Semalaman Jacob, Bastian, dan Laras menemani Alesha di ruang perawatan. Alesha masih belum bangun dan itu membuat Jacob sangat khawatir. Mrs. Sara, sebagai dokter di WOSA bilang kalau tonjokan itu membuat memar di dalam. Tapi Mrs. Sara bilang kalau Alesha akan baik-baik saja.
Jacob duduk dipinggir kasur pasein, ia terus memegang tangan Alesha yang dingin. Jacob meratapi kesalahannya. Berkali-kali Jacob menggumamkan kata maaf pada Alesha.
"Alesha bangun!" Saut Bastian. Alesha mengerjapkan matanya beberapa kali.
"Alesha." Panggil Jacob dengan lembut. Alesha menatap Jacob yang berada disisinya. Pandangannya masih sedikit kabur dan berbayang.
"Mr. Jacob.." Gumam Alesha. Jacob tersenyum kecil. Laras dan Bastian mendekat pada Alesha.
"Alesha, alhamdulillah kamu sadar." Ucap Laras sambil mengelus rambut Alesha.
Alesha meraih tangan Laras. "Mrs. Laras kepalaku pusing." Ucap Alesha.
"Gak apa-apa, nanti juga engga." Balas Laras sambil tersenyum hangat. Alesha berusaha untuk bangun dan duduk di atas kasur.
Pandangan Alesha bertemu dengan Jacob. Alesha menunduk karna takut.
"Bisa kalian tinggalkan aku berdua dengan Alesha?" Pinta Jacob pada Laras dan Bastian. Alesha terkejut dengan ucapan Jacob barusan. Laras dan Bastian mengangguk lalu meninggalkan Jacob bersama Alesha.
Jacob menatap Alesha. Alesha hanya menunduk. Jacob sedih, kenapa ia bisa-bisanya melukai gadis itu. Jacob juga ingat saat ia membentak Alesha. Jacob meraih tangan Alesha.
"Al.." Panggil Jacob lirih. Alesha menatap Jacob. Alesha bisa merasakan rasa bersalah Jacob melalui raut wajahnya.
Mata Alesha membulat seketika, ia kaget. Jacob memeluknya? Jacob benar-benar memeluk Alesha.
"Maaf--" Ucap Jacob lirih. "Aku tidak bermaksud melukaimu."
Alesha terdiam. Ia tidak tahu harus mengatakan apa. Alesha masih kaget. Mentornya itu membuat jantung Alesha berdegub kencang.
"Aku tidak mau kau dekat dengan Levin, dia bukan orang yang baik." Lanjut Jacob. "Kumohon maafkan aku." "Jika kau mau menghukumku karna tindakanku tadi, silahkan, tapi tolong maafkan aku." Jacob mulai menangis dipelukan Alesha.
Alesha tidak berkata apapun. Ini pertama kali ia dipeluk oleh lelaki selain dari ayahnya, dan ini pertama kalinya ia merasakan Jacob yang menangis. "Alesha, jawab lah." Ucap Jacob.
Alesha hanya mengangguk. "Aku tidak apa-apa, Mr. Jacob. Lupakan saja yang tadi, aku sudah memaafkanmu, lagi pula kau tidak sengaja melakukan itu." Ucap Alesha.
"Hukum aku. Aku tidak akan memaafkan diriku sebelum kau menghukumku." Ucap Jacob. Alesha bingung karna Jacob meminta hukuman padanya. Alesha terdiam selama beberapa saat.
"Al, aku menyesali tindakanku." Ucap Jacob lagi.
Akhirnya Alesha memiliki ide. Ia sudah memutuskan hukuman untuk Jacob. Alesha melepaskan pelukan Jacob. "Kau yakin kalau aku harus memberikan hukuman untukmu?" Tanya Alesha.
Jacob mengangguk. "Setidaknya aku bisa memaafkan diriku."
Alesha mengangguk. "Bantu aku untuk meyakinkan WOSA untuk membantu Mr. Levin."
Jacob mengepalkan tangannya menahan amarah. Bukan karna marah pada Alesha, tapi mendengar nama Levin membuat hatinya menjadi panas. Alesha melihat tangan Jacob yang mengepal. Alesha meraih tangan Jacob.
"Aku akan menceritakan apa yang Mr. Levin katakan tadi." Ucap Alesha.
Kemudian Alesha menceritakan semua yang tadi Levin katakan dan juga bantuan yang Levin butuhkan. Alesha mencoba untuk meyakinkan Jacob agar bisa membantunya meyakinkan WOSA. Awalnya Jacob menolak, ia tidak mau membahayakan Alesha karna rencana Levin yang akan membawa Alesha pada orang jahat itu. Terlalu beresiko rencana yang Levin buat. Namun, sekali lagi Alesha memohon pada Jacob. Alesha tau itu akan beresiko namun Alesha sudah berjanji pada Levin, lagi pula tujuan Levin baik, ia hanya ingin membebaskan keluarganya. Alesha kasihan pada Levin. Ia jadi teringat keluarganya yang ada di Indonesia, itulah kenapa Alesha ingin membantu Levin.
Kemudian Jacob berpikir, ia menimbang hukuman yang Alesha berikan padanya. Lebih tepatnya sih bukan sebuah hukuman, namun sebuah permohonan.
"Mr. Jacob, aku mohon." Ucap Alesha dengan penuh harapan.
"Al, kau itu itu sangat beresiko." Ucap Jacob.
"Tidak jika melakukan dengan benar dan sesuai yang Mr. Levin rencanakan." Balas Alesha.
"Bagaimana kalau Levin berbohong?" Tanya Jacob.
"Kalian akan mendapatkan keuntungan juga." Alesha tersenyum. Jacob mengangkat sebelah alisnya. "WOSA bisa mengambil semua aset milik orang jahat itu dengan mengikuti permainan Mr. Levin."
Jacob masih menatap bingung pada Alesha. "Mr. Levin sudah membuat rencana untuk menjebak orang jahat itu, jika dia berbohong kita gunakan saja rencananya untuk menjebak balik mereka." Jelas Alesha.
Jacob ragu. "Kau yakin?" Tanya Jacob. Alesha mengangguk yakin.
"Baiklah." Akhirnya Jacob setuju.
Alesha tersenyum. "Terima kasih, Mr. Jacob."
Jacob balik tersenyum pada Alesha. Dalam hatinya tersirat kesedihan saat melihat Alesha tersenyum. Alesha sangat baik dan pemaaf. Jacob jadi merasa malu saat mengingat kejadian ia membentak Alesha. Namun, dengan mudahnya Alesha memaafkan begitu saja. Entah Alesha yang masih polos atau tidak egois, dia dengan begitu saja berani untuk membantu seseorang yang belum lama ia kenal. Beruntung sekali orang tua Alesha memiliki anak yang cantik dan baik. Jacob jadi merasa kalau Alesha jauh lebih baik ketimbang dirinya.
"Mr. Jacob, aku boleh minta sesuatu?" Tanya Jacob.
"Apa?" Tanya balik Jacob.
"Aku ingin kembali ke messku." Pinta Alesha. Jacob tersenyum. Ia membantu Alesha turun dari kasur pasien.
Alesha meringgis menahan sakit diperutnya. Ia mencengkram tangan Jacob begitu kuat. Jacob jadi merasa bersalah lagi saat melihat Alesha menahan sakit diperutnya.
"Perlu aku gendong?" Tawar Jacob.
Dengan sigap Alesha menolak. "Tidak, terimakasih."
Jacob dan Alesha keluar dari ruang perawatan itu. Laras dan Bastian menghampiri mereka.
"Aku ingin kembali ke messku." Ucap Alesha.
"Malam ini kau tidur di kamarku, aku takut terjadi sesuatu padamu." Ucap Laras.
"Tapi, aku harus mengganti bajuku."
"Sudah, kau tidur di ruanganku, aku akan ke messmu untuk mengambil bajumu." Ucap Laras. Baik sekali Laras.
Alesha mengangguk. "Terimakasih."
Laras tersenyum. "Bawa dia keruanganku." Ucap Laras pada Jacob.
"Bastian kau kembali ke messmu." Ucap Laras. Bastian mengangguk.
Kemudian Laras dan Bastian pergi meninggalkan Jacob dan Alesha.
"Aku beruntung ada Mrs. Laras di sini, dia seperti ibuku." Ucap Alesha sambil berjalan dibantu oleh Jacob.
Aku juga beruntung ada kau di sini, kau membawa suasana baru yang lama tidak aku rasakan setelah Yuna pergi.... Batin Jacob.
Jacob tersenyum sendiri. Ia merasa sedikit lega karna Alesha sama sekali tidak seperti yang Jacob pikir. Jacob merasa kalau Alesha akan memusuhinya karna tindakannya, namun kenyataan berbalik, Alesha memaafkan dengan begitu mudah. Jacob bersyukur karna itu. Jacob hanya takut kalau Alesha memusuhinya.
"Oh, ya, Mr. Jacob, aku juga mau minta maaf." Ucap Alesha. Jacob terkekeh dan bingung. Alesha berhenti berjalan. "Aku sudah mendorongmu tadi hingga terjatuh, kau boleh menghukumku jika kau mau." Ucap Alesha dengan polos.
Jacob yang mendengar itu seketika tertawa hingga mengeluarkan air mata. Apa Jacob tidak salah dengar?
"Kenapa tertawa?" Tanya Alesha.
"Kau lucu." Jawab Jacob.
"Aku hanya meminta maaf, apa itu lucu bagimu?" Alesha mendengus.
"Ya." Jacob menghapus air matanya karna terlalu asik tertawa. Jacob menggelengkan kepalanya lalu mengusap puncak kepala Alesha. Jacob tidak habis pikir, kok bisa sempat-sempat nya Alesha meminta maaf karna ulah jahilnya tadi. Alesha terlalu baik.
"Apa hukumanmu?" Tanya Alesha yang lanjut berjalan dan dibantu oleh Jacob.
"Tidak usah pikirkan itu, aku tidak mempermasalahkan yang tadi." Balas Jacob.
"Tapi aku merasa bersalah, kau mentorku, dan aku terkesan songong, aku takut kau akan mengurangi nilaiku, jadi berikan aku hukuman agar nilaiku tidak kau kurangi." Ucap Alesha.
"Jadi kau meminta maaf padaku karna takut nilaimu dikurangi?" Tanya Jacob.
"Dan karna aku memang merasa bersalah juga." Tambah Alesha. Jacob mendengus.
"Kau tidak perlu dihukum, aku sudah memaafkanmu." Ucap Jacob.
Alesha mengangguk. "Yaudah, yang penting aku sudah meminta maaf dan meminta hukuman padamu." Alesha bersyukur kalau Jacob tidak menghukumnya.
Jacob membawa Alesha masuk ke dalam kamar Laras yang ada di ruangan kerja Laras.
Jacob hendak pergi keluar, namun Alesha menahan tangan Jacob. Jacob berbalik menatap Alesha.
"Terima kasih, kau selalu membantuku." Ucap Alesha. Jacob merasa tersentuh dengan ucapan Alesha barusan.
Jacob tersenyum hangat pada Alesha. "Aku mentormu, sebisa mungkin aku akan membantu kau dan timku."
"Mr. Jacob, boleh aku mengatakan sesuatu?" Tanya Alesha. Jacob mengangguk. Alesha menunduk sebentar lalu menatap Jacob. "Aku ingin menjadi temanmu. Aku merasa kalau kau bukan hanya mentor kami, tapi teman kami juga."
Jacob terkesiap. Ia tidak percaya Alesha mengatakan itu. Alesha ingin berteman dengannya? Entahlah tapi Jacob merasa sangat bahagia.
Niat jahil tiba-tiba terbesit dipikiran Jacob. "Jadi selama ini kau hanya menganggapku sebagai mentor mu? Ck, ck, ck. Padahal aku sudah menganggap kau sebagai temanku juga sejak lama."
Alesha terdiam. Ia bingung. Apa dia salah?
"Baiklah tidak apa-apa kalau kau baru menganggapku sebagai temanmu sekarang." Ucap Jacob dengan wajah so' kecewa. Alesha jadi merasa tidak enak pada Jacob.
"Bukan begitu, hanya saja-em--" Alesha mencari kata-kata yang tepat untuk menjelaskan pada Jacob.
"Hanya saja?" Tanya Jacob.
"Aku baru mengatakan sekarang, sebenarnya aku sudah menganggap kau, dan yang lain sebagai teman dan juga saudaraku di sini, kalian semua baik." Lanjut Alesha dengan suara pelan. Jacob terkekeh.
"Haii.." Ucap Laras yang tiba-tiba datang sambil membawa baju piyama Alesha.
"Mrs. Laras susah datang, aku pergi dulu ya." Ucap Jacob. Alesha mengangguk. "Selamat malam, Al." Lanjutnya.
"Padaku tidak?" Laras mendengus.
Jacob menatap Laras. "Selamat malam, juga Laras." Ucap Jacob. Laras tersenyum.
Lalu Jacob pergi meninggalkan Laras dan Alesha. Ia kembali ke ruangannya.
"Kalian sangat dekat ya." Ucap Alesha.
"Aku dan Jacob sudah bersahabat sejak kami pertama kali masuk WOSA, wajar saja kami sangat dekat. Aku menganggap Jacob sebagai saudaraku, begitu pula dia yang menganggapku sebagai saudaranya." Balas Laras.
"Aku kaget saat mendengar kalau kau dilamar oleh Mr. Danish. Aku pikir kau dan Mr. Jacob berpacaran." Ucap Alesha.
Laras tertawa. "Kami memang begitu dekat hingga banyak yang bilang kalau kami itu berpacaran, padahal kami tidak, kami memiliki pasangan masing-masing. Aku dan Mr. Danish sudah berpacaran lima tahun, dan Jacob.." Laras berhenti berbicara.
"Mr. Jacob punya pacar?" Tanya Alesha.
"Ya. Bukan pacar sih. Jadi tiga tahun yang lalu Jacob mementori murid-murid baru seperti kalian, dan Jacob jatuh cinta pada salah satu anggota timnya. Namanya Yuna. Jacob sangat mencintai Yuna hingga hampir setiap saat mereka bersama. Namun sebuah tragedi menimpa tim Jacob, termasuk Yuna. Saat tugas akhir, timku, tim Mr. Eve, dan tim Jacob dikirim oleh WOSA ke pegunungan Himalaya untuk mencari beberapa potongan meteor. Singkatnya, tim Jacob terjebak dalam badai salju di Himalaya, dan keesokan harinya enam anggota dari tim Jacob ditemukan tewas, dan empat lainnya hilang, termasuk Yuna sampai detik ini. " Cerita Laras.
Alesha kaget. "Hilang hingga detik ini?" Tanya Alesha dengan tatapan tidak percaya.
"Ya. Jacob sangat terpukul sejak saat itu. Selama dua tahun ia mengasingkan diri, dan satu tahun lalu SIO memanggil Jacob kembali untuk." Jawab Laras. "Kau pernah melihat kalung Jacob dan sebuah cincin sebagai liontinnya?" Alesha mengangguk. "Itu adalah cincin yang akan Jacob berikan kepada Yuna sebagai tanda keseriusan Jacob pada Yuna. Namun, takdir berkata lain. Yuna menghilang dan tertimbun ditumpukan salju yang tebal." Ucap Laras.
Alesha terdiam mendengar cerita Laras. "Jika saja Yuna ditemukan.."
***
"Aku akan memakaikan cincin ini pada jari manismu." Ucap Jacob.
Jacob memandang ke arah langit melalui jendela. "Selamat malam, sayang."
Jacob tersenyum. Ia merindukan Yuna, namun ia juga merasa bahagia.
"Dimana pun kau berada, aku harap kau bisa kembali." Lanjut Jacob.
***
Alesha sudah mengganti bajunya dan saat ini ia sedang tiduran dikasur Laras yang empuk. Laras sudah tidur disebelahnya. Alesha tidak bisa tidur karna memikirkan cerita tentang Yuna yang tadi Laras ceritakan.
Jadi, Jacob pernah jatuh cinta juga ya? Tentu saja. Namun cinta itu tidak memihak pada Jacob. Alesha jadi kasihan. Alesha penasaran tentang Yuna, Laras bilang Yuna gadis yang cantik dan cerdas, dan sedikit mirip dengan Alesha. Alesha berharap bisa mencari tahu tentang Yuna, namun sayangnya WOSA dan SIO sudah menghapus semua foto dan profil Yuna.
Alesha merasa lega, karna Laras bilang Jacob sangat tertekan sebelum ia dan anggota tim lainnya datang, namun setelah kedatangan ia dan yang lain, perlahan kesedihan Jacob menjadi menghilang. Jacob jadi lebih sering tersenyum bersama anggota timnya dan Alesha.
Alesha masih belum habis pikir, bagaimana bisa Yuna dan tiga orang lainnya belum ditemukan hingga sekarang. Sungguh menyeramkan saat Alesha membayangkan ada diposisi Yuna yang mati tertimbun es dan belum ditemukan hingga tiga tahun lebih. Alesha bergidik ngeri.
"Kau belum tidur?" Tanya Laras yang terbangun. Alesha menggelengkan kepalanya.
"Kenapa?" Tanya Laras.
"Aku tidak bisa tidur." Jawab Alesha.
"Pejamkan matamu, lalu beristigfar dalam hati, nanti kau akan tertidur dengan sendirinya. Aku selalu melakukan itu jika aku tidak bisa tidur." Usul Laras.
Alesha mengangguk. "Terima kasih, aku akan coba." Alesha kemudian memejamkan matanya. Laras tersenyum.
Alesha menuruti apa yang Laras katakan. Ia memejamkan mata dan beristigfar dalam hati. Tidak lama setelah itu, Alesha akhirnya larut dalam mimpinya. Alesha tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Dina (ig : dinaezyu)
next lagi thor
2021-01-08
0
Vera Nika Anjani
aku udah mampir n boom like ya thor..
semangat terus upnya
2020-12-14
0
👑
semangat
2020-12-04
0