Seminggu berlalu..
Malam itu Monica mengembalikan kartu unlimited yang Ken berikan padanya beberapa bulan yang lalu.
Monica selalu terpesona dengan Ken dan takut jika dirinya akan jatuh hati pada Ken sementara pria itu sangat membenci kaum wanita dan menganggapnya tidak lebih dari budak pemuas nafsu.
Monica juga membatalkan kesepakatan yang sudah mereka buat, Monica takut terikat lebih dalam lagi. Sementara tentang pertanyaan nya tentang sosok Kevin belum juga terjawab.
Sejak saat itu Ken dan Monica belum pernah bertemu lagi bahkan Ken tidak menghubunginya sama sekali.
Karna kebutuhan semakin banyak dan sumber uang nya sudah hilang, Monica memilih kembali ke Red Apple untuk mengais nafkah yang menuntutnya untuk dipenuhi.
Seperti sebelumnya, Monica menitipkan sang buah hati kepada ibunya kemudian pamit pergi. Diperjalanan Monica mencoba memfokuskan pikiranya yang berlarian kesana kemari.
Di lain tempat..
Ken sedang memejamkan matanya di sandaran kursi kerja dengan guratan di dahi yang terpampang jelas bahwa Ken sedang berfikir keras.
Seperti yang diketahui sebelumnya, Ken membenci wanita. Apalagi sang ibu dan juga adik perempuanya.
Sudah satu bulan Ken mendapat kabar bahwa hidup ibu dan adiknya sedang tercekik. Mereka di usir oleh suami sang ibu dan ayah tiri dari adiknya itu.
Mereka tinggal di perumahan kumuh dan hidup layaknya anjing yang terbuang. Bahkan yang lebih parah adik perempuanya sedang mengandung tanpa suami.
Bukankah harusnya Ken senang mendengar mereka menderita sekarang? Bukankah ini balasan sepadan yang pantas mereka dapatkan setelah apa yang mereka lakukan? Ken bahkan tidak mengotori tanganya untuk memberikan hukuman itu kepada ibu dan adik nya.
Namun yang membuat Ken berfikir keras melawan dirinya adalah mereka satu-satu nya keluarga yang Ken punya. Satu sisi ada rasa iba untuk mereka namun satu sisi juga ada tembok yang membuat kebencianya menempel di darah dan dagingnya.
"Arrgghh.." Ken melempar botol wine yang ada di genggamanya saat bayangan itu kembali berputar di otaknya.
Kemudian Ken mengambil ponsel dan melihat sebuah foto wanita cantik yang beberapa bulan ini mengisi ruang di hidupnya.
Sudah satu minggu Ken tidak menemuinya, Ken takut berbuat kasar kepada Monica karna sampai saat ini emosi nya belum terkendali.
"Kenapa wanita ini tak bisa hilang dari pikiranku yang bahkan sedang kacau ini?" Ken kembali menatap foto itu.
"Apa aku merindukan mu, sayang?" Ken kemudian tertawa seperti orang gila namun tiba-tiba juga dia menangis menitikan air matanya.
Entah berada di fase apa Ken tidak mengerti. Ini bukan zona nyaman yang selalu ia jalani belasan tahun ini.
"Waktu ku sia-sia untuk memikirkan kalian! ada apa dengan ku, aku gak kenal mereka! mereka bukan siapa-siapa! ini sudah cukup!" Ucap ken mengumpat sendiri.
Ken kemudian bangkit dari kursinya dan berniat untuk menemui Monica dan meluapkan segalanya dengan bercinta habis-habisan dengan Monica. Meski tak menghilangkan masalah setidaknya itu sedikit membantu.
Namun saat berdiri kepala Ken terasa berat dan Ken tidak bisa mengatur keseimbanganya, Ken pun akhirnya jatuh tersungkur dan pingsan di lantai ruang kerjanya dirumah.
.
.
.
Monica sudah sampai di Red Apple, semua orang menyapa nya karna sudah lama Monica tak menampakan dirinya disana.
"Hei, lihat siapa yang datang.. Bisa kah kita berkenalan nona?" Ucap Andrew sang bartender menggoda Monica yang baru saja duduk dihadapanya.
"Haha, Lo udah gak kenal sama gue?" Jawab Monica sambil membungkukan tubuhnya dan menaruh tanganya di dagu.
"Kemana aja lo? gue kira mati di makan para buaya haha.." Ucap andrew sambil mengambil beberapa gelas yang tercecer di bar.
"Buaya darat? hahaha."
Tanpa di sadari seseorang di sebuah meja sedang menatap dan memperhatikan Monica dengan menyunggingkan senyum tipis.
"Akhirnya kamu datang juga.." ucap pria itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Heny Ekawati
knp hrs kembali jdi jlng lagi sih mon
2021-08-04
0
Irsa Arini
siapa ya yang menunggu monica
2021-07-07
0
Santi Djailani
kok balik lagi ??? yah
2021-03-31
1