First Class

Centaury-A Class

Alesha, Stella, dan Nakyung memasuki kelas mereka yang terdapat lima belas murid di dalamnya, yaitu sembilan pria, dan enam wanita.

Alesha kemudian duduk disalah satu bangku yang sudah terdapat namanya.

“Wow, ruang kelas yang keren,” ucap Stella, kagum melihat interior kelas yang begitu klasik seperti difilm fantasi. Dinding kelasnya juga terdapat ukiran akar pohon dan dedaunan. “Kelas ini membuatku seperti berada di istana fantasi,” tuturnya.

“Selamat pagi,” sapa seseorang yang tiba-tiba masuk ke dalam ruang kelas.

“Pagiiii..” balas para siswa.

“Hai, kenalkan, aku Sara, aku guru astronomi di sini. Kalian bisa memanggilku Mrs. Sara,” ucap guru bernama Sara itu.

Alesha yang mendengar kata "astronomi" langsung bersemangat, pasalnya ia sangat menyukai ilmu astronomi.

“Oke, pertama tolong perkenalkan nama kalian masing-masing,” ucap ramah Mrs. Sara.

Dimulai dari absen pertama, yaitu Alesha. Ia memperkenalkan dirinya kemudian dilanjutkan dengan murid yang lain.

Setelah para murid selesai memperkenalkan diri mereka, kelas pun dimulai. Kelas pertama yang berjalan sangat lancar. Para murid mendengarkan dengan seksama penjelasan yang Mrs. Sara berikan.

Di WOSA sendiri terdapat tiga pelajaran utama, yaitu astronomi, sains, fisika dan kimia. Kelas berlangsung dari jam delapan pagi sampai jam dua belas siang untuk tiga mata pelajaran utama, lalu siswa akan istirahat sampai jam setengah dua siang, kemudian setelah itu mereka akan lanjut dengan mata pelajaran lain selain tiga mata pelajaran utama, yaitu basic program komputer, basic ekonomi global, sistem permata uangan dunia, melakukan penelitian ilmiah termasuk mempelajari dasar dan cara penelitian yang akurat dan tepat, belajar strategi melawan, menghindar, dan menaklukan musuh, dan yang paling penting, teknik bela diri dari tingkat dasar hingga tahap paling tinggi dan rumit. Kelas sesi kedua dilaksanakan sampai jam empat sore, dan yang bertugas untuk menjadi guru disesi kelas kedua adalah mentor masing-masing dari setiap tim.

Alesha sedang mencatat materi yang Mrs. Sara berikan, namun tiba tiba-tiba saja ia merasa ada yang aneh. Ia melihat kesekitarnya. Seseorang baru saja terlihat dikaca dan menghilang begitu saja saat seseorang itu menyadari Alesha melihatnya. Tidak ada yang menyadari kehadiran seseorang yang terlihat dikaca tadi selain Alesha. Alesha penasaran dan terus menatap ke arah kaca yang tadi terdapat seorang misterius yang sedang memperhatikan ia dan siswa lain belajar.

“Alesha, kenapa?” tanya Mrs. Sara sambil menepuk bahu Alesha.

Alesha terkesiap lalu menatap Mrs. Sara.

“Tidak apa-apa, Mrs,” jawab Alesha sambil tersenyum.

Stella dan Nakyung menatap Alesha dengan tatapan bingung sekilas.

Kelas pun terus berlanjut hingga jam sepuluh, lalu bel istirahat pertama berbunyi.

“Oke, bel istirahat pertama. Kalian bisa makan dulu, aku juga lapar, jadi aku akan pergi sekarang. Selamat beristirahat,” ucap Mrs. Sara sambil tersenyum lalu keluar dari dalam kelas.

Para siswa lain menutup buku mereka dan berjalan keluar kelas untuk beristirahat.

Nakyung dan Stella mendekati Alesha.

“Ayo kita istirahat, aku lapar,” ucap Nakyung.

“Oh, ya, tadi kenapa Mrs. Sara menegurmu, Al?” tanya Stella.

Mendengar pertanyaan Stella, Alesha mengedarkan pandangannya ke sekeliling kelas yang sudah sepi.

“Aku melihat ada seseorang dibalik kaca itu sedang memperhatikan kita,” jawab Alesha berbisik.

“Siapa?” tanya Nakyung.

“Entah. Tapi saat ia menyadari aku menatap ke arahnya tiba-tiba ia pergi,” jawab Alesha.

“Seseorang itu terlihat mencurigakan, ia menggukan jaket dan menutupi wajahnya dengan masker dan tudung jaketnya,” lanjut Alesha.

“Mungkin dia seorang mata-mata,” ucap Nakyung santai sambil memandangi kuku jarinya.

“Mungkin. Kau bisa beritahu Mr. Jacob,” sambung Stella.

“Ayo, aku lapar, kita ke kantin,” ucap Nakyung dengan santai sambil mulai berjalan. Alesha dan Stella pun mengikutinya di belakang.

Di kantin sangat ramai. Alesha, Stella, dan Nakyung segera mengambil jatah makan mereka dan duduk dibangku yang sudah disediakan. Mereka meletakkan makanan mereka di atas meja, lalu tiba-tiba Maudy dan Merina datang dan meletakkan makanan mereka dimeja, tepat sebelah ketiga rekan setim mereka.

“Bagaimana kelas pertama kalian?” tanya Maudy.

“Cukup membosankan,” jawab Nakyung.

“Pelajaran astronomi sungguh rumit dan membuatku menjadi pusing,” lanjutnya.

“Tapi aku suka interior kelasnya. Sangat nyaman,” ucap Maudy.

Merina mengangguk setuju.

“Dinding yang indah dengan ukiran unik. Aku sangat suka itu,” ucap Merina sambil menyuapkan makanan kemulutnya.

“Bagaimana kalau kita berkeliling setelah ini?” usul Nakyung.

“Ke mana?” tanya Alesha.

“Gerbang tua itu. Aku penasaran dengan gerbang itu,” jawab Stella.

“Aku lebih penasaran dengan gedung tua yang ada di belakang,” ucap Maudy.

“Gedung tua?” tanya Alesha.

“Ya, gedungnya masih bagus. Tapi kosong tidak ditempati,” jawab Maudy santai.

“Kau benar, aku juga penasaran. Tadi kami tidak sengaja melewati gedung itu,” sambung Merina.

“Aku lebih penasaran lagi dengan seseorang yang mengintip kelas tadi,” ucap Alesha yang terlihat sedang berpikir.

“Seseorang?” Merina menyerngit.

“Mengintip kelas?” lanjut Maudy.

“Ya, aku melihat seseorang sedang mengawasiku dan yang lain saat sedang belajar tadi,” jawab Alesha, “Apa aku harus katakan ini pada Mr. Jacob?” lanjut Alesha.

“Jangan dulu, siapa tau dia seorang petugas yang sedang mengawasi kelas saat belajar,” timpal Stella.

“Mungkin, tapi aku tidak yakin,” balas Alesha.

Kelima gadis itu melanjutkan makan mereka hingga habis. Setelah itu mereka pergi dari kantin untuk sekedar jalan-jalan mengelilingi WOSA. Alesha terdiam tidak seperti ke empat temannya yang berbicara tentang taman yang mereka lewati. Alesha merasa penasaran dan ingin mengatakannya pada Jacob.

“Itu gedungnya,” tunjuk Merina pada sebuah gedung putih berlantai dua. Terlihat bersih dan tidak terbengkalai, namun sunyi.

Alesha menatap gedung itu.

“Gedungnya indah dan terawat. Tapi kenapa kosong?” tanya Nakyung.

“Itu adalah gedung laboratorium, namun sekarang sudah tidak dipakai,” jawab Jacob yang tiba-tiba datang dan menghampiri Alesha dan yang lain.

“Mr. Jacob?” ucap Stella.

“Apa yang kalian lakukan di sini?” tanya Jacob.

“Hanya melihat-lihat,” jawab Maudy.

“Kalian jangan pergi terlalu jauh dari gedung sekolah dan asrama,” ucap Jacob sembari menggiring Alesha dan yang lain pergi menjauhi gedung kosong itu.

“Apa ini terlalu jauh?” tanya Merina.

“Ya,” jawab Jacob, singkat.

Jacob membawa Alesha dan keempat temannya ke taman lain yang dekat dengan gedung aula. Di sana sudah ada Bastian, dan ke empat anggota tim lainnya.

“Kalian bisa bermain di sini hingga jam masuk kelas lagi. Tapi jangan ada yang keluar atau pergi jauh dari taman ini!” tegas Jacob.

“Kenapa?” tanya Alesha.

“Karna aku tidak mau kalian berpencar. Sulit untuk menemukan kalian karna di sini terlalu luas,” jawab Jacob.

Semua anggota tim mengangguk paham, walau kecewa karna tidak bisa pergi ke mana-mana sesuai keinginan mereka.

Mereka akhirnya berpencar mencari tempat yang menurut mereka nyaman tanpa pergi jauh dari pandangan Jacob dan Bastian.

“Awasi mereka sebentar. Aku akan pergi dulu dan akan segera kembali,” ucap Jacob pada Bastian.

Bastian menangguk paham. Ia tidak ikut bergabung dengan anggota timnya untuk hanya sekedar mengobrol. Ia ditugaskan Jacob untuk mengawasi anggota timnya. Bosan? Tentu. Tapi itu tanggung jawabnya.

“Kemana Mr. Jacob?” tanya Stella.

“Selalu begitu, pergi tiba-tiba dan datang selalu mengagetkan,” sahut Nakyung.

“Apa yang Bastian lakukan di sana sendirian?” tanya Merina.

“Mengawasi kita, tentunya,” jawab Maudy sambil memainkan rerumputan.

“Atas perintah Mr. Jacob,” sambung Nakyung.

Disisi lain Lucas, Tyson, Mike, dan Aiden sedang asik memainkan ponsel mereka tanpa ada yang membuka pembicaraan. Sangat disayangkan karna kebanyakan remaja sekarang lebih asik dengan ponsel mereka walaupun sedang berkumpul. Tyson dan Mike asik memainkan game, Lucas mendengar musik, dan Aiden mencari informasi tentang WOSA dan SIO di Google, tapi sayangnya, Aiden tidak menemukan apa-apa. Serahasia itukah WOSA dan SIO? Aiden mencoba mencari dan membaca banyak situs, termasuk Wikipedia, namun tetap nihil. WOSA dan SIO benar-benar dirahasiakan dari dunia. Mungkin lain kali jika ada waktu ia akan membuka Dark Web untuk mencari informasi tentang WOSA dan SIO.

Jacob kembali dan menghampiri Bastian.

“Bagaimana?” tanya Jacob.

“Apa?” tanya balik Bastian.

“Mereka tidak pergi ke mana-mana?”

“Tidak.”

“Bagus. Aku sudah memberitahukan padamu, jadi tetap awasi mereka!” tegas Jacob. Bastian hanya mengangguk.

“Tapi...” Bastian menatap Jacob, “Apa kau yakin tentang itu? Aku pikir itu tidak mungkin,” lanjut Bastian dengan mimik wajah tidak yakin.

“Aku juga masih belum yakin, tapi firasatku biasanya selalu benar. Jadi untuk berjaga-jaga. Kau tetap awasi saja anggotamu,” balas Jacob.

Bastian mengangguk paham.

“Kira-kira apa yang akan kita lakukan saat kita dikirim ke SIO? Aku takut tidak bisa menjalankan misiku dengan baik,” ucap Stella.

“Kau pasti bisa karna ini bukan misimu saja, kita di sini sebagai tim. Jadi, kau harus bekerja untuk tim juga,” balas Nakyung.

“Bagaimana jika aku merugikan tim?” Stella membuat Nakyung gemas.

“Jangan terlalu berfikir negatif, Stella, ini baru awal dan masih sangat awal. WOSA juga tidak akan mengirim kau dan tim ke SIO jika masih belum siap!” tegas Nakyung, jengah, “Mungkin,” lanjutnya pelan.

“Intinya kita harus berusaha dulu,” ucap Alesha.

“Sekolah di sini membuatku ingat cerita Harry Potter,” ucap Merina sambil menatap sekitaran taman.

Maudy yang sedang minum seketika terbatuk saat mendengarnya, “Iya! Itu, aku berpikir aku mengingat sesuatu saat aku pertama kali datang ke sini. Iya, itu, Harry Potter, kau benar! Aku sepeti berada di dunia Harry Potter.”

“Bisa jadi kita juga akan menemukan dunia seperti itu saat kita melakukan ekspedisi,” canda Stella.

“Bisa jadi," sambung Nakyung.

“Kalian pernah dengar tembok besar di Antartika?” tanya Alesha.

“Ya, aku pernah membaca artikel tentang itu dan para peneliti belum menemukan jawabannya," jawab Nakyung.

“Mungkin memang belum. Tapi aku yakin ada sesuatu yang ditutupi oleh para peneliti,” lanjut Alesha dengan senyuman bercanda.

“Kita akan segera mengetahui itu," ucap Nakyung, "Semoga saja."

“Bagaimana dengan Yeti di pegunungan Himalaya?” ucap Stella sambil memilin milin rambutnya.

“Sudah banyak video dan foto yang tersebar di internet, tapi masih belum ada bukti yang benar-benar akurat,” ucap Nakyung.

Merina mengangguk setuju.

Maudy segera membuka ponselnya dan mencari suatu artikel di google.

“Bagaimana dengan ini?” Maudy menunjukan gambar peri lewat ponselnya.

“Bangsa elf." Sebelag alis Nakyung terangkat.

“Legolas!” seru Alesha bersemangat saat melihat foto peri yang ada dilayar ponsel Maudy.

“Banyak sekali rahasia di dunia ini yang tidak dipublikasikan kepublik. Aku sangat ingin mencari tau tentang makhluk ini,” ucap Maudy sambil membaca artikel tentang peri lewat ponselnya itu.

“Kita akan mencarinya bersama-sama, kan nanti? Walau entah kapan.” Alesha sangat bersemangat.

“Kau sangat suka dengan mahluk mitologi ini ya?” tanya Nakyung.

“Ya. Bukan elf saja, aku yakin disudut bumi yang entah bagian mana aku tidak tau, pasti ada naga, mermaid, peri, dan mahluk semacamnya,” jawab Alesha.

Maudy menatap layar ponselnya,

“Aku berharap bisa menemukan mahluk ini. Apalagi sekarang aku sudah masuk WOSA."

...*****...

Tidak terasa bel masuk pun berbunyi. Alesha dan yang lain segera kembali ke kelas mereka masing-masing.

Kelas pun dimulai. Mrs. Sara sudah kembali dan mulai menjelaskan tentang materi yang akan ia ajarkan.

Di kantin WOSA, Jacob sedang duduk sendiri dengan minuman yang ia letakkan dimeja. Jacob dan mentor tim lain tidak mengajar tiga mata pelajaran utama di WOSA, tapi mereka lah yang akan menjadi guru untuk tim mereka masing-masing diselain tiga mata pelajaran utama. Oleh sebab itu, sepuluh mentor yang terpilih adalah orang-orang terbaik di SIO sebab dapat menguasai semua bidang pelajaran termasuk tiga pelajaran utama, dan mereka juga memiliki pengetahuan dan kecerdasan yang berbeda dengan para guru tiga mata pelajaran utama. Sementara para guru tiga mata pelajaran utama tidak ada yang menjadi mentor. Mereka dikhususkan untuk mendidik dengan baik kepada para siswa. Jadi, ada guru yang dikhususkan untuk tiga mata pelajaran utama, dan para mentor mengajarkan pelajaran lain selain tiga mata pelajaran utama.

“Hello, Jack,” sapa Eve dengan seringainya.

Jacob hanya membalas dengan tatapan dingin.

“Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Eve dengan nada mengejek.

Jacob menghiraukannya.

“Kenapa sikapmu sangat negatif?” ledek Eve sambil duduk di samping Jacob.

Jacob merasa jengah. Ia segera bangkit lalu beranjak pergi.

“Mari kita bersaing dengan halus,” ucap Eve dengan seringainya.

Jacob sudah mengepalkan tangan menahan emosinya.

Eve lalu menghampiri Jacob.

