Episode 16 Guru Favorit

Dalam melaksanakan tugasnya mendidik siswa Tahnia selalu berusaha merencanakan pembelajaran agar difahami oleh murid-muridnya. Ia menggunakan berbagai media untuk membuat pembelajaran lebih menarik. Secara pelajaran matematika, fisika dan kimia kerap dianggap sebagai pelajaran yang susah. Kerap kali Tahnia sampai larut malam mempersiapkan bahan ajar untuk esok pagi, karena ketika memaparkan konsep ia pantang untuk melihat apalagi membaca buku. Ia menerapkan ilmu yang diperolehnya dari hasil diklat sebelumnya. Meski demikian ia selalu menggantungkan bantuan dan bimbingan kepada yang Maha Kuasa agar dapat memberikan ilmu dengan benar dan ilmu yang diajarkannya bermanfaat untuk kehidupan muridnya dunia dan akhirat. Aktivitasnya membantu Tahnia lebih dekat dan lebih menggantungkan diri serta menyadari bahwa manusia tidak memiliki kuasa apa-apa, semua hanya titipan, kuasa dari Ilahi.

Jika ada yang kurang difahami, Tahnia suka bertanya dan diskusi dengan guru fisikanya yang ada di SMAN yang biasa dipanggil Abah. Begitupun untuk pelajaran Matematika dan kimia ia akan diskusi dengan dengan guru atau temannya jika ada yang perlu didiskusikan.

Suatu hari Tahnia sedang mengajar Matematika, ia membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk membahas suatu bahasan. Setelah durasi kerja kelompoknya selesai, Tahnia mempersilahakn setiap kelompok untuk menyajikannya didepan kelas. Kemudian mempersilahkan kelompok lain untuk bertanya atau menanggapi dan menambahkan. Setelah selesai, Tahnia membantu siswa menyimpulkan konsep yang sudah dipelajari. Kemudian Tahnia memberikan latihan.

"10 menit ya waktu untuk mengerjakannya" sahut Tahnia.

"Baik Bu" jawab muridnya.

Mereka berdiskusi untuk menyelesaikan soal yang diberikan oleh Tahnia. Sepuluh menit pun berlalu, Tahnia menyilahkan siswa untuk menjawabnya ke depan.

"Soalnya ini ada lima, setiap kelompok harus mengerjakan soal ini masing-masing satu soal, kemudian menjelaskannya. Silahkan tentukan siapa saja perwakilan kelompoknya" Jelas Tahnia.

Beberapa saat mereka berembuk menentukan perwakilannya, kemudian perwakilan tiap kelompok angkat tangan. Tahnia menetukan setiap kelompok harus mengerjakan soal yang mana, disesuaikan dengan tingkat kesukaran soal.

"Nomor 1 Asep, 2 Rohman, 3 Ayi, 4 Karno, 5 Deni. Siswa yang disebut segera kedepan, mereka menuliskan penyelesaian soal untuk masing-masing soal. Kemudian satu persatu mencoba menjelaskan meskipun ada sisw ayang hanya mengerjakan saja.

"Siapakah yang jawabnnya sama? silahkan acungkan tangannya" tanya Tahnia

Hampir semua kelompok mengacungkan tangannya. Tahnia mereview penjelasan soal yang dianggap perlu penguatan.

"Sekarang saatnya quiz ya, siapa yang bisa menjawab soal ini?" tanya Tahnia.

Ia segera menuliskan soalnya.

Dengan segera Rohman dan Deni mengangkat tangannya sambil berkata "saya Bu" teriak Rohman dan Deni bersahutan...

Tahnia melihat kesudut kelas lain namun yang lain tidak ada yang mengangkat tangan. Silahkan Rohman kerjakan ke depan.

Rohman mengerjakan ke depan.

Setelah selesai Tahnia menyarankan teman-temannya memberikan aplus kepada Rohman yang sudah mendapatkan bintang.

"Nah sekarang siapa yang bisa mengerjakan soal ini" sahut Tahnia setelah menulis soal

"Saya Bu" jawab Deni... Seperti biasa Tahnia mengamati yang lain barangkali ada yang akan menjawab, karena dalam fikiran Tahnia Deni terlalu sering kedepan, perlu memberikan kesempatan kepada yang lainnya. Setelah beberapa saat Tahnia berkata:

"Iya silahkan kedepan Den" jawab Tahnia.

Denipun segera kedepan, ia menuliskan jawabannya dengan sistematis sesuai dengan contoh yang diberikan gurunya, kemudian menjelaskannya.

"Nah ini bintangnya Den, Ibu harap yang lain juga bisa aktif kedepan ya, kita berika aplus kepada teman kita ya" kata Tahnia sambil memandang siswa-siswanya.

Para siswa memberikan tepuk tangan kepada Deni disertai suitan.

Tahnia segera menulis soal-soal lainnya yang akan diberikan sebagai oleh-oleh untuk muridnya. Kemudian ia meminta muridnya memberikan refleksi serta memberikan penjelasan kepada muridnya tentang bahasan selanjutnya.

"Gimana belajar hari ini?"

Apakah ada ilmu bermanfaaat?" Tanya Tahnia

"Senang Bu... Pusing... Bermanfaat" Muridnya menjawab bersahutan.

"Baru sekarang Bu saya mengerti pelajaran matematika, sebelumnya saya ga faham" jawab Deni.

"Ga apa-apa kalo pusing itu artinya sedang proses, biar ga pusing lagi, silahkan diterima oleh-oleh nya ya diakusikan dengan teman yang lebih faham"

"Untuk pertemuan berikutnya tolong dipelajari tentang persamaan kuadrat ya, jangan lupa ini oleh-oleh nya agar dikerjakan" Sahut Tahnia.

Tahnia mendapatkan kabar bahwa ke SMAN akan ada guru fisika yang mutasi dari Banten. Tahnia pun dipanggil oleh wakasek kurikulum, yang memberitahukan bahwa akan ada guru fisika baru di sekolahnya, sehingga otomatis Tahnia tidak perlu mengajar fisika lagi, namun ia diberi kepercayaan untuk mengajar komputer, karena kurikulum baru ada pelajaran TIK. Tahnia menerima keputusan sekolah, karena sebagai guru honorer ia harus siap jika jamnya dialihkan kepada PNS yang lebih utama karena minimal harus 24 jam.

Hari ini adalah hari terakhir dia mengajar pelajaran fisika. Tahnia menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan saat itu kepada murid-murisnya kemudian mempersialhakn muridnya untuk kerja kelompok.

Setelah mengkonfirmasi penjelasan dari siswa yang presentasi, Tahnia mengadakan quiz. Ia membuat tabel berupa rekap nilai yang diperoleh tiap kelompok. Tahnia segera mengeluarkan kocokan, dia mengocok nomor dan keluarlah sebuah gulungan kertas.

"Kita lihat nomor kelompok barapakah yang keluar... " sambil senyum Tahnia membuak gulungan kertas itu.

"Kelompokkk..... tiga.... dan siapa yang harus menjawab pertanyaan adalah.... " Tahnia mengundi lagi nomor sampai keluar satu gulungan kertas lagi.

"Nomor urut.... lima" silahkan jawab

siswa nomor lima di kelompok tiga menjawab pertanyaannya.

"Gimana benar ga jawabnnya? " tanya Tahnia

"Salah Bu.... " sahut siswa lainnya.

"silahaknntiap kelompok untuk menulis jawabnnya dan segera kumpulkan kertasnya kedepan sebelum hitungan tiga. Kata Tahnia.

Para siswa dengan segera menuliskan jawabannya dalan sehelai kertas.

Beberapa saat kemudian Tahnia berkata:"Satu.... dua... tiga"

Perwakilan tiap kelompok segera kedepan memberikan kertas jawaban.

"Jawaban yang betulnya apa? "

"pembesarannya 2x Bu" sahut siswa ramai.

"Ya betul jawabannya pembesarannya dua kali ya, kita berikan nilai seratus untuk kelompok yang menjawab benar".

Para siswa bersorak sorai karena jawabannya benar.

Setelah beberapa soal sudah selesai, Tahnia berkata lagi.

" Sekarang sesi rebutan ya, yang menjawabnya boleh siapa saja, namun satu kelompok satu kali jawabanya, caranya angkat tangan, setelah ditunjuk baru jawab ya... Bisa dimengerti? "

"Siap mengerti Bu" teriak anak-anak

"Bersiap.... " Tahnia pun membacakan soalnya, dan setelah selesai Tahnia menyilahkan siswa untuk menjawab.

Setiap kelompok ada siswa yang mengacungkan tangannya. Tahnia bertanya satu persatu ke siswa yang mengacungkan tangan tanpa berkomentar. Setelah semua siswa dari tiap kelompok menjawab, Tahnia pun berkomentar: "Jawabannya adalah..... maka kelompom yang memeproleh nilai adalah.... " Tahnia segera menuliskan point kelompok yang sudah menjawab dengan benar.

"Sekarang kitabjunlah ya... Kelompok satu 450, dua 400, tiga 500, empat 550, lima 400 dan terakhir kelompok 6 500. Maka pemenangnya adalah kelompok empat dengan jumlah poin 550, silahkan berikan aplus dan ini reward untuk kelompok yang berprestasi ya" Tahnia segera memberikan coklat untuk kelompok yang lebih berprestasi.

Para siswa bersorak sorai karena bahagia, kelompok lainnya ada yang tetap ceria ada juga yang seolah merasankeaal karena tidak menjadi juara. Tahnia memberikan semangat kepada murid-muridnya untuk lebih sigap lagi karena sebetulnya mereka hanya kurang cepat saja, kemudian Tahnia menyampaikan bahwa mulai minggu depan pelajaran fisika akan diampu oleh guru baru pindahan dari Banten, Tahnia memberikan pesan dengan siapapun agar tetap semangat belajar, gapailah kebarokahan untuk hanya sekedar nilai.

Murid-muridnya langsung mengeluh ketika tahu tidak belajar fisika lagi dengan Tahnia, namun Tahnia tetap memberikan semangat kepada muridnya, bahkan ia menyampaikan jika ada yang ingin didiskuaikan silahkan saja.

Minggu depannya, datang beberapa siswa kepada Tahnia yang bilang "Bu ibu saja yang ngajar lagi fisika dikelas kita Bu... Saya agak susah mengerti belajar fisika dengan guru baru"

Tahnia senyum kemudian menjawab " Itu mungkin ajrena kalian belum kenal dengan beliau, in syaa Alloh nanti belajarnya akan lebih asyik daripada dengan Ibu"

" Engga ah Bu asyikan dengan Ibu belajarnya, suka ada games, quiz, dll jadi ga jenuh belajarnya, termotivasi... " keluhnya lagi.

"Kita sebagai guru harus melaksakan tugas yang diberikan oleh sekolah sesuai surat keputusan, sekarang tugas Ibu mendampingi kelas 1 belajar TIK, kalian harus bisa menerima keputusan sekolah ya, apapun yang terjadi pasti yang terbaik untuk kita, jika ada yang akan ditanyakan kalian bisa berdiskusi dengan Ibu, kalian juga harus menghormati dan menjaga perasaan semua guru ya... " nasihat Tahnia kepada murid-muridnya.

Setelah mendapatkan berbagai nasihat dari Tahnia akhirnya murid-muridnya kembali ke kelas karena bel masuk sudah berbunyi.

Bulan pun berganti, sekarang sudah masuk bulan November. di SMAN Seperti biasa ada peringatan hari guru. Setiap kelas menampilkan kreasinya di podium. Salah satu siswa dari kelas yang diajar oleh Tahnia menemui Tahnia, iya memohon kesediaan Tahnia untuk tampil bareng dengan pertunjukan kelasnya, karena bagi kelasnya Tahnia adalah sosok guru favorit.

"Baiknya wali kelas saja" jawab Tahnia

"Iya Bu tadinya mau sama wali kelas, namun wali kelasnya sedang diklat, jadi kami mohon kesedihan Ibu sekaligus mewakili wali kelas kami" jawab muridnya dengan memelas

"Baiklah, nanti kalo pas mau tampil, kasih tau Ibu ya... " jawab Tahnia.

"Baik Bu, terimakasih banyak atas kesediannya" jawab muridnya dengannya riang gembira.

Beberapa saat kemudian Tahnia diberitahu oleh kuridnya bahwa sebentar lagi giliran kelas mereka yang akan tampil. Mereka naik ke panggung dan memulai kreasinya, Tahnia duduk dikursi pada panggung yang sudah disediakan sambil memberikan apresiasi kepada murid-muridnya.

Kemudian muridnya memberikan bunga sebagai tanda terimakasihnya. Tahnia terenyuh melihat kasih sayang murid-muridnya, dalam hati ia mendoakn semoga murid-muridnya menjadi orang yang sukses dunia akhirat.

Tiada yang diharap dari murid-muridku, semoga diakhirat kelas dapat menjadi orang yang dapat saling menyelamatkan, sehingga kita semua berada dalam shurghanya Alloh, aamiin YRA...

Terpopuler

Comments

Imas Rahayu

Imas Rahayu

guru favorit

2023-10-29

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Masa Kuliah
2 Episode 2 Abah dan Umi Naik Haji
3 Episode 3 Abah Haji Tabrakan
4 Episode 4 Abah Haji Eneng Ikut...
5 Episode 5 Mulai Ngehonor
6 Episode 6 Meski Sedikit Semoga Berkah
7 Episode 7 Kaka yang Tidak Bisa Bantu Adiknya
8 Episode 8 Sidang Tugas Akhir
9 Episode 9 Sidang Skripsi
10 Episode 10 Wisuda
11 Episode 11 Dampingi siswa ke Pangandaran
12 Episode 12 Melamar Ngajar di Almamater
13 Episode 13 Diklat School Grand Matematika SMK
14 Episode 14 Mengajar di Pondok Pesantren
15 Episode 15 Tahun Ajaran Baru
16 Episode 16 Guru Favorit
17 Episode 17 Adiku Tunangan
18 Episode 18 Tes CPNS
19 Episode 19 Bestiku Melepas Masa Lajangnya
20 Episode 20 Murid Andalan Pindah
21 Episode 21 Upaya Perjodohan
22 Episode 22 Adiku Menikah
23 Episode 23 Mengajar di Lima Sekolah
24 Episode 24 Tamu yang Tidak Disangka
25 Episode 25 Guru Baru Penasaran dengan Tahnia
26 Episode 26 Mimpi yang Aneh
27 Episode 27 Derita Menjadi Cambuk Tahnia
28 Episode 28 Uwanya kapan Menikah?
29 Episode 29 Persiapan Ujian Nasional
30 Episode 30 Petualangan Ke Kota Garut
31 Episode 31 Menjemput Rizki di Wilayah Sendiri
32 Episode 32 Petualangan ke Karawang
33 Episode 33 Mengikuti Seleski Beasiswa Kuliah S-2 di Perguruan Tinggi Ternama
34 Episode 34 Umi Menikah
35 Episode 35 Konsekuensi Hidup Sendiri
36 Episode 36 Lulus Seleksi Beasiswa Magister
37 Episode 37 Persiapan Kuliah Magister
38 Episode 38 Nikmatnya Kuliah Beasiswa Magister
39 Episode 39 Silaturohim Murid ke Gurunya
40 Episode 40 Kecopetan di Bis
41 Episode 41 Program yang Error Menjelang Ujian
42 Episode 42 Ujian...
43 Episode 43 Dilema Judul Tesis
44 Episode 44 Mengistikhorohi Judul Tesis
45 Episode 45 Kuasa Allohu Robbi
46 Episode 46 Kehendak Alloh Ujian Kesabaran
47 Episode 47 Tiga Tawaran Mengajar di Perguruan Tinggi
48 Episode 48 Ajakan Ta'aruf
49 Episode 49 Wisuda Magister
50 Episode 50 Hasil Istikhoroh Mengajar di Perguruan Tinggi
51 Episode 51 Luluh
52 Episode 52 "Bukankah sekarang ada yang sedang dekat? "
53 Episode 53 Diwawancarai
54 Episode 54 Pertemuan Pertama
55 Episode 55 Istikhoroh yang Tiada Hasil
56 Episode 66 Inikah PetunjukNya???
57 Episode 57 Bayi itu Ditimang oleh Ayahnya
58 Episode 58 Kontradiktif...
59 Episode 59 Belum Ada Hasil Juga
60 Episode 60 Penetapan Hati Pengambilan Keputusan
61 Episode 61 Berjalan Bersama
62 Episode 62 Tahnia Tahnia Tahnia
63 Episode 63 Bersama Keluarga Deni
64 Episode 64 Mimpi yang Sama
65 Episode 65 Hasil Istikhiroh Tak Tersampaikan
66 Episode 66 Respon Mama Deni
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Episode 1 Masa Kuliah
2
Episode 2 Abah dan Umi Naik Haji
3
Episode 3 Abah Haji Tabrakan
4
Episode 4 Abah Haji Eneng Ikut...
5
Episode 5 Mulai Ngehonor
6
Episode 6 Meski Sedikit Semoga Berkah
7
Episode 7 Kaka yang Tidak Bisa Bantu Adiknya
8
Episode 8 Sidang Tugas Akhir
9
Episode 9 Sidang Skripsi
10
Episode 10 Wisuda
11
Episode 11 Dampingi siswa ke Pangandaran
12
Episode 12 Melamar Ngajar di Almamater
13
Episode 13 Diklat School Grand Matematika SMK
14
Episode 14 Mengajar di Pondok Pesantren
15
Episode 15 Tahun Ajaran Baru
16
Episode 16 Guru Favorit
17
Episode 17 Adiku Tunangan
18
Episode 18 Tes CPNS
19
Episode 19 Bestiku Melepas Masa Lajangnya
20
Episode 20 Murid Andalan Pindah
21
Episode 21 Upaya Perjodohan
22
Episode 22 Adiku Menikah
23
Episode 23 Mengajar di Lima Sekolah
24
Episode 24 Tamu yang Tidak Disangka
25
Episode 25 Guru Baru Penasaran dengan Tahnia
26
Episode 26 Mimpi yang Aneh
27
Episode 27 Derita Menjadi Cambuk Tahnia
28
Episode 28 Uwanya kapan Menikah?
29
Episode 29 Persiapan Ujian Nasional
30
Episode 30 Petualangan Ke Kota Garut
31
Episode 31 Menjemput Rizki di Wilayah Sendiri
32
Episode 32 Petualangan ke Karawang
33
Episode 33 Mengikuti Seleski Beasiswa Kuliah S-2 di Perguruan Tinggi Ternama
34
Episode 34 Umi Menikah
35
Episode 35 Konsekuensi Hidup Sendiri
36
Episode 36 Lulus Seleksi Beasiswa Magister
37
Episode 37 Persiapan Kuliah Magister
38
Episode 38 Nikmatnya Kuliah Beasiswa Magister
39
Episode 39 Silaturohim Murid ke Gurunya
40
Episode 40 Kecopetan di Bis
41
Episode 41 Program yang Error Menjelang Ujian
42
Episode 42 Ujian...
43
Episode 43 Dilema Judul Tesis
44
Episode 44 Mengistikhorohi Judul Tesis
45
Episode 45 Kuasa Allohu Robbi
46
Episode 46 Kehendak Alloh Ujian Kesabaran
47
Episode 47 Tiga Tawaran Mengajar di Perguruan Tinggi
48
Episode 48 Ajakan Ta'aruf
49
Episode 49 Wisuda Magister
50
Episode 50 Hasil Istikhoroh Mengajar di Perguruan Tinggi
51
Episode 51 Luluh
52
Episode 52 "Bukankah sekarang ada yang sedang dekat? "
53
Episode 53 Diwawancarai
54
Episode 54 Pertemuan Pertama
55
Episode 55 Istikhoroh yang Tiada Hasil
56
Episode 66 Inikah PetunjukNya???
57
Episode 57 Bayi itu Ditimang oleh Ayahnya
58
Episode 58 Kontradiktif...
59
Episode 59 Belum Ada Hasil Juga
60
Episode 60 Penetapan Hati Pengambilan Keputusan
61
Episode 61 Berjalan Bersama
62
Episode 62 Tahnia Tahnia Tahnia
63
Episode 63 Bersama Keluarga Deni
64
Episode 64 Mimpi yang Sama
65
Episode 65 Hasil Istikhiroh Tak Tersampaikan
66
Episode 66 Respon Mama Deni

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!