Bab 2 Catylin yang Malang

Teh panas yang ada di tangan Catylin serta selimut yang menyelimuti tubuhnya membuat dia merasa lebih hangat.

Saat itu mereka tiba di apartemen milik Santi. Di sana Santi membuatkan Catylin secangkir teh dan mengambil cemilan untuk Catylin.

Catylin menceritakan semua peristiwa malang yang menimpanya dan raut wajah Santi juga sangat sedih saat mendengar hal itu.

"Maafkan aku, Freya. Aku baru bisa kembali ke sini dan menemuimu sekarang. Aku tidak tahu kalau seberat itu ujian hidupmu."

"Begini saja, kau bisa tinggal di sini bersamaku. Anggap saja ini adalah rumahmu juga. Jadi kau tidak perlu kembali menemui pamanmu."

"Aku takut dia akan berbuat hal yang jahat lagi padamu, Freya."

Catylin mengangguk dan berkata, "Aku minta maaf karena telah merepotkan mu."

Santi yang duduk disebelahnya menyenggol Catylin sembari bercanda. "Kau adalah sahabatku, jangan sungkan."

Senyum tipis tersungging di bibir Catylin.

Catylin sebelumnya telah dipecat dari pekerjaan karena rentenir berbuat seenaknya di kantor dan membuat Catylin akhirnya diberhentikan kerja.

Dia harus segera mencari pekerjaan. Tapi semua ijazah berada di kontrakan dan Catylin memutuskan untuk kembali ke kontrakan pada saat pamannya tidak ada di rumah.

Saat itu Catlyn tiba di kontrakan dan mengeluarkan kunci cadangan yang dia miliki. Wanita itu pun segera masuk ke dalam kamarnya dan ingin mengemasi semua barangnya.

Tapi tiba-tiba dia merasa sakit di belakang kepalanya karena rambutnya ditarik. "Akhirnya kau pulang ya, paman sudah menunggumu cukup lama."

Catylin berbalik dan dia melihat pamannya beserta 2 orang pria dewasa lain berada di belakangnya. Mereka semua menyeringai jahat. Tiba-tiba Catylin merasakan sakit yang teramat sangat di belakang lehernya.

Pandangannya mendadak gelap tapi masih terdengar suara samar yang berkata. "Aku duluan yang akan menggagahinya."Beberapa saat kemudian mendadak tak terdengar apa-apa lagi.

Catylin membuka matanya saat dia mulai sadar dan merasa bagian bawahnya sangat basah dan geli. Ada bagian yang keluar masuk dan terasa aneh disana.

Saat dia membuka mata dia sangat syok karena pamannya sendiri sedang berada di atas tubuhnya dan menggerakkan pinggulnya dengan brutal.

"Paman, apa yang kau lakukakan? Lepaskan aku paman," teriak Catylin saat dia baru sadar ternyata di mulutnya di sempal sesuatu sehingga ucapannya terdengar tidak jelas. Tangannya juga di ikat ke atas dengan sebuah tali.

Catylin menoleh ke arah kiri dan melihat kedua teman pamannya sedang dalam kondisi tidak memakai busana. Mereka asyik merokok dan mengobrol sambil duduk di lantai.

Saat tahu bahwa Catylin sudah sadar mereka menyeringai pada Catylin lalu berkata, "Kami berdua sudah dua kali keluar di dalammu. Lihat barang kami sudah lemas," ucap pria itu yang menunjukkan alatnya lalu di sambung dengan gelak tawa pria satunya lagi.

Catylin berteriak tapi suaranya tak cukup membuat keributan karena telah di tutup dan disumpal kain. Pria satunya itu menunjuk pamannya dan berkata, "tenaganya itu seperti binatang buas. Ini adalah ke empat kalinya dia berada di atasmu."

Catylin hanya bisa menangis saat pamannya itu telah selesai dan mengeluarkan itu di dalam. Dia menangis sejadi-jadinya.

Mereka bertiga langsung berpakaian. "Mending di jual aja ni bocah, lumayan juga buat kita minum-minum ama judi."

"Sekali maen 300-500 kan lumayan bro, sehari kasi 5 orang aja kita udah dapet berapa coba?"

Teman-teman paman yang lain berusaha mempengaruhinya dan dia pun terhasut. "Yaudah kita cari dulu lah pelanggan buat bocah ini,"ungkap paman Darko yang disambut dengan cekekehan oleh temannya.

Mereka keluar rumah dan dalam keadaan masih terikat itu, Catylin berusaha bergerak mencari benda tajam. Untungnya dia menemukan cutter kecil dan berhasil memotong ikatan tangannya dengan banyak usaha.

Dia segera mencari alat komunikasi berupa smartwatch yang diberikan Santi padanya untuk berkomunikasi.

Ketemu!

Catylin segera melakukan panggilan telepon pada Santi dan mengirim lokasinya. Dia meminta Santi untuk melaporkan kejadian itu ke polisi.

Saat paman dan ketiga orang itu kembali bersama calon pelanggan yang mereka bawa, polisi bergerak cepat dan menangkap ke lima orang itu. Mereka pun di sidang dan mendekam di penjara selama 5 tahun.

Catylin kembali ke apartemen Santi. Dia sangat trauma dan masih takut jika harus berhadapan dengan laki-laki.

Santi pun membawa Catylin ke psikiater dan untuk beberapa bulan ke depan Catylin pun bisa hidup normal kembali.

"Santi, sebenarnya kau kerja apa bisa membeli apartemen, mobil mewah dan lainnya?"

Santi agak ragu-ragu sebelum dia memberitahu kenyataan sebenarnya. Catylin berkata bahwa pekerjaan apa pun itu bahkan pelacur sekali pun tidak menjadi masalah untuknya. Mereka masih akan tetap berteman juga.

Santi pun memberitahukan pada Catylin bahwa dia bekerja sebagai kupu-kupu malam di sebuah tempat hiburan bernama Flower Fairy di ibukota.

Dia berkata bahwa semalamnya dia bisa mendapat puluhan juta. Pantas saja Sinta selalu pergi dan jarang pulang ke apartemen.

Catylin mengingat semua peristiwa menyedihkan yang dia lalui itu berawal dari satu orang. Orang itu yang telah merenggut kesuciannya pertama kali.

Dia berniat akan membalaskan dendamnya pada pria itu tapi dia tak tau bagaimana cara menemukannya. Dia tidak tahu nama atau alamat orang itu.

Tapi sebuah ide gila melintas di kepalanya. Flower Fairy adalah tempat pria pria kaya menghabiskan uang. Pria yang merenggut kesuciannya juga adalah bagian dari pria-pria kaya itu.

Mungkin disanalah dia akan mendapat jejak dan jawaban dari pria yang ia cari.

Untuk pamannya, dia merasa cukup puas dengan orang itu dipenjara. Tapi jika dia berani macam-macam lagi saat sudah keluar penjara maka Catylin tak akan segan-segan untuk menghabisinya.

"Aku ingin bekerja di Flower Fairy juga sepertimu." Santi yang mendengar ucapan Catylin langsung menyemburkan minuman yang baru saja dia nikmati.

"Apa aku tidak salah dengar? Apa kau mau bekerja sebagai pelacur juga?" tanya Santi yang terburu-buru menghampiri Catylin.

"Aku serius. Ada seseorang yang aku cari dan kemungkinan berada di sana. Aku mohon bawa aku untuk bekerja disana juga!" Catylin memohon pada Santi. Tapi Santi masih memikirkannya karena dia takut Catylin akan menyesal.

"Apa kau sudah memikirkannya matang-matang? Bagaimana dengan traumamu pada laki-laki? Lalu siapa yang ingin kau temui di sana?" Serentetan pertanyaan itu bertujuan untuk melihat kesungguhan dari Catylin

"Aku sudah memikirkannya matang-matang dan trauma pada laki-laki juga sudah hilang. Seseorang yang ingin aku temui adalah orang yang mengambil keperawananku."

Catylin pun sebelumnya sudah bertanya pada Paman Darko mengenai mafia tersebut. Paman Darko hanya mengetahui bahwa pria itu adalah bos besar mereka yang kebetulan tengah berada di markas sekitar tempat tinggal mereka saat itu.

Catylin tak mungkin mengorek informasi dari anak buah mafia karena itu terlalu berbahaya. Masih untung jika dia hanya di jual. Kalau organ dalamnya juga ikut di ambil Catylin pasti akan meregang nyawa.

Kesungguhan dari mata Catylin membuat Santi memberikan keputusan. Dia akan membawa Catylin bekerja di Flower Fairy.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!