Kompensasi

Irina mengantar Marvel hingga ke parkiran, Marvel memberi kode agar Irina ikut masuk ke dalam mobilnya. Wanita itu enggan ikut marvel pulang ke rumahnya, apa lagi Ayumi belum lama keluar dari ruang oprasi.

"Marvel, bisakah aku minta jatah libur hari ini saja. Putriku baru keluar dari ruang oprasi tadi pagi, aku masih ingin menemaninya," ucap Irina dengan nada memelas.

"Baiklah, aku akan mengizinkan kamu untuk libur. Tapi kamu harus memberi kompensasi," Marvel menyunggingkan senyum licik.

"Kompensasi?" Irina merasa bingung.

Tiba tiba saja Marvel memeluk tubuh Irina erat dan mencium bibirnya secara brutal. Irina tersengal, dia hampir saja tidak bisa bernafas. Irina segera melawan dan mendorong tubuh Marvel dengan kuat hingga sedikit menjauh darinya.

"Marvel, jangan gila ya! Ini tempat umum," omel Irina.

"Tempat ini sepi, tidak ada orang yang berlalu lalang. Lagi pula kaca mobilku tidak tembus pandang dari luar," celoteh Marvel.

"Tapi tetap saja ini tempat umum,"

"Oke, kalau kamu tidak mau bermain dengan itu. Puaskan aku dengan cara yang lain," Marvel sedikit memaksa.

"Cara lain?" Irina kembali dibuat berpikir oleh Marvel.

Marvel memegang leher Irina, menariknya dengan kuat hingga wajahnya menghadap ke bawah. Sekarang Irina tau apa yang dimaksud oleh Marvel, dia mendelik sambil mendengus kesal.

Tiga puluh menit berlalu, Irina berhasil menjalankan tugasnya dengan baik. Marvel akhirnya membuka pintu mobilnya dan membiarkan Irina pergi. Dia tau Irina sedang marah padanya, tapi Marvel suka. Karena walaupun sedang marah Irina masih bisa bekerja dengan profesional.

"Benar benar gila! Aku bahkan belum pernah melakukan hal ini pada Heru," Irina berkali kali membasuh wajah dan berkumur dengan air keran.

Profesinya memaksa wanita polos itu untuk berubah liar dan belajar banyak cara memuaskan pasangannya. Ingin rasanya Irina pergi melarikan diri, tapi sepertinya tidak bisa. Marvel memiliki banyak teman dan kolega, kabur ke ujung dunia pun pasti pria itu bisa menemukan keberadaanya.

***

Irina kembali masuk ke dalam ruang rawat putrinya, dia melihat Ayumi tengah duduk bersandar dan bermain dengan boneka pemberian Marvel. Irina bisa tersenyum lega sekarang, karena Ayumi sudah terlihat sehat meski aktifitasnya masih terbatas.

"Bu, om sudah pulang?" Tanya Ayumi.

"Sudah," sahut Irina singkat.

"Besok minta dia main bersamaku lagi ya,"

"Iya, sayang. Tapi kalau Om nya tidak sedang sibuk ya," Irina duduk ditepi ranjang Ayumi.

"Bu, ayo kita pulang. Ayumi mau bertemu dengan Ayah," tiba tiba saja gadis kecil itu merindukan sosok Ayahnya. Hati Irina terasa teriris, melihat Ayumi tersiksa oleh rasa rindu.

Kata orang, Ayah adalah cinta pertama putrinya. Tapi Heru kelewat cuek pada Ayumi, dia bahkan jarang menunjukan cintanya pada putrinya sendiri. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Ayumi pasti kecewa jika saat pulang Ayahnya tidak ada dirumah. Terlebih jika dia tau Nenek dan Ibunya telah mengusir Ayahnya.

"Nanti, kita tunggu visit terakhir dari Dokter. Sabar ya," sahut Irina. Dia mengukir senyum kecil yang manis untuk Ibunya.

"Iya Bu."

Lastri memeluk tubuh Irina, mencoba menguatkan batin yang sudah mulai melemah itu. Irina merasa lelah dengan semuanya, tapi dia tidak boleh menyerah demi kesembuhan dan kebahagiaan anaknya.

***

Dirumahnya...

Marvel tertawa senang sambil membayangkan wajah Irina. Wanita itu sangat lucu, juga mempesona. Hari ini Marvel bisa menikmati setengah hari bersama Irina dan anaknya, entah mengapa Marvel sangat menyukainya.

Pernikahan Irina dan suaminya jelas sekali tidak bahagia, pernikahan macam itu mana mungkin bisa bertahan lama. Marvel ingin masuk ke dalam celah hati Irina, meraih perhatiannya dan keluarganya. Merebutnya dari pria brengsek yang tidak bertanggung jawab itu.

Benar, Marvel telah jatuh hati pada Irina sejak sentuhan pertama. Sejak dia melihat air mata dan pengorbanan wanita itu untuk anaknya tercinta. Wanita tulus seperti Irina hanya seribu satu didunia ini, mana boleh Marvel menyia-nyiakannya.

"Tuan sepertinya sedang sedang ya," celetuk Cokro sambil menyajikan minuman diatas meja.

"Iya, hari ini aku sedang senang. Karena itu aku akan membagikan bonus akhir bulan pada pegawaiku termasuk kalian yang ada disini,"

"Apa Tuan baru menang arisan?" Tanya Cokro.

"Tidak perlu banyak tanya, sana lanjutkan pekerjaanmu!"

Cokro pamit undur diri, Marvel melanjutkan kegiatannya senyum senyum sendiri di depan Tv yang sedang tidak menyala. Jika Ayahnya melihat Marvel seperti itu, dia pasti akan segera membawa Marvel ke rumah sakit jiwa.

Rudi nyelonong masuk ke dalam rumah Marvel, dia ingin menanyakan kenapa hari ini Marvel tidak masuk kantor. Tapi Marvel sedang sibuk dengan dunianya sendiri, sampai dia tidak tau kalau Rudi datang.

"Apa ini karena wanita itu?" Ucap Rudi sambil menepuk pundak Marvel.

"Iya, benar. Ada apa kamu datang kemari?" Tanya Marvel.

"Aku khawatir padamu, hari ini kamu tidak masuk ke kantor," sahut Rudi.

"Aku menjenguk anak Irina di rumah sakit, dia baru saja selesai di oprasi," tutur Marvel.

"Ah, sudah mulai mendekati anaknya ya? Apa kamu juga berencana untuk merebutnya dari suaminya?" Tuduh Rudi.

"Entah lah, kita lihat saja nanti," Sahut Marvel santai.

"Dasar pria keras kepala. Terserah kamu saja lah, yang penting aku sudah pernah memberimu peringatan." Ujar Rudi sewot.

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!