Om Yang Tampan Dan Baik Hati

Ayumi dibawa ke ruang oprasi, Irina dan Lastri menunggu dengan setia didepan kamar oprasi. Setelah menunggu kurang lebih empat jam lamanya, perawat membawa Ayumi keluar dari ruang oprasi dan menaruhnya kembali ke ruang rawat inap.

Irina merasa lega, Ayumi sudah selesai di oprasi. Kini dia tinggal menunggu hasil oprasi tersebut dan mendengar penjelasan dari para ahli.

"Kata Dokter, oprasi Ayumi berjalan dengan baik. Jika sudah bisa belajar berjalan, dua hari lagi kemungkinan diperbolehkan pulang ke rumah," ucap seorang suster.

"Syukurlah kalau begitu, aku juga sudah tidak betah lama lama tinggal dirumah sakit. Aku rindu dengan kasur di kamarku yang empuk dan selimutku yang hangat," ucap Lastri.

"Iya Bu, sama." Sambung Irina.

Dua jam kemudian...

Ayumi membuka mata, dia menoleh ke kanan dan ke kiri mencari keberadaan Ayahnya. Sudah dua hari Heru tidak datang ke rumah sakit untuk menjenguk Ayumi, gadis kecil itu merasa rindu kepadanya.

"Bu, Ayah mana?" Tanya Ayumi.

"Dia sedang bekerja diluar kota," sahut Lastri berbohong.

"Aku ingin bertemu Ayah Bu," rengek Ayumi.

"Besok juga bisa bertemu kalau kamu sudah boleh pulang ke rumah. Sekarang kamu istirahat ya, biar kamu cepat sehat dan cepat diizinkan pulang ke rumah," ucap Irina.

"Iya, Bu." Ayumi mengangguk patuh.

Ayumi tertidur, Irina pamit keluar ruangan pada sang Ibu untuk mencari udara segar. Padahal, bukan udara segar yang Irina cari, tapi sebuah tempat rahasia yang bisa digunakan untuk menangis.

"Hiks... Hiks... Hiks..." Irina menangis sambil bersembunyi dibawah pohon besar. Dia mencoba mengeluarkan emosi yang ada didalam dirinya agar hatinya terasa plong. Sudah beberapa hari Irina mencoba menahan tangis, hal itu membuatnya sulit tidur dan mengalami migren ringan.

Kruyuk....

Perut rata Irina berbunyi, dia merasa lapar. Dia baru sadar kalau sejak kemarin siang dia belum makan sebutir nasi pun. Selain lapar, Irina juga merasa haus, sepertinya sudah waktunya bagi Irina untuk pergi kerumah makan terdekat.

"Disini kamu rupanya," ucap seseorang. Irina menoleh kebelakang, dia mendapati sosok Marvel sedang berdiri menatapnya.

"Marvel, sedang apa kamu disini?" Tanya Irina.

"Aku mencari mu," sahut Marvel.

"Mencari ku? Untuk apa mencari ku? Nanti sore juga aku akan datang ke rumahmu," ucap Irina.

"Aku ingin menjenguk putrimu, tapi aku malah melihatmu bersembunyi dibawah pohon sambil menangis. Aku pikir tadi kamu adalah seekor kucing yang tersesat," canda Marvel.

"Tidak lucu!" Irina menekuk wajahnya.

Kruyuk...

Suara itu terdengar lagi, tak hanya Irina yang mendengarnya Marvel juga bisa mendengarnya dengan jelas.

"Kamu pasti lapar kan? Ayo ikut aku." Marvel menggandeng Irina dan membawanya pergi kesebuah tempat.

***

Rumah makan Telaga Sari saat siang hari selalu ramai pembeli. Semua karena masakan yang dijual terasa enak dan harganya ramah dikantong. Sehingga banyak pengunjung dan pegawai rumah sakit yang mampir kesana.

Marvel tertawa melihat Irina makan dengan lahap seperti orang kesurupan. Pria itu menatap Irina dengan tatapan Iba dan penuh rasa kasihan. Meski terlihat tegar, Marvel bisa tau kalau sebenarnya Irina adalah wanita yang lemah dan rapuh.

"Ngomong ngomong, apa isi Tote bag yang kamu bawa?" Irina penasaran.

"Ini isinya coklat, permen dan sebuah boneka beruang berukuran mini. Aku sengaja membawanya untuk anakmu," sahut Marvel.

"Terimakasih, andai saja suamiku perhatian seperti kamu," celetuk Irina sambil terus mengunyah makanan yang ada didalam mulutnya.

Selesai makan, Irina dan Marvel kembali ke kamar rawat inap Ayumi. Dia membawa sebungkus makanan untuk Lastri Ibunya yang juga mungkin belum makan sejak kemarin sore.

Mereka berjalan beriringan seperti sepasang kekasih, meski Irina jauh lebih tua dari Marvel, Irina malah terlihat awet muda. Mungkin karena tinggi badan Irina yang imut seperti gadis SMP.

Lastri menatap Marvel dan Irina secara bergantian saat keduanya memasuki ruang rawat. Siapa pria yang datang bersama Irina? temannya kah? Sejak kapan Irina punya teman seorang artis? Begitu kira kira isi pikiran Lastri saat ini.

"Itu Ibuku, namanya Lastri. Yang ini anakku, namanya Ayumi," Irina memperkenalkan anggota keluarganya kepada Marvel.

"Hallo Ibu," sapa Marvel ramah.

"Hallo..." Sapa Lastri balik.

"Bu, siapa Om itu?" Tanya Ayumi.

"Dia Om Marvel, teman Ibu. Dia adik dari Tante Dewi," Irina berbohong.

"Hallo... Sayang. Bagaimana kabarmu?" Tanya Marvel sambil mengusap pucuk kepala Ayumi.

"Baik Om," sahut Ayumi singkat.

"Om bawa sesuatu buat kamu, semoga kamu suka ya," Marvel menyodorkan sebuah Tote bag pada Ayumi.

"Apa ini Om?" Tanya Ayumi.

"Ini isinya coklat, permen dan boneka,"

"Asyik... Aku dapat permen dan coklat banyak." Ayumi berjingkrak kegirangan.

Irina menahan haru, hampir saja dia menangis lagi. Selama ini Ayumi jarang sekali jajan, baik itu jajan permen, coklat atau chiki. Bisa makan saja sudah bersyukur. Apa lagi mainan, Ayumi belum pernah membelinya. Semua mainan yang dia punya adalah bekas pakai dari anak Yuni.

Marvel menemani Arumi bermain, dalam sekejap pria itu bisa menarik perhatian anak Irina. Lastri merasa ada hubungan yang tak biasa antara Irina dan Marvel, walaupun Irina tidak mengatakannya. Insting seorang Ibu itu sangat kuat dan hampir tidak pernah salah kalau menyangkut soal anaknya.

"Dia tampan dan baik," bisik Lastri pada Irina lirih.

"Semua orang dewasa pasti baik pada anak kecil," sahut Irina.

"Tidak juga, suamimu contohnya," sanggah Lastri.

"Tolong jangan bandingkan suamiku dengan dia Bu, sudah pasti suamiku akan kalah,"

"Sepertinya dia suka padamu. Tinggalkan saja suamimu yang menyebalkan itu, cobalah untuk menerima kehadiran pria lain,"

"Astaga, Ibu! Berhenti mengompori aku untuk melakukan hal buruk seperti itu!" Irina mengomeli Ibunya.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!