Bab 13 Malam Perpisahan di Flower Fairy

"Pernikahan megah akan aku adakan dalam 2 minggu ke depan. Apa kau siap? Hari ini aku juga sudah bicara pada Mami Isabella untuk membelimu dengan harga tinggi."

"Aku siap," ucap Catylin dengan mantap.

Catylin pulang ke Flower Fairy dan disambut dengan tangisan Mami Isabella. "Jadi kau akan pergi meninggalkan Flower Fairy ini? Aku pasti akan sangat kesepian," keluh Mami Isabella di barengi tangisannya yang dibuat-buat.

Catylin yakin bahwa pasti Mami Isabella telah mengantongi uang yang cukup banyak dari pemberian Dave. Mami Isabella membawa Catylin masuk ke Flower Fairy dan mengajaknya duduk di sebuah Sofa.

"Kok bisa Mami Setuju sama Dave?" tanya Catylin.

"Ya gimana Mami gak mau setuju, kamu kan tahu siapa itu Dave Alexandro Prasetya. Kalau sampai Mami gak turutin apa kemauan dia. Kemungkinan bisnis Mami bisa dia hancurkan," ucap Mami Isabella yang dianggap memang cukup masuk akal bagi Catylin.

Siapa yang tidak tahu segila apa Dave itu?

"Mami dikasi berapa Mi sama Dave?" tanya Catylin dengan nada bercanda agar Mami Isabella tidak tersinggung.

Sejenak tangisan Mami Isabella berhenti dan seperti ada binar bahagia di matanya. "Ehm tidak besar paling hanya 4 bulan hasil bekerjamu saja," ucap Mami Isabella.

Catylin tidak yakin melihat wajah Mami Isabella yang sumringah seperti itu. Tidak mungkin Dave akan memberikan uang yang kecil. Nanti akan Catylin cari tau sendiri dari beberapa orang terdekat Mami Isabella.

Mami Isabella pun menyudahi pembicaraan itu. "Ah iya nanti malam ada pesta perpisahan untukmu di lantai bawah. Jangan lupa datang ya?"

Catylin mengangguk tanda setuju. Berarti lusa dia sudah tidak ada di Flower Fairy lagi lalu dia akan tinggal di mana? Sebuah pesan seperti menjawab pertanyaan yang ada di benak Catylin.

"Aku sudah memberikanmu sebuah rumah dan beberapa mobil." Catylin membaca pesan dari Dave dan menggulir ponselnya ke bawah untuk melihat gambar rumah dan mobil yang diberikan Dave.

Catylin cukup kaget dengan berapa besar rumah dan luasnya halaman yang akan diberikan Dave. Beberapa mobil sport juga berderetan di sana. Rumah itu memiliki 3 lantai dengan konsep modern clasic minimalis. Ada kolam renang di belakang rumah dengan view danau dan hutan rimbun.

Di bagian depan rumah ada taman kecil dan air mancur dengan patung Dewi Dewi yunani. Sangat cantik. Perpaduan antara klasik dan modern yang sangat unik.

"Lusa apa aku bisa pindah kesana?" tanya Catylin di pesan selanjutnya.

"Hari ini atau besok juga bisa kalau kau mau," jawab pria tampan itu dengan cepat.

Setelah beberapa obrolan singkat, Catylin menutup ponselnya. Dia melihat Santi berjalan menuju sofa. "Catylin kau akan pergi?" tanya Santi dengan raut wajah sedih.

Catylin menganggukkan kepalanya. "Iya aku akan pergi? Kau mau ikut bersamaku?" pertanyaan itu membuat Santi membulatkan matanya.

Dia kemudian melihat ke arah lain dengan wajah agak sedih. "Bagaimana aku bisa lepas dari Mami? Mami meminta uang sebesar 5 Milyar sebagai tebusannya. Aku mana punya uang sebanyak itu," ucap Santi sedih.

Memang dibandingkan Santi, harga Catylin jauh lebih tinggi. Jika dalam semalam Catylin dapat meraup 500-2milyar maka berbanding terbalik dengan Santi yang hanya memperoleh 30-200 juta.

Selain itu Santi bekerja di Flower Fairy jauh lebih lama dari pada Catylin yang tergolong masih baru. Jadi harganya jauh lebih rendah dan Mami Isabella tidak menuntut uang terlalu banyak.

Tapi untuk Santi sendiri 5 Milyar adalah penghasilan dia 5-6 bulan bekerja di tempat Mami Isabella. Sedangkan sebagian uangnya selalu dia kirim pada orang tua. Jadi untuk mengumpulkan 5 milyar akan lebih sulit.

Catylin menepuk tangan Santi dan berkata, "Kita sudah lama berteman, kau sudah aku anggap seperti saudara sendiri, kalau kau memang mau keluar dari Flower Fairy ini aku akan meminjamkanmu uang."

Santi menggelengkan kepalanya. "Tidak Catylin, aku masih butuh bekerja di sini." Sudah berbicara seperti itu Catylin tidak lagi memaksa Santi untuk ikut dengannya dan berhenti datri Flower Fairy.

Petang pun menjelang, Catylin bersiap-siap untuk pesta malam ini. Sementara itu Mami Isabella dan Santi berdebat cukup panas.

"Mami, inikan pesta perpisahan Catylin kenapa aku harus menemui 2 tamu malam ini? Bukannya itu berarti aku tak bisa menemani Catylin?" tanya Santi dengan nada yang agak tinggi.

Mami Isabella melayangkan tamparannya pada wajah Santi yang membuat gadis itu terdiam dan terisak setelahnya.

"Jangan membantah! Sudah 2 tahun ini tidak dipukuli dan kau merasa bisa meninggikan suaramu di depanku?"

"Semua kebaikan yang aku lakukan padamu adalah bentuk terima kasih karena telah membawa Catylin ke Flower Fairy yang membuat rumah pelacuranku lebih terkenal."

"Kau tetaplah masih seorang pelacur milikku," tegas Mami Isabella saat dia beberapa kali menunjuk-nunjuk kepala Santi dengan kasar.

"Jadi jangan bertingkah layaknya seorang putri di sini. Kau lihat aku harus terus menurunkan hargamu karena pelangganmu yang semakin sedikit."

Mami Isabella memanggil 2 bodyguardnya dan memerintahkan mereka untuk membawa Santi menemui tamu. "Pukul saja dia kalau dia berani melawan," perintah Mami Isabella.

Mami Isabella mengambil kipas berbulu nya dan kemudian mengipasi wajahnya yang terasa panas karena marah-marah. "Malam ini aku sudah menyiapkan sesuatu yang menarik untuk Catylin, jika Santi ada di sini dia pasti akan mengganggu," ucap Mami Isabella dengan senyum licik menyinggung di bibirnya.

Pesta pun di mulai setelah pukul 7 malam. Bagian bawah Flower Fairy seperti bar pada umumnya. Saat itu seorang pelacur duduk di samping Catylin yang saat itu tengah menikmati pesta. Saat Catylin lengah, dia memasukkan sesuatu ke dalam minuman Catylin.

Sesaat kemudian Catylin sudah menghabiskan minumannya tapi entah kenapa dia merasa kantuk dan pusing. Wanita di sebelahnya segera membantu Catylin dan membawanya ke sebuah kamar.

Di sana lah Catylin setengah sadar. Mami Isabella berterima kasih pada salah satu anak buahnya dan memberikan dia segepok uang.

Mami Isabella kemudian memerintahkan dia untuk membuka semua pakaian yang melekat di tubuh Catylin. Beberapa bodyguars yang hadir membawa tali untuk mengikat Catylin.

Mereka mengikat tangan Catylin dan mengarahkannya ke atas kepala. Bodyguard itu juga mengikat Paha dan betis Catylin menyatu kemudian mengikatnya lagi ke tepi ranjang agar posisi pahanya terbuka dan mudah untuk pria-pria masuki.

Catylin yang setengah sadar itu tak bisa berbuat apa-apa karena tubuhnya terasa lemas dan tidak berdaya. Dia juga merasakan hasrat untuk berhubungan yang sangat tinggi.

Hal itu membuat puncak bukit nya mengeras dan bagian bawahnya basah. Bodyguard juga merasakan tubuh Catylin menggeliat dan melihat area yang basah itu. Mereka menelan Saliva menahan bagian bawah mereka yang mengeras.

Setelah itu mereka semua keluar dari ruangan. Mami Isabella kemudian masuk ke sebuah ruangan di mana sudah banyak pria-pria berkumpul. Mereka adalah pria-pria yang pernah berhubungan dengan Catylin dan ada juga yang belum.

Orang pertama yang berjalan ke arah Mami Isabella adalah Jeremy. "Apa sudah siap?" Mami Isabella tersenyum simpul.

"Sudah siap, kalian sabar ya masuknya bergantian," ucap Mami Isabella pada lebih dari 50 orang pria yang duduk di sana. Mereka masing-masing telah mengundi dan mendapatkan nomor untuk giliran menikmati tubuh Catylin.

"Permainan ini sangat menyenangkan, Mami," ucap Dexas. "bolehkan aku memukulnya?"

"Kau bisa memukulnya asal kau tidak takut bahaya dari Dave." Ucapan dari Mami Isabella tentu saja membuat Dexas mengurungkan niatnya.

Siapa yang tak tahu betapa kejamnya Dave di dunia bawah? Tapi mengikuti permainan ini sebelum Dave memiliki Catylin seutuhnya adalah hal yang menarik.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!