“Pastinya kau tidak mau kalau timmu berakhir seperti yang lalu bukan?” tanya Eve dengan seringainya, “Aku akan menawarkan kerjasama denganmu bila kau mau. Timku akan senang hati menyambut kalian," bisik Eve dengan nada licik.

“Aku dan timku tidak akan pernah bekerja sama denganmu,” balas Jacob sambil menahan emosi dan menatap lurus ke depan, “Dan jangan ungkit tentang masa lalu timku,” lanjut Jacob lalu pergi meninggalkan Eve yang tersenyum licik.

“Timmu tidak akan berhasil, Jack. Akan kupastikan itu,” ucap Eve.

Jacob berjalan sambil menahan emosi. Ia masuk ke dalam ruangannya dan menonjok dinding ruangan itu.

“Tidak akan aku biarkan kejadian yang sama terjadi dua kali!” geram Jacob, “Maaf..” lanjutnya lirih.

Jacob segera beralih kemejanya dan mengambil sebuah foto dari dalam kotak.

Foto itu adalah foto timnya tiga tahun lalu.

“Aku berharap tidak pernah bekerja di sini dan mengemban tanggung jawab ini," ucap Jacob. Ia memandang dua foto lainnya. Rasa bersalah tiba-tiba menghampiri Jacob. Ia memandang sedih pada foto itu. Senyum manis anggota timnya tiga tahun yang lalu tepat sebelum mereka akan berangkat untuk sebuah penelitian di Himalaya. Wajah ceria anak asuh Jacob yang kini tinggal kenangan. Jacob merasa sangat bersalah. Ia lebih memilih untuk keluar dan masuk ke dalam penjara dari pada harus tetap berada di WOSA dan menjadi seorang mentor lagi.

Namun, ia merasa apakah ini kesempatan ke dua untuk menebus kesalahannya tiga tahun lalu? Ia tidak akan pernah memaafkan dirinya jika sampai kejadian tiga tahun lalu yang menimpa timnya terulang kembali.

Jacob menaruh kembali foto-foto itu. Ia menjadikan foto-foto itu sebagai kenangan yang akan selalu ia ingat. Semua anggota tim sudah Jacob anggap sebagai adik sendiri, sayangnya, Jacob sudah tidak bisa lagi melihat candaan dan tawa dari anggota timnya yang tiga tahun lalu telah gugur. Jacob tersenyum kecut. Sejujurnya ia tidak mau menjadi mentor lagi, namun Mr. Thomson memaksa dan meyakinkan Jacob hingga akhirnya Jacob mau menjadi mentor kembali.

...*****...

“Karna luar angkasa adalah wadah bagi semua bintang, planet, meteor, dan semua materi yang menyatu menjadi sebuah kesatuan,” ucap Mrs. Sara yang sedang menjelaskan tentang luar angkasa.

“Salah satunya lubang hitam. Coba bayangkan jika seandainya matahari meledak menjadi supernova dan setelah itu ia berubah menjadi lubang hitam. Planet dalam tata surya ini akan menjadi makanan pembuka untuknya.”

Mrs. Sara menunjukan sebuah hologram, “Kira-kira beginilah bentuk dari lubang hitam.”

“Sebenarnya lubang hitam itu tidak terlihat, namun karna lubang hitam menyedot apapun yang ada didekatnya, termasuk cahaya, maka dari itu para peneliti bisa mengetahui adanya lubang hitam dari cahaya yang berputar dengan cepat di pinggiran lubang hitam sebelum akhirnya tersedot.“

Mrs. Sara memperlihatkan simulasi sebuah cahaya yang mengelilingi lubang hitam, ”Di galaxy kita ada lubang hitam supermasif yang terletak di pusat galaxy,” ucap Mrs. Sara sambil mematikan hologramnya.

Centaury-C Class

Maudy sedang menulis materi yang gurunya berikan. Sejujurnya Maudy sangat bosan ditambah lagi dengan pelajaran astronomi. Ia tidak tertarik dengan ilmu astronomi. Setelah selesai mencatat, Maudy berdiri dan meminta izin untuk pergi ke toilet. Ia segera melangkah pergi menuju toilet hanya untuk sekedar mencuci muka dan menghilangkan rasa bosannya, bukan untuk buang air. Saat ia sedang berjalan untuk kembali ke kelasnya, ia berhenti karna merasa seperti ada seseorang yang sedang memperhatikannya. Maudy melihat sekelilingnya. Tidak ada siapa pun. Ia kembali berjalan dan seseorang tiba-tiba menepuk bahunya. Maudy terkesiap kaget. Ia berbalik untuk mengetahui siapa yang menepuk bahunya.

“Hai, kau Maudy, kan? Tim Luxury-1?” tanya seorang gadis yang menepuk bahu Maudy.

Maudy tidak mengenali gadis itu. Ia hanya mengangguk pada gadis itu.

“Aku Ressa, dari tim Appolo-X01,” ucap gadis itu sambil tersenyum.

Mereka kembali berjalan beriringan, “Salam kenal, ya,” lanjut gadis itu.

“Kau pasti bosan, ya makanya kau ke toilet tadi. Hmm, sama aku juga bosan, aku tidak menyukai pelajaran astronomi. Terlalu rumit. Menurut kau bagaimana tentang pelajaran astronomi?” tanya gadis itu.

“Biasa saja, sih, hanya saja aku juga memang tidak terlalu tertarik pada sama astronomi,” jawab Maudy.

“Hmmm, untungnya sebentar lagi pelajarannya selesai,” ucap gadis itu, “Oh, ya aku masuk duluan, ya, dah.” Gadis itu masuk ke dalam kelasnya sambil tersenyum pada Maudy.

Maudy membalasnya dengan anggukan dan senyuman juga.

Gadis bernama Ressa itu masuk ke ruang kelas Centaury-F. Total di WOSA ada enam ruang kelas dari Centaury-A sampai Centaury-F, setiap kelas beranggotakan lima belas sampai dua puluh murid.

Maudy kemudian masuk ke dalam ruang kelasnya dan duduk kembali dibangkunya.

“Tadi ada anak kelas Centaury-F menyapaku. Dia dari tim Appolo-X01, namanya Ressa,” ucap Maudy pada Merina yang duduk disebelahnya.

“Dia tau aku, tapi aku tidak tau dia,” lanjutnya.

“Lalu?” tanya Merina.

“Dia mengajak berkenalan,” jawab Maudy.

Mata pelajaran pun berlanjut hingga jam dua belas siang. Setelah itu, bel berbunyi, tanda berakhirnya mata pelajaran astronomi. Para murid kembali beristirahat. Maudy dan Merina, mereka kembali ke kamar asrama mereka.

Begitu pula dengan Alesha, Nakyung, dan Stella.

”Aku ingin tidur bangunkan aku saat bel masuk nanti," ucap Nakyung lalu mulai tertidur.

“Aku juga,” ucap Stella lalu berbaring di atas kasurnya.

“Aku juga,” tambah Merina.

“Kau jangan tidur ya, Al, bangunkan kita saat bel masuk nanti,” ucap Maudy sambil memasang earphone ditelinganya dan ikut tertidur bersama yang lain.

Alesha terdiam bingung. Bagaimana bisa teman-temannya tertidur begitu saja? Alesha juga jadi ingin ikut tidur.

...*****...

Di ruangannya, Jacob mengambil sebuah buku diary dan kemudian memeluk buku diary itu sambil tersenyum.

“Jack..” Seseorang membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan Jacob.

Dia adalah Laras. Jacob menoleh ke arah Laras dan kemudian meletakan kembali buku diary itu dimeja.

“Jack, bisa kau bantu aku?” tanya Laras dengan wajah panik.

“Bantu apa?” tanya balik Jacob.

“Ayo ikut aku.” Laras segera berbalik dan pergi lalu diikuti oleh Jacob.

Laras membawa Jacob ke ruangannya,

“Sistem komputerku tiba-tiba rusak. Aku takut semua data hilang,” ucap Laras sambil menunjukan laptopnya yang menyala namun tidak berfungsi.

Jacob mengambil alih laptop Laras dan mencoba untuk membetulkannya.

“Apa yang terjadi?” tanya Laras khawatir.

“Laptop mu tidak rusak, tapi ada yang mencoba untuk meretas sistemnya,” jawab Jacob.

“Apa kau bisa mengatasinya?” Laras semakin panik.

“Akan kucoba,” jawab Jacob.

Jacob mencoba untuk mengembalikan sistem laptop Laras seperti semula karna ada banyak data yang tersimpan dilaptop itu. Yang dikhawatirkan adalah seseorang yang meretasnya akan mengambil semua data yang ada lalu menghapusnya dari laptop Laras. Selama hampir se-jam Jacob berusaha untuk membetulkan laptop Laras, akhirnya ia berhasil juga tanpa ada data yang hilang.

Jacob langsung mengatasinya dengan baik dan cepat. Hacker yang mencoba untuk meretas sistem laptop Laras dan mengambil datanya gagal dalam melaksanakan tugasnya karna terlebih dahulu diketahui oleh Jacob dan Jacob juga segera bertindak cepat lalu merusak kembali sistem perangkat yang digunakan oleh hacker itu. Jacob juga menambahkan sistem keamanan baru dilaptop Laras.

“Sudah. Aku sudah mengembalikan sistem laptopmu seperti semula dan tidak ada data yang terhapus, aku juga sudah menambahkan proteksi khusus agar tidak ada lagi yang akan bisa meretas laptopmu, dan aku juga sudah menghancurkan sistem perangkat yang hacker itu gunakan untuk meretas laptopmu," ucap Jacob.

Laras tersenyum bahagia, “Kau memang selalu bisa diandalkan, Jack, terima kasih,” ucap Laras dengan senyum manisnya.

“Hacker yang mencoba meretas sistem laptopmu masih terlalu amatir,” balas Jacob dengan nada mengejek, “Baiklah kalau sudah aku akan kembali ke ruanganku.”

Laras mengangguk. Jacob segera pergi dan kembali ke ruangannya.

Saat sedang berjalan untuk kembali ke ruangannya, Jacob bertemu dengan Bastian dan Lucas.

“Hai, Mr. Jacob,” sapa Bastian.

Jacob balik tersenyum pada Bastian dan Lucas.

“Di mana anggotamu yang lain?” tanya Jacob.

“Entah, mungkin mereka berada di kantin atau kamar mereka,” hawab Bastian.

Jacob mengangguk.

“Yasudah, kalau begitu kami akan pergi dulu ya ke kantin," ucap Bastian lalu pergi meninggakan Jacob.

Namun sebelum itu, Jacob menahan tangan Bastian terlebih dahulu.

“Terus lakukan apa yang aku perintahkan!” titah Jacob sambil berbisik ditelinga Bastian.

Bastian mengangguk lalu Jacob melepaskan tangan Bastian. Setelah itu, Jacob berjalan terlebih dulu meninggalkan Bastian dan Lucas.

“Apa yang dia katakan?” tanya Lucas.

Bastian tersenyum kikuk, "Dia memintaku untuk menemuinya nanti sebelum pelajaran selanjutnya dimulai.” Bastian berbohong.

“Ooo...Ayo aku lapar, kita ke kantin sekarang.” Lucas menarik tangan Bastian untuk lanjut berjalan menuju kantin sekolah karna sebenarnya, ia sudah menahan lapar dari tadi.

Di kantin, Bastian dan Lucas bertemu dengan Mike, Aiden, dan Tyson. Mereka makan bersama di kantin sambil mengobrol.

“Dari tadi aku melihat anggota lain berkumpul bersama, di mana yang lain?” tanya Tyson pada Bastian.

“Aku tidak melihat mereka di mana pun. Mungkin di kamar mereka," jawab Bastian.

“Aku belum hapal nama-nama mereka, kita baru saja bertemu dan masih perlu beradaptasi satu sama lain,” ucap Aiden.

“Kau benar, mungkin anggota lain berkumpul untuk saling mengenal satu sama lain,” sambung Mike.

“Bagaimana pendapatmu, Pak Ketua?” tanya Lucas sambil melahap makanannya.

Mike, Tyson, dan Aiden menatap Bastian.

Bastian yang sedang melahap makanannya menatap balik mereka.

“Apa?” tanya balik Bastian.

“Tim lain berkumpul untuk saling mengenal, sedangkan tim kita tidak semuanya saling mengenal,” jawab Lucas, “Lalu bagaimana tanggapanmu?” lanjutnya

“Kalian belum saling mengenal?” tanya balik Bastian sambil menatap ke empat anggota timnya.

“Kami sudah tau, lalu bagaimana dengan gadis-gadis itu? Aku belum mengenal mereka, nama mereka pun aku lupa,” ucap Aiden.

“Kalau begitu aku akan memanggil mereka ke sini untuk berkenalan lagi dengan kalian,” ucap Bastian singkat.

“Kau ingat nama mereka?” tanya Lucas.

“Aku ingat semua nama anggota timku," jawab Bastian dengan jengah.

“Heii, kalian! Kemarilah!” seru seseorang.

Bastian dan yang lain saing menatap satu sama lain.

“Kau ketua tim Luxury-1! Kemarilah!”

Bastian menengok keasal suara itu.

Brandon memanggil Bastian. Ada apa?

Bastian segera berjalan dan menghampiri Brandon. “Kenapa?” tanyanya.

“Tak apa, aku hanya ingin berkenalan denganmu,” jawab Brandon sambil tersenyum.

Kenapa dengan Brandon? Bastian merasa aneh.

“Kau sudah mengenalku, aku Brandon ketua tim Appolo-X01," ucap Brandon dengan nada sedikit sombong.

Bastian merasa tidak enak seketika dengan gaya bicara Brandon, “Dan mentor timku adalah Mr. Eve. Kau tau kalau Mr. Eve adalah mentor terbaik di sini karna ia pernah membawa kesuksesan besar untuk WOSA dan SIO bersama tim sebelumnya,” lanjut Brandon.

Jadi, Brandon hanya ingin bersombong? Eve juga sukses bersama tim sebelumnya bukan timnya yang sekarang.

“Dan setahuku kalau mentor timmu, Mr. Jacob pernah membuat kesalahan besar,” ucap Brandon yang membuat Bastian menatapnya dengan tatapan bingung.

“Kau dan timmu tidak tau itu?” tanya Brandon.

Bastian menggelengkan kepalanya.

“Jadi, mereka merahasiakannya?" Brandon terkekeh.

“Rahasia apa?” tanya Bastian.

“Entah aku juga tidak tau, aku hanya tau kalau Mr. Jacob pernah membuat kesalahan. Kau bisa tanyakan itu pada Mr. Jacob langsung,” jawab Brandon.

“Brandon!” Panggil seseorang.

“Apa, Re?” tanya Brandon.

“Mr. Eve memanggilmu, dia menunggumu di ruangannya,” jawab seseorang itu.

“Baik aku akan ke sana,“ balas Brandon.

“Oh, ya, Bas, kenalkan ini Revan anggota timku.” Brandon memperkenalkan seseorang yang beranama Revan itu pada Bastian.

Bastian tersenyum pada Revan.

“Bastian.” Bastian berjabat tangan dengan Revan.

“Aku Revan.”

“Bas, kalau begitu aku pergi dulu ya, Mr. Eve memanggilku,” ucap Brandon dengan tatapan meremehkan lalu pergi begitu saja bersama Revan.

Bastian sungguh tidak suka dengan cara bicara Brandon yang terkesan sombong.

Bastian berbalik dan berjalan kembali ke anggota timnya yang masih menyantap makanan mereka.

“Kenapa kau?” tanya Mike yang melihat wajah setengah kesal Bastian.

“Aku tidak menyukainya. Dia sombong menurutku," jawab Bastian.

“Apa yang dia katakan?” tanya Lucas.

Bastian berniat untuk memberitahukan ucapan Brandon tentang Jacob, tapi ia mengurungkan niatnya itu.

“Pamer kalau dia seorang ketua tim dan dimentori oleh mentor terbaik di sini," jawab Bastian, malas.

“Dia berpikir tim dia tim terbaik karna dimentori oleh mentor terbaik. Memangnya Mr. Jacob mentor yang kurang baik?” tanya Aiden dan membuat Bastian menatapnya.

“Aku pikir semua mentor di sini adalah orang terbaik di SIO. SIO juga tidak mungkin mengirimkan sembarang orang untuk melatih kita semua, termasuk tim tahun lalu juga!" seru Tyson.

...*****...

Jam 01.25 Siang.

Terdengar suara seorang wanita melalui pengeras suara yang ada setiap sudut WOSA yang mengumuman untuk para siswa agar menemui mentor mereka di tempat yang sudah disebutkan oleh wanita itu.

Karna untuk pelajaran kedua ini, para siswa akan diajari langsung oleh mentor mereka, dan para siswa juga tidak belajar di dalam kelas, melainkan di tempat yang dipilih oleh mentor mereka masing-masing.

Jacob sudah menunngu timnya di hutan buatan di belakang aula utama. Tidak lama Bastian dan yang lain datang dan menghampiri Jacob, kecuali Alesah, Stella, Nakyung, Maudy, dan Merina.

“Dimana yang lain?” tanya Jacob.

“Kami tidak melihat mereka sejak bel istirahat,” jawab Bastian.

“Kalian tunngu di sini, jangan pergi ke mana-mana sampai aku kembali," ucap Jacob lalu pergi.

Jacob mencoba mengecek Alesha dan empat temannya itu disetiap taman di WOSA, namun Jacob tidak menemukan mereka. Kemudian, Jacob berjalan menuju kamar asrama yang ditempati oleh Alesha dan teman setimnya. Saat Jacob sudah sampai di depan sebuah kamar, Jacob membuka pintu kamar itu, dan ternyata Jacob cukup dibuat terkejut karna mendapati Alesha, Stella, Nakyung, Maudy, dan Merina sedang tertidur.

Tringg...Tringg...Tringg...

Suara Alarm ponsel milik Alesha.

Alesha terbangun dan mengambil ponsel miliknya lalu mematikan suara alarmnya. Dengan wajah khas orang bangun tidur, Alesha melirik kesekelilingnya dan mendapati Jacob sedang berdiri diambang pintu dengan ekspresi yang menurutnya aneh.

“Apa yang kau lakukan di sini, Mr. Jacob?” tanya Alesha dengan wajah bingung seperti tidak tau kalau ia dan yang lain sudah telat masuk jam pelajaran selanjutnya.

Jacob tidak menjawab dan hanya menatap dingin pada Alesha.

Alesha merasa ada yang aneh.

Tunggu jam berapa ini?

Tadi ia tertidur bersama teman-temannya lalu memasang alarm pada jam setengah dua siang dan alarmnya sudah berbunyi tadi, tapi teman-temannya yang lain belum juga bangun dan masih terlelap. Kemudian Alesha mengambil ponselnya dan mengecek jam berapa sekarang ini. Saat Alesha mengaktifkan ponselnya dan melihat jam yang sudah menunjukan jam setengah dua siang lewat semenit. Alesha terkejut dan langsung menatap kearah Jacob sambil tersenyum namun dengan raut wajah bersalah.

“Maaf..” ucap Alesha.

Brak....

Jacob menggebrak pintu dengan sangat keras hingga Stella, Nakyung, Maudy, dan Merina terbangun. Alesha yang mendengar itu langsung terlonjak kaget dan menunduk. Ia sangat takut. Ternyata Jacob sangat menyeramkan saat marah. Alesha menunduk dengan tubuh yang sedikit bergetar dan mencoba menahan air matanya.

“Alesha, jangan beris...” ucap Maudy terpotong setelah melihat Jacob yang sedang menahan emosi diambang pintu. Maudy dan yang lain seketika kaget dan terdiam saat mendapati kehadian Jacob.

“Keluar!” perintah Jacob, dingin.

Stella dan yang lain langsung menuruti perintah Jacob dan berjalan keluar, lalu Alesha berjalan paling terakhir.

“Ke hutan buatan di belakang aula utama,” ucap Jacob yang berjalan paling belakang.

Alesha masih menunduk takut.

Di hutan di belakang aula utama, Bastian dan yag lain sudah menunggu cukup lama dan merasa sedikit bosan.

“Lama sekali,” ucap Mike.

“Itu mereka!” Sahut Tyson saat melihat Jacob dan anggota tim yang lain sampai.

Alesha segera bergabung dengan anggota timnya. Sungguh Alesha masih mencoba menahan untuk tidak menangis dan tetap menunduk.

“Khusus untuk lima anggota yang baru saja bergabung, kalian bisa berdiri di sana,” ucap Jacob sambil menunjuk ke arah tempat yang panas, “Kalian akan dijemur di sana dan jangan saling berdekatan. Cepat ke sana karna aku akan memulai pelajaran,” lanjutnya.

Alesha, Stella, Nakyung, Maudy, dan Merina saling menatap beberapa saat, lalu setelah itu, mereka segera pergi ke tempat yang ditunjukan oleh Jacob.

Bastian, Mike, Lucas, Aiden, dan Tyson menyerngit bingung. Apa yang terjadi? Pikir mereka.

“Itu adalah hukuman untuk yang tidak tepat waktu,” ucap Jacob.

“Apa yang terjadi?” tanya Bastian yang mendekati Jacob.

“Mereka sedang tertidur saat aku datang ke kamar mereka,” jawab Jacob.

Bastian dan yang lain pun langsung menahan tawa mereka setelah mendengar ucapan dari sang mentor itu.

“Pantas aku tidak melihat mereka saat istirahat,” ucap Bastian.

Jacob segera memulai pelajaran yang akan ia ajarkan. Sedangkan Alesa, dia tidak bisa membuka mata sepenuhnya karna sinar matahari yang sangat terik, begitu pun dengan yang lain. Kulit mereka terasa terbakar dan mengering.

Alesha berusaha untuk menahan emosinya. Kenapa Jacob tega sekali menghukum ia dan teman-temannya seperti ini? Matahari sedang sangat terik, dan Jacob bisa menghukum dengan cara lain. Alesha juga menyesal kenapa tadi ia ikut tertidur. Hari pertama yang buruk, bagaimana selanjutnya? Belum lagi ada anggota tim lain yang lewat dan melihat Alesha dan teman-temannya sedang dijemur seperti ikan. Sangat memalukan dan pasti akan menjadi bahan pembicaraan untuk tukang gosip. Alesha memutar bola matanya dengan jengah.

Meski sudah setengah jam sudah berlalu, Jacob masih belum usai juga menghukum Alesha dan teman-temannya untuk berdiri di bawah sinar matahari yang semakin panas.

Sungguh kejam.

Alesha pun mendapati Jacob berjalan kearahnya. Apa hukumannya sudah selesai?

“Panas?” tanya Jacob.

Alesha menunduk dan menahan emosinya karna pertanyaan konyol dari mentor menyebalkan itu. Tentu saja panas, sangat panas!

“Kau menangis tadi?” tanya Jacob lagi sembari menunduk untuk menatap Alesha.

Seandainya boleh, Alesha ingin sekali memaki-maki Jacob. Alesha menatap Jacob dengan wajah datar.

“Aku tau kau menahan air matamu tadi," bisik Jacob sambil tersenyum.

Sungguh senyum yang menawan.

Namun Alesha hanya menatap datar pada Jacob lalu memalingkan pandangannya ke tempat lain.

“Maaf, tapi tadi aku hanya bercanda.” Jacob menahan tawanya.

Alesha balik menatap pada Jacob dengan tatapan bingung namun tajam.

“Sungguh, aku tidak semarah yang kalian lihat tadi. Aku hanya bercanda,” lanjut Jacob.

“Tidak lucu,” balas Alesha datar.

“Kau marah?” tanya Jacob.

Alesha tidak menjawab dan memalingkan pandangannya dari tatapan Jacob.

“Hey..” panggil Jacob.

Alesha menghela napasnya, “Aku hanya kepanasan,” jawabnya datar.

“Tapi aku sungguh hanya bercanda tadi, jika aku benar-benar marah aku bisa menghukum kalian lebih dari ini.”

Jacob menyunggingkan senyumnya lagi setelah berucap itu? Dia pikir ucapannya itu bercanda? Ya, mungkin untuknya IYA, tapi untuk Alesha, dan yang lain, mereka dibuat takut setengah mati, dan sekarang harus menanggung hukuman dengan berdiri dibawah terik matahari!

Kini Alesha semakin berpikir kalau mentornya itu memang kejam.

Tetapi Jacob, ia malah tertawa melihat Alesha yang mencoba menutupi ekspresi kesalnya dengan wajah yang datar.

Bastian dan anggota yang lain menatap bingung pada Jacob yang sedang tertawa, sedang Alesha terlihat berwajah datar.

Ada apa? Pikir kelima remaja lelaki itu.

“Lanjutkan belajar kalian!” perintah Jacob pada Bastian, Mike, Lucas, Tyson, dan Aiden.

Jacob kembali menatap ekspresi wajah Alesha yang membuatnya ingin tertawa lagi.

Alesha benar-benar marah saat ini. Dia tidak perduli Jacob adalah mentornya atau bukan ia benar-benar marah, dan ia mencoba untuk tetap pada ekspresi wajah yang sedatar mungkin.

Jacob menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, lalu setelah itu ia pun mengusap puncak kepala Alesha.

Deg!

Alesha tertegun, dan bingung.

Jacob segera pergi dan menghampiri keempat gadi yang lain yang sama-sama sedang dijemur.

Wajah Alesha mendadak memerah karna malu. Ia menunduk. Alesha merasa Jacob benar-benar mengujinya.

Kemudian satu jam pun berlalu, Jacob masih belum mengakhiri hukuman untuk Alesha dan teman-temannya. Jacob masih sibuk menunjukan praktik melihat bakteri yang ada ditumbuhan menggunakan mikroskop.

Matahari bertambah semakin panas dan Alesha merasa mual pada perutnya, kepalanya serasa berputar, dan pandangannya menjadi kabur. Wajahnya sangat pucat dan ia juga berkeringat dingin.

“Alesha, kau tidak apa-apa?” tanya Stella yang menghampiri Alesha saat melihat wajah Alesha yang pucat pasi.

Namun belum sempat Alesha menjawab, tubuhnya tiba-tiba saja ambruk.

“Alesha! Mr. Jacob, tolong!” pekik Stella yang membuat Jacob dan yang lain menatap ke arahnya.

Jacob yang melihat tubuh Alesha ambruk langsung berlari menghampiri gadis itu.

Jacob menyandarkan Alesha pada tubuhnya.

“Alesha, bangun!” Jacob menepuk pipi Alesha yang dingin. Panik dan takut, itulah yang Jacob rasakan sekarang.

“Alesha kumohon bangunglah,” ucap Jacob, panik.

Jacob menggendong tubuh Alesha dan membawa Alesha ke ruang perawatan.

“Ambilkan air dan cari Mrs. Sara! Cepat!” perintah Jacob.

Bastian dan Mike segera pergi sambil berlari.

Di tengah perjalanan menuju ruang perawatan, Laras melihat Jacob sedang menggendong Alesha yang pingsan. Laras panik dan menghampiri Maudy.

“Apa yang terjadi?” tanya Laras.

Maudy terkejut saat Laras tiba-tiba ada disebelahnya.

“Alesha pingsan," jawab Maudy.

“Apa, kenapa bisa?” tanya Laras kaget.

“Ia kepanasan,” hawab Maudy.

Setelah sampai di ruang perawatan, Jacob membaringkan Alesah di atas kasur yang sudah disediakan. Jacob sangat panik dan takut.

“Jacob!” panggil Laras.

“Nanti saja tanyanya, apa yang harus aku lakukan sekarang?” tanya Jacob panik.

“Minggir, aku yang akan tangani ini.” Laras membuka rompi yang Alesha pakai, jadi saat ini Alesha hanya menggunakan seragam kemeja putihnya saja.

“Tangannya dingin,” ucap Nakyung.

“Olesi ini.” Laras memberikan sebuah wadah yang berisi krim panas yang biasa orang Indonesia pakai untuk orang yang sedang sakit.

“Wajahnya pucat. Ini kesalahanku,” ucap Jacob dengan lemas.

“Diamlah! Jangan berkata seperti itu!” bentak Laras.

Jacob merasa sangat bersalah.

“Mr. Jacob, ini airnya!” seru Bastian sambil membawa dua botol air mineral.

“Bagus, tolong pegang sebentar,” Ucap Laras.

Laras mengoleskan krim panas itu keleher dan ujung hidung Alesha.

“Ada apa?” tanya Mrs. Sara yang datang bersama Mike.

“Dia pingsan karna kepanasan,” jawab Stella.

Mrs. Sara mengambil alat ukur tekanan darah lalu memasangkannya pada Alesha.

“Tekanan darahnya. Dia tidak bisa terlalu lama berdiam di bawah terik matahari,” ucap Mrs. Sara. Lalu Mrs. Sara mengambil sebuah obat dari dalam lemari dan memberikan pada Bastian untuk diminum oleh Alesha.

“Ini, beri dia ini saat bangun nanti. Maaf aku tidak bisa terlalu lama di sini, ada hal lain yang harus segera ku kerjakan, intinya dia harus banyak makan makanan yang bisa menaikan tekanan darahnya, seperti daging, ikan, buah,” Ucap Mrs. Sara.

“Terima kasih Mrs. Sara,” ucap Stella.

Mrs. Sara mengangguk lalu pergi.

Laras mengelus rambut Alesha, “Dia tidak apa-apa, Jack, tenanglah,” ucap Laras.

“Kau bisa kembali mengajar, aku yang akan menemaninya di sini,” lanjut Laras.

“Tidak!" bantah Jacob.

“Jika kau di sini bagaimana dengan mereka? Mr. Thomson bisa marah jika tau kalau angota timmu tidak ada yang belajar!" tegas Laras.

Jacob berpikir sebentar, “Kalian kembalilah belajar dan untuk yang tadi aku hukum, kalian bisa istirahat sepuluh menit tanpa pergi ke mana pun dan Bastian akan memberitahu kalian tentang materi dan praktik yang tadi sudah aku ajarkan. Bastian akan mengawasi kalian!” perintah Jacob.

Bastian mengangguk lalu membawa anggota timnya untuk kembali ke hutan buatan di belakang aula utama untuk melanjutkan pelajaran.

Jacob menatap Alesha dengan tatapan sedih dan bersalah. Ia jadi mengingat suatu kejadian yang membuatnya trauma.

“Alesha tidak apa-apa, dia hanya pingsan,” ucap Laras.

“Aku takut," balas Jacob.

“Jack, aku tau kau trauma, tapi tolong coba tenanglah sedikit. Alesha baik-baik saja.” Laras mencoba menenangkan Jacob.

“Aku tidak akan membiarkan kejadian itu terjadi dua kali,” ucap Jacob.

Laras menghela nafasnya, ”Jack, itu sudah tiga tahun lalu, dan itu..”

“Kesalahanku. Aku yang salah,” ootong Jacob.

“Jack, yang lalu biarlah berlalu. Itu akan menjadi acuan untukmu untuk bisa menjadi lebih baik lagi kedepannya,” ucap Laras.

“Bagaimana bisa menjadi acuan untuk lebih baik jika hal itu selalu membuatku merasa bertambah buruk. Aku kehilangan mereka," balas Jacob.

“Jack, percayalah, kau bisa dan kau tau yang terbaik, jangan buat dirimu semakin bodoh. Mr.Thomson memintamu kembali karna ia tau kau berbeda. Aku yakin dengan timmu yang sekarang ini kau bisa menjadi lebih baik.” Laras merasa sedih melihat teman seperjuangannya itu. “Sudah, Alesha akan baik-baik saja, kau bisa kembali mengajar dan biar aku yang akan menjaga Alesha, lagi pula aku sedang ada waktu senggang."

“Tidak. Aku harus minta maaf pada Alesha, aku terlalu berlebihan menghukum ia dan yang lain,” bantah Jacob.

“Tapi, Jack..”

“Aku tidak akan mengulangi kesalahan kedua, Laras, tidak akan.”

Keheningan terjadi selama beberapa menit. Laras terus mengolesi Alesha krim panas miliknya, dan Jacob. Ia terus saja melihat ke arah Alesha dengan tatapan penuh rasa bersalah.

Hingga hampir setengah jam berlalu, akhirnya Alesha sadar. Laras segera mengantar Alesha ke kamarnya, dan Jacob juga sudah meminta maaf pada Alesha karna ia terlalu berlebihan dalam memberikan hukuman. Jacob segera kembali untuk menemui timnya dan lanjut mengajar pelajaran. Kini, Alesha berdua ditemani oleh Laras di kamar asramanya.

“Ini ada buah, makan saja, Alesha," ucap Laras sambil menyodorkan buah apel segar yang diambil dari kulkas.

“Terima kasih," balas Alesha.

Laras membalasnya dengan senyuman manis.

“Bagaimana? Sudah enak, kan?” tanya Laras.

Alesha mengangguk. Laras tersenyum sambil menatap Alesha. Ia mengelus rambut Alesha.

“Berapa usiamu?” tanya Laras.

“Delapan belas tahun," jawab Alesha.

Laras tersenyum, “Aku, Jacob, dan para mentor di sini juga dulu seperti kalian. WOSA mengundang kami untuk ikut seleksi ketat. Setelah ikut seleksi ketat selama dua bulan, ada seratus remaja terbaik yang terpilih dan aku salah satu dari remaja terbaik itu. Usiaku saat itu masih enam belas tahun dan aku melanjutkan pendidikan di sini selama tiga tahunan, setelah itu aku dan yang lain dikirim ke SIO dan mentandatangani kontrak kerja bersama SIO. Sebelumnya aku juga seorang mentor pengawas anak-anak baru seperti Jacob. SIO meminta kami untuk mementori anak-anak baru di WOSA saat umur kami dua puluh tahun. Namun, WOSA meminta SIO agar aku tidak jadi mentor pengawas lagi. Jadi, aku dipindah tugaskan," cerita Laras, ”Ada kemungkinan besar nanti kalian juga akan seperti kami, setelah menyelesaikan pendidikan di sini kalian akan bekerja di SIO," lanjutnya

“Apa semua remaja yang masuk WOSA harus bekerja di SIO setelah menyelesaikan pendidikan?” tanya Alesha.

“Aku rasa iya. Tujuan SIO mendirikan WOSA adalah untuk mencari pegawai yang benar-benar siap, karna tidak semua orang bisa masuk organisasi rahasia dunia. Jadi, sebelum bekerja di SIO mereka akan dilatih di WOSA terlebih dahulu. SIO juga memiliki banyak cabang yang tersebar diseluruh dunia,” jawab Laras.

“Apa enak bekerja di SIO?” tanya Alesha sambil memakan buah apelnya.

“Ya, enak tidak enak. Enaknya karna semua pegawai sudah mendapatkan jaminan kehidupan selama pegawai itu tidak membocorkan berita apapun kepada publik, dan tidak enaknya adalah kami harus bisa membantu SIO dalam melakukan berbagai ekspedisi untuk mengungkap berbagai macam rahasia yang belum diketahui oleh dunia. Jadi, kami akan langsung terjun ke tempat di mana ekspedisi itu dijalankan dan mencari petunjuk di sana. Aku sudah melakukan ekspedisi seperti itu sebanyak empat kali. Satu kali saat aku masih menjadi murid di WOSA, dan tiga kali saat aku menjadi mentor pengawas. Kalian juga nanti akan melakukan sebuah ekspedisi seperti itu disemester terakhir kalian, dan kalian akan diawasi oleh para mentor. Tapi aku ingin sekali melakukan ekspedisi seperti itu lagi, sangat seru dan penuh dengan tantangan,” jawab Laras.

Bel tanda pelajaran sudah selesai tiba-tiba berbunyi.

Para murid kembali ke kamar asrama mereka. Saat Stella dan tiga temannya yang lain masuk ke dalam kamar asrama mereka, mereka mendapati Alesha yang sedang tertidur.

“Aku akan langsung mandi saja, badanku terasa lengket karna Mr. Jacob,” ucap Stella dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.

Tok.. Tok... Tok...

“Siapa?” tanya Nakyung.

“Entah. Aku akan membuka pintunya,” balas Merina.

Merina beralih untuk membuka pintu, “Mr. Jacob, ada apa?” tanya Merina.

“Di mana Alesha?” tanya balik Jacob.

“Tidur," jawab Merina.

Jacob terlihat berpikir sejenak.

“Kalau dia sudah bangun, suruh dia untuk menemuiku,” ucap Jacob lalu pergi begitu saja sebelum Merina membalas ‘Ya’.

Merina memgerutkan keningnya sambil melihat Jacob yang terus berjalan dengan cepat. Ia mengedikkan bahunya lalu berbalik masuk ke dalam kamar messnya.

“Kenapa?” tanya Maudy.

“Mr. Jacob menyuruh Alesha untuk menemuinya saat sudah bangun nanti," jawab Merina dengan santai.

Terpopuler

Comments

Dhina ♑

Dhina ♑

#242

2021-03-20

0

anggita

anggita

first class.👆

2021-01-12

0

Nindira

Nindira

iiiiihhh kerrreeeennn... kata nya banyak banget salut deh dengan ide ceritany👍

2020-12-28

0

lihat semua
Episodes
1 First Ceremony
2 First Class
3 Starry Night And The First Scary
4 Keep Running
5 Fall In Love?
6 Aku Mencintai Mu
7 Flashback
8 Jacob's MISSION
9 Hukuman Untuk Alesha, Stella, dan Bastian
10 Hukuman Untuk Alesha, Stella, dan Bastian II
11 Levin VS Jacob
12 Maafkan Aku, Alesha
13 Saling Memaafkan
14 Alesha Broken Heart
15 Jacob Jelous
16 MISSION X
17 MISSION X (II)
18 I Miss You
19 You are Beautiful
20 One Last Time
21 Hanya Sebuah Gurauan
22 Aku bukan istrinya
23 Wedding Plan
24 Gunting, Batu, Kertas
25 (Not) First Kiss
26 Bimbang
27 It's Just A Dream
28 Baby Ale
29 Jangan Katakan Itu!
30 Jangan Marah
31 Sunset
32 Sleep In My Arms
33 I didn't
34 Mrs. Laura
35 My Son
36 Penculikan dan Pengakuan
37 Harapan Hidup Atau Mati Untuk Alesha
38 Poor Alesha
39 On The Way
40 Bukan Alesha Tapi Aku
41 Poor Alesha II
42 Awal Baru Untuk Jacob
43 Saingan Baru
44 I will always protect you
45 Kebersamaan Lagi
46 Kebersamaan Lagi II
47 Kebersamaan Lagi III
48 Jacob Come Back Home
49 Welcome Home, Jacob
50 Alesha Blushed Again
51 Tidak sengaja
52 Nyaris Saja
53 Warna Jinggaku
54 Sudden Kiss
55 Kelompok Jaringan Gelap Yang Kembali Berulah
56 Love About Levin
57 Inginku Jujur
58 Alesha's Feeling
59 Sleep In Your Arms
60 Kembali Berkorban
61 Kembali Berkorban II
62 Kembali Pulang
63 Sudden Kiss II
64 Kembali Menuju WOSA
65 Kenapa Harus Cerita?
66 Kembali Menuju WOSA II
67 Kecemburuan
68 Hasrat Yang Tertunda
69 Hangat Kebersamaan
70 Lost Memory
71 Visual Tiga Peran Utama
72 Siasat Vincent
73 Kerinduan Jacob
74 Sweet Time
75 Hari Baru
76 Kecupan Romansa
77 Kecupan Romansa II
78 Kode Keras Anggapan Kegurauan
79 Alur Melebur Waktu
80 Keyakinan Alesha
81 Visual Alesha, Stella, Nakyung, Maudy, dan Merina
82 Birthday In Romance
83 Alesha's gifts
84 Berteduh di Rumah Pohon
85 Misi Pertama Luxury-01
86 Bad Feeling and Planning
87 D-1
88 Luxury-1 VS Appolo-X01
89 Dikejar Kelompok Jahat
90 Dikejar Kelompok Jahat II
91 Misi Tuntas!
92 Semua Karna Cinta
93 Serigala Berbulu Domba
94 Cepatlah Pulih
95 Siuman
96 Kado Ulang Tahun Penyebab Kecemburuan
97 Diacuhkan Dan Menyesal
98 Perhatian Jacob
99 Half Bad Night
100 Temu Calon Mertua, Kakak, dan Adik Ipar
101 Lip Candy
102 Kasmaran
103 LDR Part 1
104 LDR Part 2
105 LDR Part 3
106 Teman Lama
107 Melepas Rindu Hanya Sesaat
108 Aku Bukan Yuna!
109 Kejujuran Hati Jacob
110 Ulah Si Pengkhianat
111 Masalah Baru
112 Hamil Atau Tidak?
113 Pengkhianat Itu Ternyata?
114 Pengakuan Stella
115 Teman Tapi Khianat
116 Melompati Waktu, dan Menanam Benalu Dalam Kalbu
117 Kemarahan Jacob dan Rencana Vincent
118 Himalaya Dan Kenangan Lama
119 Pengorbanan Terakhir Alesha
120 Surat Terakhir Alesha
121 Never Let You Go
122 Ratu dan Selir Hati
123 The End
124 New Beginning (Seasons 2)
125 New Beginning II
126 Sweet Meeting
127 Pernyataan Jacob
128 Quality Time
129 Jacob'S Plan
130 Meminta Anak?
131 Kembalinya Sang Masa Lalu
132 Perusak Hubungan Orang?
133 Bucin
134 Memintamu
135 Satu Syarat Yang Tidak Boleh Dilewatkan
136 Berjanji Untuk Satu Masa Baru
137 Kehebohan Kawan-Kawan
138 Love Made By Two Person
139 Morning Sick
140 Akibat Bercanda
141 Rumah Baru
142 Honeymoon?
143 Cemburu
144 Unread Message
145 Ujaran Pedas
146 Kenangan Lama
147 Saling Memahami Adalah Kuncinya
148 Perubahan Keanehan
149 Mine
150 Holiday Dihari Weekend
151 Kejutan!!!
152 Kebahagiaan Yang Berisiko
153 Gara-Gara Seblak Hingga Ayah Baru
154 Mata-Mata
155 Honeymoon
156 Honeymoon II
157 Honeymoon III
158 Manja-Manja
159 Egois!
160 Peringatan keras
161 Double happiness But Double Trouble
162 Jangan Pergi
163 Klarifikasi Adam
164 Jacob Meminta Maaf
165 Ujung Permasalahan
166 Final Of 28 Weeks
167 Duka Sang Ibu Muda
168 Hukuman
169 Pulang
170 Memaafkan
171 Harmonisasi Yang Kembali
172 Welcome Home Alshiba
173 Pelepas Kerinduan
174 Akhir Kisah, Selamat Jalan, Jack (Epilog)
175 Nasib Kelanjutan Cerita MILFT!!! Harap Baca !!
176 PERHATIAN
Episodes

Updated 176 Episodes

1
First Ceremony
2
First Class
3
Starry Night And The First Scary
4
Keep Running
5
Fall In Love?
6
Aku Mencintai Mu
7
Flashback
8
Jacob's MISSION
9
Hukuman Untuk Alesha, Stella, dan Bastian
10
Hukuman Untuk Alesha, Stella, dan Bastian II
11
Levin VS Jacob
12
Maafkan Aku, Alesha
13
Saling Memaafkan
14
Alesha Broken Heart
15
Jacob Jelous
16
MISSION X
17
MISSION X (II)
18
I Miss You
19
You are Beautiful
20
One Last Time
21
Hanya Sebuah Gurauan
22
Aku bukan istrinya
23
Wedding Plan
24
Gunting, Batu, Kertas
25
(Not) First Kiss
26
Bimbang
27
It's Just A Dream
28
Baby Ale
29
Jangan Katakan Itu!
30
Jangan Marah
31
Sunset
32
Sleep In My Arms
33
I didn't
34
Mrs. Laura
35
My Son
36
Penculikan dan Pengakuan
37
Harapan Hidup Atau Mati Untuk Alesha
38
Poor Alesha
39
On The Way
40
Bukan Alesha Tapi Aku
41
Poor Alesha II
42
Awal Baru Untuk Jacob
43
Saingan Baru
44
I will always protect you
45
Kebersamaan Lagi
46
Kebersamaan Lagi II
47
Kebersamaan Lagi III
48
Jacob Come Back Home
49
Welcome Home, Jacob
50
Alesha Blushed Again
51
Tidak sengaja
52
Nyaris Saja
53
Warna Jinggaku
54
Sudden Kiss
55
Kelompok Jaringan Gelap Yang Kembali Berulah
56
Love About Levin
57
Inginku Jujur
58
Alesha's Feeling
59
Sleep In Your Arms
60
Kembali Berkorban
61
Kembali Berkorban II
62
Kembali Pulang
63
Sudden Kiss II
64
Kembali Menuju WOSA
65
Kenapa Harus Cerita?
66
Kembali Menuju WOSA II
67
Kecemburuan
68
Hasrat Yang Tertunda
69
Hangat Kebersamaan
70
Lost Memory
71
Visual Tiga Peran Utama
72
Siasat Vincent
73
Kerinduan Jacob
74
Sweet Time
75
Hari Baru
76
Kecupan Romansa
77
Kecupan Romansa II
78
Kode Keras Anggapan Kegurauan
79
Alur Melebur Waktu
80
Keyakinan Alesha
81
Visual Alesha, Stella, Nakyung, Maudy, dan Merina
82
Birthday In Romance
83
Alesha's gifts
84
Berteduh di Rumah Pohon
85
Misi Pertama Luxury-01
86
Bad Feeling and Planning
87
D-1
88
Luxury-1 VS Appolo-X01
89
Dikejar Kelompok Jahat
90
Dikejar Kelompok Jahat II
91
Misi Tuntas!
92
Semua Karna Cinta
93
Serigala Berbulu Domba
94
Cepatlah Pulih
95
Siuman
96
Kado Ulang Tahun Penyebab Kecemburuan
97
Diacuhkan Dan Menyesal
98
Perhatian Jacob
99
Half Bad Night
100
Temu Calon Mertua, Kakak, dan Adik Ipar
101
Lip Candy
102
Kasmaran
103
LDR Part 1
104
LDR Part 2
105
LDR Part 3
106
Teman Lama
107
Melepas Rindu Hanya Sesaat
108
Aku Bukan Yuna!
109
Kejujuran Hati Jacob
110
Ulah Si Pengkhianat
111
Masalah Baru
112
Hamil Atau Tidak?
113
Pengkhianat Itu Ternyata?
114
Pengakuan Stella
115
Teman Tapi Khianat
116
Melompati Waktu, dan Menanam Benalu Dalam Kalbu
117
Kemarahan Jacob dan Rencana Vincent
118
Himalaya Dan Kenangan Lama
119
Pengorbanan Terakhir Alesha
120
Surat Terakhir Alesha
121
Never Let You Go
122
Ratu dan Selir Hati
123
The End
124
New Beginning (Seasons 2)
125
New Beginning II
126
Sweet Meeting
127
Pernyataan Jacob
128
Quality Time
129
Jacob'S Plan
130
Meminta Anak?
131
Kembalinya Sang Masa Lalu
132
Perusak Hubungan Orang?
133
Bucin
134
Memintamu
135
Satu Syarat Yang Tidak Boleh Dilewatkan
136
Berjanji Untuk Satu Masa Baru
137
Kehebohan Kawan-Kawan
138
Love Made By Two Person
139
Morning Sick
140
Akibat Bercanda
141
Rumah Baru
142
Honeymoon?
143
Cemburu
144
Unread Message
145
Ujaran Pedas
146
Kenangan Lama
147
Saling Memahami Adalah Kuncinya
148
Perubahan Keanehan
149
Mine
150
Holiday Dihari Weekend
151
Kejutan!!!
152
Kebahagiaan Yang Berisiko
153
Gara-Gara Seblak Hingga Ayah Baru
154
Mata-Mata
155
Honeymoon
156
Honeymoon II
157
Honeymoon III
158
Manja-Manja
159
Egois!
160
Peringatan keras
161
Double happiness But Double Trouble
162
Jangan Pergi
163
Klarifikasi Adam
164
Jacob Meminta Maaf
165
Ujung Permasalahan
166
Final Of 28 Weeks
167
Duka Sang Ibu Muda
168
Hukuman
169
Pulang
170
Memaafkan
171
Harmonisasi Yang Kembali
172
Welcome Home Alshiba
173
Pelepas Kerinduan
174
Akhir Kisah, Selamat Jalan, Jack (Epilog)
175
Nasib Kelanjutan Cerita MILFT!!! Harap Baca !!
176
PERHATIAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!