Keep Running

“Alesha, pulau ini lumayan luas. Akan susah untuk kita kembali ke WOSA,” ucap Nakyung.

“Diam, aku sedang mencoba untuk membuka talinya!” Alesha berusaha untuk memotong tali yang mengikat tangannya menggunakan batu yang cukup tumpul.

“Sia-sia aja, Al.” Nakyung jengah karna hampir lima belas menit Alesha melakukan itu dan masih belum berhasil untuk melepaskan talinya.

“Kebuka! Yes!” seru Alesah saat tali pengikat itu akhirnya terpotong.

“Ayo, dan jangan berisik. Kita cari jalan keluar.” Alesha beralih untuk membantu Nakyung. Setelah tali pengikat pada tangan Nakyung terlepas, Alesha segera melihat kesekelilingnya untuk memastikan kalau keadaan disekitarnya aman dari penjaga.

“Tidak ada penjaga. Ayo!” bisik Alesha.

“Al, kau yakin?” Nakyung merasa ragu.

“Udah ayo ikut dulu aja. Yang penting kita bisa jauh dari tempat ini," balas Alesha.

Nakyung dan Alesha mengendap-endap melewati rerumputan liar. Ada beberapa penjaga yang sedang berada disebuah tenda. Hutan benar-benar menyeramkan, namun bercahaya karna pantulan bulan yang sedang terang. Takut? Pastinya. Hanya saja Alesha tidak mau berada lama-lama bersama orang tidak di kenal itu. Alesha takut mereka akan melakukan hal sangat buruk.

Mulai memasuki hutan, dan masih ada beberapa penjaga lagi yang harus Alesha dan Nakyung lewati.

“Mereka kabur!!” seru seseorang. Alesha dan Nakyung tersentak kaget. Didetik yang sama, Alesha langsung menarik lengan Nakyung dan berlari secepatnya untuk menghindari para penjaga yang sekarang sedang mencari mereka. Berlari entah kemana yang penting bisa kabur dari orang-orang itu. Rumput di hutan juga sangat tinggi. Cukup membuat Alesha dan Nakyung kesulitan untuk memilih jalan. Alesha tidak memikirkan lagi apa yang ia injak, karna ia merasa ada benda-benda yang lengket dan kenyal menempel disepatunya.

Mereka terus berlari dan orang-orang itu juga terus mengejar Alesha dan Nakyung dari belakang. Bingung, lelah, takut. Kemana lagi Alesha dan Nakyung harus berlari?

“Al, mereka ngejar kita!” ucap Nakyung dengan nafas yang terengah-engah.

“Terus lari, ayo!!” Alesha lanjut berlari dan diikuti Nakyung.

“Kita sudah dapat lokasi dimana Vincent dan anak buahnya bersembunyi,” ucap seorang agen mata-mata dari SIO. “Jacob, kau fokus untuk cari dimana mereka menyembunyikan anggota timmu!”

Jacob mengangguk setelah mendengar perintah dari orang itu. Ia sangat khawatir. Vincent berulah lagi. Jika kali ini ada kesempatan, Jacob ingin sekali langsung membunuh musuh bubuyutannya itu.

Beberapa agen khusus yang dikirimkan SIO bersama Jacob dan Mr. Thomson segera memasuki wilayah hutan. Mereka sudah tau dimana lokasi Vincent berada.

Sementara Alesha dan Nakyung, mereka berhenti sejenak setelah berlari cukup lama dan berpikir jika orang-orang yang mengejar mereka itu sudah tertinggal jauh di belakang.

“Al, kita harus kemana lagi?” tanya Nakyung, pasrah sambil bersandar disebuah batang pohon. Mereka sadar jika saat ini, mereka sudah berada di tengah hutan dan sangat jauh dari WOSA.

Alesha ikut bersandar pada batang pohon sembari melihat ke arah langit sesaat, lalu kemudian ia menatap Nakyung. Matanya membulat seketika saat melihat seekor ular besar berada tepat di atas kepala Nakyung. Ular itu bergelantungan pada batang pohon yang ada di atas Nakyung.

“Al, kenapa?” tanya Nakyung.

“Nakyung, jalan-ke sini-pelan-pelan. Jangan-buat-gerakan-mendadak,” ucap Alesha dengan hati-hati.

Nakyung membeku. Ia mendengar sesuatu yang berdesis di atas kepalanya.

“Jalan pelan-pelan ke arah aku,” lanjut Alesha. Nakyung mulai melangkah perlahan.

Ular itu memperhatikan langkah Nakyung seraya terus berdesis. Nakyung mulai menjauh dari ular itu.

Krekk....

Sial! Nakyung tidak sengaja menginjak ranting kayu.

Ular yang tadinya menatap Nakyung dengan tenang, tiba-tiba saja menyerbu Nakyung dari belakang. Dengan sigap, Alesha menarik tangan Nakyung dan membuat ular itu tidak berhasil menyentuh Nakyung.

“Lari!” seru Alesha. Ia memacu langkahnya semampu yang ia bisa sembari memegangi lengan Nakyung.

