Setelah wisuda Tahnia lebih fokus pada ngajarnya, para siswa sebagian besar merasa senang belajar matematika dan kimia dengan Tahnia. Meski ada siswa yang belum memaksimalkan kemampuannya, namun ia relatif mengikuti kesepakatan belajar yang sudah dibuat.
Ujian Sekolah pun telah tiba, Tahnia menyusun instrumen ujian praktik dan tes tulis untuk ujian sekolah. Ujian praktik dilakukan perorangan dengan menggunakan alat dan bahan seadanya. Tahnia memberikan waktu 30 menit untuk menyelesaikan rangkaian kegiatan praktik kimia. Siswa diberikan Lembar Kerja berisi tahapan pengerjaan praktik dan format isian hasil praktik.
Tahnia memanggil setiap siswa satu persatu sesuai urutan pada daftar hadir siswa. Ujian dilaksanakan dari pagi sampai siang hari. Stelah ujian praktik selesai Tahnia memeriksa hasilnya, merekap nilainya dan menyusun nilai Ujian Praktik pada format yang sudah disediakan.
Ujian praktik selesai begitupun dengan ujian tulis.
Terakhir siswa mengikuti ujian nasional.
Hasil ujian nasional pun sudah ada dan semua siswa dinyatakan lulus.
Siswa mengusulkan untuk mengadakan perpisahan yang tempatnya diluar sekolah yaitu ke Pangandaran. Sekolah mempertimbangkannya dan mendiskusikannya, dan akhirnya keinginann teraebut mendapatkan izin dari ketua yayasan.
Beberapa minggu berselang sekarang saatnya siap-siap untuk pergi ke Pangandaran. Tahnia sedang bersiap mengepak pakaian yang akan dibawanya. Siswa dan guru berkumpul di sekolah pukul 16.00 WIB. pukul 15.45 WIB Tahnia diantar ojeg pergi ke sekolah. Kendaraan yang digunakan adalah sebuah bis.
Delapan jam perjalanan sudah dilalui dan bis pun sampai di Pangandaran. Sesampainya di Pangandaran segera mencari penginapan. Dua rumah disewa, satu untuk guru, satu untuk siswa. Ibu-Ibu tidur di kamar, Bapak-Bapak di ruang tengah. Setelah sholat subuh, mereka segera bergegas ke pinggir pantai untuk melihat sunrice ditepi pantai nan indah. kemudian Tahnia bersama teman-temannya menelusi pantai mencari sarapan.
Mereka menikmati sarapan dan sebagian bekal dengan senda gurau. Mereka menikmati pantai dengan menjelajahi objek yang ada di Pangandaran. Setelah selesai mereka sibuk mencari cenderamata untuk keluarganya masing-masing. Setelah bada asyar mereka bersiap untuk kembali. Guru maupun murid sudah duduk pada kursinya masing-masing.
"Silahkan cek teman-temannya apakah sudah lengkap? Sudah ada semuanya? " Tanya seorang guru.
"Sudah Pa.... " Jawab para murid.
Bispun mulai melaju menuju kota kembang.
Beberapa kilo meter sudah dilalui, namun tiba-tiba seorang murid berteriak.
"Pak Bu si Asep belum ada di bis" Sahut Cecep.
Suami Kepala sekolah segera memeriksanya dan ternyata Asep memang belum ada...
"Dikira tadi dibelakang duduknya Pa karena waktu pergi juga Asep duduknya kadang dibelakang" Cecep menjelaskan lagi...
"Ya sudah kita balik lagi saja, kasian Asep pasti nyari-nyari bis dan temannya" Jawab suami kepala sekolah.
Bispun langsung balik kanan, menuju tempat parkir dimana Bapak Ibu naik bis. Sesampainya dilokasi dilihat Asep sedang kebingungan mencari teman-temannya.
Wajah Asep langsung bersinar kembali setelah melihat bis kembali.
"Hey Asep, kemana saja atu tadi, dikiria dusuk dibelakang... " teriak Cecep ketika pintu bis dibuka...
Asep segera berlari menuju pintu bis disambut sorakan teman-temannya.
"Iya tadi saya sudah masuk bis, namun kebelet ingin buang air kecil, jadi turun lagi terus membeli kaos, pas kembali ternyata bisnya sudah tidak ada... Saya sudah hawatir gimana kalo yang di bis ga menyadari saya tertinggal, Saya jadi orang pangandaran atu... " Canda Asep ketika ditanyai teman-temannya...
"Sudah tidak ada yang tertinggal lagi ya? jangan sampai kita bolak balik karena ada yang ketinggalan, nanti ga akan sampe-sampe kerumahnya" kata suami kepala sekolah.
"Tidak Pa.... Lengkap Pa" jawab murid-murid.
"Baca do'a lagi semoga perjalanan kita lancar selamat sampai rumah" pimpin salah seorang guru.
Merekapun berdo'a kembali dan bis melaju menuju kota kembang.
Setelah delapan jam bis sampai di sekolah. Semua siswa dan guru turun dari bis. Murid-murid ada yang dijemput dan ada juga yang menginap dirumah temannya yang dekat. Setelah memastikan murid-murid memiliki tempat singgah dan pulang kerumahnya, Tahnia pulang bersama dua temannya yang akan menginap d rumah Tahnia. Rumah kedua temannya jauh, danntidak ada yang menjemput serta tidak ada kendaraan umum karena sudah tengah malam.
Mereka bertiga jalan menelusuri, jembatan dan jalan raya, kemudian masuk jalan kampung yang gelap gulita tiada penerangan sedikitpun. Kedua teman Tahnia baru pertama kali melalui jalan itu sehingga mereka asyik ngobrol bertiga.
Di jalan raya yang sepi itu, Tahnia melihat dibelakang mereka ada dua laki-laki yang berjalan dengan cepat menuju mereka. Ada rasa khawatir dalam diri Tahnia, takut jika orang tersebut orang jahat, apalagi mereka akan melalui jalan Kampung menuju rumah Tahnia. Jalan yang akan dilalui dikenal sebagai jalan yang angker.
Tahnia mengajak temannya untuk berjalan agak cepat, sampai akhirnya mereka masuk jalan Kampung. Tahnia menengok lagi ke belakang hawatir dua laki-laki itu mengikuti, ternyata tidak. Yahnipun meresa lega meski dia was-was takut melihat sesuatu yang menakutkan.
Jalan nan sepi dan gelap pun sudah dilalui, alhamdulillah tidak ada sesuatupun yang dikhawatirkan terjadi. Tahnia mengetuk pintu rumah dan dibuka oleh umi.
"Assalamu'alaikum" sahut Tahnia dan teman-temannya.
"Mi ini teman ngajar Tahnia mau menginap disini karena tidak ada kendaraan umum dan tidak ada yang menjemput" sahut Tahnia
"Silahkan Neng cuma disinimah begini adanya" jawab umi dengan rendah hati...
"Barusan dari sekolah kesini dianter atau jalan? " Tanya umi
"Jalan Mi, karena bis ga bisa masuk kalo kesini mah" Jawab Tahnia
"Silahkan istirahat" Sahut umi kembali dan masuk kamar.
Tahnia membuatkan dulu minuman hangat untuk temannya ditemani kue seadanya. Setelah berbincang sebentar, merekapun masuk kamar dan terlelap menikmati heningnya malam.
Sebelum adzan subuh berkumandang mereka sudah bangun dan bergantian mengambil wudhu serta sholat subuh. Umi Seperti biasa pergi ke mesjid untuk sholat subuh berjamaah dan mengaji.
Setelah sholat subuh Tahnia bergegas menyiapkan sarapan untuk kedua temannya. Tahnia membuat nasi goreng kampung. Kedua temannya ber siap-siap untuk pulang.
Setelah selesai membuat sarapan Tahnia menyajikannya, dan mengajak kedua temannya untuk sarapan terlebih dahulu. Setelah selesai sarapan Tahnia ber siap-siap untuk ke sekolah.
Setelah pamit pada umi mereka bertiga berangkat bersama. Mereka susuri jalan yang malam mereka lalui.
"Bu Tahnia malam itu kita melalui oemakaman besar ini? " Tanya salah satu temannya dengan kagetnya karena baru tau bahwa tadi malam mereka berjalan melalui pemakaman yang sangat besar.
"Ia Bu, malam kita melalui jalan ini, emang Ibu baru tau ya kalo dipinggir jalan ini pemakaman yang besar? " Jawab Tahnia
"Saya baru tau Bu kalo ini pemakaman besar, karena tadi malam sikap Bu Tahnia juga biasa saja ga kaya takut, padahal kita melalui jalan ini hampir tengah malam ya" Jawab teman Tahnia
"Kalo tau jalan yang dilalui seperti ini kayanya tadi malam saya pasti ga akan ikut kesini, takut... " Sahut teman Tahnia sambil menurut mulutnya.
Tahnia hanya tersenyum melihat tingkat kedua temannya.
Sesampainya dijalan raya, Tahnia menunggu temannya mendapatkan kendaraan. Setelah kedua temannya mendapatkan kendaraan, Tahnia meneruskan perjalanannya menuju sekolah karena ia harus mengajar di kelas dua dan kelas satu. Tahnia seorang pribadi yang bertanggung jawab sehingga ia akan melaksanakan tugasnya sesuai ketentuan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Imas Rahayu
di makam itu sinyal komunikasi pake hp paling top
2023-10-29
0