemberian Ken.
Aku pake buat apalagi ya? masa baju terus? Ah iya, aku mau mobil baru.. Sambil tersenyum girang.
Monica menaruh kartu dan mulai bersiap, sementara Alvino sedang bermain dengan Isabella.
Ah tunggu, tunggu.. Jangan mobil.. Stop mikirin tentang kamu terus Monica.. Masih ada hutang yang membelit ibu, mending aku bayar itu dulu..
Monica sudah siap, yang tadinya berniat ingin beli mobil namun niat itu urung karna kemarin sang ibu mengingatkanya bahwa masih ada hutang yang belum terbayar.
Monica langsung berinisiatif melunasi semuanya tanpa sepengetahuan ibunda. Monica pergi ke tiap rumah orang yang punya sangkutan dengan sang ibu, kemudian pergi ke salah satu bank.
.
.
.
Rambut Monica berterbangan oleh semilir angin yang menerpa tubuhnya, senyumnya mengembang saat melihat kertas-kertas bukti bahwa kini hutang piutang itu sudah ia lunasi.
Mata nya menatap riuh nya kendaraan yang berlalu lalang di jalanan ibu kota, burung-burung berkicauan dan semuanya nampak cerah secerah hatinya.
Ah, mungkinkah ini saatnya bahagia berpihak padaku? Gumam Monica sambil berjalan menuju mobilnya yang lama.
Kemudian mobil kecil hasil jerih payahnya bekerja dengan sepenuh jiwa itu menepi di sebuah restaurant, Monica ingin makan siang.
Setelah duduk dan memesan makanan, Monica sibuk menatap sekitar dengan senyum yang belum hilang dari wajahnya.
Tak lama makanan pun datang, dengan lahap Monica menyantap hidangan itu sampai akhirnya perhatianya tertuju pada seseorang berkaca mata hitam masuk dan berdiri di depan pintu.
Dengan steak yang sudah dipotong dan siap untuk di giling di mulutnya sesaat terjeda ketika ada seseorang juga masuk setelah orang berkaca mata hitam itu.
Sepertinya aku mengenalnya..
Dan ah, benar saja.. Ken yang masuk, tapi siapa pria satu nya lagi? itu bukan Alex atau penjaga Ken yang Monica kenal.
Ken langsung mendekati meja Monica begitupun penjaga atau bahasa keren-nya Body Guard itu mengikuti di belakang dengan wajah tertunduk.
Ken langsung duduk dan mengecup punggung tangan Monica. "Hai, sayang.. apa kabar?"
"Baik, Ken.. kok kamu tau aku disini?"
Ken yang menyadari Monica menatap body guard nya langsung mengerti bahwa mata Monica sibuk dengan itu.
"Em, Kevin.. kamu bisa tunggu di luar.."
Orang itu hanya mengangguk kemudian berjalan mundur dan pergi.
"Siapa dia?" Ucap Monica sambil lanjut melahap steak yang sejak tadi terjeda.
"Tidak penting.. Lanjutkan makan nya, kita akan ke apartemenmu sama-sama setelah ini."
Tanpa menjawab Monica hanya menganggukan kepala dan kembali menyantap makan siang nya. Mata nya masih tertuju pada pria berkaca mata itu, isi kepalanya berlarian kesana kemari.
Kenapa aku sangat yakin kalo pria itu adalah Alfian? cukup Monica. Berhenti memikirkan ******** itu!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Maulana Nur
kasian ma anak nya ditinggal mulu
2021-06-20
0
Meliala Kolompoy
aq baru baca...;
tp kok alfian/kevin ga berasa kenal apa sma monica
2021-04-28
0
Shetea Andriani
sungguh mati aq masih penasaran
2021-04-22
0