Ular itu bergerak sangat cepat. Nakyung dan Alesha cukup kesulitan sebab harus menyingkirkan rerumputan yang menghalangi mereka sembari terus berlari.

Tidak! Mereka mengarah pada penjaga yang sedang mencari mereka! Para penjaga tepat di depan Nakyung dan Alesha.

“Argh. Jangan lagi!” Nakyung menggeram sebal.

Para penjaga yang melihat Nakyung dan Alesha sedang berlari ke arah mereka turut dibuat terkejut sebab melihat ular besar yang ada di belakang Alesha dan Nakyung. Para penjaga itu bersiap. Dua orang penjaga menangkap Nakyung dan Alesha, dan dua lagi menghadapi ular besar itu.

“Bawa mereka! Cepat!”

Alesha dan Nakyung dibawa oleh dua penjaga itu untuk menuju pantai di bagian selatan pulau itu.

Di tempat lain, Jacob dan yang lain sudah sampai dan sedang menggrebek tempat sembunyi Vincent dan anak buahnya.

“Dimana gadis-gadis itu?” tanya Jacob pada seorang penjaga yang ada di tenda Vincent. Ia dan yang lain sudah sampai di lokasi dimana Vincent dan anak buahnya bersembunyi. Namun, Vincent sudah tidak ada lagi di lokasi itu. Jacob tidak perduli dengan dimana Vincent sekarang. Ia hanya ingin menemukan Alesha dan Nakyung. Jacob mencekik penjaga itu dengan kuat.

“H-hu-tan, m-me-reka, k-kabur, ke-hutan,” jawab penjaga itu.

Jacob memangdang ke arah hutan. Tanpa pikir panjang Jacob segera pergi ke arah hutan untuk mencari Alesha dan Nakyung.

Jacob menghiraukan panggilan Mr. Thomson sudah berhasil menangkap lima penjaga beserta anak buah Vincent.

Di WOSA, Bastian sedang berjaga di depan kamar asrama anggota timnya itu. Tidak lama, Laras muncul dan masuk ke dalam kamar asrama itu.

Laras menghampiri Merina.

“Merina, apa yang terjadi?” tanya Laras.

Merina terdiam dengan raut wajah takut. Ia menangis, “Mereka menangkap Alesha dan Nakyung. Aku tidak bisa menyelamatkan Alesha dan Nakyung.”

Stella dan yang lain mencoba menenangkan Merina.

“Aku takut kalau mereka berbuat jahat pada Alesha dan Nakyung.”

Laras memeluk Merina yang menangis.

Merina sendiri merasa sangat bersalah karna tidak bisa membantu kedua temannya.

“Aku pikir Mr. Jacob benar-benar memanggilku untuk menemuinya sendirian. Jadi, aku datang ke gedung laboratorium lama itu. Aku tidak tau kalau Alesha dan Nakyung melihat lalu mengikuti ku dari belakang,” ucap Merina, lirih.

“Ini bukan salah kamu, Mer,” ucap Bastian.

“Mereka berusaha menculikku, agar aku bisa dijadikan tawanan oleh mereka, dan mereka akan mengembalikan ku jika SIO memberi sesuatu yang mereka inginkan. Mereka juga tadinya berencana untuk menjebak murid lain juga agar masuk ke gedung itu. Mereka berencana untuk menyandra beberapa murid WOSA yang lain,” ungkap Merina, ”Aku takut mereka berhasil membawa kabur Alesha dan Nakyung.” Merina terus menangis.

“SIO memiliki banyak agen yang handal, mereka tidak akan bisa membawa Alesha dan Nakyung,” balas Merina.

“Jacob juga tidak akan membiarkan itu,” lanjut Laras pelan.

*****

“Lepaskan kami!!” Alesha memberontak.

Vincent mengangkat dagu Alesha, “Karna kalian rencanaku jadi sedikit gagal. Tapi tidak apa, aku mendapatkan kalian, walau ada sedikit drama yang terjadi.” Vincent membuang dagu Alesha.

“Masukan mereka ke kapal!” perintah Vincent.

“Tidak!” Alesha dan Nakyung terus meronta. Alesha menggigit tangan lelaki yang mendekapnya. Refleks, lelaki itu melepaskan dekapannya pada Alesha. Alesha terlepas. Ia merebut pisau belati yang ada dilelaki itu dan mengarahkannya pada orang-orang yang ada dihadapannya.

“Bodoh,” ucap Vincent, malas. Ia maju.

“Jangan mendekat!” bentak Alesha.

Vincent jengah. Ia menarik Nakyung dan mencekik leher Nakyung, membuat Nakyung meringgis kesakitan.

“Lepaskan pisau itu, atau temanmu mati,” ancam Vincent, datar.

Alesha ragu. Tangannya bergetar saat melihat Vincent mencekik temannya itu.

“Pergi, Al,” ucap Nakyung.

Tatapan Alesha yang sudah berkaca-kaca terarah sendu pada Nakyung.

“Jika kau pergi anak buahku akan mengejar mu, dan kau tidak akan bisa lolos. Apa susahnya tinggal melepaskan belati itu,” timpal Vincet.

“Cari Mr. Jacob,” ucap Nakyung dengan napas yang terengah-engah.

Vincent menyeringai, “Jacob tidak akan menolong kalian.”

“Astagfirullah, Ya Allah, tolong aku," lirih Alesha, pelan. Ia mulai menangis. Ia sungguh pasrah, sampai akhirnya ia menjatuhkan belatinya.

Lelaki yang tadi lengannya digigit oleh Alesha segera menarik tubuh Alesha dan membawanya menuju kapal.

Vincent mendorong tubuh Nakyung pada lelaki dibelakangnya.

Disaat yang bersamaan, sebuah cahaya dari helikopter menyoroti Vincent.

“Drama apa lagi ini.” Vincent memutar bola matanya dengan jengah.

“Vincent kembalikan gadis-gadis itu!" ucap Mr. Thomson dari helikopter itu.

Vincent menyipitkan matanya, menatap Mr. Thomson.

“Aku tidak bodoh, Thomson, biarkan mereka menjadi milikku,” balas Vincent dengan malas.

“SIO akan memenjarakan kalian!” Mr. Thomson tersulut emosi.

Vincent menyeringai, “Silahkan kalau kau bisa.”

“Bawa mereka ke kapal cepat!!” perintah Vincent.

Alesha dan Nakyung segera dibawa ke dalam kapal itu.

“Jika kau membawa mereka, kapalmu akan kami ledakan!” ucap Mr. Thomson.

Vincent tersenyum meledek sambil berjalan ke arah kapal, “Jika kau meledakan kapalnya mereka akan mati.”

“Vincent!!!” bentak Mr. Thomson.

“Aku tidak takut padamu," balas Vincet.

“Jalankan, kapalnya!” perintah Vincet dengan tenang pada anak buahnya. Yatch super mewah itu segera berjalan di atas air laut. Diikuti Helikopter yang Mr. Thomson tumpangi.

“Mr. Thomson, apa yang harus kita lakukan?” tanya seorang agen SIO.

“Tembak ke arah pengemudi kapal itu,” perintah Mr. Thomson.

Dua orang sniper bersiap untuk menembak sang pengemudi kapal.

Vincet tersenyum.

“Singkirkan helikopter itu!” perintah Vincent.

Seorang lelaki dengan sigap segera menembak sang pilot helikopter, membuat helikopter itu oleng dan terjatuh ke laut

Vincent menyeringai. Namun tiba-tiba saja seorang lelaki mendorong Vincent hingga tercebur ke dalam air. Jacob, ia menyamar menjadi anak buah Vincent. Jacob mengikuti arah helikopter yang ditumpangi Mr. Thomson saat mencari Alesha dan Nakyung di tengah hutan tadi.

Orang yang memegang pistol itu menodongkan pistolnya pada Jacob.

Tanpa ada rasa takut sedikit pun, Jacob maju dan segera menendang orang itu ke arah laut dan merebut pistolnya.

Jacob menghabisi lima anak buah Vincet sendirian sementara yatch itu masih terus berjalan. Ia menarik Sang Pengemudi lalu menghabisinya saat itu juga. Selepas tuntas menyingkirkan seluruh lawannya, Jacob bergerak cepat, menghentikan kapal itu. Ia melihat ke arah belakang. Cukup jauh. Mr. Thomson dan yang lain termasuk Vincet sedang mencoba berenang mendekati Yatch.

Jacob segera menghampiri Alesha dan Nakyung.

“Kalian gak apa-apa?” tanya Jacob.

Alesha dan Nakyung mengangguk. Mereka masih syok karna melihat Jacob yang sangat lincah ketika menghabisi semua anak buah Vincent yang ada di yatch itu.

Sementara itu, di kantor pusat SIO, para agen sedang disibukan dengan mencari sebuah sampel hewan langka yang menghilang dicuri oleh seseorang. Yang pasti bukan anak buah Vincent.

Mr. Frank, kepala kantor pusat SIO sedang duduk di ruangannya.

“Tuan, satu helikopter jatuh di laut selatan, satu pilot pesawat kita tertembak oleh anak buah Vincent. Jacob juga berhasil menghabisi anak buah Vincent yang berniat membawa kabur dua murid WOSA,” ucap seorang agen SIO.

“Bagaimana keadaan Thomson dan yang lain?” tanya Mr. Frank.

“Kami masih belum bisa menghubungi mereka lagi, tuan,” jawab agen itu.

“Kirim bantuan ke sana.” Perintah Mr. Frank.

Saat ini, Mr. Frank sedang bingung karna ada seseorang yang mencolong sampel DNA dikantornya. Ia sudah mengecek semua CCTV, namun ia tidak menemukan pencurinya. Ia sudah menyuruh beberapa hacker terbaik SIO untuk melacak pencuri tersebut. Dan sekarang, Mr. Frank ditambah pusing lagi dengan kembali berulahnya Vincet. Ternyata Vincet masih belum kapok juga. Pikirnya.

Vincent kabur dengan anak buahnya yang lain dengan menggunakan helikopter. Ia beruntung sebab anak buahnya itu menjemput tepat waktu.

Sementara Jacob, awalnya ia mencoba untuk menahan Vincent agar tidak kabur, dan sialnya kapal yang ditumpangi oleh Jacob, Alesha, dan Nakyung dilempari granat oleh anak buah Vincent dari helikopter. Jacob, Alesha, dan Nakyung tercebur ke dalam laut. Ketegangan terjadi saat Jacob tidak menemukan Alesha mengambang di permukaan air.

“Kemana Alesha?” tanya Nakyung.

Jacob memutar-mutar tubuhnya, mencari Alesha disekelilingnya.

“Jacob! Alesha di sana, bantu dia!” teriak Mr. Thomson dari jauh.

Alesha terpental cukup jauh.

Jacob cukup terkejut saat melihat Alesha yang mencoba untuk mengambang di permukaan, namun pada kenyataannya, Alesha tidak bisa berenang. Jadi, Jacob harus segera secepat mungkin berenang ke arah Alesha atau Alesha tenggelam sebelum ia berhasil menggapainya.

“ALESHA!!!” teriak panik Nakyung. Ia terkejut dan cemas saat mendapati Alesha yang benar-benar tenggelam.

Jacob langsung berenang ke dalam air lalu meraih pergelangan tangan Alesha yang sudah berada beberapa meter di bawah permukaan air. Ia menarik Alesha ke permukaan.

“Jacob, bawa Alesha naik," titah Mr. Thomson yang mendekat dengan membawa perahu karet yang Vincent bawa dikapalnya.

Jacob segera menaikkan Alesha ke perahu karet itu, tidak lupa ia juga membantu Nakyung untuk naik ke atas perahu karet.

Alesha yang masih sadar pun terbatuk.

"AL!" Nakyung meringsek, memeluk Alesha. ”Aku sangat takut dan panik tadi saat kau tidak muncul di permukaan dan tenggelam.”

“Aku akan memburunya!" geram Jacob, “Aku akan memiliki kesempatan untuk menghabisinya nanti.” Jacob benar-benar marah pada Vincent. Sekali lagi Vincent berulah dan membahayakan anggota timnya.

“Jacob, Vincent memiliki banyak pengikut setianya. Dua tahun di penjara tidak akan merubah sikapnya,” ucap Mr. Thomson.

“Sekali lagi dia menyusahkanku.” Jacob mengepalkan tangannya.

“Jacob...”

“Aku tidak akan membiarkan kejadian yang sama terulang.” Jacob menahan emosinya. Ia memejamkan matanya mengingat sosok Yuna, gadis yang ia cintai. Namun sekarang sudah pergi karna ulah Vincent.

“Jacob, Yuna sudah.....” ucap Mr. Thomson yang terpotong.

“Pergi karna ulah Vincent, dan aku tidak akan membiarkan ia merebut apa yang aku miliki lagi sekarang.”

“Siapa Vincent?” tanya Alesha.

Jacob menatap Alesha. “Dia musuh kita, dia selalu berusaha untuk mengambil semua sempel penting yang SIO miliki dan disalah gunakan untuk keuntungan pribadi dan kelompoknya. Bukan hanya SIO, beberapa organisasi Intelegent yang lain juga pernah terkena ulahnya,” jawab Jacob.

“Dulu dia mentor Jacob, namun tidak lama, hanya beberapa bulan, dia berubah, dia ingin mengambil alih kepemimpinan di SIO dan menggunakan sampel yang ada untuk kepentingan pribadinya. SIO mengetahui itu lalu memecat Vincent,” lanjut Mr. Thomson.

Alesha terbatuk lalu bersin saat angin laut berhembus cukup kencang.

Jacob menatap gadis itu dengan tatapan sedikit khawatir. Jacob tau, asma Alesha pasti kambuh karna kedinginan.

Alesha mencoba menarik napasnya dengan pelan.

“Beritahu pihak WOSA untuk menjemput kita secepatnya!” perintah Mr. Thomson pada seorang agent SIO.

Jacob mendekat pada Alesha lalu menyentuh tangan gadis itu, “Pijit pelan punggung Alesha, asma dia kambuh, ” Perintah Jacob pada Nakyung.

Nakyung mengangguk, lantas langsung melaksanakan perintah mantornya itu.

Jacob sendiri meniupi telapak tangan Alesha yang dingin dan mulai membiru.

Alesha terdiam membeku, menahan rasa malu diwajahnya. Bisa-bisanya Jacob membuat Alesha kikuk disaat seperti itu. Ingin tertawa, tapi tertahan. Berharap Jacob tidak melihat wajahnya yang saat ini panas, dan sepertinya, memerah.

*****

Di markas dadakkannya yang masih berlokasi di dekat pulau WOSA, Vincent sedang berusaha untuk meredam emosinya.

“Sialan Jacob!!!” Vincent menonjok pohon dihadapannya dengan penuh emosi. Ia menyeringai, “Yuna masih belum cukup ternyata.”

“Perimis, Tuan," Seseorang berdiri tidak jauh dari Vincent, “SIO kehilangan salah satu sampel DNA di kantor mereka, seseorang sudah mencurinya.”

“Kau tau siapa yang mencurinya?” tanya Vincent.

Orang itu menggeleng.

“Cari tahu siapa orang yang mencuri sampel DNA itu, dan bawa dia kepadaku, jangan sampai SIO menemukannya terlebih dahulu!” perintah Vincent.

Orang itu mengangguk, "Baik, Tuan."

*****

“Bagaimana, sudah ketemu?” tanya Mr. Frank pada salah seorang hacker yang sedang melacak pencuri itu.

“Masih proses,” jawab hacker itu.

“Temukan secepatnya! Akan sangat berbahaya jika sampel itu disalah gunakan.” Mr. Frank kembali keruangannya dengan raut wajah cemas dan bingung.

“Bagaimana? Kalian sudah kirim bantuan ke WOSA?” tanya Mr. Frank pada asistennya.

“Sudah, Tuan."

“Amankan wilayah WOSA, perketat keamanan di sana!” perintah Mr. Frank.

*****

Di pantai selatan, Mr. Thomson sedari tadi sibuk menghubungi seseorang yang akan menjemputnya dan yang lain.

“Dimana mereka?” tanya Mr. Thomson.

“Sedang di perjalanan, sebentar lagi sampai," jawab agent SIO tersebut.

“Kita harus cepat, Alesha tidak bisa berkata-lama di tempat dingin,” ucap Jacob.

Nakyung masih memeluk tubuh Alesha untuk menghangatkan tubuhnya sendiri dan juga tubuh Alesha.

“Nakyung, kau tidak apa-apa?” tanya Jacob pada Nakyung yang sedikit menggigil.

Nakyung mengangguk.

Jacob terus berada di sebelah Alesha dan Nakyung hingga jemputan datang.

Nakyung yang sepertinya lelah akhirnya tertidur sembari bersandar di bahu Alesha.

“Kau juga ingin tidur?” tanya Jacob pada Alesha saat melihat Nakyung yang tertidur.

Alesha menggeleng, “Ini bukan tempat yang tepat untuk tidur,” balas Alesha sambil menatap Nakyung.

Jacob tersenyum.

“Mr. Jacob..” panggil Alesha.

Jacob menoleh, menatap gadis itu.

Alesha terdiam sesaat saat tatapannya dan tatapan mentornya saling bertemu.

“Apa?” tanya Jacob.

“Kapan jemputannya datang? Tubuhku terasa lemas,” tanya balik Alesha.

“Aku tidak tahu. Jika kau lemas kau bisa bersandar padaku,” jawab Jacob.

Lagi, Jacob membuat Alesha mesti menahan malu. Gadis itu pura-pura mengalihkan tatapannya ke arah depan.

Tapi....

Jacob menyadari itu. Ia tersenyum kecil. Kalau dilihat, Alesha lucu juga, ya jika malu seperti itu.

Setengah jam mereka menunggu jemputan di tepi pantai. Entah harus berapa lama lagi mereka menunggu. Mr. Thomson mengkhawatirkan Alesha dan Nakyung yang terlihat lemas ditambah cuaca semakin dingin.

“Mereka berhasil!” seru Bastian yang baru saja kembali dari ruang informasi, “Mr. Jacob dan Mr. Thomson berhasil menyelamatkan Alesha dan Nakyung.”

“Sungguh?” Merina sangat bahagia mendengar kabar itu.

Laras tersenyum lega.

“WOSA sudah mengirim bantuan untuk menjemput mereka di tepi pantai selatan,” ucap Bastian.

“Pantai selatan? Jauh sekali,” gumam Laras.

“Belum seminggu kita di sini, sudah ada orang yang berniat jahat, apalagi nanti setelah kita masuk SIO,” ucap Stella.

“Itu adalah tantangannya. Kalian harus bisa berhadapan dengan orang-orang jahat seperti itu,” balas Laras, “Tapi kalian akan menikmatinya.”

“Mrs. Laras, apa kami akan berpisah setelah keluar dari WOSA?” tanya Bastian tiba-tiba.

Para anggota tim yang ada di kamar itu termasuk Laras menatap bingung pada Bastian.

“Ayo lah, Bas, kita baru dua hari di sini,” ucap Maudy.

“Aku hanya bertanya,” balas Bastian.

“Tergantung, ada yang masih bersama dan ada juga yang berpisah. Itu semua tergantung bagaimana pihak SIO mengatur pekerjaan kalian nanti," jawab Laras.

“Kenapa? Kau tidak mau berpisah dengan kami?” tanya Stella.

“Tidak-eh, maksudku aku hanya bertanya saja. Apa aku salah?” balas Bastian dengan ragu-ragu.

Laras tersenyum, lagi. “Kalian akan saling merindukan jika berpisah.”

*****

Alesha sudah sangat lelah dan mengantuk, ingin rasanya ia cepat-cepat ganti baju dengan piyama dingin dan setelah itu berbaring di atas kasurnya. Matanya sudah sangat berat untuk terus terbuka. Kapan jemputan itu datang?

Jacob menyadari jika Alesha sudah mengantuk. Nakyung juga masih tertidur.

Tidak lama setelah itu, akhirnya jemputan mereka datang.

“Aku pikir kalian akan datang dari hutan,” ucap Mr. Thomson.

“Akan memakan banyak waktu, aku pikir jalur laut lebih mudah," balas seseorang yang turun dari sebuah yatch mini.

“Alesha, Nakyung, ayo jemputan kita sudah sampai,” ucap Jacob, lembut.

Nakyung akhirnya terbangun dan Alesha juga dengan terpaksa harus membuka matanya lagi. Padahal Alesha sudah sangat mengantuk. Kedua gadis itu berjalan ke arah yatch sedikit sempoyongan sebab dibayangi oleh kantuk berat, sementara Jacob berjalan di belakang mereka.

Nakyung duduk di sebelah Alesha sambil bersandar pada bahu Alesha, lagi.

Alesha duduk di sebelah Jacob. Ia mencoba untuk menahan kantuknya itu sembari menyandarkan kepalanya pada kepala Nakyung dan mulai memejamkan matanya. Jacob bilang, mereka baru akan sampai Di WOSA setelah kira-kira tiga puluh menit.

Jacob menatap kasihan pada Alesha. Melihat Alesha yang terpejam membuatnya teringat pada Yuna. Ia lantas memejamkan matanya. Yuna, gadis manis yang selalu membuat Jacob tersenyum. Namun sekarang senyum itu hanyalah kenangan. Jacob membuka matanya kembali dan melihat hamparan laut yang luas.

“Mereka tidur?” tanya Mr. Thomson.

Jacob mengangguk.

“Beri mereka jaket, mereka pasti kedinginan,” ucap Mr. Thomson.

Jacob mengangguk, lagi, lalu segera beralih untuk mengambil kain kering yang ada disudut kapal. Setelah itu ia kembali dan menyelimuti pundak Nakyung dan Alesha.

Menatap Alesha membuat Jacob merasa sedih. Entah apa miripnya Alesha dan Yuna, namun Jacob merasa kalau Alesha membawa aura Yuna yang telah lama hilang. Jacob sangat merindukan Yuna-nya. Ia termenung sendirian. Menatap langit yang penuh dengan bintang. Yuna suka dengan langit malam. Dulu, Jacob selalu menemani Yuna saat malam hari. Namun sekarang, ia hanya menatap sendiri. Membayangkan kalau Yuna ada didekatnya.

Jacob berharap bisa bertemu lagi dengan kekasihnya itu, walau hanya untuk sebuah perpisahan. Ia juga berharap kalau ia dapat bertemu dengan timnya yang lama lagi. Setidaknya untuk yang terakhir kalinya.

Terpopuler

Comments

Dhina ♑

Dhina ♑

Bastian
pasti sedih banget, hrus berpisah
karena sudah biasa saling bertemu
naksir ya, sama Laras??

2021-03-20

1

R.F

R.F

jejak lagi

2020-12-03

0

KOwKen

KOwKen

Hai kk q mmpir nih, like 7 Dan rate bintang 5 mendarat di karyamu..

semangat up ya,

q nyicl bca ni

2020-11-27

0

lihat semua
Episodes
1 First Ceremony
2 First Class
3 Starry Night And The First Scary
4 Keep Running
5 Fall In Love?
6 Aku Mencintai Mu
7 Flashback
8 Jacob's MISSION
9 Hukuman Untuk Alesha, Stella, dan Bastian
10 Hukuman Untuk Alesha, Stella, dan Bastian II
11 Levin VS Jacob
12 Maafkan Aku, Alesha
13 Saling Memaafkan
14 Alesha Broken Heart
15 Jacob Jelous
16 MISSION X
17 MISSION X (II)
18 I Miss You
19 You are Beautiful
20 One Last Time
21 Hanya Sebuah Gurauan
22 Aku bukan istrinya
23 Wedding Plan
24 Gunting, Batu, Kertas
25 (Not) First Kiss
26 Bimbang
27 It's Just A Dream
28 Baby Ale
29 Jangan Katakan Itu!
30 Jangan Marah
31 Sunset
32 Sleep In My Arms
33 I didn't
34 Mrs. Laura
35 My Son
36 Penculikan dan Pengakuan
37 Harapan Hidup Atau Mati Untuk Alesha
38 Poor Alesha
39 On The Way
40 Bukan Alesha Tapi Aku
41 Poor Alesha II
42 Awal Baru Untuk Jacob
43 Saingan Baru
44 I will always protect you
45 Kebersamaan Lagi
46 Kebersamaan Lagi II
47 Kebersamaan Lagi III
48 Jacob Come Back Home
49 Welcome Home, Jacob
50 Alesha Blushed Again
51 Tidak sengaja
52 Nyaris Saja
53 Warna Jinggaku
54 Sudden Kiss
55 Kelompok Jaringan Gelap Yang Kembali Berulah
56 Love About Levin
57 Inginku Jujur
58 Alesha's Feeling
59 Sleep In Your Arms
60 Kembali Berkorban
61 Kembali Berkorban II
62 Kembali Pulang
63 Sudden Kiss II
64 Kembali Menuju WOSA
65 Kenapa Harus Cerita?
66 Kembali Menuju WOSA II
67 Kecemburuan
68 Hasrat Yang Tertunda
69 Hangat Kebersamaan
70 Lost Memory
71 Visual Tiga Peran Utama
72 Siasat Vincent
73 Kerinduan Jacob
74 Sweet Time
75 Hari Baru
76 Kecupan Romansa
77 Kecupan Romansa II
78 Kode Keras Anggapan Kegurauan
79 Alur Melebur Waktu
80 Keyakinan Alesha
81 Visual Alesha, Stella, Nakyung, Maudy, dan Merina
82 Birthday In Romance
83 Alesha's gifts
84 Berteduh di Rumah Pohon
85 Misi Pertama Luxury-01
86 Bad Feeling and Planning
87 D-1
88 Luxury-1 VS Appolo-X01
89 Dikejar Kelompok Jahat
90 Dikejar Kelompok Jahat II
91 Misi Tuntas!
92 Semua Karna Cinta
93 Serigala Berbulu Domba
94 Cepatlah Pulih
95 Siuman
96 Kado Ulang Tahun Penyebab Kecemburuan
97 Diacuhkan Dan Menyesal
98 Perhatian Jacob
99 Half Bad Night
100 Temu Calon Mertua, Kakak, dan Adik Ipar
101 Lip Candy
102 Kasmaran
103 LDR Part 1
104 LDR Part 2
105 LDR Part 3
106 Teman Lama
107 Melepas Rindu Hanya Sesaat
108 Aku Bukan Yuna!
109 Kejujuran Hati Jacob
110 Ulah Si Pengkhianat
111 Masalah Baru
112 Hamil Atau Tidak?
113 Pengkhianat Itu Ternyata?
114 Pengakuan Stella
115 Teman Tapi Khianat
116 Melompati Waktu, dan Menanam Benalu Dalam Kalbu
117 Kemarahan Jacob dan Rencana Vincent
118 Himalaya Dan Kenangan Lama
119 Pengorbanan Terakhir Alesha
120 Surat Terakhir Alesha
121 Never Let You Go
122 Ratu dan Selir Hati
123 The End
124 New Beginning (Seasons 2)
125 New Beginning II
126 Sweet Meeting
127 Pernyataan Jacob
128 Quality Time
129 Jacob'S Plan
130 Meminta Anak?
131 Kembalinya Sang Masa Lalu
132 Perusak Hubungan Orang?
133 Bucin
134 Memintamu
135 Satu Syarat Yang Tidak Boleh Dilewatkan
136 Berjanji Untuk Satu Masa Baru
137 Kehebohan Kawan-Kawan
138 Love Made By Two Person
139 Morning Sick
140 Akibat Bercanda
141 Rumah Baru
142 Honeymoon?
143 Cemburu
144 Unread Message
145 Ujaran Pedas
146 Kenangan Lama
147 Saling Memahami Adalah Kuncinya
148 Perubahan Keanehan
149 Mine
150 Holiday Dihari Weekend
151 Kejutan!!!
152 Kebahagiaan Yang Berisiko
153 Gara-Gara Seblak Hingga Ayah Baru
154 Mata-Mata
155 Honeymoon
156 Honeymoon II
157 Honeymoon III
158 Manja-Manja
159 Egois!
160 Peringatan keras
161 Double happiness But Double Trouble
162 Jangan Pergi
163 Klarifikasi Adam
164 Jacob Meminta Maaf
165 Ujung Permasalahan
166 Final Of 28 Weeks
167 Duka Sang Ibu Muda
168 Hukuman
169 Pulang
170 Memaafkan
171 Harmonisasi Yang Kembali
172 Welcome Home Alshiba
173 Pelepas Kerinduan
174 Akhir Kisah, Selamat Jalan, Jack (Epilog)
175 Nasib Kelanjutan Cerita MILFT!!! Harap Baca !!
176 PERHATIAN
Episodes

Updated 176 Episodes

1
First Ceremony
2
First Class
3
Starry Night And The First Scary
4
Keep Running
5
Fall In Love?
6
Aku Mencintai Mu
7
Flashback
8
Jacob's MISSION
9
Hukuman Untuk Alesha, Stella, dan Bastian
10
Hukuman Untuk Alesha, Stella, dan Bastian II
11
Levin VS Jacob
12
Maafkan Aku, Alesha
13
Saling Memaafkan
14
Alesha Broken Heart
15
Jacob Jelous
16
MISSION X
17
MISSION X (II)
18
I Miss You
19
You are Beautiful
20
One Last Time
21
Hanya Sebuah Gurauan
22
Aku bukan istrinya
23
Wedding Plan
24
Gunting, Batu, Kertas
25
(Not) First Kiss
26
Bimbang
27
It's Just A Dream
28
Baby Ale
29
Jangan Katakan Itu!
30
Jangan Marah
31
Sunset
32
Sleep In My Arms
33
I didn't
34
Mrs. Laura
35
My Son
36
Penculikan dan Pengakuan
37
Harapan Hidup Atau Mati Untuk Alesha
38
Poor Alesha
39
On The Way
40
Bukan Alesha Tapi Aku
41
Poor Alesha II
42
Awal Baru Untuk Jacob
43
Saingan Baru
44
I will always protect you
45
Kebersamaan Lagi
46
Kebersamaan Lagi II
47
Kebersamaan Lagi III
48
Jacob Come Back Home
49
Welcome Home, Jacob
50
Alesha Blushed Again
51
Tidak sengaja
52
Nyaris Saja
53
Warna Jinggaku
54
Sudden Kiss
55
Kelompok Jaringan Gelap Yang Kembali Berulah
56
Love About Levin
57
Inginku Jujur
58
Alesha's Feeling
59
Sleep In Your Arms
60
Kembali Berkorban
61
Kembali Berkorban II
62
Kembali Pulang
63
Sudden Kiss II
64
Kembali Menuju WOSA
65
Kenapa Harus Cerita?
66
Kembali Menuju WOSA II
67
Kecemburuan
68
Hasrat Yang Tertunda
69
Hangat Kebersamaan
70
Lost Memory
71
Visual Tiga Peran Utama
72
Siasat Vincent
73
Kerinduan Jacob
74
Sweet Time
75
Hari Baru
76
Kecupan Romansa
77
Kecupan Romansa II
78
Kode Keras Anggapan Kegurauan
79
Alur Melebur Waktu
80
Keyakinan Alesha
81
Visual Alesha, Stella, Nakyung, Maudy, dan Merina
82
Birthday In Romance
83
Alesha's gifts
84
Berteduh di Rumah Pohon
85
Misi Pertama Luxury-01
86
Bad Feeling and Planning
87
D-1
88
Luxury-1 VS Appolo-X01
89
Dikejar Kelompok Jahat
90
Dikejar Kelompok Jahat II
91
Misi Tuntas!
92
Semua Karna Cinta
93
Serigala Berbulu Domba
94
Cepatlah Pulih
95
Siuman
96
Kado Ulang Tahun Penyebab Kecemburuan
97
Diacuhkan Dan Menyesal
98
Perhatian Jacob
99
Half Bad Night
100
Temu Calon Mertua, Kakak, dan Adik Ipar
101
Lip Candy
102
Kasmaran
103
LDR Part 1
104
LDR Part 2
105
LDR Part 3
106
Teman Lama
107
Melepas Rindu Hanya Sesaat
108
Aku Bukan Yuna!
109
Kejujuran Hati Jacob
110
Ulah Si Pengkhianat
111
Masalah Baru
112
Hamil Atau Tidak?
113
Pengkhianat Itu Ternyata?
114
Pengakuan Stella
115
Teman Tapi Khianat
116
Melompati Waktu, dan Menanam Benalu Dalam Kalbu
117
Kemarahan Jacob dan Rencana Vincent
118
Himalaya Dan Kenangan Lama
119
Pengorbanan Terakhir Alesha
120
Surat Terakhir Alesha
121
Never Let You Go
122
Ratu dan Selir Hati
123
The End
124
New Beginning (Seasons 2)
125
New Beginning II
126
Sweet Meeting
127
Pernyataan Jacob
128
Quality Time
129
Jacob'S Plan
130
Meminta Anak?
131
Kembalinya Sang Masa Lalu
132
Perusak Hubungan Orang?
133
Bucin
134
Memintamu
135
Satu Syarat Yang Tidak Boleh Dilewatkan
136
Berjanji Untuk Satu Masa Baru
137
Kehebohan Kawan-Kawan
138
Love Made By Two Person
139
Morning Sick
140
Akibat Bercanda
141
Rumah Baru
142
Honeymoon?
143
Cemburu
144
Unread Message
145
Ujaran Pedas
146
Kenangan Lama
147
Saling Memahami Adalah Kuncinya
148
Perubahan Keanehan
149
Mine
150
Holiday Dihari Weekend
151
Kejutan!!!
152
Kebahagiaan Yang Berisiko
153
Gara-Gara Seblak Hingga Ayah Baru
154
Mata-Mata
155
Honeymoon
156
Honeymoon II
157
Honeymoon III
158
Manja-Manja
159
Egois!
160
Peringatan keras
161
Double happiness But Double Trouble
162
Jangan Pergi
163
Klarifikasi Adam
164
Jacob Meminta Maaf
165
Ujung Permasalahan
166
Final Of 28 Weeks
167
Duka Sang Ibu Muda
168
Hukuman
169
Pulang
170
Memaafkan
171
Harmonisasi Yang Kembali
172
Welcome Home Alshiba
173
Pelepas Kerinduan
174
Akhir Kisah, Selamat Jalan, Jack (Epilog)
175
Nasib Kelanjutan Cerita MILFT!!! Harap Baca !!
176
PERHATIAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!