Alesha Broken Heart

Di taman, Alesha sedang duduk sendiri. Ia sedang asik bernyanyi sambil merekam suaranya melalui ponselnya. Dari kejauhan, Jacob memandang Alesha sambil tersenyum.

Ingin kubicara

Hasrat mengungkapkan

Masih pantaskah ku bersamamu

Tuk lalui hitam putih hidup ini

Saat engkau pergi

Tak kau bawa hati

Dan tak ada lagi yang tersisa

Dia

Dia

Dia

Telah mencuri hatiku

Disela-sela nyanyinya, tiba-tiba saja Alesha meneteskan air mata. Jacob yang melihat itu terkisap. Alesha menunduk sambil terus bernyanyi dengan air mata yang terus saja mengalir.

Dia

Dia

Dia

Telah mencuri hatiku

Jacob segera berjalan menghampiri Alesha. Namun, Alesha malah pergi menghindari Jacob. Alesha berlari sangat cepat. Jacob berusaha mengejar Alesha, namun Alesha terlanjur menghilang.

Jacob terus mencari Alesha yang pergi entah kemana.

"Laras, kau tau dimana, Alesha?" Tanya Jacob yang berpapasan dengan Laras.

"Tadi aku lihat Alesha berlari ke arah taman belakang. Ada apa?" Tanya balik Laras. Jacob hanya tersenyum.

"Tidak ada, aku mencarinya untuk berkumpul bersama yang lain." Balas Jacob berbohong. Laras hanya mengangguk.

Jacob segera melanjutkan jalannya untuk mencari Alesha di taman belakang. Saat Jacob sudah sampai, ia mendapati Alesha duduk dan bersandar disebuah pohon. Alesha sedang menangis sesegukan. Dengan sigap, Jacob segera menghampiri Alesha.

"Kau kenapa?" Tanya Jacob.

Alesha kaget. Ia segera menghapus air matanya. Jacob melihat sebuah foto dilayar ponsel Alesha dan dibingkai kecil yang Alesha pegang. Itu adalah foto seroang lelaki yang sedang mengaji.

Alesha mengalihkan pandangannya menghindari tatapan Jacob. Alesha menyadarkan kepalanya dipohon. Tatapannya kosong namun air matanya terus mengalir dan musik yang tadi Alesha nyanyikan masih terus berputar. Jacob mendekati Alesha. Ia duduk disebelah Alesha. Alesha masih lanjut bernyanyi.

Ingin kubicara

Hasrat mengungkapkan

Masih pantaskah ku bersamamu

Tuk lalui hitam putih hidup ini

Saat engkau pergi

Tak kau bawa hati

Dan tak ada lagi yang tersisa

Dia

Dia

Dia

Telah mencuri hatiku

Jacob mengambil ponsel Alesha. Ia memandang wajah lelaki yang terpampang dilayar ponsel itu.

"Adam." Gumam Jacob.

Adam adalah lelaki yang Alesha suka sejak SD hingga ia kuliah. Adam juga begitu dekat dengan Alesha. Adam tau kalau Alesha menyukainya. Namun baik Adam dan Alesha sama-sama tidak ingin berpacaran. Alesha juga tau kalau Adam tidak membalas perasaannya, tapi Alesha bahagia karna walau begitu, Adam masih tetap baik dan menghargai perasaan Alesha. Namun sekarang? Alesha sudah melihatnya. Adam bertunangan dengan seorang gadis lain, dan Adam memposting itu diakun sosial medianya. Sakit sekali hati Alesha. Lelaki yang ia cintai sejak SD harus bertunangan dengan wanita lain. Sebenarnya Alesha sudah ikhlas sejak lama kalau Adam tidak membalas perasaannya, dan ia juga tau kalau akan ada saat di mana dia akan melihat Adam bahagia bersama wanita lain. Tapi kenyataannya sekarang? Alesha hanya bisa beristigfar untuk bisa menenangkan hatinya. Alesha tidak akan lupa saat Adam bernyanyi dihapadan seluruh siswa SMP, dan nyanyian itu ditujukan untuknya. Alesha dan Adam juga sekolah di SMP yang sama. Alesha sangat terharu saat itu. Tapi sekarang nyanyian yang Adam nyanyikan pada Alesha waktu itu sudah berganti untuk wanita lain.

"Kau menangis karna dia?" Tanya Jacob. Alesha hanya mengangguk. "Kau merindukan nya?" Tanya Jacob. Jacob bingung, ia merasa sedih dan hatinya menjadi murung saat melihat Alesha menangis karna lelaki lain.

Alesha menggelengkan kepalanya. "Dia bertunangan dengan wanita lain." Ucap Alesha. Jacob terdiam. Ia tau rasanya ditinggal oleh orang ia cintai. Seketika Jacob jadi teringat Yuna.

"Aku tau aku harus mengikhlaskan, tapi kenapa sakit sekali?" Alesha menunduk. Ia tidak bisa membendung air matanya. "Adam..." Ucap Alesha lirih.

"Kau sangat mencintainya ya?" Tanya Jacob.

Alesha mengangguk. "Dia juga alasan kenapa aku menolak untuk berpacaran." Ucap Alesha. "Sampai sekarang aku tidak bisa membuka hatiku untuk lelaki lain, aku tau aku salah, Adam tidak membalas perasaanku, namun aku masih mempertahankannya dihatiku. Sulit untukku bisa melupakannya." Lanjut Alesha. Alesha menghapus air matanya. Ia mengambil ponsel miliknya dan membuka percakapan terakhirnya bersama Adam. Air mata terus menetes saat melihat foto yang Adam kirim distatus WhatsAppnya. Foto yang menunjukkan Adam sedang memakaikan cincin tunangan kepada wanita berkerudung biru yang merupakan calon istrinya. Adam juga memberi pesan pada Alesha kalau Adam akan menikah tahun depan, tepat setelah ia lulus kuliah dan beberapa hari setelah hari ulang tahunnya. Adam dan tunangannya itu sama-sama masih muda. Mereka memutuskan menikah lebih cepat. Namun, Alesha benar-benar terpukul mendengar hal itu. Perasaannya pada Adam bukan main-main. Tapi, mau bagaimana lagi? Mungkin itu jalan yang terbaik, Alesha harus benar-benar mengikhlaskan Adam dengan wanita lain.

Alesha terdiam cukup lama. Tatapan ia kosong. Jacob juga masih ada disisinya. Jacob tidak mau menanyakan banyak pertanyaan pada Alesha. Ia ingin Alesha tenang dulu.

Jadi kau masih mencintainya, Al...... Ucap Jacob dalam hati. Jacob juga ikut termenung. Jacob sedih melihat Alesha menangis karna lelaki lain.

Alesha meremas rok seragamnya sambil menahan air mata agar tidak keluar lagi.

Tiba-tiba Jacob memperhatikan sekelilingnya.

"Hujan?" Gumam Jacob. Rintikan hujan mulai turun dari angin. Jacob menarik tangan Alesha untuk berdiri, namun Alesha menahannya dengan tatapan yang masih kosong. Alesha tidak mau beranjak dari tempatnya.

"Alesha, ayo, kau tidak tau kalau hujan!" Ucap Jacob. Alesha melepaskan tangannya dari tangan Jacob.

"Pergilah, aku masih ingin di sini." Ucap Alesha datar.

Jacob mendengus. "Alesha, kau akan kehujanan, ayo!" Jacob membujuk Alesha. Alesha tidak menjawab.

Tidak ada pilihan lain, Jacob menarik paksa tangan Alesha untuk berdiri. Alesha meringgis lalu menatap Jacob dengan tatapan tajam.

"Aku tidak takut dengan tatapanmu." Tantang Jacob. Dengan sekuat tenaga, Alesha melepaskan tangannya dari genggam Jacob.

"Jangan ikuti aku! Aku akan berteduh!" Ucap Alesha lalu berbalik dan berlari meninggalkan Jacob.

"Alesha!!" Panggil Jacob.

Tunggu....

Jacob melihat kebelakang. Ia juga mengkhawatirkan anggota tim lainnya. Jacob harus kembali untuk menemui anggota timnya, tapi bagaimana dengan Alesha?

Sial! Hujan semakin besar dan Jacob basah kuyup sekarang. Ia pergi untuk menemui timnya, ia akan membiarkan Alesha untuk memiliki waktu sendiri. Jacob berlari secepat mungkin untuk menghindari air hujan yang turun semakin deras.

Berbeda dengan Alesha yang berlari keluar gerbang belakang dan menuju sebuah tebing yang berada disisi laut. Alesha tidak berniat bunuh diri, ia hanya ingin melampiaskan rasa sakit hatinya. Alesha berteriak beberapa kali untuk melepaskan semua yang ada didalam pikiran dan hatinya. Dia duduk dipinggiran tebing. Ia tidak memperdulikan hujan yang begitu besar dengan petir yang terus menyambar dan awan yang gelap. Sebenarnya Alesha sangat takut dengan petir. Ia beberapa kali terkejut karna suara petir yang menggelegar. Ia memeluk lututnya dan terus menangis. Hatinya benar-benar patah dan hancur sehancur-hancurnya.

"Adam.." Gumamnya sambil terus menangis. "Aku masih mencintaimu, maaf.." Perasaan Alesha benar-benar hancur. Ia terus menangis sesegukan. Beberapa kali Alesha menutup kupingnya dan berteriak saat mendengar suara petir yang begitu besar dan dekat dengannya. Alesha terus menangis karna suara petir yang tidak berhenti dan juga karna rasa sakit hatinya.

***

Seseorang mendekati Jacob yang sedang berkumpul dengan anggota timnya.

"Mr. Jacob, salah satu anggota timmu pergi menuju tebing laut yang ada digerbang belakang. Jemput dia! Petir sangat besar dan hujan ini tidak akan sebentar!" Ucap orang itu dengan panik. Jacob juga jadi panik, ia sangat menyesal membiarkan Alesha pergi sendiri tadi.

"Bas, kau tetap di sini bersama yang lain, aku akan menjemput Alesha." Ucap Jacob. Bastian mengangguk. Jacob segera berlari untuk menyusul Alesha.

"Ada apa dengan Alesha?" Tanya Nakyung.

"Aku tidak tahu." Jawab Bastian.

Jacob berlari secepat mungkin, ia takut Alesha melakukan hal-hal yang buruk. Jacob sudah sangat panik. Ia sudah tidak perduli lagi dengan tubuhnya yang kini sudah sangat kuyup. Jacob berlari melewati gerbang belakang dan menuju tebing di mana Alesha berada, dan tebing itu juga berada cukup jauh jaraknya dari gerbang belakang.

Jacob sudah melihat Alesha yang sedang memeluk lututnya di ujung tebing. Ia segera menghampiri Alesha.

"Alesha!" Panggil Jacob. Jacob berdiri disisi Alesha. Ia melihat Alesha yang sedang menutup kupingnya dan ketakutan. Jacob menarik tangan Alesha untuk berdiri. Alesha menatap Jacob dengan wajah yang sudah pucat dan sedikit membiru. Alesha kedinginan, ia menggigil. Jacob terkesiap melihat wajah Alesha yang sudah pucat dengan mata yang sembab. Alesha masih terus saja menangis. Jacob tidak tega, ia segera melepaskan jas yang ia pakai dan memakaikan pada Alesha lalu memeluk Alesha. Alesha terkejut dipelukan Jacob saat mendengar suara petir yang besar dan begitu dekat. Jacob memeluk Alesha dengan sangat erat.

"Aku sudah bilang untuk pergi dan berteduh, bukan malah berhujan-hujanan." Ucap Jacob. Jacob melepaskan pelukannya. Ia menatap Alesha. "Ayo kita harus pergi!" Alesha mengangguk. Mereka segera berjalan meninggalkan tebing. Jacob merangkul tubuh Alesha yang sudah menggigil.

Mereka pergi kepos digerbang belakang. Hujan terlalu deras, jadi terpaksa mereka harus berteduh di sana. Alesha duduk dibangku lalu kemudian Jacob berlutut dihadapan Alesha. Ia memegang tangan Alesha yang sudah sangat dingin.

"Pak, ada selimut? Atau kain apapun?" Tanya Jacob pada petugas penjaga pos. Petugas itu mengangguk dan mengambilkan selimut tipis. Jacob mengambil itu dan memakaikannya pada Alesha.

"Aku tau yang kau rasakan, aku pernah ditinggalkan oleh orang yang sangat aku cintai, tapi aku mohon jangan seperti tadi lagi." Ucap Jacob sambil memegang kedua tangan Alesha. Alesha hanya mengangguk.

"Kau pasti berpikir kalau aku akan bunuh diri, padahal aku sama sekali tidak kepikiran tentang hal itu. Aku hanya ingin melepaskan emosiku." Ucap Alesha.

"Tapi kau bisa sakit kalau berhujan-hujanan seperti tadi." Balas Jacob.

Alesha terdiam, ia berusaha untuk menetralkan pikirannya. Tatapannya lurus kosong dan wajahnya pucat. Alesha juga tidak sadar kalau Jacob dari tadi memperhatikannya. Jacob tidak tega melihat Alesha yang seperti itu. Jacob lebih suka melihat Alesha yang biasa bercanda dengannya tanpa ada kecanggungan. Senyum ceria dan wajah marah Alesha yang menurutnya lucu. Alesha gadis yang asik dan mudah bergaul, namun ia tidak pernah mau berbagi cerita sedihnya kepada siapapun, dan itu membuat ia membatin sendiri.

"Alesha." Panggil Jacob. Alesha menoleh. "Jika kau butuh teman curhat, kau bisa datang padaku, jangan memendam masalahmu sendiri." Ucap Jacob. Alesha tidak menjawab, ia hanya mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Kita adalah tim, dan harus membantu satu sama lain." Lanjut Jacob. Alesha masih belum menjawab.

"Al.." Panggil Jacob.

"Kau menyebalkan." Ucap Alesha. Jacob mengerutkan dahinya. Wajahnya menatap bingung ke arah Alesha. "Aku merasa kadang kau tidak menyimak apa yang kukatakan, saat aku berbicara serius kau malah tersenyum-senyum tidak jelas." Lanjut Alesha.

Jacob terkekeh. Ukiransenyum yang hangat tampak diwajah Jacob. "Baiklah, kalau begitu aku minta maaf, aku akan bersikap serius jika kau bicara."

"Ck." Alesha merajuk. "Tau ah." Ia membuang wajahnya dan menatap keluar jendela.

Jacob tersenyum. "Kenapa?"

"Tidak apa-apa." Balas Alesha dengan malas.

Jacob terkekeh lagi. "Kau marah?"

"Tidak." Balas Alesha datar.

Jacob menahan senyumnya. "Kau lucu, itu kenapa aku selalu senyum sendiri kalau kau berbicara."

"Apanya yang lucu?" Tanya Alesha jutek.

Jacob menggelengkan kepalanya. "Gaya berbicaramu."

Alesha menatap sinis pada Jacob. "Lalu, aku harus berbicara bagaimana?"

Jacob tersenyum. "Tetaplah berbicara seperti itu, aku menyukainya."

Alesha hanya mendengus. Jacob mencoba untuk menahan tawanya. Alesha selalu bisa bersikap lucu dan manis dalam keadaan apapun. Bagaimana bisa ada seseorang yang sikapnya seperti Alesha? Pikir Jacob.

"Alesha!" Panggil Laras. Laras datang bersama Nakyung dengan membawa payung dan sebuah selimut tebal.

Laras menghampiri Alesha lalu membaluti tubuh Alesha dengan selimut yang dibawanya.

"Kau tidak apa-apa kan?" Laras menyentuh kening Alesha. "Apa yang Jacob lakukan hingga membuatmu seperti ini?" Tanya Laras dengan panik. Jacob mengerutkan keningnya. Alesha mencoba menahan tawanya karna ucapan Laras barusan.

"Kenapa aku?" Tanya balik Jacob.

Alesha memeluk Laras dan berpura-pura menangis. "Mr. Jacob membentakku, aku sakit hati karna itu."

Jacob hanya menggelengkan kepalanya. Ia cukup senang karna Alesha sudah tidak terlihat begitu sedih lagi. Mood Alesha memang gampang sekali berubah, tergantung lingkungan dan situasinya. Jacob bersyukur untuk itu.

"Apa benar? Kalau begitu hukum dia." Ucap Laras. Nakyung merasa geli melihat tingkah Alesha yang seperti itu.

"Suruh dia untuk tidak menjahili dan menertawakanku terus." Ucap Alesha. Jacob mengangkat sebelah sudut bibirnya.

"Cukup-cukup." Laras tersenyum. "Ayo, kau harus kembali ke messmu, seragammu basah, ganti bajumu atau kau akan sakit." Ucap Laras. Kemudian Alesha mengangguk.

Mereka akhirnya pergi dari pos penjaga itu. Alesha memakai payung bersama Laras, dan Jacob bersama Nakyung dibelakang.

"Mr. Jacob, sebenarnya Alesha kenapa?" Tanya Nakyung.

"Dia sedang sedih." Jawab Jacob. Nakyung mendengus. "Aku tau dia sedih, jika dia tidak sedih dia tidak mungkin seperti tadi. Maksudnya itu apa penyebab kesedihannya." Ucap Nakyung.

"Aku tidak bisa menceritakannya padamu." Balas Jacob dengan ramah. Nakyung memutar bola matanya dengan jengah. Mentornya itu memang kadang suka menyebalkan, benar kata Alesha.

***

Alesha sampai di kamar messnya. Ia segera masuk ke kamar mandi.

"Kalian jangan ada yang keluyuran!" Perintah Bastian. Stella, Maudy, Merina, dan Nakyung mengangguk. "Aku pergi dulu." Bastian segera pergi untuk kembali ke messnya.

"Alesha kenapa?" Tanya Stella. Maudy menggeleng.

"Aku tidak tau, kau tanya saja Mr. Jacob." Jawab Maudy.

"Dia tidak akan menjawabnya." Saut Nakyung.

"Kenapa?" Tanya Stella.

"Aku sudah bertanya pada Mr. Jacob, dia tidak menjawabnya." Jawab Nakyung.

***

Waktu berjalan begitu cepat. Sekarang ini sudah menunjukan pukul tujuh malam. Alesha termenung sendiri di taman sambil menatap langit. Ia memakai celana santai semata kaki dan baju kaus tangan panjang. Hatinya sudah lebih tenang saat ini.

"Hai, Alesha." Sapa Levin sambil duduk disebelah Alesha.

"Hai, Mr. Levin." Sapa balik Alesha.

Levin tersenyum pada Alesha. "Bagaimana? Kau sudah bilang pada pihak WOSA?" Tanya Levin.

Alesha menggeleng. "Belum, tapi mungkin besok. Mr. Jacob sudah setuju untuk membantu setelah aku menceritakan semuanya."

Wajah Levin berubah menjadi datar. "Apa bisa kau tidak perlu melibatkan dia?"

Alesha terdiam. "Dia mentorku, aku tidak bisa membantumu jika dia tidak mengizinkanku."

Levin mengangguk paham. "Oh, ya apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Levin.

"Hanya ingin melihat bintang malam." Jawab Alesha.

Dari kejauhan, Jacob melihat Alesha sedang duduk berdua bersama Levin. Hal itu membuat Jacob geram. Jacob masih belum bisa percaya omongan Alesha tentang Levin sepenuhnya. Jacob masih harus tetap waspada.

Jacob berjalan mendekati Alesha dan Levin.

"Alesha." Panggil Jacob. Alesha dan Levin menoleh berbarengan ke arah Jacob. Levin menyadari kalau Jacob sedang menatap tajam ke arahnya. Levin segera bangkit dan langsung berpamitan pada Alesha lalu pergi begitu saja.

Jacob duduk di sebelah Alesha. "Apa yang dia lakukan padamu?"

"Tidak ada, dia hanya menanyakan kapan aku akan membantunya." Jawab Alesha.

"Dasar tidak tau diri." Jacob mendengus.

"Kau sudah bilang pada Mr. Thomson?" Tanya Alesha.

Jacob mengangguk. "Dia sedang memikirkan keputusannya sambil meminta kejelasan dari SIO."

"Bagaimana kalau SIO menolak?" Tanya Alesha.

"Kau tidak bisa membantunya." Jawab Jacob singkat.

Alesha tertunduk sedih. Ia ingin sekali membantu Levin. "Tolong usahakan itu ya, aku juga akan memohon para Mr. Thomson untuk meyakinkan SIO." Ucap Alesha. Jacob hanya mengangguk.

Selama beberapa saat tidak ada yang membuka pembicaraan. Jacob dan Alesha sama-sama sibuk dengan pikiran mereka masing-masing sambil melihat langit malam.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Jacob.

"Aku membaik." Jawab Alesha.

"Kau yakin?" Tanya Jacob lagi. Alesha mengangguk.

"Tapi tadi wajahmu pucat." Ucap Jacob.

"Apa sekarang wajahku terlihat masih pucat?" Tanya Alesha sambil menatap Jacob.

Jacob menatap wajah Alesha yang tidak begitu jelas karna lampu taman yang tidak terang.

Jacob menggeleng. "Kau terlihat lebih baik." Ucap Jacob.

"Itu kau tau." Saut Alesha.

"Aku hanya khawatir takut kau demam dan besok tidak bisa belajar." Ucap Jacob.

"Tenang saja, aku sudah biasa hujan-hujanan seperti itu." Balas Alesha. "Sejak kecil aku bermain di lapangan, hujan-hujanan, memanjat pohon, dan berlari-larian tengah hari. Jadi, aku tidak akan sakit hanya karna hujan-hujanan." Lanjut Alesha.

Jacob terkekeh. "Begitu ya."

Alesha mengangguk.

"Kau tidak tidur?" Tanya Jacob berbasa-basi. Secara tiba-tiba Jacob jadi merasa canggung, padahal Alesha bersikap biasa saja.

"Ini baru jam tujuh, aku bisa bangun tengah malam jika tidur jam segini." Jawab Alesha.

"Kau lapar?" Tanya Jacob lagi.

Alesha berpikir. "Ya, tapi aku malas makan."

"Ck, sudah ayo, kita ke kantin, aku juga lapar." Ajak Jacob sambil menarik tangan Alesha untuk berdiri dan berjalan menuju kantin. Alesha hanya mendengus.

***

Saat ini, Alesha sedang di dalam ruangan Mr. Thomson bersama Jacob dan Levin.

Mr. Thomson masuk dan duduk dibangku kerjanya. Ia memandang ke arah Alesha, Jacob, dan Levin.

"Apa rencanamu jika kami membantumu, dan apa keuntungannya untuk kami?" Tanya Mr. Thomson pada Levin.

"Mack, mempunyai terowongan bawah tanah yang langsung tembus ke laut. Kita bisa menyusup lewat sana." Jawab Levin.

"Apa buktimu kalau Mack bekerja sama dengan perusahaan gelap dan berniat untuk mengkhianati negaranya?" Tanya Mr. Thomson lagi.

"Aku sudah menjadi budaknya selama setahun, dan aku tau dimana Mack menyimpan data itu. Mack melakukan propaganda untuk mengelabui pemerintah. Dia berpura-pura menjual beberapa perusahaannya di negara lain agar bisa mendapatkan keuntungan lebih, dia juga diam-diam menyuplai minyak bumi ilegal ke daerah Vietnam. " Terang Levin.

"Beberapa hari lalu SIO kehilangan sampel bahan kimia terbarunya. Aku yang mencurinya atas perintah Mack." Lanjut Levin dan membuat Mr. Thomson terkejut. "Mack ingin menguji sampel itu untuk dicampurkan dengan sampel lain, jika berhasil, dia akan membuat bahan peledak super dan akan menjualnya ke seluruh dunia." Mr. Thomson dan Jacob terkejut mendengar penjelasan Levin. Mereka percaya tidak percaya pada ucapan Levin barusan. "Kalian harus membantuku untuk menghentikan niatnya itu, jika dia berhasil, perusahaan sejenis SIO akan mudah dibajak olehnya, dan akan menciptakan perang dingin antar beberapa pengusaha besar dunia, dan itu akan mempengaruhi keseimbangan ekonomi dunia." Lanjut Levin.

Mr. Thomson tertegun. Dia tidak menyangka kalau Mack bisa sepintar itu. Mr. Thomson berusaha berpikir.

"Tunggu kabar hingga nanti malam, jika SIO setuju, besok pagi kau bisa melanjutkan misimu, dan aku mau kau menjamin keselamatan Alesha, dan Jacob akan menemani mu." Ucap Mr. Thomson.

Terpopuler

Comments

Vera Nika Anjani

Vera Nika Anjani

aku udah mampir n like lagi ya thor..

semangat terus upnya

2020-12-14

0

👑

👑

lanjut

2020-12-04

0

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

kakak😊

2020-11-23

1

lihat semua
Episodes
1 First Ceremony
2 First Class
3 Starry Night And The First Scary
4 Keep Running
5 Fall In Love?
6 Aku Mencintai Mu
7 Flashback
8 Jacob's MISSION
9 Hukuman Untuk Alesha, Stella, dan Bastian
10 Hukuman Untuk Alesha, Stella, dan Bastian II
11 Levin VS Jacob
12 Maafkan Aku, Alesha
13 Saling Memaafkan
14 Alesha Broken Heart
15 Jacob Jelous
16 MISSION X
17 MISSION X (II)
18 I Miss You
19 You are Beautiful
20 One Last Time
21 Hanya Sebuah Gurauan
22 Aku bukan istrinya
23 Wedding Plan
24 Gunting, Batu, Kertas
25 (Not) First Kiss
26 Bimbang
27 It's Just A Dream
28 Baby Ale
29 Jangan Katakan Itu!
30 Jangan Marah
31 Sunset
32 Sleep In My Arms
33 I didn't
34 Mrs. Laura
35 My Son
36 Penculikan dan Pengakuan
37 Harapan Hidup Atau Mati Untuk Alesha
38 Poor Alesha
39 On The Way
40 Bukan Alesha Tapi Aku
41 Poor Alesha II
42 Awal Baru Untuk Jacob
43 Saingan Baru
44 I will always protect you
45 Kebersamaan Lagi
46 Kebersamaan Lagi II
47 Kebersamaan Lagi III
48 Jacob Come Back Home
49 Welcome Home, Jacob
50 Alesha Blushed Again
51 Tidak sengaja
52 Nyaris Saja
53 Warna Jinggaku
54 Sudden Kiss
55 Kelompok Jaringan Gelap Yang Kembali Berulah
56 Love About Levin
57 Inginku Jujur
58 Alesha's Feeling
59 Sleep In Your Arms
60 Kembali Berkorban
61 Kembali Berkorban II
62 Kembali Pulang
63 Sudden Kiss II
64 Kembali Menuju WOSA
65 Kenapa Harus Cerita?
66 Kembali Menuju WOSA II
67 Kecemburuan
68 Hasrat Yang Tertunda
69 Hangat Kebersamaan
70 Lost Memory
71 Visual Tiga Peran Utama
72 Siasat Vincent
73 Kerinduan Jacob
74 Sweet Time
75 Hari Baru
76 Kecupan Romansa
77 Kecupan Romansa II
78 Kode Keras Anggapan Kegurauan
79 Alur Melebur Waktu
80 Keyakinan Alesha
81 Visual Alesha, Stella, Nakyung, Maudy, dan Merina
82 Birthday In Romance
83 Alesha's gifts
84 Berteduh di Rumah Pohon
85 Misi Pertama Luxury-01
86 Bad Feeling and Planning
87 D-1
88 Luxury-1 VS Appolo-X01
89 Dikejar Kelompok Jahat
90 Dikejar Kelompok Jahat II
91 Misi Tuntas!
92 Semua Karna Cinta
93 Serigala Berbulu Domba
94 Cepatlah Pulih
95 Siuman
96 Kado Ulang Tahun Penyebab Kecemburuan
97 Diacuhkan Dan Menyesal
98 Perhatian Jacob
99 Half Bad Night
100 Temu Calon Mertua, Kakak, dan Adik Ipar
101 Lip Candy
102 Kasmaran
103 LDR Part 1
104 LDR Part 2
105 LDR Part 3
106 Teman Lama
107 Melepas Rindu Hanya Sesaat
108 Aku Bukan Yuna!
109 Kejujuran Hati Jacob
110 Ulah Si Pengkhianat
111 Masalah Baru
112 Hamil Atau Tidak?
113 Pengkhianat Itu Ternyata?
114 Pengakuan Stella
115 Teman Tapi Khianat
116 Melompati Waktu, dan Menanam Benalu Dalam Kalbu
117 Kemarahan Jacob dan Rencana Vincent
118 Himalaya Dan Kenangan Lama
119 Pengorbanan Terakhir Alesha
120 Surat Terakhir Alesha
121 Never Let You Go
122 Ratu dan Selir Hati
123 The End
124 New Beginning (Seasons 2)
125 New Beginning II
126 Sweet Meeting
127 Pernyataan Jacob
128 Quality Time
129 Jacob'S Plan
130 Meminta Anak?
131 Kembalinya Sang Masa Lalu
132 Perusak Hubungan Orang?
133 Bucin
134 Memintamu
135 Satu Syarat Yang Tidak Boleh Dilewatkan
136 Berjanji Untuk Satu Masa Baru
137 Kehebohan Kawan-Kawan
138 Love Made By Two Person
139 Morning Sick
140 Akibat Bercanda
141 Rumah Baru
142 Honeymoon?
143 Cemburu
144 Unread Message
145 Ujaran Pedas
146 Kenangan Lama
147 Saling Memahami Adalah Kuncinya
148 Perubahan Keanehan
149 Mine
150 Holiday Dihari Weekend
151 Kejutan!!!
152 Kebahagiaan Yang Berisiko
153 Gara-Gara Seblak Hingga Ayah Baru
154 Mata-Mata
155 Honeymoon
156 Honeymoon II
157 Honeymoon III
158 Manja-Manja
159 Egois!
160 Peringatan keras
161 Double happiness But Double Trouble
162 Jangan Pergi
163 Klarifikasi Adam
164 Jacob Meminta Maaf
165 Ujung Permasalahan
166 Final Of 28 Weeks
167 Duka Sang Ibu Muda
168 Hukuman
169 Pulang
170 Memaafkan
171 Harmonisasi Yang Kembali
172 Welcome Home Alshiba
173 Pelepas Kerinduan
174 Akhir Kisah, Selamat Jalan, Jack (Epilog)
175 Nasib Kelanjutan Cerita MILFT!!! Harap Baca !!
176 PERHATIAN
Episodes

Updated 176 Episodes

1
First Ceremony
2
First Class
3
Starry Night And The First Scary
4
Keep Running
5
Fall In Love?
6
Aku Mencintai Mu
7
Flashback
8
Jacob's MISSION
9
Hukuman Untuk Alesha, Stella, dan Bastian
10
Hukuman Untuk Alesha, Stella, dan Bastian II
11
Levin VS Jacob
12
Maafkan Aku, Alesha
13
Saling Memaafkan
14
Alesha Broken Heart
15
Jacob Jelous
16
MISSION X
17
MISSION X (II)
18
I Miss You
19
You are Beautiful
20
One Last Time
21
Hanya Sebuah Gurauan
22
Aku bukan istrinya
23
Wedding Plan
24
Gunting, Batu, Kertas
25
(Not) First Kiss
26
Bimbang
27
It's Just A Dream
28
Baby Ale
29
Jangan Katakan Itu!
30
Jangan Marah
31
Sunset
32
Sleep In My Arms
33
I didn't
34
Mrs. Laura
35
My Son
36
Penculikan dan Pengakuan
37
Harapan Hidup Atau Mati Untuk Alesha
38
Poor Alesha
39
On The Way
40
Bukan Alesha Tapi Aku
41
Poor Alesha II
42
Awal Baru Untuk Jacob
43
Saingan Baru
44
I will always protect you
45
Kebersamaan Lagi
46
Kebersamaan Lagi II
47
Kebersamaan Lagi III
48
Jacob Come Back Home
49
Welcome Home, Jacob
50
Alesha Blushed Again
51
Tidak sengaja
52
Nyaris Saja
53
Warna Jinggaku
54
Sudden Kiss
55
Kelompok Jaringan Gelap Yang Kembali Berulah
56
Love About Levin
57
Inginku Jujur
58
Alesha's Feeling
59
Sleep In Your Arms
60
Kembali Berkorban
61
Kembali Berkorban II
62
Kembali Pulang
63
Sudden Kiss II
64
Kembali Menuju WOSA
65
Kenapa Harus Cerita?
66
Kembali Menuju WOSA II
67
Kecemburuan
68
Hasrat Yang Tertunda
69
Hangat Kebersamaan
70
Lost Memory
71
Visual Tiga Peran Utama
72
Siasat Vincent
73
Kerinduan Jacob
74
Sweet Time
75
Hari Baru
76
Kecupan Romansa
77
Kecupan Romansa II
78
Kode Keras Anggapan Kegurauan
79
Alur Melebur Waktu
80
Keyakinan Alesha
81
Visual Alesha, Stella, Nakyung, Maudy, dan Merina
82
Birthday In Romance
83
Alesha's gifts
84
Berteduh di Rumah Pohon
85
Misi Pertama Luxury-01
86
Bad Feeling and Planning
87
D-1
88
Luxury-1 VS Appolo-X01
89
Dikejar Kelompok Jahat
90
Dikejar Kelompok Jahat II
91
Misi Tuntas!
92
Semua Karna Cinta
93
Serigala Berbulu Domba
94
Cepatlah Pulih
95
Siuman
96
Kado Ulang Tahun Penyebab Kecemburuan
97
Diacuhkan Dan Menyesal
98
Perhatian Jacob
99
Half Bad Night
100
Temu Calon Mertua, Kakak, dan Adik Ipar
101
Lip Candy
102
Kasmaran
103
LDR Part 1
104
LDR Part 2
105
LDR Part 3
106
Teman Lama
107
Melepas Rindu Hanya Sesaat
108
Aku Bukan Yuna!
109
Kejujuran Hati Jacob
110
Ulah Si Pengkhianat
111
Masalah Baru
112
Hamil Atau Tidak?
113
Pengkhianat Itu Ternyata?
114
Pengakuan Stella
115
Teman Tapi Khianat
116
Melompati Waktu, dan Menanam Benalu Dalam Kalbu
117
Kemarahan Jacob dan Rencana Vincent
118
Himalaya Dan Kenangan Lama
119
Pengorbanan Terakhir Alesha
120
Surat Terakhir Alesha
121
Never Let You Go
122
Ratu dan Selir Hati
123
The End
124
New Beginning (Seasons 2)
125
New Beginning II
126
Sweet Meeting
127
Pernyataan Jacob
128
Quality Time
129
Jacob'S Plan
130
Meminta Anak?
131
Kembalinya Sang Masa Lalu
132
Perusak Hubungan Orang?
133
Bucin
134
Memintamu
135
Satu Syarat Yang Tidak Boleh Dilewatkan
136
Berjanji Untuk Satu Masa Baru
137
Kehebohan Kawan-Kawan
138
Love Made By Two Person
139
Morning Sick
140
Akibat Bercanda
141
Rumah Baru
142
Honeymoon?
143
Cemburu
144
Unread Message
145
Ujaran Pedas
146
Kenangan Lama
147
Saling Memahami Adalah Kuncinya
148
Perubahan Keanehan
149
Mine
150
Holiday Dihari Weekend
151
Kejutan!!!
152
Kebahagiaan Yang Berisiko
153
Gara-Gara Seblak Hingga Ayah Baru
154
Mata-Mata
155
Honeymoon
156
Honeymoon II
157
Honeymoon III
158
Manja-Manja
159
Egois!
160
Peringatan keras
161
Double happiness But Double Trouble
162
Jangan Pergi
163
Klarifikasi Adam
164
Jacob Meminta Maaf
165
Ujung Permasalahan
166
Final Of 28 Weeks
167
Duka Sang Ibu Muda
168
Hukuman
169
Pulang
170
Memaafkan
171
Harmonisasi Yang Kembali
172
Welcome Home Alshiba
173
Pelepas Kerinduan
174
Akhir Kisah, Selamat Jalan, Jack (Epilog)
175
Nasib Kelanjutan Cerita MILFT!!! Harap Baca !!
176
PERHATIAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!