"Masuk!" ucap Jeremy saat dia berbalik dan duduk di sebuah kursi di samping jendela. Catylin juga menutup pintu kamar dan duduk di depan Jeremy.
Catylin menyilangkan kakinya sehingga pahanya yang mulus terlihat di mata Jeremy. "Jadi kau yang tidur dengan anakku, Dave?" tanya Jeremy dengan nada menghina.
Senyum manis masih terukir di wajah Catylin. "Iya Tuan, aku yang tidur dengan anakmu. Kau juga ingin tidur denganku bukan?"
Jeremy meludahkan liurnya membuat Catylin pura-pura kaget. "Siapa yang mau tidur dengan pelacur sepertimu? Bagian bawahmu sudah dimasuki hampir semua pria."
"Lalu untuk apa Tuan Jeremy ingin menemui saya kalau bukan untuk menyalurkan hasrat terpendammu?" Catylin menjelajahi kaki pria di depannya dengan ujung jemari kaki kiri. Hal itu benar-benar membangkitkan libido lelaki tua itu.
Tapi saat dia mengingat istrinya, dia segera menyingkirkan kaki Catylin dengan kasar.
"Aku ingin memperingatkanmu untuk tidak menjebak anakku! Kalau kau melakukan hal itu aku tidak akan segan-segan untuk membunuhmu!" seru Jeremy pada wanita genit di depannya.
Ancaman dari Jeremy membuat Catylin berakting sedih. Dia sedikit membungkukkan bahunya dan membuat dia bukit kembar itu terekspos pada Jeremy.
Pria itu berusaha kembali menahan gairahnya yang meluap-luap itu. Kesalahan untuknya datang kesini dan bertemu dengan Catylin yang tahu caranya menggoda pria tua seperti dia.
"Jangan ancam aku seperti itu, Tuan. Aku hanya mencari uang dan pria untuk memenuhi kebutuhan materi dan psikologiku." Air mata meluncur dari kedua mata Catylin dan membuat pria di depannya juga sedikit terenyuh.
Jeremy menggeser kotak tisu ke arah Catylin dan memerintahkan wanita itu untuk berhenti menangis. Catylin pun mengambil tisu dan menghentikan tangisannya.
Semakin berada di dalam kamar ini Jeremy merasa tak mampu lagi membendung libidonya. Saat dia ingin pergi entah sejak kapan wanita itu sudah ada dibelakangnya dan memeluk Jeremy dengan posisi pria tua itu masih duduk di dekat jendela.
"Tuan, anda sudah ada di sini! Akan jadi sia-sia kalau kita tidak melakukan apapun," ucap Catylin dengan nada sensual dan membuat pria tua itu merasakan ketegangan karena bukit milik Catylin terasa hangat di punggung Jeremy.
Pria tua itu tak bisa lagi menahan hasrat. Dia menarik Catylin hingga wanita itu duduk di pangkuannya. "Dasar pelacur! Kau terbiasa menggoda pria! Bahkan aku jatuh karenamu!" Jeremy memegang dengan kasar bukit kembar milik Catylin.
"Engh!" desah Jeremy yang membuat juniornya semakin mengeras. Apalagi wanita licik ini menggoyangkan bagian bawah tubuhnya sehingga bergesekkan dengan yang di bawah sana.
"Kau sengaja kan?" tanya Jeremy yang jemarinya kini menelusup ke dalam bagian bawah Catylin dan mengebor area itu dengan jemarinya membuat Catylin harus berpegangan pada bahu Jeremy karena rasa geli yang pria tua itu ciptakan.
Jeremy membuka area bukit kembar Catylin yang masih tertutup pakaian hingga terekspos keduanya. Dia langsung melahap kedua bukit kembar itu sembari jarinya masih mengebor bagian bawah Catylin.
Hal yang begitu nikmat itu membuat bagian bawah Catylin banjir. Jeremy menggendong Catylin dengan gaya bridal. Dia kemudian melemparkan wanita yang nyaris tanpa busana itu ke tempat tidur.
Jeremy membuka pakaiannya dan memperlihatkan ototnya yang indah. "Kau yang meminta ini! Dasar pelacur kotor! Aku tidak akan lembut pada ****** sepertimu!" Terakhir Jeremy juga mempeloroti celananya dan pakaian Catylin dengan kasar.
Terdengar suara robekan disana. "Tuan, baju itu lumayan mahal! Kau harus menggantinya."
"Aku akan membayarnya 10 kali lipat," ucap Jeremy sambil menarik kaki Catylin dan menjilatinya.
"Istriku, Maafkan aku! Sekali ini saja aku berbuat curang! Aku tidak akan selingkuh lagi, aku berjanji!" batin Jeremy.
Bagaimana dia bisa menolak keindahan di bawahnya ini? Yang bahkan membuat anaknya Dave yang tidak pernah bersentuhan dengan wanita selalu berulang kali mendatangi Pelacur ini?
Tentu saja Jeremy penasaran apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata wanita ini memang seorang pelacur dan penggoda yang handal.
Gerakan pinggul Jeremy yang sangat cepat membuat Catylin mabuk akan nikmat. Apalagi gigitan kecil di seluruh tubuhnya menambah sensasi yang luar biasa.
Bahkan Jeremy akan menarik rambutnya dengan keras saat Catylin dalam posisi merangkak.
Prang!
Sebuah figura poto terjatuh. Seseorang mengambil foto yang terjatuh itu dan melihat bahwa kaca pada figura telah hancur
Foto tersebut berisi seorang pria paruh baya dengan seorang wanita tua cantik yang sedang duduk.
Pria tua tersebut menyelipkan bunga mawar di telinga wanita tua cantik yang sedang tersenyum bahagia.
"Kenapa perasaanku tidak enak ya?" tanya Nyonya Margareth Widya saat dia memegang pigura itu.
"Ahh," teriaknya saat tangannya terluka dan mengeluarkan darah akibat pecahan kaca tadi. Seorang pelayan terburu-buru menghampiri Nyonya Margareth yang terluka.
"Nyonya, jangan sentuh lagi!" ucap pelayan itu sembari mengambil pigura dan meletakkannya di ajat meja. Dia segera mengambil kotak p3k dan merawat luka Margareth.
"Nyonya, apa yang nyonya lakukan tengah malam begini? Bukannya nyonya biasanya sudah tidur?" tanya pelayan sembari membalut luka Margareth.
"Aku menunggu Jeremy pulang, tapi jam segini dia malah belum pulang," ucap wanita tua cantik itu saat dia menatap jam dinding yang jarumnya telah mengarah ke pukul setengah 3 pagi.
"Jangan di tunggu nyah, mungkin Tuan Besar lagi ada pekerjaan, makanya lembur." Ucapan itu memang sedikit menenangkan Margareth tapi entah kenapa hatinya saat itu sangat sedih.
"Ahhh, ahh, ahhh," desah Catylin membuat ruangan itu semakin panas. Apalagi saat Jeremy menekan pinggulnya sangat dalam dan cairan hangat memenuhi perut Catylin. Pria itu jatuh di atas tubuhnya dan masih beberapa kali mencium leher Catylin sampai dia puas.
Dia melepaskan bagian tertentu tubuhnya dari Catylin dan membuat cairan putih hangat itu merembes keluar dari sela-sela pangkal paha Catylin.
Jeremy merasa kembali muda saat menyatukan tubuhnya dengan Catylin. Pantas saja teman-temannya yang lain sangat tergila-gila dengan tubuh seorang pelacur.
Baru kali itu Jeremy merasakan sesuatu yang sangat nikmat hingga dia tak ingin melepaskan wanita itu.
Setelah bebersih dan mereka kembali ke tempat tidur, Jeremy menawarkan hal yang sama seperti pria hidung belang lain tawarkan sebelumnya.
"Berapa kebutuhanmu satu bulan? 20,30 atau 50 milyar?" tanya pria tua itu dengan santai. Dia memang mengatakan pada Catylin untuk menjadi simpanannya sehingga tidak perlu bekerja di Flower Fairy.
"Tapi anak tuan sudah memesan saya lebih dulu," jawab Catylin.
"Tidak apa-apa aku bisa berbagi dengannya. Sesekali bermain bertiga juga oke," ucapnya dengan santai.
"Apa Tuan mau menikahi saya?" tanya Catylin yang tiba-tiba membawa gelak tawa untuk Jeremy.
"Siapa yang mau menikahi pelacur kotor sepertimu? Kau itu pantasnya hanya jadi simpanan dan diperlakukan seperti barang, seperti ini!" ucap Jeremy kasar setelah itu dia mengangkat satu kaki Catylin dan memasukkan bagian inti tubuhnya di sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments