Dilain waktu. .
Nia kembali menuju ke rumah untuk memastikan semua jendela dan pintu sudah terkunci dengan benar. Awalnya Nia merasa ragu karena ia masih merasa sangat takut dengan kejadian yang menimpanya diruang dapur.
Tapi tidak ada pilihan lain. semua orang sedang sibuk dengan tugas mereka masing-masing. Nia kemudian masuk menuju ruang dapur. ia mengendap-endap seolah-olah tidak ingin diketahui kehadirannya oleh sang penunggu.
Saat Nia sudah berada diruang dapur. baru saja tengannya ingin menyentuh ganggang pintu.
Tiba-tiba saja, ganggang pintu itu bergerak seolah-olah ada yang ingin membukanya dari arah luar. Nia tertegun menyaksikan kejadian tersebut. Ia berpikir dalam benaknya apakah ini perbuatan manusia atau jangan-jangan.
Nia kemudian berlari kearah ruang tamu, ia benar-benar merasa sangat takut, bimbang dan gelisah. Ia panik menghadapi situasi tersebut.
Saat Nia diruang tamu, ia berniat ingin keluar dan pergi menuju puskesmas. Ia merasa bodoh amat jika rumah tidak dikunci. Namun saat akan melangkah keluar rumah, ia dikejutkan dengan ketukan didepan pintu rumah.
Tok.. Tok.. Tok..
" Permisi ".
Ucap seseorang di balik pintu depan.
Nia diam sejenak, ia merasa ragu-ragu untuk menjawab suara itu.
" Permisi, apakah ada orang di dalam ? ".
Suara itu muncul lagi, namun kali ini suaranya terdengar dari orang yang berbeda.
" Kami sedang mencari pak dokter, apakah beliau ada didalam ? ".
Nia merasa heran, bukannya Dio sedang ada di puskesmas. lantas mengapa mereka mencarinya kesini ? bukankah yang sedang berbicara di mikrofon sekarang adalah suaranya Dio ? Nia merasa jika ada yang tidak benar dengan orang tersebut.
Nia masih diam, ia terkejut karena sepertinya tidak hanya ada satu orang saja. Nia benar-benar bingung apakah harus membuka pintu atau tetap diam seperti ini.
Nia berjalan mendekat ke arah pintu. ia berdiri tepat dibalik pintu. Ia hanya memastikan apakah pintu sudah terkunci atau belum. Nia melihat ternyata pintu belum terkunci.
Ia pun perlahan menarik besi kecil yang terpasang di daun pintu. Ia menariknya sangat perlahan agar tidak menimbulkan suara. ditariknya besi tersebut menuju lubang yang ada di samping pintu, Ya, rumah Nia memiliki dua kunci, selain kunci yang menggunakan kunci 🔑 sebagaimana biasanya. mereka juga memiliki kunci yang bergeser yang melekat pada daun pintu.
Setelah selesai mengunci pintu, Nia memilih untuk diam saja. Ia tidak ingin orang-orang tersebut tau akan keberadaannya. Ia takut jika mereka adalah orang jahat.
Ia takut, jika mereka tau Nia hanya sendiri dirumah, mereka akan melancarkan aksi jahatnya.
Nia memang acapkali merasa takut jika melihat ada orang asing yang mencoba untuk berbicara atau bertamu ke rumahnya.
Ia memiliki masalalu yang cukup buruk dengan kehadiran orang asing. Nia pernah akan dirampok oleh orang saat sedang berada dirumah sendirian. Saat itu ia masih duduk dibangku sekolah Menengah Pertama.
Ia ditinggal oleh ayah dan ibunya ke sebuah acara pernikahan anak teman mereka. Awalnya Nia diajak untuk ikut pergi. namun karena sedang tidak enak badan. Ia memutuskan untuk tetap tinggal dirumah.
Setelah beberapa saat kedua orangtuanya pergi, Nia kedatangan beberapa orang tamu yang tidak dikenal. Mereka berjumlah tiga orang. Mereka juga menggunakan mobil avanza berwarna putih.
Mereka mangaku sebagai teman baik sang ayah, Nia yang masih polos dengan mudahnya mempercayai orang-orang tersebut. Ia membuka pagar rumah dan menemui mereka. Saat salah satu orang asing tersebut ijin untuk kebelakang karena sedang kebelet ingin pipis. Nia mempersilahkan untuk mereka masuk kedalam rumah.
Berutungnya saat itu Pak Rt dan pak ustadz beserta beberapa warga berkunjung kerumah Nia. Mereka ingin bertemu dengan ayah Nia, karena ingin membahas rencana tentang pembangunan mesjid didaerah mereka. Kebetulan ayah Nia adalah pendana utama.
Saaat pak Rt dan warga tiba dirumah Nia, mereka merasa curiga karena melihat ada sebuah mobil terparkir didepan rumah dan itu bukan mobil Nia. Kemudian pintu pagar dan rumah juga terbuka, sedangkan mobil keluarga Nia tidak ada. Buru-buru pak Rt dan para warga masuk kedalam rumah.
Benar saja, saat mereka masuk. ternyata Nia sedang diikat tangan dan kakinya diruang tamu. Mulutnya ditutup dengan kain yang digulung. Nia tampak menangis dan kondisinya cukup memprihatinkan. Terdapat luka memar diarea pipinya. Dan ada luka di lengan dekat siku.
Melihat kedatangan warga, para perampok tersebut mencoba untuk kabur, namun berhasil dihalangi oleh warga. Mereka kemudian diamankan kekantor polisi. Sedangkan Nia diungsikan kerumah pak Rt hingga orangtuanya pulang.
Sebelumnya orang tua Nia sudah dihubungi, ibu Nia yang mendapati kabar jika terjadi perampokan di rumahnya, menangis sepanjang perjalanan pulang. Ia juga merasa sangat bersalah karena meninggalkan putri semata wayangnya sendirian.
Semenjak kejadian itu, Nia selalu menaruh curiga pada orang asing yang ia temui. Ia sangat trauma dengan kejadian tersebut. Ia juga tidak mau ditinggal sendirian dirumah. Minimal ada satu atau dua orang yang harus menemaninya. jika kedua orang tuanya terpaksa harus pergi. Kadang bisa tetangga atau sanak-saudara.
Hal itu berlangsung hingga sekarang. Namun ia sudah berani jika ditinggal sendirian. Namun jika ada orang yang tidak dia kenal datang berkunjung kerumahnya. Ia lebih memilih untuk diam dan tidak menjawab apalagi membukakan pintu.
Setelah beberapa waktu, suara orang-orang tersebut menghilang. terdengar langkah kaki mereka menjauh. Nia menarik napas lega. Kemudian ia mengintip melalui tirai jendela, ternyata mereka tadi berjumlah dua orang. Setelah mereka pergi tidak jauh dari rumah Nia. kedua laki-laki tersebut terlihat menghentikan langkah memereka.
Kedua lelaki itu berdiri dan menghadap kearah rumah Nia. mereka terlihat sedang berbincang, dan terlihat cukup serius. Namun terkadang juga terlihat ada senyum sinis diwajah keduanya. Nia merasa takut, entah kenapa nalurinya merasa jika mereka adalah orang jahat.
Nia sepertinya sudah melupakan kejadian didapur tadi, sekarang ia nampak fokus memperhatikan gerak-gerik kedua lelaki tersebut.
" Itu siapa ya ? apakah mereka warga sini juga. Tapi sedang apa mereka berdua berdiri disana ? bukan kah acara sudah dimulai ? dan kenapa mereka tadi mencari mas Dio, bukannya dia sudah dari tadi berada di puskesmas dan belum ada kembali ke rumah. Dan sekarang juga mas Dio sedang berbicara di mikrofon karena suaranya terdengar sampai kesini. Bagaimana bisa kedua orang itu tidak tau jika itu Dio ? ".
" Apakah mereka sedang menunggu seseorang ? atau sedang merencanakan sesuatu ? ".
Begitu banyak pertanyaan dalam benak Nia, ia sangat penasaran dengan kedua lelaki itu. Tapi ia juga merasa cemas dan takut. jikalau mereka akan berbuat jahat kepadanya.
Saat Nia sedang asik mengawasi kedua pria tersebut, ia melihat ada Lastri dan Aris yang sedang berjalan menuju kearah rumah. Namun kenapa raut wajah keduanya seperti ketakutan, apa yang terjadi ? Apakah kedua peria itu berbicara sesuatu kepada Lastri dan Aris ?
Nia tampak serius memperhatikan raut wajah Lastri dan Aris yang berubah setelah mereka berjalan melewati kedua peria tadi.
Ketika Nia menanyakan kepada Lastri siapa kedua peria itu, Lastri nampak sedikit gugup dan ia juga menjawab dengan singkat, seperti sedang menyembunyikan sesuatu.
Sebenarnya Nia ingin bertanya lebih banyak, ia sangat yakin jika ada yang disembunyikan oleh Lastri. Namun ia mengurungkan niatnya. ia tidak ingin membuat Lastri merasa tidak nyaman.
Sepeninggalnya Lastri dan Aris, Nia memutuskan untuk kembali lagi ke arah dapur dan mengunci pintu serta jendela. Namun sebelum ia ingin menguncinya, tiba-tiba rasa penasaran kembali menyeruak didadanya.
Ia teringat akan kejadian tadi, kejadian yang membuat jantungnya hampir meloncat keluar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments