Waktunya untuk kontrak kredit mata kuliah. Semester ini harus mengontrak Tugas Akhir dan Skripsi. Tahnia berfikir untuk itu semuanya perlu biaya, namaun Tahnia tidak bisa mengandalkan umi yang tidak bekerja, juga kaka pertamanya yang sudah berkeluarga.
"Aku harus bisa menuntadkan kuliahku meski Abah Haji sudah tidak ada", fikir Tahnia. Dia teringat Abah Haji yang pernah mencoba dasi dan jas dengan bahagianya berkata " Nanti kalo mendampingi si Eneng Wisuda Abah mau pakai jas dan dasi ini", Abah Haji berjalan-jalan diruang keluarga dengan memakai jas dan dasi baru, membayangkan ketika anak yang dibanggakannya wisuda nanti. "Aku harus mewujudkan impian Abah Haji" ucap Tahnia. Hingga dia berfikir, untuk mencoba mengajar di sekolah yang dekat dari rumahnya, yang bisa dituju dengan jalan kaki sehingga tidak memerlukan ongkos.
Besoknya Tahnia mencoba mendatangi sekolah swasta yang dekat dengan rumahnya. 10-15 menit dia berjalan menuju sekolah tersebut, sampaikan akhirnya bertemu dengan kepala sekolah SMK tersebut. Tahnia menyampaiakn maksudnya untuk mengajar disana. Kepala sekolah bilang bahwa dia perlu guru matematika dan guru kima. Tahnia menyanggupi untuk menjadi guru matematika dan guru kimia. Kepala sekolah menyampaikan bahwa honor mengajar untuk awal tahun hanya 50% dari honor yang diterimanya setiap bukan, karena bulan Juli mengajar hanya dua pekan. Tahnia menyanggupinya, dan memberikan kesedihan waktu senin- rabu untuk mengajar kelas 1,2 dan 3.
Tahnia belum berani melamar ke sekolah negeri atau ke almamaternya karena ia malu belum menyelesaikan kuliahnya.
Tahnia berbicara kepada umi bahwa diakhir perkuliahannya ia harus membuat tugas akhir berupa alat dan laporannya serta skripsi, oleh karena itu perlu komputer, karena apabila harus ke rental komputer pasti harus mengeluarkan biaya yang banyak.
Umi memberikan uang yang diperolehnya dari santunan jasa raharja sebesar Rp. 2.500.000 kepada Tahnia sambil bilang "Umi cuma punya segini dan ini harus cukup sampai diwisuda". Tahnia berterimakasih kepada Umi, dan membelikan uang tersebut untuk seperangakat komputer dan sebuah printer.
Untuk memenuhi kebutuhan keseharian, umi menyalurkan bakatnya membuat makanan berupa jajanan yang dititip di warung. Tahnia pun ikut turun serta membantu, namun kadang tidak sesuai dengan keinginan umi sehingga akhirnya Tahnia membuat jajanan yang tidak dibuat oleh umi. Tahnia membuat donat atau gorengan. Setiap sore Tahnia membuat adonan donat, malam hari jam satu mencetaknya dan subuh menggoreng dan menghiasnya kemudian dititip di warung.
Tahun ajaran pun dimulai, ini hari pertama Tahnia ngehonor, pukul 06.40 WIB, ia pamit sama uni untuk pergi mengajar. Tahnia menelusuri jalan Kampung dan jalan raya, menyebrangi jembatan sampai akhirnya sampai di SMK tempat Tahnia mengajar. Tahnia berkenalan dengan guru lain. Kegaitan upacara pun dimulai, dan Tahnia mengikutinya dengan hidmat.
Setelah upacara Tahnia masuk kelas sesuai jadwal. Di pertemuan pertama Tahnia memperkenalkan diri kepada muridnya dan membuat kesepakatan belajar.
"1. toleransi 5 menit
tugas dan ujian harus karya sendiri/jujur
Ibu orang yang Baik makanya setiap akhir pertemuan pasti akan memberikan oleh-oleh agar kalian lebih memahami apa yang dipelajari, oleh karena itu harus selalu mengerjakan oleh-oleh, jika tidak nanti ada konsekuensi, apakah dikumiai, olahraga raga atau yang lainnya
harus selalu hadir kecuali jika sakit atau ada kepentingan.
Belajar harus fokus, jika tidak fokus harus siap mengerjakan soal/menjelaskan didepan.
Pakaian harus rapi dan beratribut lengkap"
Begitulah kesepakatan kelas yang diatawarkan oleh Tahnia.
Tahnia bertanya kepada siswa-siswinya apakah menyetujui kesepakatan tersebut atau tidak, dan murid-murid menyetujuinya. Di akhir pertemuan Tahnia membantu murid menyimpulkan hasil belajarnya hari itu dan tak lupa memberikan oleh-oleh berupa latihan soal dan memberitahu materi yang harus dipelajari untuk pertemuan berikutnya.
Hari pertama pun selesai dilalui dengan senangnya, Tahnia beranjak pulang dengan berjalan kaki ditengah teriknya mentari. Sampai dirumah Tahnia masuk kamar, sholat dan makan. Kemuadian Tahnia menyalakan komputernya untuk mulai membuat rancangan tugas akhir.
Setelah sholat ashar Tahnia siap-siap membuat adonan donat untuk dijualnya besok. Setelah selesai Tahnia menutup wadah yang berisi adonan tersebut dengan pastikan dan kain. Ia simpan dekat dengan lampu agar suhunya hangat.
Setelah isya Tahnia mempersiapkan bahan mengajarnya besok pagi. Ia merencakan pembelajaran agar menarik karena di SMK tersebut terkenal siswanya bertindak semaunya. Tahnia memiliki cita-cita muridnya agar bisa belajar dengan enjoy. pukul 22 Tahnia tidur, dan pukul 01 Tahnia bangun. Ia bergegas ke kamar mandi mengambil air wudhu dan sholat malam. Setiap malam Tahnia sudah terbiasa melaksanakan sholat tahajud, sholat hajat dan sholat istikhoroh. Nanti memohon kepada Alloh agar setiap pendengaran penglihatan, ucapan dan tindakannya snenatia berada dalam lindungan Alloh serta diberikan keikhlasan kesabaran dalam menjalani kehidupan yang teras berat ia jalani. Hidup harus mandiri menyelesaikan kuliahnya karena ayahnya yang selalu membela dan dekat dengannya telah tiada.
Setelah mendekatkan diri kepada Rabbnya Tahnia mengambil wadah adonan yang sudah dibuatnya, membuka nya dan mencetaknya. Satu-satu adina donat dia susun diatas nampan sampai waktu subuh pun tiba.
Setelah sholat subuh Tahnia menggoreng dan menghias donat, menatanya dan menitipkannya ke tetangganya untuk diantar ke warung.
Setelah itu Tahnia bersiap ke sekolah.
Tahnia masuk kelas, menyapa kabar murid-muridnya dan memeriksa oleh-oleh yang kemarin diberikan. Siswa yang tidak mengerjakan tugas diberikan kumis sebagi tanda tidak mengerjakan tugas.
Tahnia membentuk kelompok, setiap kelompok tersiru dari lima siswa dengan nomor 1 sampai 5. Kemudian Tahnia menginstruksikan agar setiap siswa berkelompok sesuai dengan nomornya. Setiap kelompok memiliki tugas tertentu. Setelah mereka berdiskusi selama 15menit, Tahnia meninstruksikan setiap siswa kembali ke kelompok awal yang terdiri dari nomor 1-5. Setiap siswa menyampaikan hasil diskusinya secara bergiliran, setiap siswa dalam kelompok harus memperhatikan dan harus menguasai semua yamga disampaikan oleh temannya karena nanti akan ada satu siswa dari setiap kelompok yang harus kedepan dan harus siap menyampaikan materi manapun. Setelah 20 menit berlalu Tahnja mengocok kelompok mana dan siswa nomor berapa yang harus kedepan.
"Kita kocok... kelompok 3.... kita lihat sisw nomor berapa yang harus kedepan..." Tahnia mengundi kembali "Nomor 5, silahkan kelompok 3 nomor 5 untuk kedepan".
Kemudian siswa dari kelompok 3 dan bernomor 5 kedepan menyampaikan bahan 1.
Setelah selesai Tahnia mempersilahakn siswa lain untuk menanggapi atau menambahkan, kemudian Tahnia dan murid membuat kesimpukannya.
Begitu terus dilakukan sampai semua bahan dibahas semuanya.
"Gimana belajar matematika hari ini, apakah senang?" tanya Tahnia.
"Senang Bu, asyik... " seru anak-anak...
"apa yang kalian peroleh hari ini? " Tanya Tahnia lagi
"Operasi pada Bilangan berpangkat Bu" sahut salah satu siswa ditimpali siswa lainnya.
Belpun berbunyi, Tahnia menyampaikan oleh-oleh serta bahansan selanjutnya, dan diakhiri dengan salam.
Hari demi hari dilalui Tahnia, kini ia memiliki tempat yang dapat membuatnya tersenyum, dan fikirannya rileks melihat kelucuan tingkah dan semangat murid-muridnya dalam belajar, dan otomatis menjadi semangat baginya untuk segera menyelesaikan kuliahnya agar ia dapat memberanikan diri mengajar di sekolah tempat dulu ia sekolah.
Setiap hari Kamis Tahnia pergi kekampus untuk bimbingan. Karena keterbatasan biaya, ia tidak mengontrak lagi. ia menjadi musafir dengan menginap di temannya, secara bergiliran agar tidak malu. Jika tidak langsung balik ke rumahnya Tahnia menginap di temannya, kadang di daerah dago di rumah sikembar, kadang di pajajaran atau di kiara condong di rumah sahabatnya. Untungnya Tahnia memiliki sahabat yang baik yang pintu rumahnya sellau terbuka jika Tahnia tidak pulang, mereka sudah seperti keluarga Tahnia. Oh tidak mereka lebih baik dari keluarga besarnya, karena mereka, sahabat-sahabat dan orang tuanya lebih peduli lebih tulus dibandingkan keluarga besarnya.
Karena ketika Tahnia sakit, dan ia ingin makan dengan daging ayam, neneknya tak memberikannya padahal dirumah neneknya masak daging ayam. Meski Tahnia sengaja bilang "Lapar pingin makan sama daging ayam" depan Ma Haji, namun beliau pura-pura tidak mendengar.
Sampai akhirnya umi memberikan uang untuk membeli ayam goreng, karena tak tega melihat anaknya yang baru pulih ingin makan daging ayam tidak diberi oleh neneknya. Sungguh hal yang sudah biasa, karena umi dan Tahnia bukan anak dan cucu kesayangan. perlakuan yang menyakitkan seperti inilah yang menjadi motivasi Tahnia untuk sukses agar bisa hidup sejahtera dan membalas perlakuan tidak adil tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Imas Rahayu
banyak kisah sedihnya yang baru ku ketahui
2023-10-29
0
_senpai_kim
Saya tak bisa berhenti membaca, ingin tahu kelanjutannya.
2023-09-10
0