Kini adalah sidang pertama dari Erlang, ia dihadapan di depan hakim dan juga pengacaranya yang kini mendampingi dirinya disisi lain terlihat juga venus dan juga Rudi sebagai pengacaranya. Sidang pertama kali ini berjalan dengan lancar dan kali ini pihak dari venus tidak mau melakukan mediasi dengan pelaku. Sehingga sidang di tunda lagi.
"pak Rudi, saya akan mengirimkan bukti lagi kepada bapak. Atas apa yang dilakukan pelaku kepadaku"ucap venus yang kini sedang berbicara dengan pengacaranya
"iya tunggu buktinya agar bisa memperkuat laporan anda nanti di depan hakim, jika anda menolak untuk mediasi semua serahkan padaku saja. Biar saya yang melakukan semuanya,tugasmu hanya kumpulkan bukti yang terkait, jika ada pelaku lainnya silahkan di lampirkan"ucap Rudi dengan begitu sopan.
Note : saya bukan orang yang memiliki pemahaman lebih terhadap hukum atupun yang berkaitan dengan pengacara, jika ada yang tidak konek dengan pemikiran teman-teman mohon di maklumi dan silahkan di beri masukan.
pulanglah venus dengan keadaan hati yang gundah, apakah keputusan sekarang yang ia ambil sudah benar ataukah salah.
Sebelum sidang di mulai, venus sudah mulai aktif kembali di perusahaan.
Malam telah tiba dan kini venus sedang duduk di meja makan sambil menikmati makan malamnya setelah ia melakukan kewajibannya sebagai seorang muslim. setelah itu ia membuka ponselnya dan mulai mencari usaha kecil-kecilan yang cukup dengan budget yang ia miliki sekarang sebab ia sudah memikirkan setelah sidang sudah berakhir dan sudah di putuskan dengan ketukan palu maka ia akan mengundurkan diri dari kantor tempat ia bekerja. Malam semakin larut dan ia belum juga tertidur sehingga ia harus meminum teh untuk menghangatkan malamnya. setelah itu ia langsung membaringkan dirinya di atas ranjangnya.tak lama kemudian ia pun terlelap dakan tidurnya dan langsung menuju mimpinya yang indah.
Pagi harinya terlihat venus yang sudah siap dengan segala keperluannya, hari ini tidak ada hambatan sedikitpun dari siapapun. Jadi ia bisa dengan tenang menuju kantor dengan hati yang gembira.
"venusss...asal kamu tau"ucap nada yang memulai dunia pergosipan di pagi hari.
"apaan?"ucap venus dengan wajah yang begitu antusias.
"dasar grup lambeturah"ucap Nina sambil memutarkan matanya.
"kalau mau sini mendekat"ucap nada sambil menarik Nina agar mendekat.
"iya apa, cepat katakan"ucap Nina sudah tidak sabaran.
Mereka pun mulai bergosip sambil terus mengerjakan apa yang perlu di kerjakan dengan begitu baik tak lupa juga mereka memberikan candaan yang sangatlah lawak menurut mereka. Kini semakin kesini suara mereka makin mengecil, pertanda jika dunia pergosipan yang mereka bahas sedang panas-panasnya dan tidak bisa di ketahui oleh orang lain.
"asal kamu tau kemarin juga terjadi keributan antara Siska dan juga Mina"ucap nada dengan suara yang begitu kecil dan juga ekspresi yang begitu mendukung.
"ciyusss"ucap Nina dan juga venus secara bersamaan.
"iiih dengar dulu, kalian tau apa yang mereka ributkan? Hanya gara-gara wallpaper ponsel milik Mina adalah CEO perusahaan ini dan sih Siska tidak terima. Di labraknya sih Mina, adu kulutlah mereka, karena Mina tidak terima di labrak oleh sih Siska maka di tariknya rambut Siska dengan keras sehingga terjadilah tarik menarik rambut di antara keduanya. Lebih parahnya tidak ada karyawan yang mau membantu mereka, sebab semuanya kan sibuk. Lagian ada-ada saja, jam kerja malah ribut."ucap nada yang kini terhenti sebentar dari pembicaraan panas mereka.
"terus,terus, rugilah aku kemarin tidak berada di tempat. Kalau ada aku sudah ku rekam kejadian kemarin"ucap Nina dengan wajah yang bersemangat.
"terus mereka di panggil sama pak Dave dan di berikan SP sesuai dengan peraturan kantor, tapi kayaknya sih Siska lagi dendam sama sih Mina itu"ucap nada lagi layaknya ibu-ibu kompleks yang sedang membicarakan orang. tanpa mereka ketahui jika Dave sedang berada di belakang mereka tetapi beruntungnya Dave tidak mendengarkan apa yang mereka bicarakan.
"ehem...ehem..."imbuh Dave berpura-pura batuk agar ketiga orang itu tersadar. mendengar suara batuk yang tidak asing di telinga mereka bertiga pun berbalik dan mendapati jika pak Dave sedang memperhatikan mereka dengan tajam.
"eeh pak Dave, ada yang bisa saya bantu"ucap nada dengan wajah yang sudah memerah sebab mereka kedapatan sedang bergosip ria.
"udah menggosipnya, jika belum silahkan di lanjutkan setelah selesai langsung keruangan saya."ucap Dave dengan dingin.
"tidak pak,kami akan melanjutkan kerja kami"ucap venus yang langsung menarik tangan Nina dan juga nada.
Kita beranjak ke Amerika yang kini sedang dalam keadaan malam. disana terlihat Leo dengan wajah tampannya yang sedang menghadiri acara ulang tahun salah satu rekan di universitas yang ia masuki. wejangan yang begitu mewah di tambah lagi nuansa yang elegan menambah kesan begitu indah dan juga betapa mahalnya acara pada malam hari ini.
"Leo,kita kesana yuk"ajak Barbara sambil mengandeng tangan Leo dengan mesra dan hak itu menjadi sorotan publik sebab Barbara adalah salah satu mahasiswi terkenal di universitas dan juga menjadi salah satu model ternama di Amerika belum lagi dengan usaha yang ia miliki menambah kesan bahwa dirinya adalah wanita berkelas dan hanya orang-orang yang ia anggap berkelas yang mampu bersanding dengan dirinya.
"pergi aja sendiri,saya mau disini"ucap Leo sambil melepaskan tangannya dari gandengan Barbara.
"masa kamu biarin wanita berjalan sendiri"ucap Barbara dengan wajah sedih dan hal itu membuat para pria yang berada disana begitu marah kepada Leo.
"aku tidak punya urusan dengan dirimu dan dirimu sendiri yang mengajakku kesana sedangkan diriku tidak mau. asal kamu tau mungkin saja kamu merasa bahwa dirimu adalah wanita yang paling cantik malam ini sehingga banyak pria yang menginginkan bersanding denganmu malam ini tapi tidak dengan diriku bahkan diriku merasa sangat jijik padamu, kamu tidak lebih seperti wanita malam di luaran sana"ucap Leo panjang lebar sebab ia Sudah sangat jengah dengan perilaku Barbara yang begitu centil.
"kamu jahat Leo, apakah selama ini kamu tidak merasakan cinta yang aku berikan kepadamu"ucap Barbara sambil menangis. Seketika kamera yang berada di pesta tersebut menyoroti mereka.
"aku tidak merasakan yang namanya cintamu padaku yang aku rasakan adalah obsesi dirimu pada diriku, aku hanya mengingatkan bedakan yang namanya obsesi dan juga cinta. Kedua hal tersebut adalah hal yang berbeda"ucap Leo kepada Barbara.
"aku tidak peduli mau itu cinta atau obsesi, selagi aku menginginkan dirimu maka kau harus jadi milikku"ucap Barbara dengan begitu keras kepala.
"asal kamu tau aku bukanlah barang yang bisa kau dapat dengan mudah, aku tau juga kamu adalah wanita yang sukses dalam beberapa bidang dan kau sangatlah unggul sehingga kamu merasa bahwa tidak ada pria yang lantas pada dirimu kecuali kamu yang mengatakan jika dia adalah pria yang pantas untukku"ucap Leo dengan penuh fakta.
"aku tetap menginginkan dirimu untuk jadi pendampingku, siapapun yang berani mendekati dirimu maka akan kumusnahkan dengan tanganku sendiri"Barbara dengan tegas mengatakan hal tersebut di depan publik tidak peduli seberapa banyak orang yang akan membencinya.
"aku tetap pada pendirianku, darimana kalangan ia berada jika dia mampu mengetatkan hatiku maka dialah yang akan jadi pendampingku, saya siap melawan siapa saja yang mengusik ketenangan yang aku ciptakan sendiri."ucap Leo sambil menyesap minuman yang ada di tangannya.
Barbara terus saja menangis sebab ia tidak menyangka akan mendapatkan penolakan dari pria yang ia nobatkan sebagai pria yang sangat cocok bersanding dengannya. Melihat sang bidadari mereka menangis membuat para pria yang berada di pesta tersebut marah. Tetapi ada salah satu pria yang berani bersuara di depan Leo dan juga Barbara.
"dasar pria brengsek, siapa yang memberikan dirimu keberanian sehingga harus membuat bidadari ini menangis"ucap pria itu sambil menunjuk Leo.
Pria yang membela Barbara adalah salah satu orang berpengaruh di Amerika meskipun tidak sebesar pengaruh dari Barbara. Ia juga sangatlah mencintai Barbara tetapi selalu saja Barbara tolak.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments