Dua tahun lebih Tahnia mengajar di sekolah yang dekat dengan rumahnya. Ia tak berani melamar ke sekolah negeri karena kemarin-kemarin kuliahnya belum lulus, termasuk ga berani melamar ngajar di almamaternya sekolah favorit di daerahnya.
Setelah wisuda Tahnia seolah memiliki kekuatan untuk mencoba melamar ke almamaternya. Ia pergi ke sekolah almamaternya, tiba di sekolah Tahnia hanya diam di halaman kantor karena malu dan bingung menemui siapa. Tahnia memberanikan diri bertanya ke salah satu gurunya, dan ia disarankan untuk menemui kurikulum. Namun ketika itu wakasek Kurikulumnya sedang dmtidak ditempat karena waktu itu libur kenaikan kelas. Tahnia disarankan menghubunginya melalui telpon karena katanya ada guru yang akan mutasi ke Jakarta, kemungkinan sekolah memerlukan pengajar fisika.
Tahnia mencoba menghubungi Pa Yayat via telpon, dan alhamdulillah tersambung, Tahnia memperkenalkan diri dan menyampaikan bahwa menurut info sekolah memerlukan guru fisika, Tahnia mau mencoba ngajar.
PanYayt menjawab, iya benar bahwa akan ada guru yang mutasi ke Jakarta guru fisika sehingga nanti sekolah kekurangan guru fisika. Jika mutasinya jadi nanti akan dikabari. Pa Yayat merasa senang karena tidak perlu mencari guru pengganti.
Tahnia menunggu kabar dari sekolah apakah mutasinya jadi atau tidak. Namun setelah beberapa hari belum ada kabar juga.
Tahnia ikut dengan umi kerumah sepupunya yang suaminya mencalonkan jadi kades. Dirumah sepupunya sibuk sekali, tamu datang tak henti-hentinya. Umi dan tante-tantenya umi membantu sepupu Tahnia menyiapkan makanan untuk para tamu. Seharian mereka di rumah sepupu Tahnia, bahkan umi sampai menginap.
Tahnia pulang ke rumah dan ketika sampai diteras, tetangga bilang
"Tadi ada dari SMAN 1 nyari Tahnia, besok katanya ke sekolah"
"Terimakasih banyak infonya" jawab Tahnia dengan girangnya. karena ada kemungkinan Tahnia jadi ngajar di almamaternya.
Besoknya dengan penuh semangat Tahnia pergi ke sekolah almamaternya. Ia menemui Pa Yayat wakasek kurikulum. Alhamdulillah Beliau ada.
"Guru pengajar Fisika jadinkutaisnyabke Jakarta, karena itu disini kurang guru fisika. Apa Neng Tahnia bisa ngajar fisika?"
"In syaa Alloh bisa Pa" Jawab Tahnia dengan semangat.
"Iya dari teknik masih nyambung ya ke Fisika, apalagi Neng Tahnia dulu disini jurusannya Fisika" Sahut Pa Yayat.
"Maaf Pa kira-kira untuk jadwalnya hari apa ya? soalnya saya juga ngajar di sekolah swasta, biar ga bentrok" tanya Tahnia.
"Untuk jadwal belum pasti, paling nanti lihat dulu saja disini baru ke swasta" jawab Pa Yayat.
"Baik kalo begitu, terimakasih banyak Pa" sahut Tahnia. Tahnia pun pamit untuk pulang.
Tahnia pulang dengan bahagianya. Dia harus menyiapkan bahan ajar, yang dapat difahani oleh siswa dan mereka senang belajar fisika.
Tahnia pun pergi ke Bandung mencari buku fisika yang dapat digunakan sebagai buku pegangan untuk guru. Ia melihat beberapa buku dan diambiknya satu buku yang dianggap paling mudah untuk difahami.
Tahnia membuat rencana mengajar dipertemuan pertama yang dapat menjadi patokan untuk pertemuan-pertemuan berikutnya.
Hingga akhirnya tahun ajaran baru pun mulai, Tahnia datang kembali sekolah sekitar pukul 06.30an karena ia tidak mau terlambat masuk.
Disalaminya setiap guru dan pegawai yang ada di sekolah almamaternya.
"lulusan tahun berapa? " tanya salah satu guru.
"1996 Bu" jawab Tahnia.
"Oh ya jurusan fisika satu-satunya ya?" Tanya guru berikutnya
"Iya Bu" jawab Tahnia lagi.
Kemudian Tahnia bertemu dengan pamannya, suami tantenya yang juga mengajar fisika.
"Eh Neng ngajar disini juga?" tanya pamannya
"Iya Pa" Jawab Tahnia singkat.
Tahnia sadar betul ini kantor sehingga harus bersikap formal juga.
Meski memiliki paman yang sudah lama ngajar di sekolah almamaternya Tahnia tidak menggunakan pamannya itu untuk bertanya info lowongan guru, karena Tahnia tidak ingin apabila ia diterima karena ia saudara guru yang ada disana, Ia ingin keterima diterimanya itu karena kemampuan Tahnia sendiri bukan karena yang lainnya.
Bapak Ibu guru lainnya mengetahui Tahnia keponakan salah satu guru disana setelah beberapa bulan berikutnya.
Seperti biasa ketika pertemuan pertama Tahnia membuat komitmen kelas, kontrak belajar fisika dengan Ibu Tahnia.
Tahnia memulai perkenalan, bertanya tentang cita-cita muridnya, serta mengingatkan bahwa belajar adalah salah satu bentuk ibadah, sehingga harus sungguh-sungguh.
Tahnia juga mengingatkan nilai yang ada di raport hasil penilaian dari keseharian, dari sikap, cara berpakaian, dari ulangan, tugas dan kehadiran. Sehingga setiap komponen itu harus diperhatikan. Selain harus mempersiapkan bahan pada setiap pertemuannya karena diawal pertemuan akan ada pre test dan diakhir pertemuan akan ada post tes.
Jika tidak mengerjakan oleh-oleh maka ada konsekuensinya, jika tidak ada atribut maka ada konsekuensinya juga.
Mereka menyepakati konsekuensi jika melanggar kesepakatan yang ada.
Setelah selesai membuat kesepakatan, Tahnia menyampaikan bahasan untuk satu semester dan mulai membahasa bab 1 dengan metode diskusi, tanya jawab dan ceramah. Setelah tidak ada lagi yang bertanya, dan sudah dibuat keseimoulan hasil belajar, sepuluh menit menuju bel pelajaran berakhir, Tahnia meminta mutidnya mengeluarkan kertas satu lembar dan menuliskan ilmu yang diperoleh hari itu, serta menuliskan kesan pesan pertama belajar fisika dikelas XI.
menjelang bel berbunya Tahnia memeprsilahkn murid-muridnya untuk mengumpulkan hasilnya.
Dan diakhiri dengan salam.
Para murid berkata "Wah lain kaki berarti harus konsentrasi ya karena diakhir ada ulangan"...
Tahnia hanya senyum saja mendengar ocehan anak2nya itu.
Tahnia mengajar di dua kelas XI A7 dan XI A8, masing-masing 4 jam sehingga dua hari ia datang ke sekolah itu. Ia juga diamanahi mendampingi siswa yang mengikuti ekstrakurikuler teknik elektro yang dilaksanakan setelah pulang sekolah.
Tiga hari lainnya Tahnia gunakan untuk mengajar di SMK tempat ngajarnya yang lebih dulu.
Setiap hari Tahnia menyiapkan bahan ajar dengan sangat baik, Ia menjelaskan materi tanpa melihat buku. Waktu itu masih jarang laptop maupun invokus. Sehingga Tahnia membuat bahan ajar berupa main map/uraian di buku yang dijadikan sebagai panduan dalam mengajar.
Tahnia membuat kelompok belajar agar siswa terbiasa mencari bahan sendiri dan berdiskusi. kemudian siswa menyampaikan hasil diskusinya didepan kelas. kelompok dan siswa lainnya menanggapi, mengomentari atau menambahkan.
Setelah itu Tahnia membuat quiz berupa cerdas cermat namun diundi kelompok mana dan nomor berapa yang harus menjawabnya. Sesi berikutnya Sesi rebutan. kelompok yang nilainya paling banyak diberi hadiah, salah satu hadiahnya yaitu kedepan membuat sebuah lagu...
"Bu ini pengalaman pertama yang tak akan saya lupakan, jadi juara tapi malah disuruh kedepan untuk bernyanyi" sahut salah satu siswi sambil tertawa terpingkal-pingkal...
Tahnia tersenyum dan memberikan argumen kenapa sang juara malah disuruh kedepan untuk bernyanyi... Pelajaran fisika menjadi pelajaran yang menyenangkan dan siswa siswi enjoy belajar fisika.
Tahnia merasa bahagia karena melihat semangat siswa dalam belajar. Hal ini menjadi motivasi Tahnia untuk membuat berbagai media dan metode agar murid-muridnua semakin enjoy belajar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Imas Rahayu
guru yang hebat banyak ide untuk membuat siswanya semangat belajar
2023-10-29
0