...Hargailah pasanganmu. Mungkin dia tak berharga bagimu, tapi bisa jadi bagi orang lain pasanganmu sangatlah berharga....
...*****...
Langkah kaki Irina terlihat gontai santai memasuki kediaman Marvel. Tatapan matanya kosong, wajahnya kusut seperti jaring yang baru saja dipakai untuk mencari ikan.
Perasaanya saat ini sedang tidak karuan, pusing, stres, semua bercampur menjadi satu. Terlebih Irina tidak pernah menghibur dirinya sendiri, sekedar untuk menikmati makanan favoritnya atau berbaring sambil menonton film komedi romantis. Membuat Irina hampir saja gila karena semua problematika hidup yang ada di dalam hidupnya.
Marvel langsung menghampiri Irina ketika melihat wanita itu datang, dia syok bukan main saat melihat pipi Irina ada lebam dan sedikit membiru.
"Apa yang terjadi? Siapa yang melakukan ini padamu?" Tanya Marvel.
Irina tak menjawab pertanyaan itu, dia menjatuhkan tubuhnya dalam pelukan Marvel dan menangis. Tanpa diberi tau Marvel sudah yakin kalau Irina baru saja mendapatkan KDRT dari suaminya. Tidak ada yang boleh menyakiti wanita incaran Marvel, siapapun itu. Jika ada yang berani maka dia harus menerima ganjarannya.
"Ajak aku makan diluar," ucap Irina tiba tiba. Dia menunjukan wajah sedihnya dan menatap Marvel dengan tatapan berkaca kaca.
"Apa?" Marvel kurang jelas dengan apa yang diucapkan Irina.
"Ajak aku makan diluar, berbelanja, nonton film dan bersenang senang. Saat ini aku butuh menghibur diriku sendiri," Irina memperjelas ucapannya.
"Baiklah, ayo kita pergi bersenang senang." Marvel mengukir senyum kecil.
Sore itu juga, Marvel mengajak Irina pergi ke sebuah pusat perbelanjaan. Tiba disana, Marvel mempersilahkan wanita itu untuk membeli semua yang dia mau. Pakaian, tas, sepatu, juga segala keperluan untuk anaknya.
Setelah itu, Marvel mengajak Irina menonton film di bioskop. Pergi ke salon kecantikan kemudian berakhir dimeja sebuah restoran bintang lima.
Marvel benar benar mewujudkan impian Irina yang selama ini hanya bisa dia ukir dalam mimpi. Tingkat stres dalam diri Irina berkurang, dia merasa sangat terhibur dan bisa mengumpulkan energi positif untuk menghadapi segala kemelut hidup dengan senyuman lagi.
"Marvel, aku boleh tambah ice cream?" Tanya Irina.
"Tentu saja boleh, pergilah pesan lagi," sahut Marvel.
"Oke." Ucap Irina.
Irina pergi meninggalkan kursinya, Marvel buru buru mengambil ponsel dan menghubungi seseorang untuk melakukan sesuatu.
Tut... Tut... Tut...
Bunyi telpon tersambung, suara bariton seorang pria muncul dari balik telfon itu.
"Iya, ada apa Bos Marvel?" Tanya Rudi dengan nada malas.
"Aku punya tugas untukmu," sahut Marvel.
"Tugas apa?"
"Pergi cari informasi tentang suami Irina, kemudian hajar dia tanpa ada seorang pun yang melihatmu," perintah Marvel.
"Tapi aku mau cari informasi itu dari mana?"
"Dari Mami Dewi, begitu saja harus aku kasih tau dulu! Sudah sana cepat laksanakan!"
Klik...
Marvel menutup telfon saat melihat irina berjalan mendekat ke arahnya. Wanita itu langsung duduk manis dan menyantap makanan pesanannya dengan lahap. Sesekali Irina menggoyangkan kepalanya, menjadi pertanda kalau makanan yang sedang dia makan rasanya enak.
"Apa kamu suka?" Marvel menatap Irina lekat lekat.
"Aku suka. Tapi apa aku boleh bungkus untuk anak dan Ibuku dirumah?" Tanya Irina balik.
"Tentu saja boleh, tapi kamu harus membayarnya dengan kontan padaku,"
"Cih, dasar! Pria tak mau rugi!" Irina memonyongkan bibirnya ke depan. Marvel tertawa renyah karena itu.
***
Heru baru saja pulang dari tempat karaoke langganannya. Dia melintasi sebuah tempat sepi dengan sepeda motornya, tiba tiba saja dua orang pria menghadangnya dan menghentikan laju sepeda motor Heru.
Heru menatap wajah dua orang itu secara bergantian, dia sama sekali tidak mengenalnya. Siapa mereka? Heru dibuat bingung dan penasaran.
"Hey, mau apa kalian?" Tegur Heru. Bukannya menjawab dua pria itu malah langsung menghajar Heru secara membabi buta.
"Tolong... Tolong..." Teriak Heru beberapa kali. Upayanya sia sia karena posisinya sangat jauh dari keramaian. Heru babak belur, lalu ditinggalkan begitu saja oleh dua orang asing itu.
Tidak ada yang tau kalau dua orang itu adalah orang suruhan Rudi, Rudi sendiri adalah orang kepercayaan Marvel. Dari jauh, Rudi mengamati keadaan Heru untuk memastikan kalau pria bertampang preman itu masih hidup.
"Uhuk... Uhuk..." Heru terbatuk beberapa kali.
"Dia masih hidup. Rasakan itu, salah sendiri beraninya cuma main kasar sama perempuan! Baru kali ini aku mendukung Marvel menjadi pebinor, aku akan mengawal Marvel sampai Irina bisa menjadi miliknya." Gerutu Rudi panjang lebar.
Heru bangkit dari tanah, dia menaiki sepeda motornya dan kembali menuju rumah. Beberapa orang yang melihat Heru melintas membatin, karena penampilannya yang seperti baru dikeroyok masa.
Rata rata dari mereka tersenyum senang atas apa yang menimpa Heru. Sudah menjadi rahasia umum jika Heru berprofesi menjadi tukang palak dan copet yang suka membuat susah orang lain. Makannya banyak orang yang membencinya, termasuk tetangganya sendiri.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments