Ingin Bercerai Darinya

Marvel dan Irina membuat janji temu, sore itu Irina mengenakan pakaian serba panjang dan tertutup agar Marvel tidak melihat beberapa luka lebam yang ada ditubuhnya. Irina sedikit bingung saat mobil yang dikendarai mereka berbelok kearah yang lain.

"Kita mau kemana? Bukannya kita akan ke rumahmu?"

"Kita akan kompartemen, aku khusus membeli apartemen itu untuk mu,"

"Tidakkah itu berlebihan? Hubungan kita hanya sebatas kontrak ranjang saja, kamu yakin akan memberikan benda mahal itu untukku?"

"Ya, asal kamu mau terus berasa di sisiku selamanya."

Irina mematung, kebetulan macam apa ini? Semalam dia dihajar oleh suami sendiri, dan hari ini seorang brondong memperlihatkan ketulusannya. Bibir Irina kelu, dia tidak bisa langsung menjawab keinginan Marvel.

Keduanya tiba disebuah gedung apartemen, mereka langsung naik ke lantai tiga dan memasuki kamar bernomor 39. Irina dibuat takjub saat melangkahkan kaki kedalam apartemen itu, semua barang yang ada didalamnya nampak cantik dan mahal. Jangankan Irina, Ayumi juga akan betah tinggal disana.

"Bagaimana? Kamu suka?" Marvel meraih pinggang Irina dan merangkulnya.

"Ya, aku suka."

Tanpa banyak bicara, Marvel langsung melucuti pakaian yang dikenakan Irina. Tak seperti biasanya, Irina meminta marvel mematikan lampu kamar terlebih dahulu.

Marvel merasa curiga, wanita itu seperti sedang menutupi sesuatu darinya. Marvel menolak keinginan Irina dan langsung membuka dua kancing kemeja milik Irina.

"Kenapa ada bekas lebam di tubuhmu? Apa itu karena suamimu?" Tanya Marvel sambil menatap tajam Irina.

"Iya, dia mengamuk kemarin." Sahut Irina jujur.

"Sepertinya waktu itu pelajaran dariku kurang mengena dihatinya, nanti aku akan memberi pelajaran secara langsung padanya,"

"Tolong jangan ikut campur masalah rumah tanggaku, aku..."

"Sssssttt... Kamu milikku, tidak ada yang boleh mengintimidasi kamu selain aku! Aku akan merebut kamu dari dia bagaimanapun caranya,"

"Tidak perlu bersusah payah merencanakan semua itu, aku sudah menyerah dengan rumah tanggaku. Aku ingin bercerai darinya."

Segumpal angin sejuk menerpa hati Marvel yang sedang mendidih. Mendengar pengakuan Irina yang satu itu seperti baru saja menemukan sebuah oase di gurun pasir. Akhirnya satu keinginan Marvel terwujud, Irina akan bercerai dari pria br*ngsek itu.

Marvel melanjutkan aksi bercumbunya dengan lembut dan hati hati, dia tidak mau membuat luka lebam yang ada ditubuh Irina terasa nyeri. Irina merasa tersanjung atas pengertian Marvel, pria muda itu memang selalu tau bagaimana cara mengambil hati wanita.

"Aaaaahhh..." Des@h Irina saat bagian inti tubuhnya disentuh oleh Marvel. Hari ini Marvel akan menghiburnya, hingga membuat Irina lupa pada masalah rumah tangga yang sedang dihadapinya.

***

Rudi pulang ke rumah Marvel, dia mengemasi beberapa barang berharga milik Marvel dan beberapa pakaian kerjanya. Dodit memperhatikan dari jauh, dia penasaran untuk apa Marvel meminta asistennya itu mengemasi barang barangnya.

Jangan jangan Marvel mau pindah rumah? Apa dia lelah diceramahi terus menerus oleh adik dan Ayahnya? Dodit memutuskan untuk mewawancarai Rudi secara eksklusif.

"Mau dibawa kemana semua barang barang itu?" Tanya Dodit.

"Em... Itu, barang barang ini mau aku bawa ke apartemen Bos Marvel,"

"Apartemen? Kapan Marvel membeli apartemen? Kenapa aku tidak diberi tahu?"

"Maaf Pak, aku hanya pesuruh disini. Kalau Bapak ingin tau lebih banyak, sebaiknya Bapak tanyakan langsung pada Bos Marvel."

Dodit menggerutu, dia kesal karena Marvel sering mengambil keputusan tanpa bertanya kepadanya. Untuk apa Marvel membeli apartemen? Apa dia ingin belajar hidup mandiri? Aneh sekali rasanya, seperti ada hal yang perlu Dodit selidiki secara diam diam.

***

Irina keluar ke balkon kamar, dia menghirup udara segar dan melihat pemandangan indah di luar. Ternyata kerlip lampu jika dilihat dari atas terlihat keren, seperti barisan bintang di langit malam.

Marvel memeluk tubuh Irina dari belakang sambil menyelimutinya dengan selembar selimut tebal.

"Kenapa keluar? Diluar kan dingin," bisik Marvel ditelinga Irina.

"Kenapa kamu menyukai aku? Bukankah diluar sana banyak wanita muda atau yang seumuran denganmu? Pastinya mereka wanita baik baik, tidak seperti aku,"

"Entahlah, aku sendiri juga bingung. Kenapa aku bisa tertarik padamu? Mungkin karena kamu wanita cantik dan berhati baik,"

"Baik? Aku ini seorang kupu kupu malam, bagaimana bisa kamu berkata aku berhati baik?"

"Baik buruknya seseorang tidak bisa dilihat dari profesinya Nona, masalah sepele seperti itu masa kamu tidak mengerti."

Kegagalan rumah tangga yang sedang Irina rasakan saat ini sangat membuatnya trauma untuk menjalin hubungan serius dengan pria manapun, termasuk Marvel. Dulu Heru adalah pria yang baik dan penyayang, hingga waktu membuat pria itu berubah.

Mungkin juga karena Heru merasa bosan sepuluh tahun membina rumah tangga dengan Irina. Irina sudah tak lagi muda, tak cantik dan kencang seperti dulu. Terkadang pria memang egois, pandai melihat kekurangan pasangan tapi tidak mau melihat kekurangannya sendiri.

"Jadi bagaimana? Apa kamu mau menjadi kekasihku?" Tanya Marvel serius.

"Hanya kekasih?" Tegas Irina.

"Aku akan menikahi kamu jika urusan perceraian mu dengan suamimu sudah selesai. Aku janji akan menjaga dan menyayangi kamu juga Ayumi," lanjut Marvel.

"Maaf Marvel, aku tidak bisa menjawabnya sekarang. Hatiku masih terluka, sepertinya butuh waktu lama untuk menyembuhkannya,"

"Kalau begitu aku akan menunggumu sampai lukamu sembuh."

Irina menyembunyikan tubuh mungilnya dalam pelukan Marvel, mencoba menepis hawa dingin yang mulai menggerogoti tubuhnya. Tubuh seorang pria memang menjadi sandaran ternyaman bagi seorang wanita, terlebih jika keduanya adalah pasangan sah yang sama sama saling mencintai.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!